Home / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 83. Berebut Emily

Share

Bab 83. Berebut Emily

Author: Silvania
last update Last Updated: 2025-03-20 16:10:31

Melihat Emily pergi, Arnold segera menyusul. Arlen yang menyadari hal itu berniat mengikuti, tetapi panitia acara memanggilnya. Ia hanya bisa menatap punggung Arnold yang menghilang di balik pintu kaca. Sudah pasti Arnold akan mengejar Emily.

Emily masuk ke dalam toilet dan menyeka keringatnya. Padahal ruangan ber-AC, tetapi tubuhnya terasa gerah. Tak bisa dimungkiri, ia merasa takut berhadapan langsung dengan Arnold.

Setelah menenangkan diri dan mencuci muka, Emily mengeringkan wajahnya dengan tisu lalu keluar. Saat melewati lorong tangga darurat, seseorang tiba-tiba menarik tangannya dengan paksa dan menghimpitnya ke dinding.

Jantung Emily berdebar kencang saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Arnold, lepaskan!" serunya, berusaha melepaskan diri.

Namun, genggaman Arnold begitu kuat.

"Sayang, kembalilah padaku. Aku mohon," ujar Arnold dengan tatapan penuh permohonan.

Emily tak tergerak.

"Tidak! Aku tidak akan kembali ke neraka itu!"

Emily terus meronta, ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 84. Berlian Yang Disia-siakan

    Arnold terdiam, bak ditikam belati hatinya mendadak perih. "Ikut aku keluar!" Arnold beranjak dari tempat duduknya dan berjalan lebih dulu sedangkan Robert mengikutinya di belakang. Meeting memang sedang rehat karena pihak penyelenggara rapat tertutup untuk memutuskan perusahaan mana yang memenangkan tender. Arnold menghempaskan tubuhnya di sofa lobby hotel, disandarkannya kepalanya sambil tangannya memijat keningnya yang berdenyut. "Nyonya Sarah meminta laki-laki bernama Sergio yang tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri untuk menusuk Anda hari itu dan Nyonya Sarah datang sebagai pahlawan yang menyelamatkan nyawa Anda," jelas Robert yang duduk di seberang Arnold. Arnold tidak habis pikir dengan apa yang barusan dia dengar, entah dirinya yang terlalu percaya ataukah Sarah yang terlalu pandai memerankan sandiwaranya. "Tapi Sarah berani sekali sampai mengorbankan dirinya, dia hampir kehilangan nyawanya dan setelah sadar dia juga harus menerima kenyataan menjadi mandul!" Bukanny

    Last Updated : 2025-03-20
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 85. Penyesalan

    Felix mengangguk, tampaknya masalah yang dihadapi sahabatnya sebelas dua belas dengan masalahnya. "Ternyata beristri dua itu memang tidak mudah," gumam Felix. "Tapi akhirnya kau bisa tahu mana yang batu kali dan mana yang berlian. Bukankah begitu?" "Ya, tepat sekali." Arnold dan Felix menghabiskan waktu hingga petang, kedua sahabat itu saling bercerita tentang masalah pribadi tanpa ada yang ditutup-tutupi. Begitulah mereka, walaupun terpisah jarak namun tidak mengurangi kadar kedekatan dan kepercayaan terhadap satu sama lain. Setelah mengantarkan Felix ke hotel, Arnold kembali ke kediaman orang tuanya. Arnold belum siap kembali ke rumah yang penuh dengan kenangan buruk yang sudah dia torehkan di hati Emily. "Arnold, ada apa denganmu?" Nyonya Ruby yang sedang duduk minum teh menyapa Arnold yang tampak kacau. Arnold mendudukkan dirinya di sofa seberang papa dan mamanya. Dia diam membisu, matanya terpejam. Tuan dan Nyonya William saling menatap. Tahu anaknya sedang ada ma

    Last Updated : 2025-03-21
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 86. Sarah Mendekam di Hotel Prodeo

    Sementara itu di Hotel Prodeo, Sarah duduk meringkuk di lantai. Sejak ditangkap, dia hanya diam dan tidak mau membuka mulutnya. Dan sudah hampir setengah hari Sarah ditahan di ruangan berukuran tiga kali tiga dengan lantai ubin yang dingin dan kotor. Tidak ada karpet mahal yang menutupi lantainya. Dan parahnya lagi, pengacaranya belum kunjung datang. 'Apa Arnold belum tahu aku ditahan? Tidak mungkin!' batinnya. Tadi Sarah sempat menghubungi Arnold tapi teleponnya tidak diangkat, Sarah akhirnya menghubungi Robert dan memintanya untuk menyampaikan kabar penahanannya kepada suaminya. Gembok dibuka, Sarah sontak menoleh, seorang petugas tengah berdiri di depan pintu jeruji besi. "Silahkan keluar, ada tamu untuk Anda!" Sarah langsung berdiri. "Itu pasti suamiku," gumamnya dengan senyum terulas di bibirnya. Sarah yakin sekali Arnold datang untuk menjemputnya dan dia akan keluar dari tempat laknat ini. Sarah berjalan dengan cepat mengikuti penjaga, namun saat melihat siapa yang se

    Last Updated : 2025-03-21
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 87. Bagaimana Jika Arnold kembali?

    "Apa Anda jadi menemuinya?" Penjaga tahanan yang tadi membawa Sarah kembali ke selnya bertanya karena laki-laki yang memegang kartu identitas advokat di tangan kanannya itu tidak beranjak dari pintu yang menghubungkan ruang besuk dan sel sementara di mana Sarah tengah berada. Laki-laki itu menggeleng, dia tidak tega melihat Sarah terpuruk sedemikian rupa. Tapi untuk membantunya pun pasti berat mengingat Arnold sudah menyiapkan tim pengacara terbaik untuk menuntut Sarah. Rio berbalik dan meninggalkan kantor polisi. Sarah sudah pasti tidak bisa ditemui dalam kondisi seperti ini dia pasti akan mengamuk dan meminta agar Rio membantunya keluar dari tahanan, namun itu sangat mustahil. Rio memutuskan untuk kembali ke kantornya untuk mempelajari kasus yang sedang menimpa Sarah, jujur Rio tidak menyangka Sarah seberani itu. Rio sendiri cukup terkenal di London, dia bahkan termasuk dalam daftar pengacara terbaik namun lawannya kali ini Arnold. Tidak mudah tentunya terlebih Sarah terbukti b

    Last Updated : 2025-03-21
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 88. Ingin Mengobati Luka

    Mendengar pertanyaan Arlen, Emily menghembuskan napasnya dalam, seolah ingin mengusir beban berat yang menekan dadanya. "Dia tidak bisa memaksaku!" suaranya terdengar tegas, meski ekspresi wajahnya tetap datar. "Bukankah aku berhak atas hidupku sendiri?" Arlen menghela napas, matanya menatap Emily dengan penuh pertimbangan. "Ya, kau berhak," katanya pelan, "tapi sayangnya, kau masih terikat dengan perjanjian kontrak dengannya." Mata Emily menyipit. Kontrak. Kata itu selalu mengingatkannya pada belenggu yang selama ini menjeratnya. Dia menelan ludah sebelum berbicara lagi. "Dia sudah melanggar kontrak itu, bisakah aku menuntutnya?" Sejenak, keheningan menyelimuti ruangan. Emily menggigit bibir bawahnya, pikirannya melayang pada masa lalu—pada kedua orang tuanya yang telah tiada. Mereka yang seharusnya melindunginya, justru menyerahkannya pada Arnold tanpa mempertimbangkan perasaannya. Namun, mereka sendiri akhirnya menjadi korban dari ambisi dan kekejaman pria itu. Arle

    Last Updated : 2025-03-22
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 89. Kabar Baik Dan Buruk

    'Sudah tahu status Emily sekarang masih abu-abu, bisa-bisanya aku meminta Emily membuka hati untukku,’ batin Arlen. Ia tidak ingin terdengar bodoh karena telah menanyakan hal yang tidak seharusnya. Emily menatapnya lekat-lekat sebelum akhirnya bibirnya melengkung membentuk senyum tipis. "Saya sudah tahu sejak awal kalau Tuan hanya bercanda." Ada nada sindiran dalam suaranya, membuat Arlen mengerjapkan mata. Ia tidak yakin apakah Emily benar-benar percaya bahwa ia hanya bercanda, ataukah wanita itu sengaja mengabaikan perasaannya. Bukankah malam dan siang tidak akan pernah bisa bertemu? Saat mereka berdua tengah meresapi isi hati masing-masing, seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka. "Cappuccino, jus jeruk, dan es krim coklat," ucap pelayan itu sopan. "Iya," jawab Arlen singkat, sekilas melirik semangkuk es krim yang diletakkan di tengah meja. Ada dua sendok di dalamnya. Setelah memastikan semua pesanan telah tersaji, pelayan itu menunduk hormat lalu beranjak pe

    Last Updated : 2025-03-22
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 90. Pacar Pura-pura

    Arlen kini tampak bersemangat. Dia meraih gadgetnya dengan cepat dan membuka email yang baru masuk. Bibirnya membentuk seringai kecil, matanya berbinar penuh antusias."Ini namanya kabar baik," ucap Arlen. Mike yang berdiri di depannya justru mengernyit bingung. "Kenapa ini bisa jadi kabar baik, Tuan? Bukannya Tuan sedang perang dengan Tuan Arnold?" Arlen mendongak, ekspresinya penuh percaya diri. "Justru itu. Ini kesempatan emas! Aku jadi bisa sering bertemu dengannya, terus memanas-manasi. Syukur-syukur dia terbawa emosi dan mau menceraikan Emily." Mike membelalakkan matanya, lalu tertawa kecil. "Wah, betul juga, Tuan! Saya tidak kepikiran sampai ke sana." Arlen menyeringai, kemudian bersandar ke kursinya. "Tapi ada satu hal lagi. Bisakah kau meminta Emily agar mau menjadi pacar pura-puraku?" Mike tersentak. "Kenapa tidak Tuan saja yang memintanya? Saya yakin Emily tidak akan menolak permintaan Tuan." Arlen mendengus kesal. "Aku bosnya. Kenapa malah kau yang menyuruhku?"

    Last Updated : 2025-03-22
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 91. Sayang?

    Sejenak Emily memejamkan matanya, apa memang harus begini jalannya agar Arnold melepaskannya? Emily mencoba mengingat lagi luka yang ditorehkan Arnold. Kalau Arnold saja pernah mempermainkannya dan memintanya datang ketika dia dan Sarah tengah memadu kasih, lantas Emily tidak seharusnya ragu berpura-pura menjadi kekasih Arlen. Toh hanya berpura-pura dan tidak akan melakukan hal yang di luar batas. Dengan satu tarikan nafas, Emily mengiyakan rencana Arlen dan Mike. "Oke! Aku setuju!" "Yes, bonus bakalan naik nih!" gumam Mike sambil menepuk meja. "Terima kasih, Emily!" "Aku yang seharusnya berterima kasih, kalian sudah bersedia membantuku." Hidup seorang diri tanpa ada seorangpun yang menemaninya, membuat Emily sangat menghargai bantuan yang sudah Arlen berikan padanya. Terlepas dari apapun masalah Arlen dengan Arnold, Emily tidak begitu peduli. Dia hanya ingin bebas, itu saja. Setelah selesai makan siang, Emily dan Mike kembali ke meja kerja masing-masing. Karena kebetul

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 199. Merusak Mood

    Yolanda bergidik ngeri saat membayangkan kejadian terakhir ketika ia tanpa sengaja memakan seafood. Seluruh tubuhnya gatal dan muncul ruam kemerahan; ia bahkan kesulitan bernapas waktu itu.Yolanda menggeleng lalu berpamitan pergi ke kamar kecil."Sayang, malam ini menginap di rumah Mama lagi, ya. Kerabat Papa dan Mama akan pulang besok, jadi masih ada satu malam lagi untuk kita berkumpul di rumah," ucap Nyonya Ruby.Emily mengangguk, meskipun sebenarnya ia merasa tidak nyaman bersama Tante Mandy dan Yolanda. Namun, karena mereka tidak sering datang ke London, Emily berusaha bersabar.Lima belas menit berlalu. Tiga orang pelayan datang membawa troli berisi makanan dan dengan sigap menyusunnya di atas meja.“Kemana Yolanda? Kenapa dia belum juga datang?” tanya Nyonya Ruby, menoleh ke arah toilet.Tak lama kemudian, Yolanda muncul dengan langkah gontai.“Yolanda, kau kenapa? Apa kau sakit?” tanya Nyonya Ruby cemas.“Perut Yola sakit, Tante. Bolehkah Yola pulang duluan?” rengeknya dengan

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 198. Mengambil Hati Nyonya Ruby

    Tidak ingin berdebat, Emily memilih untuk mengabaikan perkataan Yolanda dan tetap bersikap baik padanya.“Terima kasih sudah mengingatkanku, Adik Ipar,” ucap Emily sambil mengulas senyum manis, lalu menutup pintu kamarnya.Yolanda hendak membuka kembali pintu kamar, namun Emily sudah keburu menguncinya.“Kau!” geram Yolanda, lalu menendang pintu hingga membuatnya memekik kesakitan.“Aww... wanita sialan. Awas saja kau!”Dengan emosi yang tertahan, Yolanda kembali ke kamarnya sambil terpincang-pincang karena jempol kakinya bengkak.“Berani sekali dia mengabaikanku! Awas kau, Emily!” geramnya sembari membanting pintu kamar.Sementara itu, di kamarnya, Emily bergegas membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket, aroma percintaan semalam bahkan masih tercium samar.Emily mengendus pundaknya, wangi maskulin dari parfum Arnold masih menempel di kulitnya. Sesaat ia memejamkan mata sambil menghirup aromanya. Benaknya kembali dipenuhi slide demi slide adegan panas mereka semalam. Sentuhan Arnold

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 197. Hadiah Dari Emily

    Arnold menoleh ke belakang. Dilihatnya Yolanda berdiri di depan pintu dengan pakaian tidur super tipis, hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Lampu kamarmu mati?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah wajah Yolanda. Arnold menghindari melihat ke bawah karena, bagaimanapun juga, dia laki-laki normal. Yolanda mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan menghubungi kepala pelayan untuk mengganti bohlamnya. Masuklah ke kamar dan ganti pakaianmu!" Arnold berbalik dan meninggalkan Yolanda begitu saja, membuat wanita itu gusar setengah mati. Dia sudah berpenampilan semenarik mungkin, namun Arnold malah mengabaikannya. "Aku rasa tubuhku jauh lebih bagus dari Emily. Kau bergegas pergi karena tidak tahan melihat tubuhku yang indah ini, bukan?" gumamnya pelan sambil menatap punggung lebar Arnold yang semakin menjauh. Yolanda tersenyum miring. Awal yang bagus, batinnya. Ia pun masuk kembali ke kamarnya, sedangkan Arnold mempercepat langkah. Ia tidak ingin berlama-lama di luar, takut istrinya ke

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 196. Mengenalkan Emily Secara Resmi

    Semua mata menoleh ke arah asal suara. Arnold berdiri dengan wajah memerah, kedua tangannya terkepal sempurna di sisi tubuhnya. “Arnold!” Wajah Mandy mendadak pucat, begitu pula Yolanda. Ia langsung mencubit pinggang mamanya saking takutnya. “Jangan asal bicara kalau tidak tahu apa-apa!” Suara Arnold terdengar berat dan serak, rahangnya mengeras. “Coba katakan sekali lagi, Tante bilang apa?” tanyanya pelan namun penuh penekanan. Arnold berjalan menuju tempat Emily berada. Tatapannya tajam, siap mencabik siapa pun yang berani mengatai istrinya. “Kamu salah paham, Arnold. Tante tidak bermaksud seperti itu!” Suara Mandy bergetar. Walaupun masih muda dan hanya keponakan, Arnold sangat disegani oleh om dan tantenya. “Arnold tidak tuli, Tante!” Emily menggeleng pelan. Ia tidak ingin pesta kejutan ulang tahun Arnold diwarnai perdebatan antara tante dan keponakan—terlebih penyebabnya adalah dirinya. “Tante bisa jelaskan!” “Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku harap Tante mau memint

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 195. Dipermalukan Di Hadapan Keluarga Besar

    "Berlebihan bagaimana, bukankah ini sangat cantik?"Nyonya Ruby menarik pergelangan tangan Emily dan membawanya menuju tempat tidur king size milik Arnold.Di atas tempat tidur dihiasi dengan kelopak mawar merah berbentuk hati. Di samping kanan kirinya terdapat lampu hias berbentuk lilin yang membentuk huruf A dan E. Lilin aromatherapy di atas nakas."Dan yang paling penting ini."Nyonya Ruby membuka lemari pakaian Arnold dan mengambil sesuatu dari sana."Tada! Karena baju pesta mu berwarna merah, maka pakaian tidurnya yang warna hitam saja. Hmm, perfect!" ucapnya sembari menyerahkan baju dinas yang kemarin dibelikannya untuk Emily."Ah, kenapa Mama yang tidak sabar ingin segera malam. Kamu istirahat saja dulu, nanti kalau MUA nya datang , Mama akan memanggilmu!"Nyonya Ruby berlalu meninggalkan Emily yang mematung sambil memegangi lingerie yang hanya terdiri dari 2 piece terpisah, sangat tipis dan Emily tidak yakin ini bisa menutupi asetnya dengan benar.Terdengar helaan nafas berat.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 194. Ingin Membahagiakan Istri

    Mama tidak tahu Arnold suka warna apa, anak itu tidak pernah menolak saat Mama membelikannya dasi maupun kemeja, semua warna dipakainya.""Hmm, itu– Arnold suka warna merah dan hitam, Ma." Emily tahu saat Arnold memujinya ketika menggunakan pakaian dengan dua warna itu."Nice. Dua warna itu memang warna favorit, elegan dan menantang! Bungkus semuanya!" titahnya kepada Pramuniaga. Bukan hanya merah dan hitam tapi ada juga yang berwarna Navy dan Hijau botol dan warna lainnya."Ma, ini terlalu banyak!" tolak Emily halus. "Kau harus memakainya setiap malam agar suamimu tidak melirik wanita lain. Kau tahu, suami yang terpuaskan di rumah, tidak akan melirik wanita lain saat berada di luar."Emily tersenyum mendengar perkataan Nyonya Ruby. Mungkin ada benarnya tapi kembali lagi kepada orangnya. Kalau aslinya tidak setia, mau sepuas apa pun di rumah, pasti akan merasa kurang terus.Setelah membeli 'kado' untuk Arnold, Emily dan Nyonya Ruby makan siang bersama. Mereka menikmati santap siang d

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 193. Suamimu Suka Warna Apa?

    Wanita yang ingin merebut gaun Emily tadi akhirnya melepaskan gaunnya dan menghampiri Nyonya Ruby. "Tante!" sapanya dengan wajah sumringah. Sudah lama mereka tidak bertemu, terakhir saat Arnold menikah dengan Sarah. Setelah itu Yolanda tidak pernah lagi ke London. "Yolanda, kau bersama siapa? Mana ibumu, Nak?" Yolanda langsung memeluk Nyonya Ruby dan mengecup pipi kanan dan kirinya, mereka terlihat sangat akrab. "Mama ke toilet, Tante sendirian? Dimana Kak Arnold?" tanyanya sambil menengok ke belakang Nyonya Ruby. Tidak ada siapa siapa. "Tante tidak sendirian, Tante bersama menantu Tante!" ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arah Emily. Ekor mata Yolanda mengikuti kemana arah tangan itu terulur, dia sedikit shock saat menyadari wanita yang disebut tantenya menantu adalah wanita yang sama yang berebut gaun dengannya barusan. "Menantu? Istri Nicho?" tanyanya memastikan. Arnold baru bercerai, belum setahun lebih tepatnya, jadi tidak mungkin sudah menikah lagi, pikir Yolanda.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 192. Persiapan Pesta Kejutan

    Emily beranjak dari duduknya sambil membawa nampan berisi piring kosong. Lama-lama di dekat Arnold bisa membuatnya darah tinggi, jadi menghindar lebih baik daripada harus bertengkar untuk sesuatu yang tidak jelas. "Sayang, tunggu dulu!" Arnold bergegas mengejar Emily setelah menarik jas dan tas kerjanya. Dengan langkah kakinya yang lebar, secepat kilat Arnold sudah berada di sisi Emily. "Jangan bilang kau marah lagi padaku?" tanya Arnold penuh selidik. Lebih tepatnya Arnold takut istrinya marah lagi karena perkataannya barusan. "Aku marah kalau kau menuduhku berselingkuh." "Aku tidak menuduhmu, aku hanya menceritakan fenomena yang sekarang sering terjadi. Tapi aku percaya kamu," ucapnya sembari memeluk Emily dari belakang. Emily menoleh, Arnold pun tidak melewatkan kesempatan mengulum bibir ranum itu. "Syukurlah!" jawab Emily singkat, setelah Arnold melepaskannya. Emily melanjutkan langkahnya menuju dapur untuk meletakkan piring kotornya, sementara itu Arnold menunggunya di

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 191. Membayarnya Pagi Ini

    Arnold semakin merapatkan tubuhnya ke arah Emily. Hanya handuk yang melilit di pinggangnya, mempertegas keintiman yang memanas di antara mereka. "Karena sudah menolakmu," bisik Emily lirih, penuh penyesalan. "Kau ingin meminta maaf untuk itu?" gumam Arnold, matanya menyala penuh gairah. "Bagaimana kalau kau membayarnya pagi ini?" lanjutnya seraya menggigit pelan cuping telinga Emily. Seketika tubuh Emily menegang. Sensasi yang merambat cepat dari telinganya ke seluruh tubuh membuatnya menggigit bibir bawah agar desahannya tak lolos keluar. Ia tahu, ia takkan bisa menolak terlalu lama. Melihat Emily memejamkan matanya, Arnold menurunkan bibirnya ke rahang halus istrinya, mengecup perlahan. “Arnold!” desah Emily akhirnya pecah, napasnya tercekat oleh gelombang rasa yang mulai menguasainya. Dengan lembut tapi pasti, Arnold mengangkat tubuh Emily dan menurunkannya perlahan ke atas tempat tidur mereka. Ia kembali mengecupi leher jenjang yang begitu ia kagumi, jemarinya mulai bergerak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status