"Jangan berbicara sembarangan, Viola tidak mungkin mengkhianati ku."
Duke Aland tertawa, dia akan menyiksa perasaan Duke Cristin seperti perasaannya. Ia ingin melihat, sejauh mana Duke Cristin kehilangan Viola.
"Kamu merasakannya sama dengan perasaan ku dulu. Aku menahan sakit dan sekarang aku sudah memiliki Viola. Viola mu itu, dia pernah menginap di Villa ku dan kamu tahu apa yang terjadi pada kita. Satu wanita dan satu laki-laki di atap yang sama."
Duke Cristin semakin melundak, amarahnya tidak bisa di kendalikan.
"Kamu! Aku mempercayai Viola sebesar aku mencintainya." Duke Cristin hendak melangkah ke depan, namun di cegah oleh Kesatria Luis.
"Hentikan, Tuan! Kendalikan amarah Tuan. Kita tidak boleh memicu keributan di kediaman Duke Aland, tenanglah. Duke Aland tidak tahu keberadaan Nyonya, saya yakin. Duke Aland memancing amarah tuan. Jika nyonya mencintai Duke Aland, dia tidak mungkin pergi bersama pelayannya dan meninggalkan Duke A
Maaf kalau banyak typo, karena author baru belajar.
Sembilan bulan kemudian.Kehidupan keempat orang yang terjebak ke dalam lingkaran cinta itu berubah total.Kini Viola telah melahirkan seorang dua orang laki-laki. Kedua anaknya sangat mirip dengan Duke Cristin, seolah takut tidak di akui oleh Duke Cristin. Putra pertama ia beri nama Javier dan kedua ia beri nama Jasper. Untuk membedakan keduanya pun terletak pada tahi lalat. Javier memiliki tahi lalat di telinga kanannya sedangkan Jasper memiliki tahi lalat di telinga kirinya."Nyonya,"Viola mencoel pipi Javier, untungnya dia melahirkan secara normal dan butuh perjuangan ektra untuk melahirkan kedua buah hatinya. Tepat jam 12.00 malam dia melahirkan, hanya di temani oleh pelayan Milea dan Dokter.Dia tidak ingin ke rumah sakit dan memilih melahirkan di rumahnya saja."Dia mirip sekali, seandainya Duke tahu, apa dia juga merasa senang."Pelayan Milea melirik ke arah Jasper, bocah laki-lali itu menggesekkan kepalanya. Pertan
Malam harinya.Pelayan Milea membereskan pakaiannya, dia masukkan ke dalam koper berbentuk kotak itu. Sedangkan Viola, dia hanya diam seraya berdiri dan menggendong Jasper."Nyonya, aku akan mencari situasi di sana.""Terima kasih, maaf merepotkan mu.""Tidak, selama ini saya sangat senang membantu dan menjadi pelayan nyonya, sekarang nyonya istirahatlah. Nyonya pasti lelah."Viola mengangguk, dia dia antar oleh pelayan Milea ke kamarnya. Sesampainya di sana, pelayan Milea mengambil alih Jasper, lalu membaringkan tubuhnya ke box itu."Terima kasih banyak Milea," ujar Viola seraya memeluk pelayan Milea begitu hangat.Setelah selesai berpelukan, keduanya berpisah dan tidur di kamar masing-masing.CitCitSuara burung membangunkan Viola, dia membuka matanya, lalu menghadang silau matahari yang menerpa wajahnya."Ini jam berapa?"Viola beringsut turun, pertama kali yang ia lihat kedua bayi gembulnya. Keduany
Kesatria Luis pun memilih sembunyi, dia mengintip di balik karung. Menatap jeli ke arah pelayan Milea. Untuk memastikan dan meyakinkan hatinya. Kesatria Luis menyuruh seorang wanita menarik jubah hitam yang menutupi kepalanya itu dan sekali lagi, Kesatria Luis tercengang. Wanita itu benar-benar pelayan Milea, pelayan Nyonya kedua kediaman Duke.kesatria Luis memilih mendekat, dia ingin mendengarkan percakapan pelayan Milea dan orang suruhannya itu."Maaf Nyonya, maaf saya salah orang, saya kira nyonya adik saya."Pelayan Milea mendengus kesal, bisa saja akan ada orang yang mengenalinya dan rencananya akan gagal total. "Sudah tidak apa-apa, lain kali berhati-hati." Pelayan Milea kembali melihat ke depan. Dia mengabaikan wanita yang memunguti tomatnya itu, fokusnya hanya pada Duke Cristin dan yang lainnya, namun yang di cari malah menghilang."Kenapa aku bisa teledor sih? Seperti ini kan."P
"Dan saya takut, Duchess akan mengambilnya. Bukankah tujuan Duchess ingin membawa mereka. Kediaman Duke membutuhkan pewaris sah." Viola membenarkan perkataan pelayan Milea, dia akan mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Masa bodoh dengan perjanjian itu, dia tidak peduli lagi. OekOek "Nyonya sepertinya mereka haus," ujar pelayan Milea. Viola langsung berlari dan menghampiri putranya yang menangis itu di ikuti pelayan Milea. "Aku harus mengatakan ini pada tuan, tuan pasti senang," ujar Kesatria Luis meleset pergi. Dia pun menunggangi kudanya yang tak jauh dari sana. Selama di perjalanan, Kesatria Luis tidak berhenti sedikit pun. Seakan tubuhnya tidak perlu energi, sekedar minum atau makan. Baginya, informasi kali ini lebih penting dari kesehatannya sendiri. Sesampainya di kediaman Duke, Kesatria Luis langsung turun. Dia menyerahkan tali kudanya pada salah satu pengawal yang menghampirinya. "Dimana tuan?" "Tuan ada d
Sepanjang malam Duke Cristin berdiri di balkom sembari menyilangkan kedua tangannya di belakang punggungnya. Semua yang di alami oleh Viola karena semua kesalahannya. Memilih melihat dan menjaga dari jauh karena ia tidak mampu berhadapan langsung dengan Viola."Tuan." Duke Cristin sedikit menoleh, kemudian melihat matahari yang mulai nampak memancarkan cahaya keemasannya.Sudah pagi, itu artinya sebentar lagi dia sudah berangkat."Saya sudah menyiapkan semuanya."Duke Cristin memutar tubuhnya. "Apa kamu sudah tahu? Apa yang harus kamu lakukan?!""Iya Tuan,""Semuanya sudah siap Tuan," ujar Kesatria Luis."Tunggulah di luar, aku akan segera menyusul kalian." Perintah Duke Cristin.Selang beberapa saat, Duke Cristin telah bersiap-siap. Dia pun turun dan melihat Eryk di tangga terakhir. "Ayah, ayah mau kemana?""Eryk, maaf Ayah ada urusan di luar.""Duke mau kemana?" Sambar Duchess Lilliana yang tiba-tiba muncul dari
"Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu jangan memaksanya dan membuat Viola tahu semuanya."Duke Cristin tak ingin mengambil resiko. Lebih baik dia melihat dari jauh dari pada harus kehilangan mereka kembali."Dia akan datang sebagai pelayan yang membantu nyonya, sesuai permintaan Baginda, tapi kali ini. Bagaimana kalau kita merekayasa? Saya akan menyuruh Emma pura-pura pingsan, seperti rencana awal, tapi kali ini. Kita jangan menggunakan Emma menjadi pelayan tapi memiliki seorang bisnis. Dengan begitu, semuanya akan sesuai dengan rencana Tuan. Kita hanya perlu melakukan rencana berikutnya yaitu membuat Nyonya ikut ke kota dan bersama Emma. Tuan bisa lebih leluasa bertemu dengan kedua putra Tuan," ujar Kesatria Luis. Kali ini rencana yang awalnya mereka susun. Harus ia susun kembali untuk mempermudahkan majikannya menemui ke dua buah hatinya."Duke Cristin tersenyum, ia bangga memiliki bawahan seperti Kesatria Luis. Tidak sia-sia menjadikan Kesatria untuk kedia
Seminggu telah berlalu, Emma sangat antusias dan siap siaga menjaga dua baby boy sang majikan. Rencananya sangat lancar tanpa hambatan apapun, dengan mudahnya sang majikan mempercayainya, bahkan menganggapnya seperti kelurga.Kali ini dia akan mengutarakan maksudnya dan tujuannya, dia ingin membawa Viola dan pelayannya ke kota bersamanya. Rasanya dia sudah cukup meyakinkan mereka."Nyonya!""Jangan panggil aku Nyonya, panggil saja aku kakak," ujar Viola. Sudah berulang kali dia mengatakan pada Emma agar memanggilnya kakak, bukan embel-embel nyonya.Emma merasa tak nyaman, mana mungkin dia memanggil majikannya dengan sebutan kakak. Duke Cristin pasti memenggal kepalanya."Begini nyonya, saya ingin membawa nyonya ke kota dan Mia. Anggap saja sebagai balas budi dan nyonya sudah menganggap saya sebagai saudaranya nyonya, saya kesepian di kota nyonya," ujar Emma. Dia pura-pura menangis dan meng
Di rasa sudah tenang, Duke Cristin meletakkan baby Jasper ke keranjang bayi itu. Dia mengayunkan dengan pelan dan melihat mata itu mulai terpenjam. Duke Cristin mendekat, dia memberikan kecupan terindahnya di dahi sang putra.Melihat kedua putranya kembali tidur, Duke Cristin memejamkan matanya seraya menguap.Duke Cristin merenggangkan otot-otot tubuhnya, kemudian menaiki ranjang Viola. Dia menarik selimut itu sampai ke dadanya, lalu melingkarkan tangan kanannya ke perut Viola. menyandarkan kepalanya ke bahu Viola.Aroma mawar yang menenangkan, dia sangat suka aroma itu dan perlahan kedua matanya terpenjam.Di tempat lain.Duchess tak bisa tidur, dia memilih keluar untuk mengurangi beban pikirannya yang terus saja memikirkan Duke Cristin yang tidak pulang. Dia khawatir dan gelisah, takut terjadi sesuatu pada suaminya itu."Aku ingin ke kota. Siapkan kereta!" Perintah Duchess Lilliana. Sudah cukup dia melihat taman bunga di depan dan samping r