“Selamat pagi,” sapa Ceysa saat datang ke rumah Judy sambil membawa masakan. Olsen pun pergi bersama dengannya sambil menggendong Dizon.“Selamat pagi,” balas Judy dan Anton bersamaan. “Aku merasakan aroma kebahagiaan yang memancar dari wajah kalian berdua. Jadi siapa pria ini?” pancing Judy sambil melirik ke arah Olsen.Wajah Ceysa seketika merona merah, lalu bergelayut manja di lengan Judy. “Jangan menggodaku! Aku tahu kamu sudah mengetahui semuanya.”Judy tertawa mendengar apa yang Ceysa katakan, dia kemudian mempersilahkan mereka masuk dan menerima masakan yang Ceysa bawa. Setelah Judy menata semua hidangan di meja makan, mereka berkumpul untuk sarapan bersama.“Jadi kabar bahagia apa yang bisa aku dengar dari kalian,” tanya Judy.Olsen berdeham untuk menjernihkan suara. “Aku mengucapkan banyak terima kasih karena telah menolong dan menyelamatkan Ceysa. Dia merasa sangat bahagia di sini, tetapi kami tidak bisa terus tinggal di sini karena pekerjaanku, jadi aku akan membawa Ceysa p
Penat dengan pikirannya, Calvin memutuskan untuk pergi mencari hiburan. Dia mengendarai mobil dan pergi ke kota kecil yang terdekat dengan peternakan menuju sebuah bar yang selalu ramai dikunjungi warga sekitar.Sesampainya di sana, dia memesan minuman keras berharap bisa membuatnya lebih tenang. Satu gelas dia tenggak tetapi tidak ada perubahan, dua gelas dia tenggak dan hasilnya sama saja. Hingga akhirnya dia minum beberapa gelas sampai kepalanya berputar.“Kenapa takdir begitu kejam padaku?” racaunya di bawah kendali minuman memabukkan tersebut.“Jika dia memang bukan untukku, kenapa Tuhan tidak membiarkan aku melupakannya?” Calvin mulai menyalahkan Tuhan untuk mencari pembenaran.“Jika Tuhan itu baik, buat aku untuk bisa melupakannya.” Suaranya lebih keras hingga membuat beberapa orang yang di sekitarnya merasa terganggu.Calvin tersenyum sinis sambil memutar gelas yang sudah kosong di atas meja. “Kamu sungguh bodoh Calvin! Tuhan tidak mendengar doa pria mabuk sepertimu,” terdenga
Cameron menatap putranya penuh belas kasihan, dengan penuh hati-hati dia berkata, “mobilmu menabrak seorang gadis hingga terpental beberapa meter dari tempatnya berada.”“Lalu bagaimana keadaan gadis itu sekarang?” tanya Calvin dengan nada bergetar.Raut wajah Cameron seketika berubah menjadi sendu. “Gadis itu masih koma dan dokter mengatakan jika kemungkinan dia akan lumpuh. Entah permanen atau sementara, dokter belum bisa memastikannya.”“Apakah itu artinya aku akan dituntut dan dipenjara?” Calvin memastikan nasibnya.“Jika gadis itu bangun dari koma, masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” terang Cameron.“Aku akan membayar semua pengobatannya, bilang pada papanya jika aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku dan tidak akan melarikan diri,” tegas Calvin.“Mama dan papa sudah bicara baik-baik dengan Jamie, tapi pria itu tidak hanya menuntut kita soal biaya pengobatan dan segala yang dibutuhkannya, namun juga menuntutmu agar menikahi putrinya saat gadis itu sadar nanti
Kenny mengalami mimpi buruk setelah kunjungan papanya. Ingatannya kembali ke masa lalu ketika melihat mamanya mendapat perlakuan buruk dan pukulan dari papanya. Dia yang masih kecil hanya mengintip dari balik tirai kamar, melihat bagaimana mamanya terbaring tak berdaya dengan darah segar yang keluar dari luka yang papanya sebabkan.Mimpi itu berlanjut saat dirinya menjadi dewasa, dia mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang mamanya dapatkan.Meski sudah berteriak minta ampun, papanya tetap saja memukulnya gara-gara dia tidak memberikan uang yang papanya minta karena tahu uang itu hanya akan digunakan untuk berjudi dan mabuk, sedangkan mereka juga butuh makan.Sering kali dia melarikan diri di sela pukulan papanya, tetapi entah kenapa kakinya kini tak bisa digerakkan. Dia berusaha menyeret kakinya, tetapi sia-sia saja. Rasa sakit di tubuhnya menjalar ke seluruh tubuh.Di dalam tidur dia menangis terisak, rasanya seperti terseret dalam kegelapan hingga dirinya tenggelam di dalamnya.
Kenny mempertimbangkan kesempatan emas yang datang padanya, ingin sekali diambilnya dan berlindung dalam penjagaan Calvin untuk menghindari siksaan papanya, namun hati nuraninya mengatakan hal yang sebaliknya, tidak seharusnya pria baik itu terseret dalam masalah dirinya dengan papanya.“Kamu tidak perlu merasa bertanggung jawab atasku karena sebelum kecelakaan ini terjadi, aku memang sudah tidak memiliki masa depan, bahkan aku tidak memiliki mimpi apapun dalam hidupku.” Kenny mengucapkan hal tersebut tanpa emosi yang malah membuat Calvin semakin khawatir.Orang normal yang mengalami masalah seperti Kenny seharusnya merasa sedih atau marah, apalagi kelumpuhan kakinya bukan hal sepele yang bisa diabaikan begitu saja.“Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak memiliki mimpi. Kenapa kamu berusaha memendam emosimu? Jika kamu merasa sedih, kamu bisa menangis. Jika marah, kamu bisa berteriak memakiku bahkan memukulku,” ujar Calvin membuat Kenny menoleh dan menatapnya.Senyum masam terk
Keesokan harinya, Jamie datang membuka pintu kamar rawat putrinya dengan kasar. “Kenapa pria brengsek itu tidak menghubungiku untuk membahas pernikahannya denganmu?”“Aku yang menolak pernikahan itu karena aku tahu rencana licik papa,” terang Kenny.“Dasar bodoh! Siapa yang akan merawatmu ketika kamu tidak bisa melakukan apa pun? Siapa yang akan memberimu makan? Apakah kamu tidak sadar jika sekarang sudah menjadi wanita cacat? Tidak akan ada pria yang mau menikahimu. Jangan harap aku akan memberimu uang,” murka Jamie.Mendengar perkataan menyakitkan dari papanya, air mata Kenny langsung meleleh keluar. Di saat keadaannya tidak baik-baik saja seperti sekarang ini, seharusnya papanya memberinya semangat dan tidak merendahkannya, namun yang terjadi malah sebaliknya, mulut pedas papanya berhasil menghancurkan hatinya, membuat rasa percaya dirinya runtuh.Sambil mengumpulkan keberanian, Kenny berkata, “seharusnya aku menjadi tanggung jawabmu bukan tanggung jawab seorang pria asing yang sama
Kenny mengira persiapan yang Calvin katakan adalah persiapan sederhana karena pernikahan mereka hanya dihadiri keluarga inti, namun sungguh mengejutkan ketika orang tua Calvin membawa tim penata rias untuk mengubah penampilannya.“Apakah ini tidak terlalu berlebihan? Bukankah tidak banyak orang yang hadir?” tanya Kenny menatap gaun pengantin yang dikenakan. Dia merasa tidak sempurna mengenakannya karena gaun itu terlipat kusut di antara tubuh dan kursi roda yang menopangnya.“Tentu saja tidak, hari ini adalah momen sakral kalian yang hanya sekali seumur hidup, sudah sepantasnya kamu berdandan cantik dan anggun.” Cameron menjawab protes calon menantunya.Tatapan Kenny berubah menjadi tatapan nanar mendengar jawaban Cameron yang berharap banyak padanya padahal pernikahannya dengan Calvin tidak memiliki masa depan, bahkan mereka sudah sepakat bercerai sebelum pernikahan digelar.Kenny hanya tersenyum masam menanggapi, menahan gejolak di dalam hati karena merasa telah membohongi kedua ora
“Apakah kamu keberatan jika kita satu kamar?” Calvin balik bertanya untuk memastikan kenyamanan Kenny.“Aku …” Kenny menggantung ucapannya karena malu jika mengatakan jika dirinya merasa senang mereka bisa satu kamar, rasanya terlihat dirinya sedang melemparkan diri pada Calvin.Raut ragu di wajah Kenny ditangkap berbeda oleh Calvin, mengira jika istrinya itu merasa keberatan dengan kamar mereka yang menjadi satu.“Kita tidak mungkin tidur di kamar terpisah karena mamaku sering ke sini. Dia akan curiga jika pernikahan kita tidak serius. Aku harap kamu bisa mengerti,” terang Calvin mengira jika itu bisa menenangkan Kenny.Namun untuk kesekian kalinya Kenny harus menelan kekecewaan karena ternyata masalah kamar pun mertuanya masih ikut campur dan Calvin tidak benar-benar berharap mereka berada di dalam satu kamar.“Bagaimana denganmu? Apakah kamu merasa keberatan?” Ganti Kenny memastikan apa mau suaminya sebenarnya.Tak langsung menjawab, Calvin meletakkannya ke atas ranjang dan menjauh
Kenny terbangun dengan wajah tampan Calvin yang tidur pulas di depannya, nafas pria itu berhembus teratur mengenai keningnya. Aroma mint memenuhi indra pembaunya bercampur aroma tubuh Calvin yang maskulin.“Suamiku sangat tampan,” gumamnya pelan agar tidak membangunkan Calvin.Tangannya terasa gatal untuk menyentuh bibir tebal suaminya, permukaan hangat yang menyentuh permukaan jarinya mengingatkan bagaimana bibir itu membuatnya berteriak berkali-kali.Tak sampai di situ, tangannya bergerak untuk merapikan rambut Calvin yang berantakan. “Kamu terlihat sangat seksi dengan rambut berantakan, ini adalah pemandangan indah yang bisa aku nikmati setiap pagi dan aku bersyukur atas hal ini.”Setelah puas mengagumi suaminya, Kenny turun dari ranjang untuk membersihkan diri, namun belum sempat melangkah, cairan bening mengalir dari inti miliknya. Awalnya dia hanya membeku menatap air yang mengalir di kakinya dan membasahi lantai kamar, namun beberapa detik kemudian kontraksi yang sangat menyaki
Akibat perkataan Olsen dan Ceysa tentang perjodohan anak mereka, Calvin dan Kenny sepakat meminta pada dokter agar tidak diberitahu jenis kelamin anak mereka untuk menghindari tersedotnya pikiran mereka tentang permintaan konyol tersebut.Setelah kehamilan Kenny berjalan lebih dari 9 bulan, mereka mengkhawatirkan hal lain karena Kenny tak kunjung mengalami kontraksi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Calvin membawa istrinya ke dokter.“Apakah kandungan istriku baik-baik saja? kelahiran anak kami sudah mundur dua minggu dari jadwal yang seharusnya,” terang Calvin.“Aku akan memeriksanya terlebih dahulu,” ujar dokter yang menangani kehamilan Kenny.Dokter itu menyiapkan alat USG untuk memeriksa kondisi bayi yang ada di dalam kandungan Kenny. “Air ketubannya masih bagus, keadaan bayinya juga sehat. Kepala bayinya sudah berada di bawah dan posisinya normal.”Penjelasan dokter membuat Calvin dan Kenny cukup lega.“Jika dalam beberapa hari istriku belum juga kontraksi, apa yang h
Kenny menangis di depan gundukan tanah merah yang masih basah, dia masih tidak percaya jika nasib papanya akan berakhir tragis. Calvin masih setia berdiri di samping istrinya sambil memeluknya, menunggu Kenny mengikhlaskan kematian papanya.“Udara sudah mulai dingin, sepertinya akan turun hujan. Apakah kita bisa pulang sekarang? Ingat kesehatan dan janin yang sedang kamu kandung,” ujar Calvin lembut mengingatkan istrinya.“Apakah kamu berpikir jika papa sudah bahagia sekarang?” tanya Kenny seolah tak mendengar perkataan suaminya.“Ya, papamu sudah bahagia. Dia sudah bersama mamamu dan berharap kamu pun juga bahagia di dunia ini,” ujar Calvin.Kenny menengadahkan wajah menatap langit yang mendung. “Kamu benar, papa dan mamaku sudah bahagia di sana. Ayo kita pulang sekarang.”Dengan hati-hati, Calvin menuntun istrinya masuk ke mobil lalu membawanya pulang.Beberapa hari berlalu Kenny masih tenggelam dalam kesedihan, dia lebih banyak diam dan sangat jarang tersenyum. Hal tersebut membuat
Kenny berusaha lari sekencang-kencangnya agar tidak tertangkap papanya, namun kakinya terasa berat. Dia menoleh ke belakang untuk tahu seberapa jauh jaraknya dengan papanya, hal tersebut membuat keseimbangannya hilang, kakinya tersandung dan hampir jatuh, tubuhnya oleng ke depan dan menabrak seseorang dengan keras.Trauma tentang penculikannya di masa lalu membuatnya berusaha memberontak dari cengkeraman orang yang ditabraknya, dia tidak ingin tertangkap dan dijual lagi oleh papanya.“Kenny, ini aku,” ujar orang itu berusaha menenangkan.Mendengar suara yang tidak asing itu, indra penciuman Kenny langsung menangkap aroma yang selalu dia rindukan. Dia menegakkan wajah dan menatap pria yang memeluknya erat. Air mata yang membuat penglihatannya kabur, tidak menghalanginya untuk mengenali pria tersebut.“Calvin …” gumamnya pelan, lalu pingsan di pelukan suaminya.Fortin yang melihat tatapan membunuh Calvin, menghentikan pengejarannya dan memilih untuk kabur.Jika saja Kenny tidak sedang p
5 tahun kemudian …Musim dingin melingkupi peternakan Nelson membuat hewan-hewan tak bisa keluar dari kandang, begitu juga pemiliknya. Calvin menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan itu sangat merepotkan Kenny.Seperti pagi ini disaat mereka seharusnya sarapan, keduanya masih terkunci di dalam kamar. Wajah Kenny memerah penuh keringat hingga lupa jika saat ini sedang musim dingin, nafasnya memburu kasar ketika Calvin terus bergerak di atasnya.Selama beberapa minggu terakhir pria itu tak pernah bisa jauh darinya, apalagi setelah memasuki musim dingin, sikap Calvin semakin parah. Awalnya Kenny merasa senang ketika suaminya mengikutinya kemanapun dia pergi, tapi semakin lama dia merasa kesal karena akhirnya berujung seperti saat ini.“Aroma tubuhmu sangat menggoda, kamu benar-benar menjadi canduku.” Jantung Calvin berdetak cepat saat mengatakannya.Kenny terpekik ketika Calvin menaikkan tempo gerakan, miliknya terisi sangat penuh, dinding-dinding syarafnya terdesak hingga rasanya i
Kenny merenggangkan tubuh yang terasa pegal setelah melayani keinginan suaminya selama semalaman suntuk. Silau cahaya matahari yang sudah meninggi yang masuk dari jendela kamar, membuatnya harus meletakkan tangan di atas mata untuk melindunginya.Saat menoleh ke samping dia menemukan ranjang tempat Calvin berbaring telah kosong, tetapi dia tersenyum melihat buket bunga yang tergeletak di sana sebagai pengganti.Dia mengambil bunga itu lalu mencium wanginya, aromanya begitu menenangkan dan membuat hormonnya bersorak senang.“Calvin ternyata sangat romantis,” gumamnya sambil mengambil catatan kecil di buket tersebut.“Maafkan aku harus bangun lebih dulu dan tidak menunggumu. Aku tidak tega membangunkanmu karena telah membuatmu kelelahan semalam. Aku harus ke peternakan tetapi akan aku usahakan untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat karena aku tidak sabar ingin bersamamu kembali. Aku mencintaimu.”Suara Kenny menggema membaca catatan kecil dari suaminya. Dia menatap nama suaminya t
Tangan Kenny yang tadinya di dada Calvin kini berpindah mencengkram bahu pria itu ketika jari hangat menelusup masuk ke dalam dirinya, menyentuh lembut dan membangunkan syaraf yang tertidur.Kenny menyandarkan kening di ceruk leher suaminya, nafasnya tersengal tercekat merasakan sensasi panas yang merambat ke sekujur tubuh. Air dingin yang mengguyur tubuhnya tak lagi terasa dingin, gairah membuatnya terbakar.“Calvin …” desahnya meminta sesuatu yang tak dimengerti.“Aku suka mendengar suaramu memanggil namaku dengan nada seperti ini,” bisik Calvin lalu menaikkan dagu istrinya dan melumat bibirnya.Kenny menyambutnya dengan penuh gairah, bibir mereka bergerak menari di bawah guyuran air. Bahkan sesekali Kenny mengecap air tersebut untuk membasahi tenggorokannya yang kering sambil mengisi oksigen ke paru-paru.Pekikkan kecil lolos dari bibir Kenny yang setengah terbuka ketika bibir Calvin merambat ke dada dan mengecap puncaknya. Jari lentiknya menelusup masuk ke sela rambut suaminya dan
“Aku bisa menjelaskan semuanya,” ujar Calvin berjalan mendekati istrinya cemas.Ceysa menahan langkah Calvin. “Izinkan aku bicara berdua dengan Kenny.”Calvin menatap istrinya ingin tahu apa yang diinginkan. Dia tidak akan membiarkan Ceysa melakukan keinginannya jika Kenny tidak bersedia. Namun melihat ekspresi Kenny yang tidak menolak, dia pun mengizinkan Ceysa mendekati istrinya.Ceysa mendekati Kenny dan berkata, “Apakah kita bisa ke taman sambil minum teh? Aku akan menjelaskan semuanya.”Dengan anggukan kecil Kenny menyetujui ajakan Ceysa, mereka pergi ke taman untuk berbicara.Setelah duduk Ceysa berbicara terlebih dahulu. “Ada yang ingin Olsen bicarakan dengan Calvin, jadi kami datang ke sini. Aku harap kamu tidak salah paham karena aku dan Calvin tidak memiliki hubungan spesial, hubungan kami hanya sebatas sahabat.”“Aku tahu, Calvin sudah menjelaskan semuanya padaku, tetapi tetap saja kamu membuatku tidak nyaman saat berdekatan dengan suamiku. Aku masih butuh waktu untuk berad
Perkataan Calvin bukan hanya sebatas ancaman, siksaan itu dimulai ketika sesuatu merayap menyentuh tempat berharga dimana harta karun Kenny tersembunyi. Mata sayu Kenny menatap manik mata Calvin yang berbaring miring di sebelahnya.Desahan kecil terus lolos dari bibir Kenny tanpa bisa ditahan, ketika jari suaminya menelusup masuk menyentuh dinding sensitifnya. Tubuhnya menggeliat seirama dengan gerakan tangan Calvin yang menari di dalamnya.Goncangan, gesekan dan hentakan menjadi perpaduan yang sempurna yang mampu membawa Kenny ke puncak yang dirindukan. Tidak ada pria manapun yang bisa menyentuhnya seperti Calvin menyentuhnya saat ini karena dirinya hanya milik pria itu.Denyutan muncul, ketika dirinya tak mampu lagi membendung ledakan gairah. Tangannya mencengkeram bahu Calvin menyambut ledakan tersebut, tubuhnya melengkung indah diakhiri dengan teriakan siksa nikmat ketika gelombang itu datang.Tubuh Kenny terkulai lemas dengan nafas tersengal, pemandangan tersebut memberi fantasi