Mereka tidak berhenti setelah membuat berantakan meja makan dan ruang tengah, Calvin membawa istrinya ke kamar dan melanjutkan kegiatan yang menguras tenaga tersebut.“Apakah kamu lelah?” Calvin tidak ingin membuat kesehatan Kenny terganggu.Kenny menggeleng, tangannya bergerak lembut mengusap pinggang liat suaminya lalu turun ke tempat aset berharganya. Dia merasakan milik Calvin mulai bergairah kembali.“Kenapa semangatmu sangat mudah kembali?” sindir Kenny dengan wajah memerah, disaat jantungnya masih berdetak kencang dan miliknya masih berdenyut, tapi suaminya itu sudah siap untuk bertempur kembali.“Mungkin karena bersamamu,” jawab Calvin membuat hati Kenny melambung tinggi.“Aku ingin mengatakan sesuatu,” ucap Kenny membuat Calvin menatapnya serius.“Tentang apa?” tanyanya penasaran.“Setelah menjalani beberapa bulan terapi, kini kakiku sudah mulai merasakan sesuatu dan aku sudah bisa berdiri serta berjalan meski masih memakai alat bantu,” terang Kenny.Mata Calvin berbinar mend
Keringat dingin keluar dari dahi dan pelipis Kenny ketika berjuang berjalan merambat pada dinding dan akhirnya berhasil mencapai pintu kamar mandi. Meski nafasnya terengah, senyum lebar terkembang merasakan keberhasilannya.Sesampainya di kamar mandi, dia duduk di closet untuk mengatur nafas yang hampir habis lalu melakukan rutinitas di sana.Seperti yang Calvin katakan, seorang pekerja peternakan datang tepat setelah dia selesai bersiap. Pekerja itu mengendarai sebuah mobil dan membantunya untuk masuk ke mobil tersebut. Mereka bergegas pergi mengejar waktu kontrol yang dokter jadwalkan.Setelah sekian lama menanti dan berjuang, akhirnya kabar baik kabar baik pun datang. Dokter mengatakan jika tulang di kakinya sudah cukup kuat menopang tubuhnya, sarafnya sudah mampu merespon dengan baik sehingga dengan latihan rutin, dokter memastikan dirinya akan bisa kembali normal.Terapi kali ini berakhir dengan cepat, dokter memutuskan untuk melanjutkan ke sesi berikutnya agar mencegah cedera.S
Ceysa menatap peternakan Nelson nanar, hatinya gamang ingin turun dari mobil. Olsen menggenggam tangan istrinya lalu mencium punggung tangannya.“Apakah kamu yakin akan turun sendiri? aku bisa menemanimu untuk menemui keluarga Nelson.” Ada rasa khawatir dan cemburu yang Olsen rasakan melepaskan Ceysa pergi untuk menemui pria yang dulu pernah memiliki masa lalu bersama.“Calvin membutuhkanku, bukan sebagai orang yang mencintaiku tetapi sebagai sahabatku. Aku akan bicara padanya untuk meluruskan masa lalu kami,” terang Ceysa.Olsen mengeraskan rahang menunjukkan ketidaksukaan, tetapi Ceysa langsung tahu apa isi hati suaminya. Dia merengkuh pria itu lalu mencium bibirnya.“Aku akan menggantinya nanti malam, tahan rasa cemburu itu dan kamu bisa membalas dendam padaku nanti,” goda Ceysa.“Sebaiknya kamu cepat turun atau aku akan mengunci pintunya dan membawamu pergi dari sini,” ancam Olsen merespon rayuan istrinya.Ceysa tersenyum lalu kembali memberikan ciuman singkat, dia segera turun da
Tangan Kenny gemetar setelah mengirim pesan untuk Calvin tentang perpisahan mereka. Dia tidak menyangka jika pernikahan mereka akan berakhir dengan buruk. Calvin pasti akan menganggapnya sebagai wanita yang tak tahu diri dan tak tahu terima kasih, setelah semua pertolongan dan kasih sayang yang keluarga Nelson berikan, dia malah kabur begitu saja.“Bagus, sekarang kita tidak ada urusan lagi dengan keluarga kaya yang sangat pelit itu,” ujar Fortin melihat putrinya telah mengirim pesan kepada Calvin seperti yang dia mau.Dia kemudian merebut ponsel Kenny lalu membantingnya ke lantai hingga hancur.“Apa yang Papa lakukan?” protes Kenny.“Kamu tidak perlu menghubungi pria Nelson itu lagi, aku akan mengirimkan surat perceraian kalian dan membantumu mengurusnya,” kata Fortin lalu menyodorkan sebuah dokumen ke hadapannya.Kenny menatap nanar dokumen itu. “Aku tidak bisa berpisah dengan cara seperti ini, izinkan aku bicara baik-baik dengan Calvin.”“Bukankah kamu sendiri yang bilang jika pria
Kenny tidak menyangka dirinya kini sedang berhadapan dengan pria tampan yang menyelamatkan nyawa dan kehormatannya. Pria itu menyodorkan kwitansi pelunasan hutang yang dibayarkan untuk menembus dirinya.“Ini total uang yang aku keluarkan untukmu dan sebagai seorang pengusaha, aku tidak ingin dirugikan untuk masalahmu. Jadi apa yang bisa kamu berikan untuk bisa membayar hutangmu?” tuntut pria itu.Mata Kenny terbelalak kaget dengan nominal yang dibayarkan pria itu, sebanyak itukah papanya menjualnya? Bahkan seumur hidup pun dia tidak akan mampu melunasi hutangnya.“Kamu bilang jika hotel ini milikmu, izinkan aku bekerja di sini dan kamu bisa mengambil seluruh gajiku untuk melunasi hutangku,” ujar Kenny dengan solusi yang cerdas.Pria itu tampak memikirkan usul Kenny dan terlihat setuju dengan hal itu.“Tidak mungkin aku mengambil semua gajimu, aku akan memotong 50 persen dari gajimu sebagai cicilan pelunasan hutang. Sebagai gantinya kamu akan mendapat asrama gratis, sehingga kamu bisa
“Maaf jika aku mengganggu kalian, aku akan segera keluar setelah menyiapkan makanannya,” ujar Kenny sopan.Bukannya merespon perkataan Kenny, wanita itu malah menatap suaminya lalu berkata, “Apakah karyawan ini yang kamu ceritakan?”Kenny tertegun mendengar suami istri itu membicarakannya. “Apa yang kalian bicarakan tentangku?”Nada Kenny mengisyaratkan ketidaksukaan karena kehidupan pribadinya dijadikan bahan gosip.“Jangan berpikir macam-macam, suamiku hanya menceritakan apa yang kamu alami. Aku kagum dan bersyukur karena kamu bisa pulih dari trauma dengan cepat. Aku tahu apa yang kamu alami tidak mudah,” ujar istri Olsen yang membuat hati Kenny luluh karena apa yang diucapkan wanita itu terasa begitu tulus.“Terima kasih atas simpatinya, jika tidak ada Tuan Miller yang membantuku, mungkin masa depanku sudah hancur,” ucap Kenny.“Siapa namamu? Namaku Ceysa,” ujar wanita itu sambil mengulurkan tangan.Kenny segera membersihkan tangan yang kotor karena makanan lalu menjabat tangan Cey
“Kenny, tolong antarkan handuk ini ke kamar nomor 1005,” ujar rekan kerja Kenny.Meski pikirannya sedang berkecamuk dan tubuhnya semakin lemah karena pertemuannya dengan Calvin, tapi Kenny sadar jika harus bersikap profesional terhadap pekerjaan. Tanpa bantahan, dia mengambil handuk itu lalu pergi untuk mengantarnya.Dia menempelkan kartu ke pintu kamar untuk membukanya karena rekan kerjanya bilang dia hanya perlu menaruh handuk itu dan pergi secepatnya agar tidak mengganggu tamu yang menginap di kamar tersebut.Kemungkinan tamu itu belum ada di kamar karena masih ada urusan bisnis dengan rekannya.Tak ingin membuat masalah, Kenny secepat mungkin menaruh handuk ke atas ranjang sebelum tamu itu kembali ke kamar. Dia membalikkan badan hendak pergi, tetapi tubuhnya membeku ketika pintu kamar mandi di depannya terbuka dan keluar seorang pria yang sangat ingin dia hindari.“Ke-kenapa kamu di sini?” racau Kenny gugup menatap Calvin hanya memakai handuk kecil untuk menutup area sensitifnya,
Kenny merasa resah, duduk di ruang ganti baju sambil melamun. Dadanya terasa sesak mengingat kedekatan Calvin dengan Ceysa, mungkinkah pertemuan mereka yang semakin intens akan membuat Calvin semakin tak bisa melepaskan Ceysa? Padahal wanita itu sudah bahagia bersama suaminya.Sedalam apa perasaan Calvin sehingga tidak bisa menerima jika Ceysa sudah menikah? Wanita manapun tidak akan bisa meruntuhkan hati Calvin jika pria itu terus memasang dinding tebal.Pikiran itu terus berkecamuk, Kenny tenggelam dalam persepsinya sendiri, menyimpulkan apa yang dilihat.Semua kejadian beruntun terkait Calvin membuat mental dan emosi Kenny terganggu, dia berpikir, mungkin akan jauh lebih baik jika mengundurkan diri dari pekerjaan serta menjauh dari pria yang pernah dinikahinya itu.Helaan nafas terdengar berat menggema di dinding ruangan, ada hal lain yang mengganjal di hati sehingga dia tidak bisa serta merta meninggalkan pekerjaannya saat ini.Pertama karena Olsen sudah menolongnya, dia masih mem
Kenny terbangun dengan wajah tampan Calvin yang tidur pulas di depannya, nafas pria itu berhembus teratur mengenai keningnya. Aroma mint memenuhi indra pembaunya bercampur aroma tubuh Calvin yang maskulin.“Suamiku sangat tampan,” gumamnya pelan agar tidak membangunkan Calvin.Tangannya terasa gatal untuk menyentuh bibir tebal suaminya, permukaan hangat yang menyentuh permukaan jarinya mengingatkan bagaimana bibir itu membuatnya berteriak berkali-kali.Tak sampai di situ, tangannya bergerak untuk merapikan rambut Calvin yang berantakan. “Kamu terlihat sangat seksi dengan rambut berantakan, ini adalah pemandangan indah yang bisa aku nikmati setiap pagi dan aku bersyukur atas hal ini.”Setelah puas mengagumi suaminya, Kenny turun dari ranjang untuk membersihkan diri, namun belum sempat melangkah, cairan bening mengalir dari inti miliknya. Awalnya dia hanya membeku menatap air yang mengalir di kakinya dan membasahi lantai kamar, namun beberapa detik kemudian kontraksi yang sangat menyaki
Akibat perkataan Olsen dan Ceysa tentang perjodohan anak mereka, Calvin dan Kenny sepakat meminta pada dokter agar tidak diberitahu jenis kelamin anak mereka untuk menghindari tersedotnya pikiran mereka tentang permintaan konyol tersebut.Setelah kehamilan Kenny berjalan lebih dari 9 bulan, mereka mengkhawatirkan hal lain karena Kenny tak kunjung mengalami kontraksi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Calvin membawa istrinya ke dokter.“Apakah kandungan istriku baik-baik saja? kelahiran anak kami sudah mundur dua minggu dari jadwal yang seharusnya,” terang Calvin.“Aku akan memeriksanya terlebih dahulu,” ujar dokter yang menangani kehamilan Kenny.Dokter itu menyiapkan alat USG untuk memeriksa kondisi bayi yang ada di dalam kandungan Kenny. “Air ketubannya masih bagus, keadaan bayinya juga sehat. Kepala bayinya sudah berada di bawah dan posisinya normal.”Penjelasan dokter membuat Calvin dan Kenny cukup lega.“Jika dalam beberapa hari istriku belum juga kontraksi, apa yang h
Kenny menangis di depan gundukan tanah merah yang masih basah, dia masih tidak percaya jika nasib papanya akan berakhir tragis. Calvin masih setia berdiri di samping istrinya sambil memeluknya, menunggu Kenny mengikhlaskan kematian papanya.“Udara sudah mulai dingin, sepertinya akan turun hujan. Apakah kita bisa pulang sekarang? Ingat kesehatan dan janin yang sedang kamu kandung,” ujar Calvin lembut mengingatkan istrinya.“Apakah kamu berpikir jika papa sudah bahagia sekarang?” tanya Kenny seolah tak mendengar perkataan suaminya.“Ya, papamu sudah bahagia. Dia sudah bersama mamamu dan berharap kamu pun juga bahagia di dunia ini,” ujar Calvin.Kenny menengadahkan wajah menatap langit yang mendung. “Kamu benar, papa dan mamaku sudah bahagia di sana. Ayo kita pulang sekarang.”Dengan hati-hati, Calvin menuntun istrinya masuk ke mobil lalu membawanya pulang.Beberapa hari berlalu Kenny masih tenggelam dalam kesedihan, dia lebih banyak diam dan sangat jarang tersenyum. Hal tersebut membuat
Kenny berusaha lari sekencang-kencangnya agar tidak tertangkap papanya, namun kakinya terasa berat. Dia menoleh ke belakang untuk tahu seberapa jauh jaraknya dengan papanya, hal tersebut membuat keseimbangannya hilang, kakinya tersandung dan hampir jatuh, tubuhnya oleng ke depan dan menabrak seseorang dengan keras.Trauma tentang penculikannya di masa lalu membuatnya berusaha memberontak dari cengkeraman orang yang ditabraknya, dia tidak ingin tertangkap dan dijual lagi oleh papanya.“Kenny, ini aku,” ujar orang itu berusaha menenangkan.Mendengar suara yang tidak asing itu, indra penciuman Kenny langsung menangkap aroma yang selalu dia rindukan. Dia menegakkan wajah dan menatap pria yang memeluknya erat. Air mata yang membuat penglihatannya kabur, tidak menghalanginya untuk mengenali pria tersebut.“Calvin …” gumamnya pelan, lalu pingsan di pelukan suaminya.Fortin yang melihat tatapan membunuh Calvin, menghentikan pengejarannya dan memilih untuk kabur.Jika saja Kenny tidak sedang p
5 tahun kemudian …Musim dingin melingkupi peternakan Nelson membuat hewan-hewan tak bisa keluar dari kandang, begitu juga pemiliknya. Calvin menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan itu sangat merepotkan Kenny.Seperti pagi ini disaat mereka seharusnya sarapan, keduanya masih terkunci di dalam kamar. Wajah Kenny memerah penuh keringat hingga lupa jika saat ini sedang musim dingin, nafasnya memburu kasar ketika Calvin terus bergerak di atasnya.Selama beberapa minggu terakhir pria itu tak pernah bisa jauh darinya, apalagi setelah memasuki musim dingin, sikap Calvin semakin parah. Awalnya Kenny merasa senang ketika suaminya mengikutinya kemanapun dia pergi, tapi semakin lama dia merasa kesal karena akhirnya berujung seperti saat ini.“Aroma tubuhmu sangat menggoda, kamu benar-benar menjadi canduku.” Jantung Calvin berdetak cepat saat mengatakannya.Kenny terpekik ketika Calvin menaikkan tempo gerakan, miliknya terisi sangat penuh, dinding-dinding syarafnya terdesak hingga rasanya i
Kenny merenggangkan tubuh yang terasa pegal setelah melayani keinginan suaminya selama semalaman suntuk. Silau cahaya matahari yang sudah meninggi yang masuk dari jendela kamar, membuatnya harus meletakkan tangan di atas mata untuk melindunginya.Saat menoleh ke samping dia menemukan ranjang tempat Calvin berbaring telah kosong, tetapi dia tersenyum melihat buket bunga yang tergeletak di sana sebagai pengganti.Dia mengambil bunga itu lalu mencium wanginya, aromanya begitu menenangkan dan membuat hormonnya bersorak senang.“Calvin ternyata sangat romantis,” gumamnya sambil mengambil catatan kecil di buket tersebut.“Maafkan aku harus bangun lebih dulu dan tidak menunggumu. Aku tidak tega membangunkanmu karena telah membuatmu kelelahan semalam. Aku harus ke peternakan tetapi akan aku usahakan untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat karena aku tidak sabar ingin bersamamu kembali. Aku mencintaimu.”Suara Kenny menggema membaca catatan kecil dari suaminya. Dia menatap nama suaminya t
Tangan Kenny yang tadinya di dada Calvin kini berpindah mencengkram bahu pria itu ketika jari hangat menelusup masuk ke dalam dirinya, menyentuh lembut dan membangunkan syaraf yang tertidur.Kenny menyandarkan kening di ceruk leher suaminya, nafasnya tersengal tercekat merasakan sensasi panas yang merambat ke sekujur tubuh. Air dingin yang mengguyur tubuhnya tak lagi terasa dingin, gairah membuatnya terbakar.“Calvin …” desahnya meminta sesuatu yang tak dimengerti.“Aku suka mendengar suaramu memanggil namaku dengan nada seperti ini,” bisik Calvin lalu menaikkan dagu istrinya dan melumat bibirnya.Kenny menyambutnya dengan penuh gairah, bibir mereka bergerak menari di bawah guyuran air. Bahkan sesekali Kenny mengecap air tersebut untuk membasahi tenggorokannya yang kering sambil mengisi oksigen ke paru-paru.Pekikkan kecil lolos dari bibir Kenny yang setengah terbuka ketika bibir Calvin merambat ke dada dan mengecap puncaknya. Jari lentiknya menelusup masuk ke sela rambut suaminya dan
“Aku bisa menjelaskan semuanya,” ujar Calvin berjalan mendekati istrinya cemas.Ceysa menahan langkah Calvin. “Izinkan aku bicara berdua dengan Kenny.”Calvin menatap istrinya ingin tahu apa yang diinginkan. Dia tidak akan membiarkan Ceysa melakukan keinginannya jika Kenny tidak bersedia. Namun melihat ekspresi Kenny yang tidak menolak, dia pun mengizinkan Ceysa mendekati istrinya.Ceysa mendekati Kenny dan berkata, “Apakah kita bisa ke taman sambil minum teh? Aku akan menjelaskan semuanya.”Dengan anggukan kecil Kenny menyetujui ajakan Ceysa, mereka pergi ke taman untuk berbicara.Setelah duduk Ceysa berbicara terlebih dahulu. “Ada yang ingin Olsen bicarakan dengan Calvin, jadi kami datang ke sini. Aku harap kamu tidak salah paham karena aku dan Calvin tidak memiliki hubungan spesial, hubungan kami hanya sebatas sahabat.”“Aku tahu, Calvin sudah menjelaskan semuanya padaku, tetapi tetap saja kamu membuatku tidak nyaman saat berdekatan dengan suamiku. Aku masih butuh waktu untuk berad
Perkataan Calvin bukan hanya sebatas ancaman, siksaan itu dimulai ketika sesuatu merayap menyentuh tempat berharga dimana harta karun Kenny tersembunyi. Mata sayu Kenny menatap manik mata Calvin yang berbaring miring di sebelahnya.Desahan kecil terus lolos dari bibir Kenny tanpa bisa ditahan, ketika jari suaminya menelusup masuk menyentuh dinding sensitifnya. Tubuhnya menggeliat seirama dengan gerakan tangan Calvin yang menari di dalamnya.Goncangan, gesekan dan hentakan menjadi perpaduan yang sempurna yang mampu membawa Kenny ke puncak yang dirindukan. Tidak ada pria manapun yang bisa menyentuhnya seperti Calvin menyentuhnya saat ini karena dirinya hanya milik pria itu.Denyutan muncul, ketika dirinya tak mampu lagi membendung ledakan gairah. Tangannya mencengkeram bahu Calvin menyambut ledakan tersebut, tubuhnya melengkung indah diakhiri dengan teriakan siksa nikmat ketika gelombang itu datang.Tubuh Kenny terkulai lemas dengan nafas tersengal, pemandangan tersebut memberi fantasi