Beranda / Romansa / Secret Reunion / 1. Kekasih yang Berkhianat

Share

Secret Reunion
Secret Reunion
Penulis: Setia_AM

1. Kekasih yang Berkhianat

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-27 18:39:44

Kaluna melangkah memasuki ruangan dan terpaku sejenak saat mendapati seorang pria muda dengan rambut hitam pendek dan kacamata berbingkai persegi sudah duduk menunggunya dengan pandangan seakan menghakimi.

“Kaluna Demetria?” tanya si pria dengan nada dingin seperti es. Punggung pria muda yang lebar itu sedikit melengkung ketika dia duduk di kursinya dan kedua mata tajamnya seakan menghakimi Kaluna untuk sebuah kesalahan yang tidak pernah bisa dimaafkan.

Kaluna sendiri kaget dengan atmosfer di ruangan yang terasa begitu berbeda, ditambah keberadaan pria muda yang dia kenali sebagai Estefan, seorang guru matematika sekaligus wali kelasnya di SMA Oasis.

“Bapak ... memanggil saya?” lirih Kaluna, dengan tidak yakin kedua matanya menatap mata Estefan yang tersembunyi di balik lensa kacamatanya. “Ada apa ya, Pak?”

“Duduk,” tunjuk Estefan dengan mata mengarah ke kursi yang ada di depannya.

Tanpa perlu diperintah dua kali, Kaluna menurutinya dan segera duduk di kursi kosong itu.

“Kamu siswi tingkat akhir, dan sudah beberapa kali pindah sekolah berdasarkan catatan tambahan yang ditulis oleh guru kamu di sekolah yang lama.” Estefan membuka-buka buku yang terbentang di atas meja. “Alasan kamu keluar hampir selalu sama: membolos, ribut dengan teman laki-laki, tidak mengerjakan tugas, dan menjawab soal ulangan dengan asal-asalan.”

Kaluna diam saja dan tidak membantah.

“Kamu lantas mengulang kesalahan yang sama di sekolah ini,” sambung Estefan sambil menutup buku itu kemudian memandang Kaluna lurus-lurus. “Apa kamu berniat pindah sekolah lagi untuk memecahkan rekor nasional?”

Kaluna diam membisu, tetapi pikirannya melayang ke momen terakhir yang membuatnya memilih untuk meninggalkan sekolahnya yang lama dan terdampar di sekolah baru tempat Estefan mengajar.

***

Pagi itu seharusnya Kaluna tiba di sekolah lebih awal karena kekasih hatinya yang bernama Dewa ingin merayakan hari jadi mereka yang pertama, jika saja Tante Ola tidak menyuruhnya untuk sarapan dulu di rumah.

Sebagai permintaan maaf, Kaluna mampir membeli sekotak kue untuk dimakan berdua di atap sekolah.

Begitu tiba, Kaluna dengan penuh semangat menaiki anak tangga yang akan membawanya ke atap sambil menenteng sekotak kue yang sudah dia beli tadi.

“Dewa!” panggil Kaluna dengan wajah ceria. “Maaf, aku terlam – bat ....”

Keceriaan yang terpancar di wajah cantik Kaluna seketika meredup hanya dalam sepersekian detik saja ketika menyaksikan Dewa sedang memeluk erat cewek lain yang ternyata adalah teman dekatnya sendiri: Rara.

“Dewa?!” ulang Kaluna dengan suara melengking tinggi dan sukses memisahkan kedua manusia berlainan jenis itu.

“Eh, kamu ... kamu sudah datang Lun?” Dewa merapikan rambut dan seragamnya dengan segera. Rara ikut menjauh dengan tampang sedikit salah tingkah.

“Apa yang kalian berdua lakukan?” tanya Kaluna dengan nada menghakimi, pandangannya menatap nanar Dewa dan Rara bergantian.

“Lun, aku jelaskan dulu ...” bujuk Dewa sambil mendekati Kaluna. “Tadi itu aku nunggu kamu dan kamu belum datang.”

“Aku nggak nanya soal tadi!” sergah Kaluna sambil memandang Dewa tajam-tajam. “Aku nanya tentang kamu sama dia!”

Jari telunjuk Kaluna mengarah jelas kepada Rara yang berdiri tidak jauh darinya dan Dewa.

“Jawab!” bentak Kaluna ketika Dewa hanya diam mematung. “Hari ini seharusnya kita merayakan satu tahun hubungan kita, tapi kamu malah ... merayakannya dengan berselingkuh sama teman aku sendiri?”

Betapa herannya Kaluna, baik Dewa maupun Rara tidak ada yang menyangkal tuduhannya sama sekali. Apa itu berarti mereka berdua benar-benar telah menjalin hubungan diam-diam di belakangnya?

“Mendingan kamu jujur deh, Ngga.” Rara memberanikan diri bersuara.

“Siapa yang suruh kamu bicara?” tanya Kaluna sengit sembari memandang Rara dengan mata menyipit penuh kemarahan.

“Bukannya kamu sendiri yang minta penjelasan?” Rara masih berani menjawab. “Ini aku sama Angga mau menjelaskannya sama kamu, Lun.”

Kaluna mendengus.

“Kalian berdua pintar sekali bersandiwara,” komentar Kaluna pura-pura memuji. “Sebelum masuk kelas memang enaknya santai di sini sambil makan kue ... kebetulan juga hari ini adalah tepat satu tahun aku pacaran sama Dewa.”

“Lun, aku bisa jelaskan ...” Dewa alias Dewangga menyela. “Tadi aku nggak sengaja ketemu Rara di ....”

“Aku ingat, aku kan habis beli kue!” cetus Kaluna sambil membuka kotak kuenya dan berjalan mendekati Rara yang menatapnya dengan sedikit curiga.

“Lun, aku tahu kamu marah sama kita,” kata Rara logis, sementara Dewa hanya diam dan membiarkan Kaluna berbuat sesuka hati.

“Kamu harus makan ini, Ra.” Kaluna membuka kotak kuenya dan mengulurkannya kepada Rara sambil tersenyum manis. “Biar kamu bisa ikut merasakan perayaan hari jadi aku sama Dewa.”

Rara menatap Kaluna dengan ragu-ragu. Saat dia akan mengambil kotak itu, Kaluna sudah lebih dulu menjatuhkan kuenya ke atas kepala Rara hingga membuat rambutnya belepotan.

“Arghh ....”

“Luna!” tegur Dewa berang seraya berlari dan menyambar pergelangan tangan Kaluna untuk menghentikannya. “Apa-apaan kamu?”

“Lepas!” sentak Kaluna dengan mata yang terfokus pada Rara yang berusaha menyingkirkan kue yang mengotori rambut dan seragamnya. “Enak nggak rasa kue itu, seenak kamu yang main tikung pacar teman kamu sendiri?”

Rara menggeleng buru-buru.

“Aku cuma kasihan sama Angga, Lun ...” katanya beralasan. “Kamu kurang peka sama Angga yang kepingin kamu perhatikan dan kamu sayang.”

“Jadi karena aku kurang perhatian sama Dewa, kamu merasa perlu untuk menggantikan tempat aku?” tanya Kaluna dengan nada tinggi. “Jangan seenaknya membenarkan alasan kamu karena sebenarnya apa yang kamu lakukan itu salah besar!”

Kaluna mendorong Rara tanpa bisa menahan diri lagi, hingga Dewa harus menahan kedua tangan Kaluna untuk mencegahnya menyerang Rara.

“Ra, mendingan kamu pergi!” suruh Dewangga yang masih berusaha menahan Kaluna yang berontak. Tanpa perlu disuruh dua kali, Rara langsung menyingkir pergi meninggalkan atap sekolah.

“Rara, aku belum selesai sama kamu ... lepas, Dewa!” Kaluna menyentakkan tangan Dewa dengan sekuat tenaga sampai lepas. Setelah itu dia berlari untuk mengejar Rara yang belum terlalu jauh, tapi Dewa dengan gesit melingkarkan kedua lengannya kuat-kuat ke pinggang Kaluna dan menariknya mundur.

“Aku bilang lepas, Dewa!” seru Kaluna sambil memukul-mukul lengan Dewa yang melingkar erat di pinggangnya. “Aku mau bikin perhitungan sama pengkhianat itu!”

“Diamlah Luna, atau kamu akan lebih malu lagi dari ini.” Dewa mengancam sambil mengangkat tubuh Kaluna dengan mudah.

Kaluna meronta dengan sekuat tenaga tapi Dewangga terus membawanya menjauh agar tidak mengejar Rara. Cowok itu membelenggu Kaluna sampai dia berhenti meronta karena lelah.

“Duduk sini, kita bicara baik-baik.” Dewa baru melepas Kaluna setelah memastikan gadis itu tidak akan berontak lagi.

“Apa pun yang mau kamu katakan, aku nggak akan percaya lagi sama kamu.” Kaluna menyahut ketus tanpa memedulikan perintah Dewa.

“Aku mau menjelaskan semuanya baik-baik Lun,” kata Dewa tajam. “Bukannya itu yang mau kamu dengar?”

“Aku udah cukup mendengar semuanya,” sahut Kaluna sambil menggeleng. “Aku nggak butuh penjelasan apa-apa lagi dari kamu atau Rara. Kalian berdua sama-sama nggak bisa dipercaya.”

Kaluna berbalik, tapi tidak segera pergi.

"Mulai detik ini kita putus," katanya tanpa menoleh. "Aku mau pindah sekolah yang jauh sekalian biar nggak perlu bertemu sama kamu lagi."

Tanpa menunggu jawaban, Kaluna segera pergi meninggalkan kekasih yang baru saja mengkhianatinya.

Bersambung –

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
MiaKadir
ok start bacA
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Secret Reunion   50 Keputusan Terakhir

    Estefan mengepalkan tangannya."Dewa, stop! Aku akan lakukan apa pun untuk Yohan!" teriak Kaluna lagi.Dewangga tersenyum dan meminta temannya berhenti memukul Yohan."Kamu tunangan sama aku," kata Dewangga sambil menatap Kaluna. "Aku jamin semua pihak akan selamat tanpa perlu adanya pertumpahan darah, itu juga kalau dia mau kembali kepada Fiona."Kaluna terdiam dengan air mata yang masih menetes."Kamu tidak perlu melakukan itu, Luna ..." ucap Yohan dengan suara lirih. "Kamu harus benar-benar memilih ... orang yang kamu cintai ...."Kaluna menangis tersedu. "Aku tidak bisa membiarkan temanku dipukuli."Dewangga masih menatap Kaluna. "Kamu jawab sekarang atau ....""Aku mau tunangan sama kamu!" seru Kaluna. "Tapi lepaskan Yohan, Pak Reyvonda biar kembali sama adik kamu!"Estefan menatap Kaluna tidak percaya. "Jangan ngawur kamu!""Kita menikah pun, akan ada hati yang tersakiti!" kata Kaluna sedih. "Fiona juga harus mendapatkan kebahagiaan, sama seperti kita."Estefan mengepalkan tanga

  • Secret Reunion   49 Menyelamatkan Seseorang

    Fiona langsung menangis histeris ketika mendengar ucapan kakaknya.Dewangga memegang keningnya. Sudah hampir beberapa bulan ini Fiona jarang menangis, tapi kemunculan Estefan telah menghancurkan semuanya."Aku tidak percaya ini, Estefan tidak mau menemuiku!" raung Fiona dengan suara menyayat hati. "Apa salahku? Aku tulus menyukainya, aku tulus!""Aku tahu!" ucap Dewangga, hatinya tetap ikut tersakiti saat melihat Fiona sakit karena perasaannya terhadap Estefan tidak berbalas. "Aku akan paksa Estefan untuk menemui kamu!"Fiona masih menangis sesenggukan dengan Dewangga terus membelai punggungnya."Apa Tante masih yakin untuk menjodohkan aku sama Rey?" tanya Kaluna ketika bertemu Ola di meja makan. "Rey ternyata memiliki masa lalu yang rumit dengan adik Dewa."Ola memegang keningnya. Masalah menjadi semakin rumit, tapi dia merasa masih bisa memanfaatkan peluang yang tercipta karena permasalahan yang terjadi antara Kaluna, Dewa, dan juga Estefan."Kenapa Tante malah jadi terkesan sama De

  • Secret Reunion   48 Menolak Perasaan Fiona

    Estefan terdiam setelah mendengar jawaban Dewangga."Kamu kenal Fiona, Pak?" tanya Kaluna sambil memandang Estefan.Es krim di masing-masing tangan mereka mulai meleleh karena tidak segera mereka makan."Mana mungkin dia tidak mengenal adikku?" sela Dewangga dengan ekspresi diliputi kemarahan. "Dia yang bikin Fiona depresi sampai harus berhenti sekolah!"Kaluna memandang Estefan dengan penuh tanda tanya. "Pak, bisa jelaskan apa maksud Dewa ....""Nanti aku jelaskan," potong Estefan sambil menarik Kaluna pergi."Tunggu, di mana tanggung jawab kamu sebagai gurunya?" tanya Dewangga penuh emosi. "Kamu tidak pernah tahu bagaimana rasanya melihat Fiona menangis hampir setiap hari kan?"Estefan tidak menjawab dan tetap berjalan pergi bersama Kaluna."Kenapa kamu diam saja, Pak?" Kaluna melirik Estefan. "Dewa tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.""Diamlah dulu," sahut Estefan tanpa menoleh."Aku bilang berhenti!" Dewangga terpaksa menarik lengan Kaluna untuk menghent

  • Secret Reunion   47 Calon Suami Kaluna

    "Kalau kamu terpaksa, bilang saja terus terang." Rey alias Estefan mengemudi sembari berkomentar dengan nada datar seperti biasa.Kaluna melirik sebal kepada seseorang yang duduk di sampingnya itu."Sudah tahu kalau saya terpaksa, kenapa kamu—Pak ...? Argh, saya bingung harus panggil apa!" omel Kaluna yang tidak bisa lagi menahan diri.Ketika berada di sekolah, dia masih mampu untuk bersikap hormat dan sopan kepada Estefan sebagai gurunya. Namun, ketika sadar bahwa Rey yang duduk di sampingnya ini adalah orang yang dijodohkan dengannya, Kaluna serasa ingin mengamuk detik itu juga."Panggil saja sesuka hati kamu," kata Estefan tanpa memandang Kaluna. "Kamu yang di sekolah atau kamu yang ada di rumah kan sama saja."Kaluna mengembuskan napas keras."Itulah masalahnya!" Dia menjadi sangat emosional. "Saya jadi sulit untuk menghadapi seseorang yang terbiasa membagi dirinya menjadi dua kepribadian, lagipula kenapa sih harus menyamar?""Siapa yang menyamar?""Kamu!""Menyamar sebagai apa?""

  • Secret Reunion   46 Berubah di Saat Terakhir

    Sebagai bentuk protes keras terhadap ulah tantenya, Kaluna sengaja pura-pura sibuk dengan kegiatan sekolahnya supaya agenda kencan bersama Rey tidak direalisasikan. Bukan apa-apa, Kaluna sama sekali tidak tertarik untuk kencan dengan Rey atau siapa pun. “Lun, mau ke mana?” tanya Ola ketika melihat keponakannya yang sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas. “Jangan bilang kalau kamu ada les tambahan? Tumben ....” Kaluna meringis dan tidak segera menjawab. “Kalau nggak ikut les, masa iya kamu mau main di luar?” tanya Ola sambil mendatangi Kaluna semakin dekat. “Kamu kan selama ini lebih suka berdiam diri di rumah, atau tante yang sudah salah kira?” Kaluna berdehem sebentar, setelah itu dia memandang sang tante. “Kalau aku nggak salah ingat, kegiatan sekolah aku memang sedang padat-padatnya ... Biasa, mau ujian tengah semester.” Kaluna menjelaskan. Ola mengerutkan keningnya dengan superheran. “Kamu ... sehat-sehat saja kan, Lun?” tanya Ola seraya menyentuh kening keponakannya. Dia

  • Secret Reunion   45 Ajakan Kencan

    Kalau bukan karena ingin mematuhi nasihat Ola, tentu Kaluna sudah sedari tadi mengusir Dewangga dari hadapannya."Oh ya, ngomong-ngomong kamu mau pergi ke mana, Lun?" tanya Dewangga lagi."Nggak ke mana-mana," jawab Kaluna tidak ramah. 'Yohan lama banget sih,' sambungnya dalam hati."Aku bisa kok antar kamu," ujar Dewangga lagi. "Atau kamu mau jalan-jalan dulu?"Kaluna tersenyum sinis."Apa sih yang bikin kamu yakin kalau aku mau pergi sama kamu?" tanya Kaluna sambil berkacak pinggang. "Karena kamu udah menerima kehadiran aku dan nggak mengusir aku lagi," jawab Dewangga penuh percaya diri. "Bagiku itu udah cukup membuktikan kalau kamu sebenarnya nggak sebenci itu sama aku ....""Alah, gombal!" sela Kaluna sinis. "Aku nggak peduli sama kamu, aku bisa aja sih usir kamu dari tadi kalau aku mau. Tapi buat apa sih, buang-buang energi aja."Dewangga langsung berubah sedikit ekspresi wajahnya setelah Kaluna bersikap sangar kepadanya. "Lun, tolonglah ..." bujuk Dewangga. "Nggak ada salahnya

  • Secret Reunion   44 Momen Melanggar Peraturan

    Estefan tidak segera menanggapi nasehat ibunya, terlebih lagi dia tidak bisa menerima kelakuan Kaluna yang diperbuatnya bersama Yohan di sekolah.Hari-hari seterusnya, Kaluna menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa. Diam-diam dia mengusung misi tersendiri untuk melanjutkan perang dinginnya dengan Estefan yang beberapa waktu lalu memberikan peringatan di kantor guru.Kaluna bertekad untuk tidak akan meninggalkan SMA Oasis satu langkah pun kecuali pihak sekolah sendiri yang lebih dulu menendangnya keluar.Hari itu mendadak murid-murid dipulangkan lebih awal karena para guru akan melangsungkan rapat, kelas Kaluna menjadi salah satu kelas yang paling bersemangat menerima kabar ini.“Asyik, pulang pagi ....”“Nongkrong dulu yuk di depan?”“Kopi aja, aku ikut!”Sebagian teman-teman Kaluna sibuk membuat acara seru alih-alih langsung pulang ke rumah, tapi dia memilih untuk mendengarkan dan sama sekali tidak berniat ikut bergabung.“Lun!” Kepala Yohan melongok melewati jendela kel

  • Secret Reunion   43 Kaluna Versi Dewasa

    “Masih satu setengah jam lebih, jangan sampai kita pingsan.” Kaluna beralasan. “Kamu juga boleh bersandar di punggung aku kok, nggak usah gengsi.”Yohan tentu tidak mau rugi, kini punggungnya ikut bersandar di punggung Kaluna hingga hukuman mereka berakhir saat bel istirahat berdering nyaring.“Gimana, bubar nggak nih?” tanya Yohan sambil menoleh. “Atau nunggu wali kelas kita yang suruh ...?”Kaluna menarik napas. Malu juga kalau dilihat murid-murid dari tingkat satu sampai tiga seperti ini, pikirnya.“Ini Pak Estefan ngapain dulu sih?” gerutu Kaluna. “Keburu kita jadi bahan tontonan banyak murid kayak begini.”Yohan mengedarkan pandangan ke arah murid-murid yang sebagian sudah keluar dari ruang kelas masing-masing. “Bodo amat lah,” komentar Yohan. “Aku sih bukan tipe senior yang jaim, jadi biarkan adik-adik tingkat itu melihatku apa adanya.”Kaluna melengos mendengar pengakuan Yohan, dia bersandar dengan nyaman di punggungnya dan memasang wajah tak peduli ketika beberapa muri

  • Secret Reunion   42 Persaingan Sengit Kaluna - Estefan

    Baik Kaluna maupun Yohan sama-sama menoleh dan melihat Pak Kemal berkacak pinggang dari koridor kelas satu, membuat mereka berdua nyengir tanpa rasa bersalah sama sekali.“Kamu, Kaluna! Saya akan laporkan ini kepada wali kelas kamu, Pak Stefan!” lanjut Pak Kemal lagi, setelah itu dia meneruskan langkahnya sementara Kaluna masih tergantung di gerbang dengan Yohan memegangi kedua pinggangnya.“Mampus deh kita ...” keluh Kaluna seraya berpegangan pada gerbang. “Yo, ini gimana ....”“Alah, biasanya juga kita sering kena hukuman.” Yohan menyahut tanpa mendongak, beberapa murid koridor sebelah kanan dan kiri mereka kini mulai menunjuk-nunjuk sambil nyengir tertahan karena melihat Kaluna yang tergantung di gerbang sekolah sedemikian rupa.“Bukan masalah itu!” tukas Kaluna sambil mengayunkan kedua kakinya. “Ini gimana cara turunnya maksud aku!”“Jangan nendang-nendang!” balas Yohan, kali ini terpaksa mendongak untuk memandang Kaluna. “Kayak bayi dalam kandungan aja kamu ....”“Ini aku t

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status