Share

Sedalam Cinta Naura (Apakah Kamu Bahagia?)
Sedalam Cinta Naura (Apakah Kamu Bahagia?)
Penulis: Ideabadar

1. Dia Telah Gila

Ini adalah kisah cinta yang melegenda, cerita cinta yang tiada akhir, cinta yang sedalam samudera.

”Gila karena Cinta! Orang Gila! Adam Gila!”

Ini adalah kisah, di mana seorang lelaki yang selalu melihat kekasihnya dengan senyuman. Meskipun, kekasihnya itu tidak ada di dalam jangkauan pandangannya. Lebih parahnya, kekasihnya telah dimiliki oleh orang lain.

Anak-anak itu berteriak kepada lelaki yang berjalan tanpa meliha apapun, kecuali melihat cintanya dalam pandangannya. Anak-anak yang bermain di pinggir jalan, merek bermain kelereng dan berteriak ’Orang gila.’ Teriakan itu ditujukan pada sesosok lelaki kurus, berjalan melewati mereka. Lelaki yang memakai peci lusuh, berjalan sambil tersenyum, menuju tempat yang menjadi kenangan dirinya dan kekasihnya.

Di belakang lelaki yang diteriaki gila itu, nampaklah seorang pemuda yang mengikutinya. Lelaki itu bernama Syarif. Syarif adalah sahabat lelaki yang disebut gila, dia mengikuti temannya itu. Dia menjaga temannya itu, karena persahabatan mereka sangat kuat saat berada di dalam pesantren dulu. Syarif tak bisa membayangkan, rekannya bisa menjadi seperti itu karena cinta, dia benar-benar gila karena cinta!

Lelaki itu bernama Adam, sahabat sejak kecil yang selalu bersama dengan Syarif. Mereka juga mondok di pesantren yang sama, berjuang bersama dan belajar bersama. Bahkan, Adam adalah satu-satunya teman terbaik bagi Syarif. Adam selalu mengajari Syarif ketika Syarif tertinggal pelajaran atau dia sedang malas.

Adam selalu menjadi contoh bagi Syarif saat menimba ilmu. Adam selalu memberi motivasi belajar pada Syarif. Adam taat belajar agama, dia memahami banyak ilmu dan hal itu membuat Syarif menjadikannya panutan. Namun, kali ini berbeda. Dia telah berubah karena cinta yang aneh yang dialaminya.

Adam sedang diuji oleh Allah, dia mengalami luka yang amat dalam. Hingga, dia tak mampu mengontrol tubuhnya sendiri. Dia seperti kehilangan jiwanya, tubuhnya kurus kering. Jika ada orang mengatakan kulit yang membungkus tulang. Mungkin, hal itu tepat melihat kondisi Adam saat ini.

Syarif melewati anak-anak bermain yang mengecek Adam. Seperti biasanya, Syarif tidak terima temannya itu diejek anak-anak kecil tersebut.

”Kalian tidak boleh menghina orang lain! Awas kalau kalian menghina Adam lagi!” Syarif mengangkat tangannya dan membuka semua jarinya. Berharap membuat anak-anak tersebut takut dan tidak mengulangi mengecek orang lain.

Anak-anak kecil itu pun menutupi mulut mereka. Mereka takut pada kata-kata dari Syarif. Terang saja, Syarif memang seorang pemuda yang berani.

Syarif terus mengikuti langkah tanpa beban milik Adam. Sahabatnya itu, benar-benar gila karena cinta. Entah kenapa, cinta begitu luar biasa membawa keadaan seorang manusia bisa sampai separah itu.

Makan tidak mau kecuali disuapi oleh ibunya, ibu Halimah. Ini adalah kisah cinta yang aneh yang harus dihadapi oleh Adam. Dia hanya tergerak fisiknya ketika Ahad datang. Saat Ahad itu datang, dia akan bergerak dan bangun dari kamar tidurnya dan akan berjalan tanpa kenal lelah.

Dia akan menuju sebuah danau kecil di ujung desa. Danau Cinta, Syarif dan penduduk menyebutnya. Aslinya, danau itu bernama danau Kenang, namun karena menjadi saksi akan kegilaan yang dialami Adam terhadap danau Kenang. Disebutlah danau itu menjadi danau cinta.

Syarif mengikuti Adam dengan berjalan, dia menaruh motornya di rumah Adam dan hari ini dia ingin berjalan saja mengikuti Adam.

Adam terus berjalan, menyisiri jalanan desa dan akhirnya sampailah mereka di danau Kenang.

Ada masih saja tersenyum dan berdiri di pinggir danau. Dia melihat permukaan danau yang begitu jernih karena danau itu dijaga kelestariannya dan tidak tercemari oleh industri.

Sungguh sejuk dan indah pemandangan disana.

Sayangnya, Syarif tahu bahwa apa yang dilihat oleh Adam disana bukanlah keindahan alam. Dia sedang melihat wajah kekasihnya di permukaan air danau, pasti dia sedang membayangkan sosok wanita yang amat dicintainya, hidup ataupun mati.

Wanita yang dicintai Adam itu bernama Naura. Sosok yang selalu menghiasi hati Adam. Keduanya saling mencintai, Syarif paham betul tentang kisah cinta mereka berdua.

Sayang, takdir tak berpihak pada mereka. Hubungan mereka kandas, mereka yang selalu bertemu di danau Kenanga harus dipisahkan oleh megahnya dunia. Naura memilih meninggalkan Adam dan menikah dengan lelaki kaya.

Adam tidak pernah berhenti mencintai Naura, hingga saat ditinggalkan Naura. Adam seperti tidak percaya pada kenyataan, hingga dia kehilangan kesadaran dan hanya menyebut nama Naura dalam setiap desahan napasnya.

Karena itulah, banyak penduduk dan juga orang-orang yang mengetahui keadaan Adam menyebutnya sebagai lelaki yang gila karena cinta.

Betapa nelangsanya nasibmu sahabatku?

Begitulah apa yang menjadi beban pikiran Syarif. Sahabat suka dan duka, saat inipun Syarif selalu menemani Adam ketika Ahad datang. Adam selalu berpikir untuk pergi ke danau Kenanga. Meskipun, Adam sendiri kesulitan untuk berjalan karena dia sering tidak mau makan.

Setiap Senin sampai Sabtu, Adam hanya berdiam di kamarnya. Dia tidak pernah mau makan kecuali Ibunya, Halimah yang memaksa menyuapinya. Dan, setiap hari, dia hanya meratapi dan menangis dan menyebut nama Naura dari bibirnya yang tak berdaya dan lemah.

Adam menatapi terus permukaan air di danau Kenanga. Dia pun berbalik dan terlihat gembira. Dia pun duduk di kursi bambu di bawah pohon jambu yang lebat daunnya. Sejuk sekali, Adam tak peduli apapun, dia hanya menatap danau Kenanga dan menikmati hari Ahad dengan diam dan dia akan pulang jika sore sudah datang.

”Sadarlah, Adam sahabatku. Naura tidak mungkin akan kembali padamu. Ikhlaskan dia dan jalani hidupmu seperti semula yang selalu ceria dan penuh semangat.”

Kata-kata itu keluar dari mulut Syarif. Dia tak tahan melihat penderitaan Adam. Sahabat baiknya itu selalu disebut gila. Tidak! Dia tidak gila, dia hanya belum siap menerima keadaannya. Sudah satu tahun berjalan sejak pernikahan Naura dengan orang lain.

Sejak itu pula, Adam seperti seorang yang tidak punya nyawa. Dia hanya seperti mayat hidup yang hanya tersenyum dan menyebut nama Naura dengan pelan.

”Naura ....”

Suara Adam parau dan terdengar lirih. Hal itu didengar oleh Syarif.

”Adam .... hanya tercipta untuk Naura, tidak untuk yang lain.”

Suara angin lirih dan hembusannya membuat wajah menjadi sejuk. Di pinggir danau yang indah dan ketenangan bisa didapatkan.

”Sadarlah Adam!” Syarif merasa tak tahan dan dia sedikit berkata keras agar Adam mendengarnya dan segera sadar. Dia harus menerima kenyataan bahwa wanita yang dicintainya itu sudah mengkhianati cintanya. Lalu, apa lagi yang harus diharapkan kecuali harus sadar diri dan menjalani hidup dengan baik.

”Kamu harus sadar, Naura bukan untukmu! Kasihan ibumu yang setiap hari hanya bisa menangis meratapi nasibmu yang menyedihkan ini Adam!”

Syarif memegang rambutnya dan mengibaskannya tanda dia begitu marah bercampur sedih. Sahabat baiknya itu, bagaiamana bisa dia jatuh sampai sedalam ini karena cinta?

”Syarif ...” kata-kata itu keluar lirih dari bibir Adam.

Syarif pun mencoba mendengarkan seksama kalimat selanjutnya dari Adam. Adam sendiri masih tersenyum dan menatap danau Kenanga. Dia hanya tersenyum di hari Ahad, dan di hari lainnya dia hanya terdiam dan menangis dan menghabiskan airmata di kamarnya yang sempit.

”Naura akan kembali ..., Selamanya Adam hanya milik Naura,” suara lirih kembali terdengar dari mulut Adam. Dia pun hanya tersenyum dan terus menatap danau Kenanga sambil terus tersenyum. Adam seperti tak peduli lagi dengan dunia dan seisinya, di pikirannya hanya ada nama Naura dan segala hal tentang Naura.

Kegilaan cinta macam apa ini? Syarif bahkan tak bisa mengerti.

Huff! Syarif tak bisa berkata apa-apa lagi, dia yakin suatu hari nanti. Adam pasti akan sadar kembali. Syarif pun menghembuskan napasnya perlahan, mencoba untuk tenang. Dia bersandar pada pohon jambu di samping Adam yang masih duduk.

Sebuah kisah cinta yang aneh. Kisah cinta yang membuat seseorang menjadi buta dan sakit. Buta karena tak bisa melihat yang lain kecuali kekasihnya, atau sakit yang membuatnya tak lagi merasakan makanan dan dia menjadi kurus kering.

Cinta ini, adalah cinta yang sangat sulit dipahami. Adam yang gila karena cinta, kisah cinta antara dia dan Naura. Kisah yang tak direstui oleh takdir. Syarif pun mengingat hari itu, hari dimana cinta Adam kandas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status