Share

20. Sebuah Pengakuan

Suara kersuk dari arah belakang menyadarkan Marca dari lamunan. Seketika ia  kembali dibawa kepada realita yang sebenarnya. Meski pahit, tetapi ia harus tetap terima. Soma nyatanya memang telah tiada.

Marca sadar, sudah sejak lama dirinya diamati oleh seseorang yang begitu ia kenal. Namun belum ada niatan untuk mengusik penguntit itu. Ini bukan kali pertama. Sudah berkali-kali orang itu melakukan hal yang sama.

“Sampai kapan kau akan bersembunyi di balik pohon?” tak lagi tahan, Marca akhirnya memilih membuka suara.

Tak ada jawaban. Suasana tetap hening.

Di balik sebuah batang pohon, seseorang yang sadar kalau tindakannya telah diketahui mulai terlihat kebingungan. Ia terus mengumpat dalam hati. Mencaci maki kebodohannya sendiri.

“Apa yang sebenarnya kau inginkan. Aku tahu kau di situ,” seru Marca lagi. Mulai merasa jengkel.

Suasana tetap sunyi. Masih tak ada jawaban.

Merasa tak dihiraukan, Marca membuang napas. Kedua matan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status