Beranda / Romansa / Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis / Bab 52. Ketika Cinta Dijatuhkan Lewat Laporan

Share

Bab 52. Ketika Cinta Dijatuhkan Lewat Laporan

Penulis: Miarosa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-29 06:53:14

Malam kian larut saat Adeline masih terduduk di sofa, wajahnya basah oleh air mata, namun mata itu kini tak lagi memelas. Pandangannya berubah tajam, penuh tekad yang dingin. Ia meraih ponselnya, membuka galeri foto, lalu memandang potret dirinya bersama Alister satu per satu.

"Kalau kamu pilih hidup tanpaku, maka aku akan pastikan perempuan itu tidak akan pernah hidup tenang."

Keesokan harinya, kantor terlihat seperti biasa, meski beberapa pegawai mulai merasakan hawa tak nyaman. Bisikan gosip makin liar sejak kabar undangan pertunangan tersebar, namun Alister tetap belum memberikan pernyataan resmi. Sementara itu, Harika tampak lebih pendiam dari biasanya.

Saat ia sedang berdiri di mesin fotokopi, tiba-tiba seorang staf senior HRD, Pak Dodi, menghampirinya.

"Harika, kamu bisa ke ruang saya sebentar? Ada hal penting yang harus kita bicarakan."

Harika mengangguk, meski wajahnya bingung.

Di ruang HRD

"Ini soal laporan audit keuangan proyek Semarang bulan lalu," kata Pak D
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 99. Perjodohan Sang Bos

    Saat Harika sibuk membereskan berkas di mejanya, suara langkah cepat terdengar mendekat."Harikaaaa!"Belum sempat menoleh, Harika langsung dipeluk erat dari samping hampir saja ia terjungkal bersama kursinya kalau tidak cepat berpegangan ke meja."Woi, Fenny! Aku masih hidup, jangan dipeluk kayak boneka stress!" Harika protes sambil terkekeh, tapi matanya berkaca-kaca karena terharu.Fenny memeluknya lebih kencang. "Ya Tuhan, aku kangen banget sama kamu! Kamu nggak tahu selama kamu nggak ada di sini aku kayak kerja di kantor zombie. Semua orang kaku nggak ada yang bikin rame."Harika tersenyum lebar, menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu. "Tenang, sekarang aku balik. Aku siap bikin kamu nggak bisa kerja serius lagi tiap hari."Fenny mengusap air matanya lalu mendengus sambil tertawa. "Iya, iya. Aku bahkan sempat ngobrol sama printer saking sepinya, tau nggak?!"Harika langsung ngakak. "Astaga, printer? Terus jawabannya apa? ‘Tolong isi tinta’?!"Mereka berdua tertawa keras sampai beberap

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 98. Kembalinya Harika

    Hening beberapa saat hanya suara detik jam dinding yang terdengar. Perlahan Ratih menghela napas panjang, lalu menatap Revan dengan mata masih basah."Kalau bukan karena Harika yang bicara, aku takkan pernah mau mendengar kata maafmu, Revan, tapi untuk malam ini, aku pilih diam bukan karena aku sudah ikhlas, tapi karena aku tak ingin masalah ini merusak anakku lebih jauh."Revan menunduk dalam-dalam, suaranya parau. "Terima kasih, Ratih. Aku tahu ini tidak mudah."Kakek Gunawan mengetukkan tongkatnya pelan ke lantai, kali ini nadanya lebih lembut. "Harika benar. Malam ini kita berhenti saling menyalahkan. Besok kalau perlu kita bicarakan lagi dengan kepala dingin. Sekarang semua orang sudah terlalu lelah."Rendra yang sejak tadi bersitegang hanya bisa mengusap tengkuknya. "Baiklah, kita istirahat dulu. Aku juga takut Harika pingsan kalau tegang begini terus.""Eh, maksudnya aku yang pingsan?"sela Harika polos sambil menunjuk dirinya sendiri.Rendra menatap keponakannya dengan dahi ber

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 97. Moderator Keluarga

    Tatapan Revan hanya tertuju pada sosok Adeline yang sedang ditahan Erwin."Adeline!!" suaranya menggelegar penuh amarah sekaligus kecewa.Adeline yang masih meronta menoleh, wajahnya pucat lalu berubah garang. "Ayah! Mereka semua mau melawanku! Mereka tidak tahu apa yang aku rasakan! Semua orang selalu salah paham padaku!"Revan maju beberapa langkah, wajahnya tegang. "Kau tidak minum obatmu lagi, ya?!"Adeline membeku. Sekilas ketakutan melintas di wajahnya."Selama ini kau bilang kau baik-baik saja, sudah sembuh, tapi nyatanya kau berbohong! Kau hentikan obatmu sendiri makanya penyakitmu kambuh lagi dan sekarang kau hampir membunuh Harika."Harika menelan ludah, matanya bergantian menatap Adeline dan Revan. Sementara Alister merangkul Harika lebih erat, seolah tak mau melepas.Adeline meraung, suaranya pecah. "Aku benci dia! Semua orang selalu lebih peduli pada Harika! Aku yang sakit, aku yang menderita, tapi mereka selalu membandingkan aku dengan dia!"Erwin menahan Adeline lebih k

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 96. Pelarian Manis Harika, Jatuh Ke Pelukan Bos

    Gerbang besar itu terbuka, seorang pria berjas hitam yang wajahnya terlihat tegas dan dewasa keluar menyambut. "Pak Alister?"Alister menoleh. "Erwin."Pria itu tersenyum tipis. “Saya sudah menunggu Anda.""Kenpa kamu bisa tahu ini rumah Harika?" Nada suara Alister ada rasa tidak suka karena Erwin lebih tahu tentang keluaga Harika."Semasa kami kecil, saya pernah diundang ke sini, jadi aku tahu."Alister mengangguk mengerti. Begitu masuk ke ruang tamu, ia langsung disambut Ratih, Rendra, Yudhistira, dan Kakek Gunawan. Wajah mereka semua tegang, jelas-jelas cemas karena Harika yang menghilang."Selamat malam, Pak Alister!" Ratih menyapa dengan suara bergetar. Alister mengangguk dalam, suaranya berat. "Saya sudah dengar dari Erwin, karena itu saya langsung datang. Saya ingin membantu menemukan Harika."Ayahnya Harika menatap Alister lekat-lekat. "Terima kasih! Harika sudah banyak bercerita tentang Anda, tapi sebelum itu mungkin ada sesuatu yang perlu Anda tahu."Alister terdiam. Jantu

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 95. Pelarian Tanpa Naskah

    Harika menempelkan pipinya ke kaca jendela gudang kosong tempat Adeline mengurungnya. Ia bergumam lirih sambil mengembungkan pipi, "Ya ampun, ini kayak film thriller tapi versi low budget. Mana aku jadi pemeran utama yang nggak dikasih naskah."Pintu berderit, Adeline masuk sambil membawa segelas air. Senyumnya tampak manis, tapi tatapannya menusuk."Kamu pikir bisa lolos dariku, Harika?"Harika langsung cengar-cengir, "Eh, lolos? Siapa juga yang mau lolos. Aku mah lagi staycation. Tuh, lihat!" Ia menunjuk lantai berdebu, "Ini kayak karpet hotel bintang minus lima."Adeline menyipitkan mata. "Kamu selalu bisa membuat orang lain tertipu dengan kelakuan bodohmu."Harika mendecak, pura-pura tersinggung. "Bodoh? Halo, Mbak, ini namanya improvisasi. Kalau aku nggak bodoh, mana bisa bikin orang bingung?"Adeline menghampiri lebih dekat, wajahnya tegang. Harika pura-pura ketakutan, lalu ia tiba-tiba bersin keras. hachiii! Hingga air di gelas Adeline muncrat ke bajunya sendiri."Ya ampun, ba

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 94. Kursi Reyot

    Alister duduk di ruang tamu rumah besar keluarganya. Hujan gerimis di luar membuat suasana semakin muram. Di depannya, Tirtakusuma, ayahnya, duduk dengan wajah serius, sementara ibunya, menatap penuh tanya. "Ada apa kau datang malam-malam begini, Alister?" suara Tirtakusuma dalam dan mengandung nada ketidakpercayaan. Alister menarik napas panjang. "Aku datang bukan sekadar untuk bicara. Aku ingin kalian tahu kebenaran tentang Adeline." Gayatri berkerut. "Adeline? Apa maksudmu?" Alister mengeluarkan map cokelat besar dari tasnya dan meletakkannya di meja. Tangan ayah dan ibunya refleks menoleh pada map itu. "Adeline bukan seperti yang kalian kira," ucapnya dengan tegas. "Dialah yang menyebabkan dua anak panti itu meninggal. Semua bukti ada di sini. Dia juga mengidap skizofrenia, tapi dia membalikkan fakta, membuat semua orang percaya bahwa justru Harika yang punya penyakit itu." Gayatri langsung menutup mulutnya dengan tangan. "Tidak mungkin." Tirtakusuma menggeleng pelan,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status