Share

Bab 53. Jejak Pengkhianatan

Author: Miarosa
last update Last Updated: 2025-07-31 08:26:36

Ruang kerja Alister.

Layar monitornya menampilkan dokumen dan log akses sistem internal. Januar berdiri di depan meja, memaparkan temuannya.

"Seperti perintah Bapak, saya lacak semuanya."

Alister menatap layar dengan tajam.

"Siapa yang terakhir mengakses data?"

"Login atas nama Harika, tapi lokasi aksesnya dari IP eksternal, di luar jam kerja dan bukan dari perangkat yang biasa digunakan. Saya sudah cocokkan, itu bukan laptopnya Harika."

"Berarti ada yang gunakan login dia?"

"Benar dan data itu dimasukkan oleh karyawan baru atas nama Geri, tapi yang lebih penting, Pak...." Januar menekan folder lain. "Data itu di-approve oleh salah satu staf freelance di divisi legal. Tanda tangannya resmi, tapi bukan sembarang orang."

Alister berdiri. "Siapa?"

"Anna Dewanti."

Alister langsung diam. Matanya menajam, tapi Januar belum selesai.

"Dan Pak...." Ia menyerahkan berkas tambahan. "Dokumen persetujuan proyek yang jadi sumber laporan yang berisi pengesahan paling akhir diteken langsung oleh Tirt
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 54. Tawaran Terakhir

    Malam hari di rumah besar keluarga Ardiwijaya, Alister membuka pintu ruang kerja ayahnya tanpa mengetuk. Tirtakusuma yang sedang membaca koran, mendongak. "Ada apa lagi, Alister?”"Jadi Ayah sengaja menjatuhkan Harika?" tanyanya tanpa basa-basi lagi. Alister belum puas dengan percakapan di telepon tadi sore."Aku melakukan apa yang perlu dilakukan agar kamu tidak menghancurkan masa depanmu sendiri!" bentak Tirtakusuma. "Perempuan itu hanya sekretarismu. Tidak layak jadi istrimu!"Alister menatap ayahnya, rahang mengeras. "Kalau begitu Ayah juga tidak layak mengatur hidupku."Sinar bulan mulai merayap ke dinding kaca yang tinggi, menyisakan bayangan putih pucat yang menari di antara rak-rak buku tua dan figura emas berbingkai lambang keluarga. Tirtakusuma duduk di kursi utama seperti biasa, tegak, dingin, penuh kendali. Di hadapannya, Alister berdiri dengan rahang mengeras dan tangan mengepal."Ayah akan mebersihkan nama Harika," ucap Tirtakusuma mantap, menyandarkan diri ke kursi, lal

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 53. Jejak Pengkhianatan

    Ruang kerja Alister.Layar monitornya menampilkan dokumen dan log akses sistem internal. Januar berdiri di depan meja, memaparkan temuannya."Seperti perintah Bapak, saya lacak semuanya."Alister menatap layar dengan tajam."Siapa yang terakhir mengakses data?""Login atas nama Harika, tapi lokasi aksesnya dari IP eksternal, di luar jam kerja dan bukan dari perangkat yang biasa digunakan. Saya sudah cocokkan, itu bukan laptopnya Harika.""Berarti ada yang gunakan login dia?""Benar dan data itu dimasukkan oleh karyawan baru atas nama Geri, tapi yang lebih penting, Pak...." Januar menekan folder lain. "Data itu di-approve oleh salah satu staf freelance di divisi legal. Tanda tangannya resmi, tapi bukan sembarang orang."Alister berdiri. "Siapa?""Anna Dewanti."Alister langsung diam. Matanya menajam, tapi Januar belum selesai."Dan Pak...." Ia menyerahkan berkas tambahan. "Dokumen persetujuan proyek yang jadi sumber laporan yang berisi pengesahan paling akhir diteken langsung oleh Tirt

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 52. Ketika Cinta Dijatuhkan Lewat Laporan

    Malam kian larut saat Adeline masih terduduk di sofa, wajahnya basah oleh air mata, namun mata itu kini tak lagi memelas. Pandangannya berubah tajam, penuh tekad yang dingin. Ia meraih ponselnya, membuka galeri foto, lalu memandang potret dirinya bersama Alister satu per satu. "Kalau kamu pilih hidup tanpaku, maka aku akan pastikan perempuan itu tidak akan pernah hidup tenang." Keesokan harinya, kantor terlihat seperti biasa, meski beberapa pegawai mulai merasakan hawa tak nyaman. Bisikan gosip makin liar sejak kabar undangan pertunangan tersebar, namun Alister tetap belum memberikan pernyataan resmi. Sementara itu, Harika tampak lebih pendiam dari biasanya. Saat ia sedang berdiri di mesin fotokopi, tiba-tiba seorang staf senior HRD, Pak Dodi, menghampirinya. "Harika, kamu bisa ke ruang saya sebentar? Ada hal penting yang harus kita bicarakan." Harika mengangguk, meski wajahnya bingung. Di ruang HRD "Ini soal laporan audit keuangan proyek Semarang bulan lalu," kata Pak D

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 51. Antara Janji Dan Hati

    Harika keluar dari ruang CEO dengan jantung yang masih berdetak tak beraturan. Kata-kata Alister barusan terlalu manis untuk seorang pria yang sedang dikabarkan bertunangan, tapi juga terlalu jujur untuk dianggap cuma basa-basi. Di dalam ruangannya, Alister menatap layar ponselnya yang masih menyala. Nama Ayah terus berkedip. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya menekan tombol hijau. "Ya, Ayah." Suara Tirtakusuma terdengar datar namun mengandung tekanan. "Pertunangan harus diumumkan minggu depan. Kita percepat." Alister membeku. "Ayah, aku..." "Kamu tidak akan mengulang lagi drama semalam. Ini bukan hanya tentang kamu dan perasaanmu. Ini tentang keluarga kita. Nama besar Ardiwijaya. Balas budi yang tidak bisa ditukar dengan perasaan sesaat." "Ayah, dengar aku dulu...." "Kamu akan lakukan apa yang sudah disepakati." Telepon diputus. Alister mendesah keras dan meninju meja kerjanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Rasa bersalah kembali mengendap di dadanya. Kali in

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 50. Cek Dan Cinta

    Alister menahan napas. "Ayah, aku...." "Sudah cukup. Aku ingin kamu dan Adeline mengumumkannya secara resmi bulan depan. Keluarga besar akan hadir." "Ayah, dengarkan dulu...." "Kamu laki-laki, Alister dan laki-laki sejati menepati janji! Adeline menyelamatkanmu saat kamu hampir tenggelam di danau waktu kecil. Kau sendiri bilang akan menikahinya. Sekarang waktunya membayar budi!" Alister membeku. Suara Ayahnya semakin tegas. "Dia calon menantu yang sempurna bukan seperti sekretaris cerobohmu itu!" Ekspresi Alister berubah. Rahangnya mengeras. Matanya tajam, gelap. "Ayah, aku tidak mencintai Adeline." Tapi jawabannya hanya dijawab dengan napas kasar di ujung sambungan. "Kau tidak perlu mencintainya. Kau hanya perlu menghormati perjanjian keluarga dan membalas budi." Klik. Telepon diputus. Alister memejamkan mata. *** Malam itu di rumah keluarga Ardiwijaya, Tirtakusuma berdiri di ruang kerja pribadinya, mengenakan batik formal dan wajah yang tegas seperti ukiran batu. "Kau bahk

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 49. Kamu Pikir Aku Bisa Dibeli?

    Di balik tirai balkon yang sebagian terbuka, Adeline berdiri mematung. Matanya memicing, telinganya menangkap jelas setiap kata yang dilontarkan oleh Gayatri dan Alister. Awalnya ia hanya ingin mencari udara segar, tapi kemudian langkahnya membeku saat mendengar namanya disebut, lalu nama Harika. Urat di lehernya menegang, napasnya dangkal. Saat Gayatri mengatakan "Harika itu bukan tipe wanita yang akan menunggu terlalu lama", seluruh tubuh Adeline menegang. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya, cekungan kuku menancap ke telapak tangannya. Sorot matanya tajam, nyaris bergetar menahan amarah. Ia bukan hanya kehilangan kendali atas tunangannya, ia kehilangan kendali atas permainan yang selama ini ia kuasai. Dengan cepat ia berbalik, gaun elegannya berkibar tertahan oleh angin malam. Ia berjalan penuh tekad menyusuri lorong menuju area belakang ballroom, di mana ia tahu Harika biasanya menyingkir dari keramaian. Harika sedang duduk di kursi tumpuk dekat troli katering, membuka s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status