Share

Bab 59. Satu Tahun Lagi

Author: Miarosa
last update Huling Na-update: 2025-08-03 14:33:45

Gunawan menyeruput teh hangatnya perlahan, matanya tetap mengamati wajah Harika yang kini tampak lebih tenang meski jelas ada banyak hal yang belum terselesaikan di dalam kepalanya.

Harika menggulung lengan cardigannya, menatap cangkir tehnya yang sudah tinggal setengah. "Kakek beberapa minggu lalu, Mama juga bilang hal yang sama. Dia juga minta aku kembali. Katanya, sudah waktunya aku berdiri di tempatku sendiri. Tapi…."

"Tapi?" Gunawan mendorong nada suaranya pelan, sabar.

Harika mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum, meski ada keraguan di balik matanya. "Aku aku minta waktu satu tahun, Kek. Setahun aja. Setelah itu aku akan siap."

Gunawan meletakkan cangkir tehnya perlahan di atas meja, keningnya sedikit berkerut. "Kenapa harus setahun, Harika?"

Harika menarik napas panjang. "Karena aku belum bisa meninggalkan Pak Alister. Dia masih butuh aku sebagai sekretarisnya dan jujur, aku juga belum bisa begitu saja pergi dari sisinya sekarang."

Gunawan menatap cucunya dalam-dalam, da
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 60. Pertunangan

    Malam itu langit Jakarta bersih dari awan. Udara terasa hangat dan lampu-lampu kota berkelap-kelip bagai berlian di hamparan hitam. Di ballroom hotel mewah milik keluarga Ardiwijaya, segala kemegahan dipersiapkan nyaris sempurna. Balon-balon putih keemasan menggantung tinggi di langit-langit kristal. Karpet merah terbentang dari pintu masuk hingga ke pelaminan mini yang dihiasi rangkaian bunga lili dan mawar putih. Di tengah ruangan, sebuah meja bundar besar dipenuhi undangan dari berbagai kalangan elite bisnis dan keluarga besar. Alister berdiri tegap di samping Adeline yang mengenakan gaun panjang warna champagne dengan taburan kristal. Wajah Adeline bersinar, senyum manis tak pernah lepas dari bibirnya malam itu. "Selamat malam semuanya, terima kasih telah hadir di pesta pertunangan kami," ucap Adeline anggun, tangannya menggandeng lengan Alister erat. Alister ikut tersenyum tipis. Tak ada yang salah dengan malam itu semua sesuai rencana, tapi di balik senyum dan formalitasnya,

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 59. Satu Tahun Lagi

    Gunawan menyeruput teh hangatnya perlahan, matanya tetap mengamati wajah Harika yang kini tampak lebih tenang meski jelas ada banyak hal yang belum terselesaikan di dalam kepalanya. Harika menggulung lengan cardigannya, menatap cangkir tehnya yang sudah tinggal setengah. "Kakek beberapa minggu lalu, Mama juga bilang hal yang sama. Dia juga minta aku kembali. Katanya, sudah waktunya aku berdiri di tempatku sendiri. Tapi…." "Tapi?" Gunawan mendorong nada suaranya pelan, sabar. Harika mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum, meski ada keraguan di balik matanya. "Aku aku minta waktu satu tahun, Kek. Setahun aja. Setelah itu aku akan siap." Gunawan meletakkan cangkir tehnya perlahan di atas meja, keningnya sedikit berkerut. "Kenapa harus setahun, Harika?" Harika menarik napas panjang. "Karena aku belum bisa meninggalkan Pak Alister. Dia masih butuh aku sebagai sekretarisnya dan jujur, aku juga belum bisa begitu saja pergi dari sisinya sekarang." Gunawan menatap cucunya dalam-dalam, da

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 58. Putri Yang Tersembunyi

    Alarm ponsel Harika sudah berbunyi sejak satu jam lalu, tapi pemiliknya justru masih bergelung di balik selimut. Sinar matahari menembus celah gorden dan menyusup ke wajahnya dan tepat pukul 9:07 pagi, seekor ayam tetangga berkokok dengan nada tinggi yang menyebalkan."AKHH!!" Harika duduk tegak seperti baru saja tertarik dari mimpi buruk ke dunia nyata. Matanya membelalak ke arah jam dinding."YA AMPUN! Aku kesiangan! Kenapa nggak ada yang ingetin kalau hari Minggu tetap harus nyuci baju, nyapu, dan masak!"Ia berlari ke kamar mandi dengan sandal rumah sebelah kiri dan kanan yang tidak sama ukuran, rambut awut-awutan, dan daster penuh gambar alpukat. Saat menyikat gigi, ia memandangi wajahnya di cermin dan tiba-tiba bayangan semalam menyerbu masuk ke pikirannya. Kilatan lampu kapal pesiar. Alunan musik lembut. Wajah Alister yang temaram di bawah cahaya lilin."Aku mencintaimu, Harika."GUBRAK! Sikat giginya jatuh ke wastafel.Wajah Harika langsung memerah. "Ya Tuhan, dia bilang cinta

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bsb 57. Kencan Pertama Dan Terakhir

    Langit malam di atas kapal pesiar Ventura semakin pekat dihiasi bintang-bintang yang malu-malu mengintip dari balik awan. Lampu-lampu kapal memantul di permukaan laut yang tenang, menciptakan suasana hangat dan romantis. Di meja makan yang terletak di dek belakang kapal, Harika dan Alister duduk berhadapan.Harika tertawa kecil setelah menyesap mocktail-nya. "Kalau tahu bakal makan malam kayak gini, aku nggak bakal pakai sepatu yang bikin kaki lecet."Alister menatapnya, matanya lembut namun tegas. "Harika."Nada suaranya membuat Harika berhenti tertawa. Ia meletakkan gelasnya perlahan, mengangkat wajah dan menatap pria di hadapannya."Ya, Pak?""Anggap saja ini kencan pertama dan terakhir kita."Harika menatapnya berusaha mencari petunjuk bahwa itu hanya lelucon atau kalimat pengantar untuk sesuatu yang manis, tapi tatapan Alister terlalu serius."Mulai besok tidak akan ada lagi hubungan selain antara bos dan sekretaris. Kita harus kembali ke tempat kita semula," lanjut Alister pelan

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 56. Undangan Makan Malam Di Atas Kapal pesiar

    Malam itu tiba lebih cepat dari yang diperkirakan. Cahaya senja menyapu langit pelabuhan saat Alister melangkah keluar dari mobilnya. Jas hitam pas badan membungkus tubuhnya sempurna, rambutnya tersisir rapi. Matanya menyapu kapal pesiar mewah bernama The Ventura yang bersandar dengan elegan di dermaga.Lampu-lampu keemasan memantul di permukaan air, menciptakan bayangan romantis yang terasa seperti setting sebuah kisah yang salah waktu. Alister naik ke dek kapal dengan langkah pasti. Ia disambut oleh seorang petugas dengan pakaian serba putih."Selamat malam, Tuan Alister. Anda tamu pertama yang datang."Alister hanya mengangguk singkat, matanya menyapu ruangan pesta yang telah dihias dengan nuansa putih dan emas, menandakan kemewahan khas keluarga Ranjaya. Meja-meja panjang dihiasi bunga lili putih, lilin-lilin aromaterapi mengambang di atas mangkuk kaca bening, tapi belum ada tanda-tanda Adeline ataupun para tamu lainnya dan kemudian terdengar langkah kaki. Alister berbalik.Harika

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 55. Pengorbanan Yang Tak Terlihat

    "Harika?"Suara Fenny dari HRD yang sedang berdiri di dejat meja resepsionis terdengar nyaris tak percaya saat gadis ceroboh itu melenggang masuk ke lobby utama dengan rok pensil, sepatu hak tiga senti yang tampaknya baru dibeli semalam dan ekspresi seperti baru menang undian."Selamat pagi dunia yang penuh fitnah dan kemenangan moral!" seru Harika dramatis, menjentikkan rambutnya ke belakang.Beberapa staf berhenti di tengah langkah, menatapnya dengan rasa penasaran dan gumaman pelan. Harika mendekat ke meja resepsionis sambil berbisik, "Eh, tadi malam ada keajaiban. Namaku bersih. Bersih, Fenny. Kaya piring selesai dicuci pake sabun lemon anti-bakteri."Fenny membuka mulut, lalu berkata, "Tapi kamu seharusnya masih....""Diliburkan? Itu seharusnya, tapi entah kenapa tadi pagi aku dapat email langsung dari Pak Direktur Utama. Katanya semua tuduhan dicabut. Nama baik dipulihkan dan aku boleh kembali kerja seperti biasa."Fenny masih bengong saat Harika mengedipkan mata penuh kemenanga

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status