Share

Bab 3

Author: Fighter
Nate hendak melihat isinya ketika ponselnya berdering.

Terdengar suara Selena yang panik dan ketakutan dari telepon.

"Nate, perutku sakit sekali... Cepat jemput aku, ya? Aku takut sekali..."

"Aku segera ke sana."

Dia buru-buru menenangkan, tidak lagi melihat isinya, mengambil pulpen, menandatangani dengan cepat, lalu bergegas pergi.

Aku menatap punggungnya dan tersenyum dingin.

Keluarga ini akhirnya hancur.

Sore harinya, Nate mengirim pesan, mengatakan akan mengirim hadiah ulang tahun putriku melalui kurir.

Saat kubuka dan kulihat hadiah itu, ternyata isinya sebuah boneka Barbie. Aku pun tertegun.

Tahun lalu, saat acara outing perusahaan, aku mengajak putriku ikut. Namun, Selena, tanpa sepengetahuanku, membawanya ke rumah hantu. Hasilnya, putriku ketakutan setengah mati oleh boneka Barbie horor palsu itu dan menangis histeris.

Sementara Selena malah merasa terganggu. Dia bahkan meninggalkan putriku sendirian di rumah hantu selama satu jam penuh.

Akhirnya setelah mencari ke seluruh tempat, barulah kami menemukannya dalam kondisi sudah pingsan karena ketakutan.

Setelah sadar, putriku menuduh Selena sengaja meninggalkannya, tetapi Selena mati-matian menyangkal, dan Nate malah membelanya, menyuruh putriku jangan berpikir macam-macam.

Sejak saat itu, putriku selalu bermimpi buruk setiap kali melihat Barbie.

Dan sekarang, dia malah mengirimkan ini sebagai hadiah ulang tahun.

Heh, benar-benar ayah yang tidak masuk akal.

Aku sebenarnya ingin diam-diam menggantinya, tapi putriku sudah melihatnya.

Malam harinya, setelah Nate pulang, tiba-tiba dia berkata padaku, "Aku berencana suruh Selena tinggal di sini untuk sementara waktu."

Nadanya terdengar seolah-olah itu adalah hal yang wajar, lalu dia dengan dingin memerintahkan,

"Kita nikah diam-diam. Aku tidak ingin dia tahu hubunganku denganmu. Jadi kamu dan anakmu pindahlah dulu, untuk menghindari kecurigaan."

"Kamu mau usir kami, lalu bermesraan dengannya di rumah?"

Nate mengerutkan kening, nada suaranya terdengar tidak sabar. "Jangan bicara sembarangan, ini hanya sementara. Hubungan kita tidak bisa diumumkan, statusmu belum cukup."

Aku mencibir tanpa berkata-kata.

Ternyata di matanya, aku dan putriku dari awal sampai akhir adalah beban yang tidak boleh terlihat.

Aku bahkan sampai malas membantah saking marahnya.

Hatiku lelah. Sudahlah, biarkan saja.

Melihat ekspresiku yang tidak senang, dia tiba-tiba melembutkan suaranya.

"Beberapa hari lagi, aku akan jemput kalian kembali. Nanti aku akan memberi kompensasi."

Aku pura-pura mengangguk patuh, lalu diam-diam naik ke atas.

Lagi pula, cepat atau lambat aku akan pergi. Pergi sekarang pun sama saja.

Luka yang dia timbulkan padaku sudah terjadi, dan aku tidak lagi berharap padanya, jadi kompensasi apa pun tidak akan berguna.

Aku juga tidak membutuhkannya lagi.

Aku pun cepat-cepat mengemasi barang, dan membawa putriku pergi.

Tepat saat itu, pintu terbuka.

Selena masuk sambil menyeret kopernya.

Nate segera menyambutnya dan mengambil koper. Nadanya penuh perhatian.

"Bukankah sudah kubilang aku akan menjemputmu? Barangmu banyak sekali, jangan sampai kelelahan."

Begitu kata-kata itu keluar, dia tiba-tiba menyadari sesuatu, dan buru-buru melirikku.

Selena melihatku, jelas terkejut. "Bu Alika? Kenapa kamu ada di rumah Nate?"

Aku belum sempat menjawab, Nate sudah mendahului.

"Ibu dan anak ini tidak punya tempat tinggal. Aku kasihan pada mereka, jadi aku menampung mereka untuk sementara."

Kasihan?

Dulu dia bilang kami kerabatnya, sekarang malah jadi orang menyedihkan yang tidak punya rumah.

Meskipun sudah siap secara mental, jantungku tetap terasa tertusuk setiap kali mendengar berbagai alasan penolakan.

Apa yang dia lakukan benar-benar membuatku muak.

"Halo Paman CEO, halo Bibi."

Siapa sangka, putriku malah bersuara saat itu. Dia menyapa dengan sopan.

Mendengar putrinya memanggilnya paman, Nate tiba-tiba panik.

"Tadi, dia memanggilku apa?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selamat Tinggal Selamanya, Suamiku   Bab 10

    "Ternyata, selama ini aku selalu menjadi wanita yang penuh perhitungan di hatimu."Namun, aku tidak kecewa. Karena aku sudah melihat semuanya dengan jelas.Nate adalah orang yang sangat sombong. Bagaimana mungkin dia benar-benar menundukkan kepala demi seorang wanita?"Nate, apa kamu tidak pernah berpikir bahwa malam itu akulah korbannya?"Nate mendekat selangkah demi selangkah, aku pun mundur selangkah demi selangkah.Sampai aku tidak bisa mundur lagi, aku bersandar di dinding, barulah dia berhenti dan menatapku dengan bingung."Apa maksudmu?"Aku tidak menjawab, tetapi pikiranku kembali ke malam itu.Setelah Nate mabuk, aku memapahnya kembali ke kamar.Aku melepaskan pakaiannya, menyelimutinya, lalu berbalik pergi.Namun, saat aku sampai di pintu, dia menarik lenganku, melemparku ke tempat tidur, lalu menerkamku.Aku melihat dia tidak sadarkan diri, tetapi wajahnya memerah. Matanya penuh gairah, dan aku langsung mengerti dia telah dibius.Aku berusaha melawan dan ingin melarikan diri

  • Selamat Tinggal Selamanya, Suamiku   Bab 9

    Wajah Nate serius, tatapannya sedingin es seolah ingin membekukannya, dan dia menjawab secara perlahan, "Aku tidak membohongimu. Aku beneran jatuh cinta padanya, aku mau pergi mencarinya."Setelah itu, dia mendorong Selena dengan kuat dan berjalan pergi.Aku pun mematikan monitor, seluruh tubuhku seolah mati rasa, lalu aku tertawa hampa.Cinta memang suka bercanda.Aku tidak menyangka, ternyata tanpa kusadari, orang yang tidak bisa hidup tanpaku sebenarnya adalah dia.Dia mau ke luar negeri? Dia mau mencariku?Tidak menghargai saat ada, baru menghargai setelah pergi.Akan tetapi, apa gunanya?Di Norwa.Pagi hari, seperti biasa aku mengantar putriku ke sekolah, lalu pulang untuk merawat bunga dan menanam sayuran.Sejujurnya, aku harus berterima kasih pada Nate yang tidak pelit soal uang, sehingga aku punya cukup uang pensiun untuk bersantai setiap bulan.Saat aku menyiram bunga, sesosok tubuh tinggi muncul di hadapanku.Tubuhku menegang, menyadari siapa yang datang."Alika."Panggilan a

  • Selamat Tinggal Selamanya, Suamiku   Bab 8

    Pak Riko menghela napas dan melanjutkan. "Betul! Aku sudah menahannya, tetapi sikapnya sangat tegas, dan dia bilang mau mencari suaminya, jadi aku setuju."Wajah Nate menghitam, matanya memancarkan amarah, dan urat-urat biru terlihat di punggung tangannya yang mencengkeram ponsel.Kemudian dia mencibir, "Kenapa aku tidak tahu kalau dia punya suami lain?"Pak Riko terdiam."Kenapa kamu bisa setuju dia mengundurkan diri? Aku adalah penanggung jawab utama, pengunduran diri harus melalui..."Nate menegur dengan marah, tapi terhenti oleh suara anak kecil."Ayah, kamu sedang menelepon siapa? Belum tidur?"Ketika dia mendengar suara anak kecil yang jernih dari telepon, ucapannya tiba-tiba berhenti."Sebentar lagi. Anak baik, cepat tidur."Nada suara Pak Riko sangat lembut, dan sepertinya Nate bisa mendengar suara tangan Riko menepuk punggung anaknya.Nate tertegun.Beberapa detik kemudian, dia perlahan menutup telepon, bergumam pada dirinya sendiri seolah baru tersadar."Sebenarnya, aku juga

  • Selamat Tinggal Selamanya, Suamiku   Bab 7

    Nate menghela napas pasrah, menasihati, "Para netizen tidak memarahimu, mereka hanya mengingatkanmu.""Mereka bilang aku tidak punya otak, gampang marah, dangkal, dan egois, bukankah itu memarahiku? Emang salah kalau aku membalasnya? Kamu bahkan tidak membantuku."Selena bahkan menangis dengan sedih, melampiaskan kekesalan kecilnya.Nate sangat pusing, wajahnya justru penuh ekspresi muak.Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Semarah apa pun dia, dia tidak bisa melampiaskannya di siaran langsung. Jadi dia hanya bisa menahan diri dengan menggertakkan gigi."Sudah, aku yang salah."Dia pun tidak banyak bicara lagi dan langsung menutup siaran langsungnya.Aku tidak bisa menahan tawa.Siaran langsung yang tadinya bagus jadi penuh cacian gara-gara Selena, dan itu juga membuat Nate, pengacara profesional itu menjadi malu.Siaran langsung yang buruk ini pasti akan jadi bahan omongan para netizen.Tak lama kemudian, opini publik memang muncul di internet.Semua orang mengeluh tentang Selena yang tid

  • Selamat Tinggal Selamanya, Suamiku   Bab 6

    Pintu kantor terbuka. Meskipun semua orang punya pikiran masing-masing setelah melihat pemandangan ini, mereka tidak berani membahasnya. Mereka hanya bisa diam.Wajah Nate sangat muram. Dia tidak mengejar Selena, melainkan menyandar di sofa, dengan lelah mengusap dahinya.Dia adalah kepala firma hukum, dan Selena sebagai bawahan malah melampiaskan emosinya pada atasan, membawa emosi pribadi ke dalam pekerjaan, itu sebabnya dia tidak senang.Rekan kerja mengajakku bergosip. Dia mengeluh tentang ketidakmampuan Selena yang selalu mengandalkan koneksi untuk mengambil jalan pintas.Rekan kerja juga bertaruh, melihat berapa lama Nate bisa menoleransi Selena?Aku tidak mengiyakan, melainkan hanya membalas dengan stiker senyum.Sebenarnya, dulu aku sering dimarahi Nate, tetapi aku tahu dia ingin aku meningkatkan kemampuan kerja. Jadi aku belajar dari kesalahanku dan berusaha memperbaikinya.Dulu, aku hanya sekolah sampai SMA, lalu orang tuaku meninggal.Demi bertahan hidup, aku yang tidak puny

  • Selamat Tinggal Selamanya, Suamiku   Bab 5

    Setelah menyelesaikan prosedur pengunduran diri, aku meninggalkan firma hukum.Aku tidak ingin bertemu Nate atau mengucapkan selamat tinggal kepadanya, jadi aku mengirim surat cerai padanya melalui kurir.Setelah dia melihat dan menandatanganinya, pernikahan kami akan berakhir.Selamat tinggal, Nate!Semoga kamu dan orang yang kamu cintai selalu langgeng.Aku akan meninggalkan negara ini bersama putriku, tetapi aku khawatir putriku akan menyalahkan keputusanku, jadi aku dengan hati-hati bertanya padanya, "Sayang, Ibu dan Ayah sudah berpisah, jadi Ibu mau membawamu untuk menetap di luar negeri, apakah kamu akan sedih?"Putriku menggelengkan kepalanya dan mencium pipiku dengan pengertian."Ibu, aku punya Ibu saja sudah cukup. Aku ingin menemanimu seumur hidup, aku berharap Ibu bahagia."Aku pun menangis tersedu-sedu, tetapi rasa sakit di hati aku langsung lenyap.Dengan putriku, aku merasa memiliki seluruh dunia.Laki-laki hanyalah pelengkap, tanpa mereka aku tetap utuh.Semua yang telah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status