Share

Pengantin baru

Resmi sudah dan sah sekarang kita sudah menjadi pasangan Suami Istri, menjalani hari-hari dengan sepenuh hati untuk menggapai kebahagiaan kami.

Mengambil cuti setelah pernikahan adalah jalan yang paling indah, untuk menikmati suasana berdua dalam suatu ibadah. Menikah itu memang menggugah hati ya, gimana tidak. Saat bangun tidur saling mengingatkan siapa saja yang bangun terlebih dahulu, ibadah juga semakin giat dan bertambah nilainya.

"Ayah, sarapan yuk sayang," tanya Istriku mengelus membangunkan aku.

"Iya Bunda, maaf Ayah ketiduran lagi," aku segera bangun, iya tadi selepas Shubuh berdua aku ketiduran lagi.

Lalu kita sarapan bersama, sambil menikmati liburan ini alias bulan madu, walaupun bulan madunya masih disekitar wilayah. Tetap saja senang dan tidak ada yang mengganggu.

Setelah sarapan bersama, ah rasanya ingin melanjutkan lagi apa yang terjadi semalam, aku mendekati Istriku dan memintanya untuk masuk kekamar dengan berbisik manja ditelinganya.

"Ayah, Bunda belum mandi," ucap Istriku.

"Sudah Bun, mandinya nanti saja, kamu tetap wangi dan cantik kok," aku merayu manja.

Malu-malu dan tersenyum malu sambil menganggukkan kepala menuju kamar yang telah menjadi saksi bahagia kami berdua.

Tak pernah terbayangkan jika ia adalah jodohku, Wanita muda yang mampu bersikap dewasa, menjalani hari dengannya sungguh luar biasa, sempat membayangkan akan terjadi aku yang banyak mengalah karena Istriku terlalu muda, tapi ternyata itu tidak benar, dia bisa berubah total menjadi dewasa.

Saat memasak aku sangat terharu melihatnya, tiba-tiba Istriku bisa memasak walau waktu memasaknya lumayan lama, tapi dia berhasil menciptakan rasa layaknya para Koki sedang berkarya. Hasil tercipta luar biasa, padahal aku tau dia tidak bisa memasak secara yang berat-berat.

Ternyata Istriku belajar gigih dari sebuah gadget tentang resep masakan, sempat dia tulis secara menual supaya dia bisa selalu ingat, aku menemukan sebuah catatan namun aku tidak memberi tahunya, heee. Catatan itu berisi resep masakan, ah so sweet sekali Istriku.

Semangat dan tekadnya berhasil membuat sebuah hidangan menarik dan lezat untukku. Siang sangat cerah aku mengajaknya jalan-jalan untuk membeli sesuatu.

"Sayang, keluar yuk, kita beli makanan atau apa gitu," aku mengajak Istri.

"Mau beli apa sih Ayah, malu tau keluarnya," jawab Istri.

"Aduh kamu masih malu saja, kita kan sudah suami Istri," ucap aku.

"Ya udah, nunggu rambut kering dulu ya Ayah, masih basah gini ih, pake jilbab juga ga enak," celoteh canda Istriku.

"Iya sayang, ya udah. Ayah tunggu didepan ya," aku menjawabnya.

Istri masih sibuk dengan rambutnya, berusaha mengeringkannya dan bersolek berdandan, biasanya dia tidak suka berdandan, biasa hanya sekedar bedak saja saat dahulu belum menikah. Kini dia berdandan menggunakan lipstik tipis bedak dan lain-lain, karena berjalan dengan aku Suaminya. Itu pun tidak berdandan dengan berlebihan.

Setelah aku melihat dia rapih dan berdandan, ah tiba-tiba hasrat gejolak muncul kembali dan tentu saja aku tidak bisa menahannya. Yah terpaksa aku merayu lagi Istriku dan memintanya kembali masuk kedalam rumah.

"Bunda, sebentar deh masuk dulu, ga jadi deh perginya," aku meminta Istri

"Nah ada apa Yah, kok Bunda dah rapih malah ga jadi, ah Ayah gimana nih," Istri menjawab manja.

"Udah sini Bun, maaf Ayah ga jadi, Ayah tuh tiba-tiba liat Bunda rapih gini jadi ingin masuk kamar lagi," aku menggondongnya dan menjatuhkannya dikasur.

"Ah... Ayah, rese," jawab Istri manja.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status