Seminggu setelah pertemuan terakhir mereka, Anna dan Marcus akhirnya membuat janji untuk bertemu lagi. Kali ini mereka berencana untuk memesan gaun pengantin sekaligus tuxedo untuk pernikahan Marcus dan Lisa. Sayangnya, hari itu Lisa kembali menolak ajakan Marcus untuk memesan gaun pengantin bersama dengan alasan sibuk. Tentu saja, hal itu membuat Marcus merasa sedih dan tak berdaya.
Sebagai seorang pria, ia merasa harga dirinya jatuh karena mencintai seorang Lisa Romanov. Gadis yang sudah berhubungan dengannya selama 5 tahun itu telah berubah begitu banyak sejak ia menjadi model terkenal di Boston sekitar dua tahun lalu. Sikap lembut, perhatian, dan rendah hati gadis itu telah hilang berganti menjadi kasar, acuh tak acuh, dan juga lebih tidak pedulian terhadapnya. Namun, Marcus selalu meyakinkan dirinya bahwa Lisa akan berubah kembali seperti dulu setelah mereka menikah.
“Maaf sudah membuatmu menunggu lagi Tuan Bond,” suara Anna membuat Marcus tersadar lamunannya. Tatatapannya beralih memandangi gadis yang berdiri di depannya itu dengan sedikit tertegun. Pesona seorang Anna Walkins memang bukan main-main. Dari asistennya ia mengetahui bahwa Anna Walkins merupakan putri bungsu dari keluarga Walkins yang memiliki kekayaan sebesar $97 Miliyar. Gadis itu juga dinobatkan sebagai salah satu dari lima gadis tercantik di Boston. Dan gelar kecantikan itu memang bukan main-main. Lisa memang cantik, tapi kecantikan gadis di depannya berada pada taraf yang berbeda. Kesan dingin dan mandiri sangat terpancar dari gadis itu.
“Tidak masalah, aku juga baru tiba.” Jawab Marcus setelah Anna duduk di depannya. Saat ini mereka berada di ruang pertemuan khusus yang ada di kantor AW Organizer. Asisten Anna-Rosy-memintanya untuk menunggu Anna di ruangan ini karena Anna sedang menemui klien lain.
“Kau sudah menyiapkan rancangannya?” tanya Marcus sembari memperhatikan Anna yang sudah membawa sebuah map di tangannya.
“Sudah. Sesuai permintaan Anda dan nona Romanov, Saya-“ belum sempat Anna menyelesakan kalimatnya, Marcus sudah mengangkat sebelah tangannya untuk menghentikan Anna berbicara.
“Jangan terlalu formal, aku ingin kita menjadi teman dan berdiskusi dengan nyaman.”
Anna terdiam sejenak mencoba mencerna perkataan Marcus sebelum akhirnya mengangguk setuju dan mencoba berbicara dengan santai. “Aku sudah menyelesaikan rancangannya sesuai permintaanmu dan juga calon istrimu. Kau bisa memeriksanya dulu sebelum kita menemui perancang busananya.”
Marcus mengambil file itu dan memeriksanya sejenak, “Ini bagus. Aku tidak tahu jika kau bisa merancang busana juga?”
“Sejujurnya ini salah satu keahlianku, aku juga membuka sebuah butik dengan brand-ku sendiri.” Bukan bermaksud sombong, Anna hanya mengatakan apa yang memang sebenarnya ia lakukan. Berhadapan dengan seorang CEO Bond Inc. Tidak membuatnya merendah dan takut-takut. Sebaliknya ia ingin menunjukkan yang terbaik dengan sedikit harapan pria itu berkenan untuk bekerja sama dengan perusahannya.
Pengaruh Bond Inc di Boston bukan main-main. Walau keluarganya Walkins juga termasuk keluarga kaya, tapi ia ingin menjadi enterpreneur mandiri yang sukses terlepas dari campur tangan keluarga besarnya.
“Benarkah? Itu mengejutkan, usiamu masih muda tapi kau sudah memiliki keahlian sebaik ini.” Puji Marcus dengan tulus. Cara pandangnya terhadap Anna semakin baik setiap mereka bertemu.
Anna hanya tersenyum sebagai tanggapan. “Lalu, apa kali ini nona Romanov tidak akan ikut untuk mengukur bajunya?”
Mendengar pertanyaan itu membuat ekspresi Marcus sedikit muram. Hal ini membuat Anna sedikit merasa bersalah karena sudah bertanya hal yang membuat pria itu murung.
“Dia tidak bisa ikut karena memiliki jadwal pemotretan di luar kota. Kurasa ukuran tubuhmu dengan Lisa tidak jauh berbeda, jadi apa kau tidak keberatan untuk membantuku mengukur bajunya?”
Tersentak, Anna tidak menyangka Marcus akan meminta hal itu padanya. Sejujurnya ini terdengar tak masuk akal, seberapa mirippun ukuran tubuh mereka, tidak menutup kemungkinan terjadinya ketidak-cocokkan pada baju yang akan digunakan Lisa sebagai pemilik aslinya. Tapi melihat tatapan memelas pria di depannya membuat Anna tidak tega untuk menolaknya sehingga ia memutuskan untuk menyetujuinya.
“Baiklah, tidak masalah selama aku bisa membantumu, Tuan Bond.”
Mendapat respon yang positif, Marcus kembali tersenyum dan meminum kopinya. “Kalau begitu, bisakah kita berangkat ke butiq sekarang? Nona Walkins tidak perlu membawa mobil, kita naik mobilku saja. Kau tidak keberatan?”
“Tapi-“ sebelum Anna menolak, Marcus sudah lebih dulu berdiri. “Baiklah, ayo.” Menghela napas, Anna akhirnya mengikuti Marcus menuju mobilnya di parkiran.
Anna menatap kondisi temannya itu dengan prihatin. Dalam hati ia bersyukur tidak mengalami morning sicks separah Rosy yang membuatnya mampu tetap bekerja dan melakukan apapun yang membuatnya terhibur. “Apa ini sudah bulan ke tiga?” tanya Anna sembari memijat telapak tangan Rosy. Ia memutuskan untuk duduk di pinggiran sofa dan mengurus Rosy sebelum pergi ke ruangannya. “Ini bulan ke empat. Kata dokter kemungkinan ini akan berlangsung hingga usia kandungannya memasuki bulan ke enam.”Anna meringis, lalu mengambil tisu dan mengelap keringat di wajah Rosy. “Apa kau sudah sarapan?” tanya Anna lagi. “Sudah, tadi pagi Ernest membuatkanku roti panggang dengan selai apel dan juga memotongkan beberapa apel.” Setelah mengatakan itu, Rosy kembali memejamkan matanya karena setiap ia membuka mata, seluruh ruangan terlihat berputar-putar membuatnya merasa semakin pusing.‘Tok tok tok’“Masuk.” Anna menjawab kepada Sunny y
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Satu tahun terlewatkan begitu saja tanpa masalah yang berarti. Hanya saja rencana resepsi pernikahan Marcus dan Anna harus tertunda selama beberapa bulan karena kondisi Anna yang tidak memungkinkan untuk berada di tempat keramaian. Apalagi usia Kennard yang masih begitu kecil dan rentan membuat Anna khawatir bahwa bayi kecil itu akan kelelahan dan rewel selama mereka mengadakan acara resepsi. Jadi, karena itulah acara resepsi ditunda setelah berdiskusi dengan keluarga Marcus.“Kau akan ke kantor?” tanya Marcus ketika melihat istrinya sedang duduk di depan meja rias untuk berdandan dalam balutan baju kerjanya. Anna menatap Marcus melalui cermin di depannya dan mengangguk. “Ya, ada beberapa design baru yang harus kulihat. Apalagi Rosy sedang mengalami morning sicks jadi dia tidak bisa selalu hadir di kantor untuk terus menggantikanku.”“Kau akan membawa Ken, juga?” tanyanya lagi.“Ya, bersama bibi Jessy.”“Baiklah, kalau begitu aku akan menga
“Apa menurut Bibi aku harus menikah sendirian tanpa Ayah dan keluargaku?” tanya Anna lirih. Ekspresinya seolah ingin menangis memikirkan nasib dirinya sendiri yang dicampakkan oleh keluarga kandungnya. Jessy memandangi wanita itu dengan ekspresi sedih. Bayangan Anna kecil entah mengapa tiba-tiba terlintas di kepalanya. Sosok gadis kecil yang selalu memangis di malam hari itu kini sudah tumbuh dewasa menjadi seorang istri dan ibu yang baik hati. “Bibi tidak mengatakan bahwa Nyonya harus menikah tanpa keluarga Nyonya, tapi apakah Tuan Besar dan para Tuan Muda pernah menganggap Nyonya sebagai keluarga mereka?” Anna terdiam. Ia ingin membantah bibi Jessy namun ia sadar bahwa apa yang wanita paruh baya itu katakan memang benar. Ayah dan para kakak laki-lakinya tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Hanya para pelayan dan kepala pelayan yang bekerja di kediaman Mansion Walkins yang menyayanginya.Meskipun Anna dibenci oleh Ayah dan Kakak laki-lakinya, mereka tet
"Aku sudah memikirkannya beberapa hari ini,” ujar Marcus tiba-tiba saat ia dan Anna tengah menikmati waktu makan siang bersama. Anna menghentikan gerakannya dan menatap Marcus dengan bingung, “apa itu?” tanyanya penasaran. “Aku ingin mengadakan acara resepsi pernikahan kita di hari ulang tahunmu.” Hening beberapa saat. Anna menatap Marcus terkejut seolah tidak memahami apa yang baru saja ia dengar dari suaminya. Resepsi pernikahan... Itu bukanlah acara biasa yang bisa Anna putuskan begitu saja. Banyak hal yang harus mereka pikirkan dan persiapkan untuk hal itu. Termasuk restu dari ayahnya. Setidaknya, ia butuh pria itu untuk mendampinginya berjalan di altar sebagai seorang ayah. Marcus yang menyadari perubahan di wajah istrinya merasakan ada yang tidak benar. Apa Anna tidak menyukai idenya? Pikirnya dengan kebingungan. “Kau tidak suka?” tanyanya. Wanita itu menatap Marcus sekali lagi lalu tersenyum dan menggeleng pelan, “aku menyukainya. Bukankah mengadakan resepsi pernikahan a
Hari semakin gelap ketika mereka mencoba satu per satu wahana yang ada di taman itu. Dari semua wahana, Rosy sengaja menyisakan wahana bianglala untuk mereka naiki paling akhir ketika matahari akan tenggelam. Rosy ingin melihat sunset ketika mereka berada di atas bianglala, dan Ernest dengan sabar menuruti semua keinginan istrinya itu.“Selamat sore, Tuan Mars, Nyonya Mars.” Seorang pria berambut hitam mengenakan jas biru muda sedikit membungkuk menyambut Ernest dan Rosy ketika mereka tiba di depan pintu masuk bianglala.Sebelumnya asisten Ernest memang telah menghubungi manajerial taman hiburan jika Ernest dan Rosy akan datang mengunjungi taman itu untuk berkencan. Dan berkat itulah Ernest dan Rosy dapat menaiki semua wahana dengan nyaman tanpa harus mengantri panjang mengikuti pengunjung lainnya.Rosy yang pertama kalinya mendapatkan perlakuan seistimewa itu merasa takjub akan kuasa suaminya. Menjadi kaya dan berkuasa memang sangat menyenangkan!“Halo, George. Kau menjaga taman ini
Tidak banyak hal yang berubah dari hubungan Ernest dan Rosy setelah mereka menikah. Yang berubah hanya sikap Ernest yang semakin posesif setiap harinya terhadap Rosy. Meskipun wanita itu tidak membencinya, namun terkadang sikap Ernest yang terlalu berlebihan membuat Rosy merasa lelah.Seperti saat ini, ketika mereka akan pergi kencan di luar, pria itu terus-terusan mengomentari baju yang Rosy kenakan.“Ganti, itu terlalu pendek.”“Terlalu terbuka, kau bisa kena flu.”“Pria mana yang akan kau goda dengan penampilan itu?”Dan banyak lagi komentar yang pria itu lemparkan padanya hingga akhirnya Rosy hanya mengenakan summer long dress lengan panjang dengan belahan dada yang sedikit rendah.“Please, hentikan itu, Ernest. Kau terlalu berlebihan,” keluh Rosy pada suaminya yang memasang ekspresi curiga dengan kedua alis hampir bersatu.“Kenapa? Apa mungkin memang itu tujuanmu? Memakai baju terbuka untuk menggoda pria lain?” tuduh Ernest dengan ekspresi gelap.Rosy memutar bola mata malas dan