Anna Walkins dan Rosy Woods hanyalah dua orang gadis yang bekerja sebagai Wedding Planner di Anna Wedding Organizer yang mereka dirikan sendiri. Pertemuan mereka dengan Marcus Bond dan Ernest Mars sebagai klien membuat mereka terjebak dalam hubungan rumit. Marcus Bond yang sebentar lagi akan menikah dengan Lisa Romanov malah menjerat Anna dalam hubungan terlarang. Rosy Woods yang naif-pun jatuh pada pesona Ernest Mars yang ternyata memiliki hubungan rahasia dengan salah seorang model terkenal. Mampukah kedua gadis ini bertahan dalam hubungan cinta terlarang mereka? Siapakah yang akhirnya dipilih oleh kedua pria itu?
Lihat lebih banyakDi sebuah kafe pada pukul sepuluh pagi, terlihat sepasang kekasih tengah duduk di salah satu sofa dengan ekspresi gelisah di wajah wanitanya.Wanita itu berkata dengan nada jengkel, “Kenapa dia lama sekali? Setengah jam lagi aku sudah harus kembali ke lokasi pemotretan!”
Pria di sebelahnya menggenggam sebelah tangan gadis itu dan meremasnya dengan lembut mencoba menenangkan sembari berkata, “Tenanglah sayang, dia akan tiba sebentar lagi.”
Tepat setelah pria itu berbicara, seorang wanita cantik berambut coklat melangkah memasuki kafe dan menghampiri meja mereka dengan ekspresi bersalah dan cemas.
“Selamat pagi Tuan Bond, Nona Romanov, maaf saya terlambat.” Ujarnya dengan nada menyesal dan segera mengambil tempat di depan kedua pasangan itu lalu mengulurkan tangan, “Perkenalkan saya Anna Walkins dari AW Organizer yang akan bertanggung jawab untuk perencanan pernikahan Anda,” Anna memperkenalkan diri dengan sopan pada pasangan di depannya dan memasang senyum lembut dan ramah terbaiknya, mencoba melunakkan hati pasangan itu karena membuat mereka harus menunggunya di hari pertemuan pertama mereka.
“Tidak masalah nona Walkins. Salam kenal, aku Marcus Bond, dan dia adalah kekasihku Lisa Romanov,” ucap pria di depannya yang langsung menyambut uluran tangannya dengan senyum maklum. Tidak ada nada kesal dan marah pada pria itu, dan itu membuat Anna dapat menghela napas lega karena pria itu tidak mempermasalahkan keterlambatannya.
Anna tidak menduga jika CEO Bond Inc. itu memberinya kesan pertama sebagai pria yang ramah dan murah hati.
Berbeda dengan respon Marcus Bond yang sopan, Lisa Romanov-sang calon mempelai wanita-itu tidak menyambut uluran tangan Anna dan hanya menjawab singkat menyebutkan namanya. “Lisa Romanov,” jawabnya dengan nada acuh tak acuh.
Melihat respon Lisa, Marcus beralih menatap Anna memberikan tatapan menyesal dan tersenyum tipis meminta maaf atas sikap kasar tunangannya, dan Anna hanya mampu tersenyum lalu mengangguk singkat memaklumi sikap Lisa. Lagipula ini sikap yang wajar karena posisi Anna memang salah saat ini.
“Kau sungguh membuang-buang waktuku, Nona Walkins. Apa begini caramu melayani klien?” Lisa menatap Anna dengan tatapan jengkel, terlihat dia begitu terganggu dan marah akan keterlambatan Anna pagi itu. Dia melanjutkan, “karena aku sibuk, kau bisa mendiskusikannya langsung pada calon suamiku. Yang jelas, aku ingin pesta yang mewah, meriah, dan elegan karena akan ada banyak publik figur dan orang-orang penting yang hadir.”
Sejujurnya Anna sedikit terkejut pada ucapan Lisa yang menggerutu dan memberitahunya jika dia akan pergi dan membiarkan Marcus sendirian untuk berdiskusi dengan Anna mengenai pernikahan mereka. Ia akui dia salah karena terlambat, dia juga sudah menduga bahwa klien nya akan marah, namun ia tidak menduga bahwa perlakuan dari calon mempelai wanitanya akan seburuk ini. Terlebih ia tahu bahwa gadis itu terkenal sebagai Model yang profesional dan baik. Memang benar kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya saja.
Awalnya Anna merasa khawatir hanya pada Marcus, mengingat pria itu seorang CEO yang terkenal arogan dan dingin, namun apa yang ia temui pagi ini benar-benar berbeda dari rumor yang beredar.
Anna mencoba menanggapi ucapan Lisa dengan tenang dan tersenyum lembut, “baiklah nona, saya mengerti. Sekali lagi saya mohon maaf atas keterlembatan saya pagi ini. Kalau begitu saya akan mendiskusikannya bersama calon suami Anda,” katanya sambil menatap Lisa yang langsung mengambil tasnya bersiap untuk pergi.
“Tidak bisakah kali ini kau meluangkan waktu untuk berdiskusi bersamaku, sayang?” Marcus yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara dan menahan tangan Lisa yang hendak beranjak dari duduknya. Ekspresinya terlihat gusar karena kekasihnya akan pergi sebelum mereka mulai mendiskusikan rancangan pernikahan mereka.
“Jangan manja, Marcus. Kau tahu aku sangat sibuk. Aku percaya pilihanmu pasti yang terbaik untuk kita, jadi kau bisa mendiskusikannya berdua dengan nona Walkins.” Lisa melepas genggaman tangan Marcus dan menatap Anna sejenak, “kalau begitu aku pergi dulu. Aku harus ke lokasi pemotretan sekarang.” Gadis itu mengabaikan ekspresi sedih Marcus dan memberikan dua kecupan di kedua pipi pria itu sebelum beranjak pergi meninggalkan calon suaminya dan Anna di meja kafe itu.
Marcus terdiam di tempatnya dan hanya mampu memandangi punggung Lisa yang perlahan berjalan menjauhi meja mereka lalu menghilang dari balik pintu. Menghela napas dengan sedih, Marcus mengalihkan wajahnya pada Anna yang masih tetap diam memperhatikannya.
“Maaf sudah membuatmu harus melihat hal yang tidak menyenangkan di pertemuan pertama kita,” kata Marcus dan menatap Anna dengan tatapan menyesal.
Anna menggeleng pelan dan mencoba menenangkan pria tampan di depannya itu dengan mengatakan, “bukan masalah tuan. Jangan pikirkan itu.”
Marcus tersenyum dengan ekspresi yang lebih tenang daripada sebelumnya.
Anna dapat menangkap kesedihan dalam raut wajah Marcus di depannya, pria itu mencoba tetap terlihat tenang dan bersikap seolah kepergian Lisa bukan masalah besar. Namun sejujurnya, jauh di dalam hatinya pria itu merasa malu dan sedih akan sikap kasar Lisa.
“Apa kita bisa memulainya sekarang ,tuan?” Anna mencoba memecah suasana dan tersenyum profesional pada Marcus, membuat pria itu sedikit bernapas lega karena Anna terlihat tidak mempermasalahkan sikap kasar Lisa padanya.“Tentu, Apa aku bisa melihat tema-tema perencanaan kalian?” tanya Marcus sembari menerima sebuah buku berisi proposal perencanaan pernikahan yang sudah dipersiapkan oleh Anna sebelumnya. Semua tema yang ia bawa hari ini sudah ia perhitungkan dan sesuaikan dengan latar belakang klien yang menyewa jasanya.
Marcus membaca dan membolak-balikkan proposal di tangannya dengan cepat mengingat ia terbiasa membaca banyak dokumen perusahaan setiap harinya jadi tidak butuh waktu lama baginya untuk membaca dan memilih tema yang ia inginkan.
“Apa kau sendiri yang merancang tema-tema ini? Ini sangat bagus.” Puji Marcus dengan nada tulus dan tersenyum menatap Anna di depannya.
Mengangguk pelan, Anna merasa senang dan bangga dalam hatinya ketika menerima pujian dari Marcus tapi ia tetap tersenyum formal dan berekspresi tenang menunjukkan keprofesionalannya dalam bekerja. “Benar tuan, tapi beberapa juga terdapat ide dari pegawai dan juga temanku.” Marcus mengangguk paham sebagai jawaban atas ucapan Anna. Dia kembali melihat-lihat contoh gambaran dari tema-tema pernikahan itu.
“Jadi, Apa ada konsep yang menarik perhatian Anda, Tuan?” Tanya Anna dengan sopan.
Marcus menyerahkan proposal itu kembali kepada Anna dan menunjukkan konsep yang ia inginkan. Anna menerimanya dan melihat konsep itu sejenak sebelum bertanya, “Anda ingin indoor?”
“ya, indoor saja. Calon istriku ingin pernikahan yang tertutup dan tidak ingin pernikahan kami dihadiri oleh terlalu banyak wartawan.”
Anna mengangguk paham sembari mengeluarkan buku catatannya dan mencatat beberapa hal di dalamnya. Lalu ia membuka contoh tema pernikahan indoor dan menunjukkannya pada Marcus, “Bagaimana dengan yang satu ini tuan?”Tatatpan Marcus beralih pada tablet di depannya yang menampilkan contoh gambaran tema pernikahan indoor yang Anna tunjukkan lalu tersenyum dan mengangguk dengan puas. “Baiklah, aku setuju,” putusnya.
Setelah mendiskusikan beberapa hal, Marcus memanggil pelayan dan menatap Anna di depannya, “ Sebaiknya kita bicarakan hal ini sambil makan. Kau tidak keberatan bukan?’
“Ah, ya. Tentu tuan, aku tidak akan menolaknya.” Anna menerima daftar menu dari pelayan dan memesan makanan serta minumannya sebelum melirik ke Marcus sejenak.
Sejujurnya pria di depannya begitu tampan. Garis wajah yang tegas, tatapan yang terlihat tenang, dan senyum pria itu cukup mempesona menampilkan gigi putihnya yang rapi. Bisa dibilang sebagai seorang CEO Bond Inc. Marcus memiliki segala hal terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang pria. Jika dia pria lajang, dapat dipastikan banyak wanita ingin menarik perhatiannya bahkan jika itu hanya cinta satu malam di ranjang hotel.
Setelah memesan makanan, Anna dan Marcus melanjutkan diskusi mereka mengenai beberapa hal lainnya dengan lancar. Dari pertemuan hari ini, kesan Anna pada seorang Marcus benar-benar baik, hanya saja dia sedikit menyayangkan bahwa pria sebaik itu akan menikahi wanita arogan dan kasar seperti Lisa Romanov.
Anna menatap kondisi temannya itu dengan prihatin. Dalam hati ia bersyukur tidak mengalami morning sicks separah Rosy yang membuatnya mampu tetap bekerja dan melakukan apapun yang membuatnya terhibur. “Apa ini sudah bulan ke tiga?” tanya Anna sembari memijat telapak tangan Rosy. Ia memutuskan untuk duduk di pinggiran sofa dan mengurus Rosy sebelum pergi ke ruangannya. “Ini bulan ke empat. Kata dokter kemungkinan ini akan berlangsung hingga usia kandungannya memasuki bulan ke enam.”Anna meringis, lalu mengambil tisu dan mengelap keringat di wajah Rosy. “Apa kau sudah sarapan?” tanya Anna lagi. “Sudah, tadi pagi Ernest membuatkanku roti panggang dengan selai apel dan juga memotongkan beberapa apel.” Setelah mengatakan itu, Rosy kembali memejamkan matanya karena setiap ia membuka mata, seluruh ruangan terlihat berputar-putar membuatnya merasa semakin pusing.‘Tok tok tok’“Masuk.” Anna menjawab kepada Sunny y
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Satu tahun terlewatkan begitu saja tanpa masalah yang berarti. Hanya saja rencana resepsi pernikahan Marcus dan Anna harus tertunda selama beberapa bulan karena kondisi Anna yang tidak memungkinkan untuk berada di tempat keramaian. Apalagi usia Kennard yang masih begitu kecil dan rentan membuat Anna khawatir bahwa bayi kecil itu akan kelelahan dan rewel selama mereka mengadakan acara resepsi. Jadi, karena itulah acara resepsi ditunda setelah berdiskusi dengan keluarga Marcus.“Kau akan ke kantor?” tanya Marcus ketika melihat istrinya sedang duduk di depan meja rias untuk berdandan dalam balutan baju kerjanya. Anna menatap Marcus melalui cermin di depannya dan mengangguk. “Ya, ada beberapa design baru yang harus kulihat. Apalagi Rosy sedang mengalami morning sicks jadi dia tidak bisa selalu hadir di kantor untuk terus menggantikanku.”“Kau akan membawa Ken, juga?” tanyanya lagi.“Ya, bersama bibi Jessy.”“Baiklah, kalau begitu aku akan menga
“Apa menurut Bibi aku harus menikah sendirian tanpa Ayah dan keluargaku?” tanya Anna lirih. Ekspresinya seolah ingin menangis memikirkan nasib dirinya sendiri yang dicampakkan oleh keluarga kandungnya. Jessy memandangi wanita itu dengan ekspresi sedih. Bayangan Anna kecil entah mengapa tiba-tiba terlintas di kepalanya. Sosok gadis kecil yang selalu memangis di malam hari itu kini sudah tumbuh dewasa menjadi seorang istri dan ibu yang baik hati. “Bibi tidak mengatakan bahwa Nyonya harus menikah tanpa keluarga Nyonya, tapi apakah Tuan Besar dan para Tuan Muda pernah menganggap Nyonya sebagai keluarga mereka?” Anna terdiam. Ia ingin membantah bibi Jessy namun ia sadar bahwa apa yang wanita paruh baya itu katakan memang benar. Ayah dan para kakak laki-lakinya tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Hanya para pelayan dan kepala pelayan yang bekerja di kediaman Mansion Walkins yang menyayanginya.Meskipun Anna dibenci oleh Ayah dan Kakak laki-lakinya, mereka tet
"Aku sudah memikirkannya beberapa hari ini,” ujar Marcus tiba-tiba saat ia dan Anna tengah menikmati waktu makan siang bersama. Anna menghentikan gerakannya dan menatap Marcus dengan bingung, “apa itu?” tanyanya penasaran. “Aku ingin mengadakan acara resepsi pernikahan kita di hari ulang tahunmu.” Hening beberapa saat. Anna menatap Marcus terkejut seolah tidak memahami apa yang baru saja ia dengar dari suaminya. Resepsi pernikahan... Itu bukanlah acara biasa yang bisa Anna putuskan begitu saja. Banyak hal yang harus mereka pikirkan dan persiapkan untuk hal itu. Termasuk restu dari ayahnya. Setidaknya, ia butuh pria itu untuk mendampinginya berjalan di altar sebagai seorang ayah. Marcus yang menyadari perubahan di wajah istrinya merasakan ada yang tidak benar. Apa Anna tidak menyukai idenya? Pikirnya dengan kebingungan. “Kau tidak suka?” tanyanya. Wanita itu menatap Marcus sekali lagi lalu tersenyum dan menggeleng pelan, “aku menyukainya. Bukankah mengadakan resepsi pernikahan a
Hari semakin gelap ketika mereka mencoba satu per satu wahana yang ada di taman itu. Dari semua wahana, Rosy sengaja menyisakan wahana bianglala untuk mereka naiki paling akhir ketika matahari akan tenggelam. Rosy ingin melihat sunset ketika mereka berada di atas bianglala, dan Ernest dengan sabar menuruti semua keinginan istrinya itu.“Selamat sore, Tuan Mars, Nyonya Mars.” Seorang pria berambut hitam mengenakan jas biru muda sedikit membungkuk menyambut Ernest dan Rosy ketika mereka tiba di depan pintu masuk bianglala.Sebelumnya asisten Ernest memang telah menghubungi manajerial taman hiburan jika Ernest dan Rosy akan datang mengunjungi taman itu untuk berkencan. Dan berkat itulah Ernest dan Rosy dapat menaiki semua wahana dengan nyaman tanpa harus mengantri panjang mengikuti pengunjung lainnya.Rosy yang pertama kalinya mendapatkan perlakuan seistimewa itu merasa takjub akan kuasa suaminya. Menjadi kaya dan berkuasa memang sangat menyenangkan!“Halo, George. Kau menjaga taman ini
Tidak banyak hal yang berubah dari hubungan Ernest dan Rosy setelah mereka menikah. Yang berubah hanya sikap Ernest yang semakin posesif setiap harinya terhadap Rosy. Meskipun wanita itu tidak membencinya, namun terkadang sikap Ernest yang terlalu berlebihan membuat Rosy merasa lelah.Seperti saat ini, ketika mereka akan pergi kencan di luar, pria itu terus-terusan mengomentari baju yang Rosy kenakan.“Ganti, itu terlalu pendek.”“Terlalu terbuka, kau bisa kena flu.”“Pria mana yang akan kau goda dengan penampilan itu?”Dan banyak lagi komentar yang pria itu lemparkan padanya hingga akhirnya Rosy hanya mengenakan summer long dress lengan panjang dengan belahan dada yang sedikit rendah.“Please, hentikan itu, Ernest. Kau terlalu berlebihan,” keluh Rosy pada suaminya yang memasang ekspresi curiga dengan kedua alis hampir bersatu.“Kenapa? Apa mungkin memang itu tujuanmu? Memakai baju terbuka untuk menggoda pria lain?” tuduh Ernest dengan ekspresi gelap.Rosy memutar bola mata malas dan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen