Home / Romansa / Selingkuh Dengan Klienku / BAB 2 – Ernest Mars

Share

BAB 2 – Ernest Mars

Author: Ghostriz
last update Last Updated: 2021-11-18 19:27:41

Di tempat lain. Klien yang sebelumnya meminta pertemuan dengan Anna akhirnya tiba di sebuah restoran yang telah AW Organizer persiapkan. Setelah meminta pengertian klien itu, Anna menyerahkan tugasnya kepada asisten sekaligus sahabatnya-Rosy Woods-untuk menangani masalah perancangan pernikahan kliennya.

Rosy yang telah tiba di restoran itu sejak lima belas menit yang lalu cukup terkejut melihat klien yang memasuki ruangan khusus pertemuan itu.

‘Sial, dia tampan dan seksi!’ pikirnya sembari memperhatikan setiap inci wajah pria itu dan gestur tubuhnya. Dengan sedikit gugup, Rosy berdiri dan menampilkan senyum terbaiknya untuk menyapa klien pentingnya itu.

“Selamat pagi, Tuan. Saya Rosy Woods dari AW Organizer yang akan membantu perancangan pernikahan Anda.” Ucapnya dengan mengulurkan tangan pada pria itu.

“Ernest Mars.” Balas pria itu dengan singkat dan ekspresi acuh tak acuhnya. Rosy hanya tersenyum tipis dan mempersilahkan Ernest duduk lalu memanggil pelayan untuk menyiapkan minuman untuknya dan juga Ernest.

“Apa kau sudah menunggu lama?” Ernest menatap Rosy yang duduk di depannya dengan tatapan intens dan membuat Rosy gugup dengan pipi memanas, sedikit kesulitan menatap pria itu untuk menjawabnya., terlebih melihat tatapan intens pria itu yang seolah menelanjanginya membuat Rosy mau tak mau merasa kesulitan bernapas, “tidak, tuan Mars. Saya tiba di sini hanya beberapa menit sebelum Anda tiba. Jadi, itu bukan masalah.”

Rosy menyelamati dirinya sendiri yang berhasil untuk tetap bersikap profesional di depan Ernest tanpa menunjukkan kegugupannya. Bisa dibilang ia penggemar pria tampan, apalagi ketampanan Ernest di atas rata-rata. Ia yakin Ernest merupakan salah satu pria paling tampan di Boston yang pernah ia temui. Namun sayang sekali bahwa pria tampan ini sudah memiliki pasangan dan akan segera menikah. Rosy merasa pahit di dalam lidahnya menyadari fakta itu.

Ernest hanya mengangguk sebagai tanggapan. Rosy sedikit kehilangan kata-kata mendapat respon yang sikat seperti itu, ia sedikit kesulitan dalam memilih kata untuk membuka diskusi mereka. Akhirnya, dengan mengumpulkan keberaniannya, Rosy membuka suara memecah keheningan untuk bertanya.

“Apa Anda hanya datang sendiri? Bagaimana dengan pasangan Anda?” tanyanya dengan ekspresi bingung. Sangat jarang ada klien yang datang sendirian untuk mendiskusikan perencanaan pernikahan mereka kecuali pasangannya mungkin datang terlambat.

Ernest menatap Rosy sejenak, lalu menjawab dengan nada ragu, “sebenarnya bukan aku yang akan menikah, tetapi sepupuku. Saat ini dia masih di luar negeri bersama pasangannya. Aku datang mewakilinya untuk melihat beberapa hal. Apa itu tidak masalah untukmu nona Woods?”

Sedikit mengerjap, Rosy segera mengangguk dan menjawab dengan nada malu sekaligus bersemangat, “Ya, tentu. Itu bukan masalah. Maaf, karena saya mengira anda yang akan menikah.”

“Tidak, bukan saya.” Ernest menjawab dengan yakin lalu tersenyum maklum akan kesalahpahaman itu. Tepat ketika itu pelayan masuk ke ruangan mereka mengantarkan minuman. Rosy mempersilahkan Ernest untuk minum sementara ia mulai mempersipakan beberapa file untuk ditunjukkan kepada Ernest.

“Kalau begitu, bisakah Anda memberikan ini kepada calon pengantinnya untuk memilih konsep seperti apa yang mereka inginkan, tuan?”

Ernest menerima file itu dan membaca serta melihat-lihat beberapa tema dengan ekspresi serius, “sebenarnya mereka ingin aku yang sepenuhnya mengatur dan memilih konsepnya. Bisakah kau membantuku memberi masukan mana yang sebaiknya kupilih?”

Meskipun tidak sebaik Anna dalam bekerja, Rosy cukup cekatan ketika berdiskusi dengan kliennya. Dengan tanggap Rosy mulai menjelaskan dan merekomendasikan beberapa tema yang menurutnya bagus untuk digunakan saat ini. Tanpa Rosy sadari, pria di depannya kerap kali diam-diam mencuri pandang pada kaki dan pahanya yang sedikit terekspos karena ia hanya mengenakan mini dress ketat berwarna hitam dengan belahan dada yang rendah.

Lekuk tubuh Rosy cukup membuat banyak pria rela berlutut memohon untuk membuat Rosy menemani mereka bersenang-senang. Tak hanya itu, wajah mungil dengan mata biru besarnya yang indah mampu menghipnotis siapapun yang menatapnya. Ia benar-benar definisi salah satu wanita tercantik di Boston.

Dapat dilihat jika Ernest sedikit tertarik pada Rosy yang terlihat cukup cantik dan menawan. Bekerja sebagai fotografer profesional membuat Ernest sering bertemu dengan berbagai wanita cantik dari kalangan artis hingga orang-orang kaya di Boston. Dan itu membuatnya jadi menganggap kecantikan wanita lain biasa saja. Tapi, kesan kecantikan yang diberikan oleh gadis di depannya ini sungguh menarik perhatiannya. Entah mengapa hatinya sedikit berdesir dengan niat ingin memiliki gadis itu.

“Baiklah, hasil diskusi hari ini akan aku katakan pada sepupuku nanti. Untuk sekarang, bagaimana jika kita sudahi diskusinya dan sarapan dulu? Kebetulan aku belum sempat memakan apapun pagi ini.”

Sedikit linglung, Rosy akhirnya mengangguk setuju dan menjawab, “Huh? Ah, ya. Baiklah.”

 Pertemuan mereka hari itu di akhiri dengan sarapan yang merangkap makan siang dengan tenang. Rosy juga akhirnya tahu bahwa Ernest adalah seorang fotografer terkenal yang sering dibicarakan akhir-akhir ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 77 – Rosy dan Morning Sicks-nya

    Anna menatap kondisi temannya itu dengan prihatin. Dalam hati ia bersyukur tidak mengalami morning sicks separah Rosy yang membuatnya mampu tetap bekerja dan melakukan apapun yang membuatnya terhibur. “Apa ini sudah bulan ke tiga?” tanya Anna sembari memijat telapak tangan Rosy. Ia memutuskan untuk duduk di pinggiran sofa dan mengurus Rosy sebelum pergi ke ruangannya. “Ini bulan ke empat. Kata dokter kemungkinan ini akan berlangsung hingga usia kandungannya memasuki bulan ke enam.”Anna meringis, lalu mengambil tisu dan mengelap keringat di wajah Rosy. “Apa kau sudah sarapan?” tanya Anna lagi. “Sudah, tadi pagi Ernest membuatkanku roti panggang dengan selai apel dan juga memotongkan beberapa apel.” Setelah mengatakan itu, Rosy kembali memejamkan matanya karena setiap ia membuka mata, seluruh ruangan terlihat berputar-putar membuatnya merasa semakin pusing.‘Tok tok tok’“Masuk.” Anna menjawab kepada Sunny y

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 76 – Kembali Ke Rutinitas Lama

    Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Satu tahun terlewatkan begitu saja tanpa masalah yang berarti. Hanya saja rencana resepsi pernikahan Marcus dan Anna harus tertunda selama beberapa bulan karena kondisi Anna yang tidak memungkinkan untuk berada di tempat keramaian. Apalagi usia Kennard yang masih begitu kecil dan rentan membuat Anna khawatir bahwa bayi kecil itu akan kelelahan dan rewel selama mereka mengadakan acara resepsi. Jadi, karena itulah acara resepsi ditunda setelah berdiskusi dengan keluarga Marcus.“Kau akan ke kantor?” tanya Marcus ketika melihat istrinya sedang duduk di depan meja rias untuk berdandan dalam balutan baju kerjanya. Anna menatap Marcus melalui cermin di depannya dan mengangguk. “Ya, ada beberapa design baru yang harus kulihat. Apalagi Rosy sedang mengalami morning sicks jadi dia tidak bisa selalu hadir di kantor untuk terus menggantikanku.”“Kau akan membawa Ken, juga?” tanyanya lagi.“Ya, bersama bibi Jessy.”“Baiklah, kalau begitu aku akan menga

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 75 – I’m Sorry

    “Apa menurut Bibi aku harus menikah sendirian tanpa Ayah dan keluargaku?” tanya Anna lirih. Ekspresinya seolah ingin menangis memikirkan nasib dirinya sendiri yang dicampakkan oleh keluarga kandungnya. Jessy memandangi wanita itu dengan ekspresi sedih. Bayangan Anna kecil entah mengapa tiba-tiba terlintas di kepalanya. Sosok gadis kecil yang selalu memangis di malam hari itu kini sudah tumbuh dewasa menjadi seorang istri dan ibu yang baik hati. “Bibi tidak mengatakan bahwa Nyonya harus menikah tanpa keluarga Nyonya, tapi apakah Tuan Besar dan para Tuan Muda pernah menganggap Nyonya sebagai keluarga mereka?” Anna terdiam. Ia ingin membantah bibi Jessy namun ia sadar bahwa apa yang wanita paruh baya itu katakan memang benar. Ayah dan para kakak laki-lakinya tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Hanya para pelayan dan kepala pelayan yang bekerja di kediaman Mansion Walkins yang menyayanginya.Meskipun Anna dibenci oleh Ayah dan Kakak laki-lakinya, mereka tet

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 74 – Rencana Pernikahan

    "Aku sudah memikirkannya beberapa hari ini,” ujar Marcus tiba-tiba saat ia dan Anna tengah menikmati waktu makan siang bersama. Anna menghentikan gerakannya dan menatap Marcus dengan bingung, “apa itu?” tanyanya penasaran. “Aku ingin mengadakan acara resepsi pernikahan kita di hari ulang tahunmu.” Hening beberapa saat. Anna menatap Marcus terkejut seolah tidak memahami apa yang baru saja ia dengar dari suaminya. Resepsi pernikahan... Itu bukanlah acara biasa yang bisa Anna putuskan begitu saja. Banyak hal yang harus mereka pikirkan dan persiapkan untuk hal itu. Termasuk restu dari ayahnya. Setidaknya, ia butuh pria itu untuk mendampinginya berjalan di altar sebagai seorang ayah. Marcus yang menyadari perubahan di wajah istrinya merasakan ada yang tidak benar. Apa Anna tidak menyukai idenya? Pikirnya dengan kebingungan. “Kau tidak suka?” tanyanya. Wanita itu menatap Marcus sekali lagi lalu tersenyum dan menggeleng pelan, “aku menyukainya. Bukankah mengadakan resepsi pernikahan a

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 73 – Menahan Diri

    Hari semakin gelap ketika mereka mencoba satu per satu wahana yang ada di taman itu. Dari semua wahana, Rosy sengaja menyisakan wahana bianglala untuk mereka naiki paling akhir ketika matahari akan tenggelam. Rosy ingin melihat sunset ketika mereka berada di atas bianglala, dan Ernest dengan sabar menuruti semua keinginan istrinya itu.“Selamat sore, Tuan Mars, Nyonya Mars.” Seorang pria berambut hitam mengenakan jas biru muda sedikit membungkuk menyambut Ernest dan Rosy ketika mereka tiba di depan pintu masuk bianglala.Sebelumnya asisten Ernest memang telah menghubungi manajerial taman hiburan jika Ernest dan Rosy akan datang mengunjungi taman itu untuk berkencan. Dan berkat itulah Ernest dan Rosy dapat menaiki semua wahana dengan nyaman tanpa harus mengantri panjang mengikuti pengunjung lainnya.Rosy yang pertama kalinya mendapatkan perlakuan seistimewa itu merasa takjub akan kuasa suaminya. Menjadi kaya dan berkuasa memang sangat menyenangkan!“Halo, George. Kau menjaga taman ini

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 72 – Boneka Lumba-lumba

    Tidak banyak hal yang berubah dari hubungan Ernest dan Rosy setelah mereka menikah. Yang berubah hanya sikap Ernest yang semakin posesif setiap harinya terhadap Rosy. Meskipun wanita itu tidak membencinya, namun terkadang sikap Ernest yang terlalu berlebihan membuat Rosy merasa lelah.Seperti saat ini, ketika mereka akan pergi kencan di luar, pria itu terus-terusan mengomentari baju yang Rosy kenakan.“Ganti, itu terlalu pendek.”“Terlalu terbuka, kau bisa kena flu.”“Pria mana yang akan kau goda dengan penampilan itu?”Dan banyak lagi komentar yang pria itu lemparkan padanya hingga akhirnya Rosy hanya mengenakan summer long dress lengan panjang dengan belahan dada yang sedikit rendah.“Please, hentikan itu, Ernest. Kau terlalu berlebihan,” keluh Rosy pada suaminya yang memasang ekspresi curiga dengan kedua alis hampir bersatu.“Kenapa? Apa mungkin memang itu tujuanmu? Memakai baju terbuka untuk menggoda pria lain?” tuduh Ernest dengan ekspresi gelap.Rosy memutar bola mata malas dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status