Anna menatap kondisi temannya itu dengan prihatin. Dalam hati ia bersyukur tidak mengalami morning sicks separah Rosy yang membuatnya mampu tetap bekerja dan melakukan apapun yang membuatnya terhibur. “Apa ini sudah bulan ke tiga?” tanya Anna sembari memijat telapak tangan Rosy. Ia memutuskan untuk duduk di pinggiran sofa dan mengurus Rosy sebelum pergi ke ruangannya. “Ini bulan ke empat. Kata dokter kemungkinan ini akan berlangsung hingga usia kandungannya memasuki bulan ke enam.”Anna meringis, lalu mengambil tisu dan mengelap keringat di wajah Rosy. “Apa kau sudah sarapan?” tanya Anna lagi. “Sudah, tadi pagi Ernest membuatkanku roti panggang dengan selai apel dan juga memotongkan beberapa apel.” Setelah mengatakan itu, Rosy kembali memejamkan matanya karena setiap ia membuka mata, seluruh ruangan terlihat berputar-putar membuatnya merasa semakin pusing.‘Tok tok tok’“Masuk.” Anna menjawab kepada Sunny y
Di sebuah kafe pada pukul sepuluh pagi, terlihat sepasang kekasih tengah duduk di salah satu sofa dengan ekspresi gelisah di wajah wanitanya.Wanita itu berkata dengan nada jengkel, “Kenapa dia lama sekali? Setengah jam lagi aku sudah harus kembali ke lokasi pemotretan!”Pria di sebelahnya menggenggam sebelah tangan gadis itu dan meremasnya dengan lembut mencoba menenangkan sembari berkata, “Tenanglah sayang, dia akan tiba sebentar lagi.”Tepat setelah pria itu berbicara, seorang wanita cantik berambut coklat melangkah memasuki kafe dan menghampiri meja mereka dengan ekspresi bersalah dan cemas.“Selamat pagi Tuan Bond, Nona Romanov, maaf saya terlambat.” Ujarnya dengan nada menyesal dan segera mengambil tempat di depan kedua pasangan itu lalu mengulurkan tangan, “Perkenalkan saya Anna Walkins dari AW Organizer yang akan bertanggung jawab untuk perencanan pernikahan Anda,” Anna memperkenalkan diri dengan sopan pada
Di tempat lain. Klien yang sebelumnya meminta pertemuan dengan Anna akhirnya tiba di sebuah restoran yang telah AW Organizer persiapkan. Setelah meminta pengertian klien itu, Anna menyerahkan tugasnya kepada asisten sekaligus sahabatnya-Rosy Woods-untuk menangani masalah perancangan pernikahan kliennya.Rosy yang telah tiba di restoran itu sejak lima belas menit yang lalu cukup terkejut melihat klien yang memasuki ruangan khusus pertemuan itu.‘Sial, dia tampan dan seksi!’ pikirnya sembari memperhatikan setiap inci wajah pria itu dan gestur tubuhnya. Dengan sedikit gugup, Rosy berdiri dan menampilkan senyum terbaiknya untuk menyapa klien pentingnya itu.“Selamat pagi, Tuan. Saya Rosy Woods dari AW Organizer yang akan membantu perancangan pernikahan Anda.” Ucapnya dengan mengulurkan tangan pada pria itu.“Ernest Mars.” Balas pria itu dengan singkat dan ekspresi acuh tak acuhnya. Rosy hanya tersenyum tipis dan mempersilah
Seminggu setelah pertemuan terakhir mereka, Anna dan Marcus akhirnya membuat janji untuk bertemu lagi. Kali ini mereka berencana untuk memesan gaun pengantin sekaligus tuxedo untuk pernikahan Marcus dan Lisa. Sayangnya, hari itu Lisa kembali menolak ajakan Marcus untuk memesan gaun pengantin bersama dengan alasan sibuk. Tentu saja, hal itu membuat Marcus merasa sedih dan tak berdaya.Sebagai seorang pria, ia merasa harga dirinya jatuh karena mencintai seorang Lisa Romanov. Gadis yang sudah berhubungan dengannya selama 5 tahun itu telah berubah begitu banyak sejak ia menjadi model terkenal di Boston sekitar dua tahun lalu. Sikap lembut, perhatian, dan rendah hati gadis itu telah hilang berganti menjadi kasar, acuh tak acuh, dan juga lebih tidak pedulian terhadapnya. Namun, Marcus selalu meyakinkan dirinya bahwa Lisa akan berubah kembali seperti dulu setelah mereka menikah.“Maaf sudah membuatmu menunggu lagi Tuan Bond,” suara Anna membuat Marcus tersadar lam
Setibanya di parkiran, Marcus membukakan pintu mobilnya untuk gadis itu. Tersenyum dengan lembut dan memastikan Anna memasuki mobilnya dengan aman sebelum ia memutar dan masuk ke mobil untuk duduk di bangku kemudi.Jujur saja, perlakuan Marcus yang begitu sopan dan lembut membuat hati Anna sedikit berdesir aneh. Sepanjang hidupnya ia belum pernah bertemu pria sesopan dan selembut Marcus, terlebih pria itu juga begitu rendah hati dan tidak arogan seperti kebanyakan pria kaya yang pernah ia temui.Tanpa sadar Anna tersenyum tipis dengan ekspresi pahit di wajahnya mengingat pria di sebelahnya ini akan segera menikah dengan seorang model yang cantik namun kasar. Jika dipikirkan lagi, takdir sungguh lucu. Tidak ada yang tahu bagaimana Tuhan mengatur pertemuan setiap pasangan. Mungkin seorang gadis kasar seperti Lisa Romanov memang harus berpasangan dengan pria sebaik dan sesopan Marcus.Sepanjang perjalanan menuju butik, mobil itu hanya diisi oleh keheningan karena t
Kurang dari setengah jam Anna dan Marcus tiba di sebuah butik ternama di kota itu, butik ini merupakan salah satu butik milik keluarga Bond. Meskipun begitu, Anna juga telah lama bekerja sama dengan butik ini dalam membuat beberapa gaun pengantin untuk event pernikahan yang telah dia tangani. Hasil pengerjaan mereka luar biasa mengagumkan, banyak pasangan yang merasa puas dengan hasil pengerjaan mereka, sehingga membuat Anna merasa lebih yakin untuk menyewa jasa perancangan gaun pengantin di sini.“Halo, Anna! Tuan Muda Bond! Senang bertemu dengan kalian berdua. Apa kalian datang bersama?”Anna dan Marcus hanya dapat tersenyum canggung, kemudian Marcus menjawab dengan nada sopan,”Ya, kami datang bersama. Apa kabarmu Nyonya Marie?”“Ha ha ha! Aku sangat baik. Aku benar-benar merasa bersemangat karena akan merancang gaun pernikahan untuk calon istrimu Tuan Marcus!” Marie Antonius menjawab dengan tawa cerianya, meskipun ia sudah
Setengah jam telah berlalu, Rosy sesekali melirik jam di tangannya dengan ekspresi gelisah menunggu Ernest keluar dari kamarnya. Ia merasa seperti seorang gadis bodoh karena rela menunggu pasangan itu melakukan hal tak senonoh sementara ia berada di apartemen itu juga untuk menunggu mereka selesai.“Aku pergi dulu, sayang.”Suara pintu terbuka yang disusul dengan suara seorang gadis dengan nada menggoda terdengar dari balik punggung Rosy. Refleks ia menoleh ke belakang dan kembali melihat bagaimana Lisa mengabaikannya dan dengan santai mencium Ernest di bibir sebelum berbalik melirik Rosy dengan acuh tak acuh sambil berjalan melewatinya untuk pergi sementara Ernest mendampinginya hingga ke pintu apartemen.Setelah Lisa pergi, Ernest menutup pintu lalu berjalan menghampiri Rosy yang masih duduk di sofanya dengan kulit wajah yang memerah antara merasa marah sekaligus malu.Ernest memperhatikan ekspresi gadis itu sejenak sebelum duduk di sofa seb
Rosy menipiskan bibirnya menahan diri untuk tidak mengumpati pria itu. Sikap pria itu semena-mena dan menyebalkan. Apa menurutnya menjadi tampan dapat membuatnya bersikap begitu semena-mena pada siapapun?“Aku sudah selesai, ayo kita pergi.” Ernest berdiri di tempatnya, melihat itu Rosy juga buru-buru bangun dan hendak berjalan menuju kasir untuk membayar sebelum Ernest menahan tangannya dan menatapnya dengan ekspresi aneh.“Kau mau kemana?” tanyanya dengan kening berkerut.“Aku mau membayar kopiku,” jawab Rosy jujur. Ernest menggeleng dan berjalan melewati gadis itu menuju kasir sambil berkata, “Tidak perlu, biar aku yang bayar. Lagipula kau sudah menemaniku sarapan,” ucapnya dan langsung membayar semua menu yang mereka pesan.Rosy hanya bisa diam di sebelahnya dan mengekori pria itu kembali ke mobil setelah slesai membayar.Di saat yang bersamaan, Anna dan Marcus telah tiba di toko bunga dan sedang