Share

Profesional

Penulis: Yunisa Futri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-27 23:28:58

Meeting bersama Pak William pun berjalan dengan lancar, Marco mendapatkan tender besar dengan investor ternama, perusahaan Williams Corp, Marco memang handal dalam menarik hati para investor terlebih dengan adanya Deandra, itu sangat membantunya.

Sebelum rapat Deandra mencari tahu terlebih dahulu latar belakang dan orang-orang di Williams Corp, sampai dia menghafalkan bagaimana rupa orang-orang penting di sana. Ketika meeting di mulai Deandra memberi tahu nama serta rupa orang tersebut sehingga membuat Marco seolah-olah mengenal nama mereka.

Itu sangat membantu Marco menjadi akrab dengan mereka. Hari ini sangat sempurna bagi Marco.

“Kerja bagus, Deandra.” ucap Marco di perjalanan pulang ke kantor.

“Terima kasih, Pak.”

Handphone Deandra tiba-tiba berdering. Dan Deandra meminta ijin pada Marco untuk mengangkat teleponnya. Nama yang terpampang di sana membuat jantungnya berdegup kencang.

Dengan tangan dingin, Deandra menjawab panggilan itu. "Halo, Vin, maaf baru bisa angkat telepon."

"Kau ke mana saja, sayang?!" Orang di seberang sana langsung membentak.

"Maaf tadi baru selesai meeting, Vin."

"Apa aku harus mempercayaimu?! Apa mungkin kau habis bersenang-senang dengan bosmu?!”

Bibir Deandra mulai gemetar. "T-tidak Vin, rapatnya memang lumayan lama."

"Saat aku di Jakarta, kau tak bisa seenaknya seperti ini, kau harus membalas pesanku dengan cepat! Dan pulang kerja kau harus bersamaku, jalang!" teriak pria itu sekali lagi.

Deandra meneguk lidahnya.

"Baik, Vin."

Telepon pun terputus.

Lagi-lagi Deandra harus menurut pada Devin, kekasihnya.

Harusnya Deandra bisa jatuh cinta padanya. Devin pria tampan blasteran Inggris, tajir dan dari keluarga terpandang.

Hanya saja mempunyai sifat yang buruk, dia memperlakukan Deandra seperti hewan peliharaannya. Dia berkali-kali berteriak kasar pada Deandra, namun di balik semua itu, Deandra tetap tidak bisa melepaskan Devin karena kedua orang tuanya.

Semenjak kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan yang sangat tragis dan PT Salim Sejahtera perusahaan ayah Deandra di akuisisi Yudistira Grup, Perusahaan Keluarganya Devin.

Saat itu Deandra tidak mempunyai siapa pun, yang menemaninya hanyalah keluarga Devin. Semenjak itu, memang seluruh kebutuhan Deandra dibiayai oleh keluarga Yudistira.

Orang tua Devin pun memaksa Devin dan Deandra untuk bertunangan agar Deandra merasa aman dan terlindungi, tetapi ditolak Deandra secara halus. Dia tidak bersedia bertunangan namun bersedia untuk menjadi kekasih Devin dengan alasan ingin mengenal Devin lebih dekat.

Tapi, Devin masih ingin kebebasan dia masih sering bersenang-senang dengan para wanitanya. Dia bebas, tapi Deandra dia kekang.

***

Hari pun berganti.

Deandra seperti biasa sudah siap sedia di mejanya, hanya bekerja di sini dan bertemu Marco lah hatinya bisa tenang. Jika dia ingat bagaimana Devin memperlakukannya, hatinya selalu sedih, takdir memang kejam padanya.

"Selamat pagi, Pak." ucap Deandra pada sang bos, Marco Baskoro.

"Pagi." balas Marco, itu membuat Sandi Manager Bisnis yang sedang bersama Marco kaget karena tidak biasanya Pak Marco menjawab sapaan apalagi hanya dari sekretarisnya.

Marco dan Sandi menuju ruangannya, ruangan CEO.

"Bagaimana proyeksi penjualan kita? apa sesuai dengan target?" tanya Marco.

"Aman terkendali, Pak.”

"Bagus pertahankan kinerjamu.”

"Terimakasih pak, nampaknya bulan ini akan melesat Pak, di tambah bergabungnya investor besar akan memberikan peluang yang tinggi, Pak."

"Semoga berjalan lancar.” ucap Marco.

"Jika sukses bulan ini, saya akan keluarkan bonus tambahan untuk seluruh karyawan." ucap Marco lagi.

"Siap Pak Marco! akan kami maksimalkan." ucap Sandi dengan penuh semangat.

"Bagus! lanjutlah bekerja."

"Siap Pak, saya ijin bekerja kembali pak"

"Iya! Dan tolong panggilan Deandra."

"Siap, bos. " ucapnya sambil memberikan hormat membuat Marco geleng-geleng kepala.

Sandi pun berjalan keluar ruangan.

"Dra, kau di panggil Pak Bos, mood nya sedang bagus jangan kau sia-sia kan ya, Dra." ucap Sandi.

Deandra hanya mengangguk dan sedikit tidak mengerti apa yang Sandi maksud, dia berjalan menuju ruangan CEO.

Begitu tenangnya hati Deandra melihat Marco tersenyum kepadanya, seandainya Marco adalah kekasihnya dan bukan Devin, hidup Deandra tidak akan seburuk sekarang.

“Hei ! Apa yang kau pikirkan Deandra !” ucap Deandra dalam hati memperingati pikirannya.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Apa saja agenda saya hari ini?"

"Hari ini agenda Bapak tidak terlalu padat, hanya meeting dengan Divisi Perencanaan dan ada pesan dari Bu Miranda untuk tidak lupa makan malam bersama keluarga besar malam ini, pak."

"Oke, nanti malam kau ikut mendampingiku di acara makan malam."

Mendengarnya Deandra sangat senang tapi hari ini kekasihnya Devin sudah pulang dari Meksiko. Jika Deandra lebih memilih bersama Marco tamatlah riwayatnya, karena acara makan malam itu di luar jam kerjanya.

"Maaf, Pak, bukan saya menolak tapi malam ini saya ada keperluan pribadi, Pak."

"Begitu ya." Raut wajah Marco nampak sedikit kecewa.

"Baiklah aku tidak akan memaksamu."

"Terimakasih Pak, saya ijin keluar Pak, sepertinya ada telepon masuk." ucap Deandra mendengar telepon kantornya berbunyi.

Marco hanya menggangguk.

"Selamat siang dengan Deandra di sini."

"Dra, agenda rapat Pak Marco hari ini jam 15.00 jangan sampai telat.”

"Baik, Bu."

Tutt suara telepon pun terputus.

Deandra memang bisa diandalkan dalam hal mengatur waktu Marco, dia dapat membedakan agenda yang sangat penting, penting dan tidak penting.

Deandra berani mengintrupsi saat Marco sedang memulai rapat dan ada agenda dadakan yang sangat penting dan anehnya Marco sangat menurut padanya.

Sebelumnya tidak ada yang berani pada Marco, imbasnya banyak agenda penting yang terabaikan oleh Marco. Sehingga dulu Marco sering marah-marah tidak jelas dengan bahasa Jerman nya karena kelalaian sekretarisnya.

Marco memang tegas dan galak tapi jika diingatkan apalagi terkait pekerjaan dia sangat konsen dan bertanggung jawab, Marco hanya perlu diingatkan.

Jam pulang kerja pun hampir tiba.

Deandra langsung merapikan pekerjaannya, dia buru-buru tidak ingin telat keluar kantor. Telat semenit saja Devin akan marah padanya. Hari ini memang Deandra akan di jemput Devin, dia memang tipe kekasih yang over protektif.

"Deandra kau tampak buru-buru?" ucap Marco saat keluar dari ruangannya.

"Iya Pak, saya hanya ingin pulang cepat." jawabnya sambil tersenyum.

"Oke baiklah, hati-hati." ucap Marco sambil pergi.

“Terimakasih pak, bapak juga hati-hati di jalan.”

Deandra melihat jam nya sisa 5 menit lagi itu cukup sampai lobi dan tidak lupa untuk absensi pulang.

Betul dugaan Deandra, Devin sudah stand by di depan lobi dengan salah satu koleksi mobilnya, mobil BMW 3 series Sedan berwarna Silver.

"Kau terlambat 15 detik sayang !" ucap Devin.

Deandra hanya terdiam, dan Devin pun mencium bibirnya dengan sangat ganas dan sedikit kasar, itu tidak lama hanya 10 detik saja.

Jantung Deandra berdegup kencang, bukan karena dia senang di cium Devin tapi itu menjadi pertanda bahwa Devin sedang sedikit marah padanya terlihat dari ciumannya yang agak kasar.

"Aku minta maaf tadi lift nya agak sedikit penuh."

"Tidak ada alasan! Masuklah!" Ucap Devin.

Deandra pun masuk ke mobil Devin dan berlalu pergi.

Dari kejauhan tampak sepasang mata menatap tajam kejadian tadi. Tangannya mengepal dan terlihat aura emosi yang besar keluar dari dirinya.

“Berani-beraninya kau melakukannya di depan kantorku !” gumam Marco dengan penuh emosi.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Misi Deandra

    Deandra masih memikirkan foto Rachel yang disimpan Nathan. “Mungkin masih ada sedikit harapan untuk Rachel, tapi tunggu! Rachel tidak boleh sepertiku, dia tidak boleh mempunyai dua kekasih.” ucap Deandra dalam hatinya, membuatnya tidak sadar sedari tadi dia melamun. “Apa yang membuatmu melamun, Deandra?” suara bariton pria yang sangat dirindukan membuyarkan pikirannya. “Pak Mar-co, maaf pak, saya tidak menyadari kehadiran bapak.” “Masuk keruanganku.” ucap Marco dengan suara lembut. Deandra mengangguk sambil tersenyum dan langsung mengikuti Marco pergi kedalam ruangannya. “Apa yang kau pikirkan perle?” ucap Marco tanpa basi basi. “Tidak ada, aku hanya merindukanmu.” ucap Deandra sambil mendekat kepada Marco. “Kau tidak bisa berbohong padaku.” Marco memandang Deandra dengan sedikit tajam. “Aku merindukanmu, itu benar! aku tidak berbohong, hanya saja memang ada sesuatu yang sedikit menganggu pikiranku.” “Apa itu?” “Ini tentang Rachel.” “Rachel? kenapa dia? apa t

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Cerita Sahabat Setia

    Marco mengerutkan dahinya mendengar laporan dari Nathan.“Bos, Devin, bukan orang sembarangan, aku khawatir, pada akhirnya dia akan mengetahui hubungan bos dengan Deandra.”Marco terdiam lalu sudut bibirnya terangkat, dia tersenyum.“Aku sudah tahu resikonya, Tan, terimakasih kau telah mencemaskanku.”Nathan hanya diam, dia benar-benar mengkhawatirkan bosnya itu, namun kenyataannya bosnya itu tidak cemas sama sekali.Orang yang sedang dimabuk cinta, memang sulit untuk dinasehati, bukan?Marco memang beruntung memiliki dua sahabat sekaligus orang kepercayaan yang sangat setia padanya.Marco menjadi ingat kembali kisah persahabatannya bersama Nathan dan Mahendra.Jika dengan Nathan, Marco sudah mengenalnya sangat lama, sejak mereka berusia 4 tahun tepatnya, karena Nathan Pratama berasal dari kalangan yang setara dengan Marco, anak tajir dari lahir.Nathan pria tampan, dia putih dan beralis tebal layaknya orang arab, penuh karisma dan sangat cuek pada hal yang dianggapnya tidak penting.

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   firasat

    “Apa kekasihku selama di sini merepotkanmu, Marco?” “Tidak, tentu saja tidak, kau tahu dia sangat membantu dalam pekerjaanku.” Devin tersenyum bangga mendengarnya. Saat ini mereka tengah breakfast di hotel tempat mereka menginap dan Deandra sedang memilih-milih makanan, jadi di meja hanya ada Marco dan Devin. “Deandra baru pertama pergi sejauh ini, bahkan ini ke New York, paling jauh mungkin hanya ke Jepang, aku jadi sangat mengkhawatirkannya.” “Itu hal yang wajar, Devin, jika aku jadi kau, aku akan melakukan hal yang sama.” Devin kembali tersenyum. Berbicara dengan Marco memang terasa nyambung dan menghibur. Di balik dua pria tampan yang sedang asyik berbincang itu, tidak sedikit wanita di sana melirik mereka berdua, menatap kagum pada kedua pria hot di sana. Anehnya Devin sedikit jaim alias jaga image di depan Marco, biasanya jika ada wanita yang menggoda, dia sedikitnya akan menggoda balik wanita itu, namun ini tidak! dia stay cool sama seperti Marco. Deandra

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Sahabat Sejak Lama

    Deandra tampak kagum dengan setiap detail apartemen Rachel. Lihatlah interior mahal itu begitu memanjakan mata! Apartemen Rachel bernuansa rose gold lebih mengarah ke tema putri kerajaan, Rachel memang sangat feminim dan begitu menyukai princess. Rachel memang merombak seluruh apartemennya sesuai yang dia sukai. Anak konglomerat memang bebas melakukan apa yang mereka inginkan. “Aku serasa di kerajaan loh, Chel.” ucap Deandra. “Tentu dong! welcome to my kingdom.” ucap Rachel sambil tertawa. “Chel, kau masih menyimpan ini?” tanya Deandra sambil memperlihatkan sebuah foto berbingkai bunga berwarna pink. “Tentu saja, kalian sabahat terbaikku, kau tahu di sini aku tidak mempunyai teman, ya selain pacarku.” ucap Rachel sambil menunduk. “Kangen ya, dengan masa sekolah dulu.” ucap Deandra. “Ya tentu saja, Dra.” Tatapan mereka berubah sendu memandang salah satu wajah sahabat mereka. Deandra dan Rachel memang bersahabat sejak lama, bukan hanya mereka berdua sebenarny

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Rahasia Hati

    Marco tidak mengikut sertakan Deandra dalam meeting bersama klien kali ini, Marco malah meminta Deandra menemani Rachel. Marco diam-diam mengkhawatirkan adik satu-satunya itu. “Dra, biasanya Bang Marco suka galak sama sekretarisnya, kalo padamu beda ya.” ucap Rachel sambil tersenyum menggoda Deandra. Saat ini mereka berada di cafe dekat universitasnya Rachel. “Mungkin karena aku sahabat dekat adiknya.” “Atau mungkin Bang Marco...” sambung Rachel. “Jangan berpikir yang aneh-aneh ya, Chel.” Deandra langsung memotong obrolan Rachel. Deandra memang menyembunyikan hubungannya dengan Marco. “Kau masih bersama Devin sang playboy tapi tampan dan panas itu?” “Tampan dan panas?” “Ya! kau tahu pacarmu itu mempunyai julukan di kalangan para wanita, tapi menurutku, Bang Marco juga tampan dan panas, benarkan?” tanya Rachel. Deandra jadi mengingat kegiatan panas mereka kemarin malam dan itu membuatnya kembali bergairah. “Hei! kenapa kau jadi melamun sih, Dra!” seru Rachel

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Gelora Cinta

    Deandra termenung di kamar hotelnya. Deandra berada di hotel bintang 5 bersama Marco, dengan kamar yang berbeda namun bersebelahan. Dia masih memikirkan curhatan Rachel mengenai kisah cintanya, ternyata ada kisah cinta yang sama rumitnya dengan dirinya. Rachel Baskoro ternyata masih begitu mencintai Nathan Pratama, sahabat sekaligus orang kepercayaan Marco, kakak kandungnya. Ini menjadi tugas baru bagi Deandra, dia perlu memastikan perasaan Nathan sekarang, apa dia menghindar pergi ke New York karena masih mencintai Rachel atau malah sebaliknya, Deandra hanya perlu pelan-pelan membongkar perasaan Nathan. Dia bertekad membantu sahabatnya itu walau Rachel tidak memintanya. “Apa Marco mengetahui perasaan Rachel yang sesungguhnya?” tanya Deandra dalam hatinya. Mengingat Marco tipe kakak yang begitu peduli pada adiknya. “Aku harus memastikannya langsung.” batin Deandra lagi. Suara pintu terbuka menyadarkan lamunan Deandra. Dan itu Marco. Tentu mudah bagi Marco untu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status