Home / Rumah Tangga / Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku / 3 - Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan

Share

3 - Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan

Author: Inthary
last update Last Updated: 2025-08-21 12:19:20

"Saya?"

"Kenapa? Saya lihat kamu ingin mencobanya saat mengajukan pertanyaan tadi. Benar kan?"

Saquyna tak menampik. Dia ingin mencoba melakukan sesuatu yang lebih menantang agar isi kepalanya tidak melulu soal hutang suaminya dan permasalahan rumah tangganya.

"Saya perlu berpikir," ucap Saquyna lirih.

Gusti memberikan kartu namanya pada Saquyna. "Hubungi saya jika kamu sudah membuat keputusan."

Saquyna hanya mengangguk. "Turunkan saya di perempatan saja."

°°°

"Sa, uang bulanan ibu dan bapak belum kamu transfer ya? Makanya ibu ke sini karena token listrik mau habis. Bisa-bisa nanti malam ibu nggak bisa tidur kalau lampu tiba-tiba padam," ucap wanita paruh baya yang sudah duduk manis di ruang tamunya, Ainun, ibu mertua Saquyna yang sifatnya melebihi orangtuanya sendiri.

Saquyna menghela napas panjang. "Apa aku dan mas Sunan sudah nggak punya privasi, Bu? Kenapa nggak bilang dulu kalau mau ke sini?"

"Kalau bilang untuk apa? Kamu juga nggak di rumah. Sunan juga paling lagi main di luar. Ngapain sih kamu berlagak minta privasi? Biasanya juga ibu tinggal masuk saja karena punya kunci rumah ini," tegur Ainun dengan santainya.

"Uangnya belum ada, Bu. Nanti kalau gajian, aku transfer ke nomor rekening ibu. Untuk saat ini, aku belikan token listrik yang lima puluh ribu dulu ya."

Saquyna sudah merogoh tasnya untuk mengambil dompet tapi komentar pedas dari mertuanya membuatnya terhenti.

"Gimana sih? Ibu jauh-jauh ke sini loh. Masa nggak bawa uang? Perjanjiannya kan ibu dan bapak masih dapat jatah dari Sunan meskipun dia sudah menikah."

"Kalau begitu, minta sama mas Sunan, Bu. Aku sedang kesulitan keuangan. Sebenarnya aku nggak mau cerita ini sama ibu. Mas Sunan terlalu banyak berhutang sampai aku kewalahan membayarnya. Mas Sunan juga belum mendapatkan pekerjaan yang layak, jadi sampai detik ini aku masih jadi tulang punggung keluarga," jelas Saquyna.

Ainun mendadak murka. Dia tidak terima kalau anaknya dijelek-jelekkan. "Asal kamu tahu, Saquyna. Sebelum menikah sama kamu, Sunan nggak pernah punya hutang. Sama ibu aja dia nggak pernah minta uang apalagi sampai hutang. Meskipun pekerjaannya hanya pekerja proyek tapi dia bisa menabung. Kalau dia punya hutang setelah menikah, itu berarti hutang-hutang itu untuk keluarganya. Biaya menikahi kamu nggak sedikit loh. Belum mas kawin, belum semuanya. Kamu harusnya bantu. Jangan malah menyudutkan Sunan. Kamu kan tahu kalau Sunan sangat cinta sama kamu makanya segala cara dia lakukan demi mendapatkan kamu. Makanya jadi wanita jangan suka meminta mas kawin atau pesta mewah pada laki-laki. Jatuhnya laki-laki harus ekstra cari uang. Heran deh ibu sama kamu. Kenapa kamu nggak bisa ikhlas membantu suamimu yang kesulitan? Kalau kamu ikhlas, rejeki kamu akan dilancarkan oleh Tuhan."

Salah lagi bukan? Saquyna membatin sengit. Lagi-lagi dia yang jadi korban atas semua hutang-hutang suaminya. Bagaimana lagi dia bisa bertahan? Lagi-lagi semua kesalahan dilimpahkan padanya.

Ya Tuhan...

"Jika memang menikahiku adalah sebuah kesalahan, lebih baik minta mas Sunan untuk menceraikanku, Bu. Aku sudah lelah dengan semua ini. Aku bisa gila," ucap Saquyna frustasi.

"Nggak bisa! Dalam kamus ibu, tidak ada yang namanya cerai. Kamu harus bisa bertahan dalam rumah tangga ini. Belajar lagi jadi istri yang bisa diandalkan jangan cuma ingin enaknya saja. Paham kamu?" sengit Ainun. Wajahnya menyiratkan kegelisahan karena permintaan Saquyna. Dia lalu meminta uang untuk membeli token listrik sebelum akhirnya pergi.

Saquyna melempar tasnya ke atas sofa dan berteriak histeris. "Aku bisa gila, Ya Tuhan. Aku bisa gila!"

°°°

[Saya ingin bertemu]

Saquyna meremas jarinya yang gemetar. Sudah berapa kali dia mengetik pesan tersebut tapi tidak satupun yang terkirim. Namun, entah menit ke berapa dia menyerah juga.

Wanita itu memutuskan untuk menerima ajakan Gusti karena kepalanya benar-benar terasa mau pecah. Dia ingin melampiaskannya pada orang lain. Mau perselingkuhan atau perselisihan dia sama sekali tak peduli.

[Saya jemput?]

[Tidak. Tentukan saja dimana tempatnya]

[Perumahan Elite Senja Indah nomor 9]

[Oke]

Perumahan? Sudah pasti Gusti kaya, pikir Saquyna. Bisakah aku meminta uang padanya?

Perlahan dia mulai bangkit untuk mempersiapkan dirinya.

°°°

Saquyna melihat nomor yang tertera di dinding pagar. Nomor sembilan. Dia tidak salah tempat. Satpam perumahan juga tahu kalau dia adalah tamu dari rumah nomor sembilan, makanya dia bisa masuk tanpa ada halangan.

Berulang kali wanita itu menghela napas gugup. Benarkah dia harus masuk? Ataukah dia memutarbalik lagi niatnya?

Ceklek!

Belum lagi dia selesai dengan perdebatan batinnya, seseorang membuka pintu. Siapa lagi kalau bukan Gusti. Pria itu hanya memakai t-shirt ketat dan celana pendek yang memperlihatkan kaki-kaki jenjangnya.

Gusti membuka pagar besi di depannya. Tanpa menyapa Saquyna, dia meminta wanita itu untuk masuk. Saquyna ragu untuk melangkah. Apakah dia sanggup menjalani dua peran sekaligus?

"Mau minum apa?" tanya Gusti sembari duduk di salah satu sofa ruang tamu.

Rumah itu sangat minimalis. Perabotannya hanya seadanya dan tidak terlalu banyak pernak-pernik. Sesuai desain perumahan pada umumnya tapi lebih estetik dan berbeda dari yang lain.

Warnanya juga lebih menyala ketimbang rumah-rumah yang lain. Apa Gusti menyukai warna yang terang?

"Saya mau ambil sendiri," ucap Saquyna yang buru-buru bangkit ke dapur. Ruangan berwarna coklat itu terlihat jelas dari ruang tamu. Saquyna memilih mengambil minuman sendiri karena jantungnya sudah sangat mengganggu. Dia bahkan tidak yakin apakah jantungnya masih berfungsi dengan benar.

Wanita itu berhenti di depan meja bar, menarik napas sebentar untuk menenangkan diri. Lalu, dia beralih ke kulkas. Ada banyak minuman di sana. Apa semua ini boleh dia minum?

Saquyna menoleh ke arah ruang tamu. Dia terlonjak karena Gusti tiba-tiba saja ada di sampingnya. Pria itu dengan tenang menunduk untuk mengambil bir kaleng di dalam kulkas. Ketika dia mulai menarik diri, dengan sengaja kepalanya berhenti di depan wajah Saquyna tepat di depan bibir wanita itu. Sepersekian detik dia menoleh, menatap bibir mungil itu dengan teliti.

Keduanya mematung sesaat. Saquyna tahu dia harus mundur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tapi kenyataannya tubuhnya justru diam.

"Minum apa saja boleh," ucap Gusti. Napasnya mulai menggelitik wajah Saquyna.

"Oh, eh, iya. Terimakasih," balas Saquyna lirih. Dia menghindari tatapan Gusti dengan beralih ke samping. Dia mengambil minuman kaleng yang sama seperti Gusti, lalu berbalik. Tapi ...

Gusti menarik pinggangnya dengan satu lengan, kemudian berbisik, "Bisa minum bir?"

Saquyna menunduk untuk melihat minuman kaleng dalam genggamannya, kemudian mengeluh pelan. Bodohnya. "Bisa!"

Bohong! Saquyna sama sekali belum pernah mencoba bir. Minuman kemasan yang dia minum hanya sebatas kopi susu atau minuman rasa.

"Yakin?"

"Hm."

"Baiklah."

Saquyna mengira Gusti akan melepaskan pelukan lengannya tapi pria itu justru menyorongkan kepalanya hingga menyentuh rambut tergerai Saquyna. Saquyna menyadari jika Gusti sedang mengendus aroma shamponya.

"Suka lemon?"

"Lumayan."

"Sama," jawab Gusti sambil tersenyum. "Untuk perselingkuhan ini, apa yang kamu harapkan dari saya? Finansial? Perhatian? Atau masalah ranjang? Untuk ketiganya saya bisa memenuhinya. Tidak masalah. Tentukan saja kapan waktunya. Tapi ... untuk sekarang saya hanya ingin mencari kesempatan dalam kesempitan ini."

Hah?

°°°

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   53 - Permintaan Yang Terakhir

    "Tante Sinar?" tanya Uty sigap. Dia bergegas bangun untuk menyambut wanita yang sudah dikenalnya sejak lama. "Ngapain, Tan? Mau bertemu Uty?"Sinar menggeleng, "Tunggu sebentar, Ty. Tante mau bicara sama Saquyna." Tatapannya hanya tertuju pada Saquyna di depannya. Saquyna menelan ludah, gugup. Entah gugup karena penjelasan Sinar yang tiba-tiba ataukah karena bertemu dengan ibu dari pria yang menjadi selingkuhannya. "Bisa bicara sebentar?" tanya Sinar to the point. "Mau minum apa, Tan? Biar Uty buatkan," tanya Uty sopan. Terlihat jelas perbedaan sambutan Uty pada Sinar dan Yolan. "Nggak perlu repot-repot, Ty. Tante hanya sebentar. Bisa minta tolong tinggalkan kami?""Tentu saja, Tante. Uty ada di meja kasir kalau tante butuh apa-apa," jawab Uty ringan. Wanita itu berjalan santai menuju meja kasir. Meskipun dia tidak mengkhawatirkan sikap Sinar yang mungkin saja sedikit kasar, tapi dia khawatir dengan reaksi Saquyna. Apakah wanita itu bisa menerima kenyataan pahit yang selama ini te

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   52 - Karena Istri Sahnya Sudah Bangun!

    "Apa, Ma? Lara bangun?" ulang Gusti tidak percaya. Entah reaksi apa yang dia tunjukkan sekarang, yang jelas dia khawatir. Mengkhawatirkan keadaan Saquyna dan hubungan terlarang mereka. "Iya. Cepatlah! Lara, ini mama. Kamu dengar nggak?" pertanyaan itu ditujukan pada orang di seberang sana bukannya Gusti.Pria itu memutuskan panggilannya dan merenung. Banyak yang harus dia pikirkan. Setelah beberapa saat terdiam, Gusti akhirnya bangkit untuk menemui istrinya yang sudah lama tertidur. °°°Dallara menatap polos ke arah Gusti, lalu beralih pada Yolan yang tak henti-hentinya tersenyum sumringah. Sementara mertua kesayangan Dallara berdiri di sisi kiri, tepat di sebelah putranya yang hanya diam menatap sang istri."Untuk saat ini, Ibu Dallara belum bisa menggerakkan tubuhnya karena sudah berbulan-bulan tidak melakukan pergerakan. Jadi, nanti akan dilakukan rehabilitasi untuk mengoptimalkan pergerakan tubuhnya. Ibu Dallara tidak perlu panik jika belum bisa bicara dengan baik. Perlahan selu

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   51 - Gusti, Lara Bangun!

    "Ibu?" suara tercekat Sunan terdengar pelan. Dia tidak menyangka sang mertua akan berkunjung di saat yang tidak tepat. Sinta tidak memperdulikan panggilan Sunan. Wanita itu menatap sinis pada menantunya. "Kamu selingkuh sama Mayang? Mayang yang ibu kenal? Iya?"Saquyna jelas ingin menutupi tapi tidak salahnya jika ibunya mencuri dengar. "Tanyakan pada menantu ibu! Yang jelas aku sudah mengajukan gugatan perceraian kemarin. Aku harap ibu bisa mengerti dan nggak menuntutku untuk membatalkannya.""Bu, ini nggak seperti yang ibu pikirkan!" jelas Sunan menyela.Tanpa babibu, Sinta melayangkan pukulan pada wajah menantunya. "Selama ini ibu selalu diam agar supaya kamu dan Saquyna bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangga kalian sendiri. Tapi kali ini ibu nggak akan meminta anak ibu untuk memaafkan kamu. Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan teman istrimu? Bisa? Enak saja kamu bisa tidur nyenyak selama ini. Benar-benar nggak tahu malu! Selama pernikahan, Saquyna yang membayar hutang-hut

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   50 - TERBONGKAR!

    "Aku sudah mengajukan perceraian ke pengadilan agama, Mas. Tunggu saja sampai suratnya datang," ucap Saquyna tanpa ekspresi. Beberapa hari ini dia mencoba bersikap selayaknya istri yang tidak tahu apa-apa. Melayani suami dengan setengah hati meskipun sikap suaminya jauh lebih baik. Mendengar hal yang tidak disangka-sangka akan keluar dari mulut istrinya, Sunan mendelik. "Tiba-tiba? Kesambet apa kamu, Sa? Kita nggak ada berantem atau apa loh, kok kamu tiba-tiba mengatakan hal gila ini? Siapa yang mendorong kamu untuk punya ide menceraikanku?""Nggak ada."Singkat! Bahkan seorang Sunan pun heran mendengarnya. Bagaimana tidak? Saquyna paling bisa mendebatnya! Kalau sampai wanita itu hanya menjawab satu kata saja, pasti ada sesuatu. "Apa karena kamu udah nyaman sama pria itu?" tanya Sunan curiga. "Siapa?" jawab Saquyna meskipun dia tahu siapa yang dimaksud oleh Sunan. Pasti Gusti. "Siapa lagi kalau bukan Pak Gusti, kakak laki-laki bos kamu."Benarkan? "Kamu menyalahkan aku, Mas? Aku?

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   49 - Aku Yang Akan Mengusahakan Kebahagiaanmu

    "Ada apa, Ra?" tanya Saquyna setengah terkejut. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan teman lamanya. "Aku tahu rahasia antara suamimu dan Mbak Mayang. Bisa kita bicara sebentar?" tanya Rara dengan muka serius. Saquyna mengangguk cepat. Dia membuntuti Rara yang sedang mencari tempat strategis untuk bicara empat mata. Entah apa yang sedang dipikirkan Rara saat ini, Saquyna tidak bisa menebaknya. Sejujurnya Saquyna sangat takut mendengar kenyataan yang ada. Jika memang benar apa yang dia pikirkan terjadi, apa yang harus dia perbuat? "Apa yang kamu tahu, Ra?" tanya Saquyna. "Aku nggak sengaja melihat suamimu keluar dari toko bersama mbak Mayang. Malam-malam waktu semua orang sudah pulang. Sebenarnya aku juga nggak sengaja balik ke toko kalau bukan karena kunci kosku terjatuh di tempat parkir," jelas Rara serius. Wanita itu bahkan bersumpah benar-benar melihat mereka di malam berikutnya. "Kalau ketiga kalinya aku memang sengaja datang untuk membuktikan dugaanku dan ternyata benar. A

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   48 - Saquyna, Bisa bicara sebentar?

    Mampus! Mayang menahan napas melihat Saquyna menenteng kaus kaki milik suaminya. Dia heran kenapa dia tidak melihat benda itu ada di ruangannya. "Masa sih?" tanya Mayang berpura-pura tidak mengetahui. Sejujurnya dia was-was kalau Saquyna mengetahui perselingkuhannya dengan suami temannya sendiri. "Iya. Aku yakin. Soalnya aku yang beli kaus kaki ini, May. Kok bisa ada di sini?" tanya Saquyna bingung. Dia berhak curiga bukan? Kenapa? Karena hal private milik suaminya malah ada di tempat yang tidak seharusnya. Apakah Mayang memiliki hubungan khusus dengan Sunan?Tidak! Tidak mungkin. Mayang bukan orang yang akan melakukan sesuatu yang buruk. Mayang adalah istri yang setia dan juga mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Saquyna hanya salah mengartikan. "Pasti suamiku teledor kan? Maklum sih di rumah dia juga begitu, May," jawab Saquyna santai, seolah apa yang dia lihat bukan apa-apa. Dia kemudian memasukkan kaus kaki tersebut ke dalam tas, lalu pamit pada Mayang. "Aku ingat aku per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status