Home / Rumah Tangga / Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku / 4 - Nggak Mau Menafkahi Tapi Minta Jatah?

Share

4 - Nggak Mau Menafkahi Tapi Minta Jatah?

Author: Inthary
last update Last Updated: 2025-08-21 20:46:04

Putaran sembilan puluh derajat itu sanggup membuat bir kaleng dalam genggaman Saquyna terlepas. Wanita itu mendelik begitu bibirnya disapu bersih oleh bibir Gusti. Tidak rakus, juga tidak pelan. Seimbang. Membuat Saquyna mulai membandingkan kelihaian Sunan dan Gusti.

Jujur, ciuman Gusti lebih membuatnya terbang ketimbang ciuman suaminya sendiri. Atau mungkin efek hubungan diam-diam yang akan mereka jalani nanti?

"Aaa," pekik Saquyna ketika Gusti menggigit bibirnya.

Gusti melepaskan ciumannya dan tertawa keras. "Itu hukuman karena kamu nggak mau buka mulut. Padahal tanggung banget."

Muka Saquyna memerah. Bagaimana bisa dia semudah itu menerima ciuman Gusti? Mereka baru bertemu untuk membahas perselingkuhan mereka tapi dia sudah diserang.

Gusti memungut bir kaleng yang terjatuh tadi, lalu mengambil minuman rasa lain di dalam kulkas untuk diberikan pada Saquyna. "Jangan memaksakan diri. Saya tahu kamu nggak bisa minum bir."

Gusti menarik Saquyna untuk kembali duduk. Kali ini Gusti sengaja menjauh. Takut terjadi sesuatu yang tidak dia inginkan.

"Jadi, saya punya tiga syarat untuk hubungan kita ini," kata Gusti sambil membuka penutup minuman kaleng Saquyna lalu memberikannya kembali.

"Apa?"

"Pertama, saya ingin adegan ranjang setiap satu minggu sekali dan kalau boleh, jangan beradegan ranjang dengan suamimu terlalu sering. Kedua, saya ingin kamu selalu terlibat dalam segala hal dalam hidup saya jika memungkinkan. Ketiga, saya akan membiayai semua kebutuhan kamu, suami kamu, orangtua kamu dan mertua kamu. Jadi, jangan berniat untuk bunuh diri lagi hanya karena uang."

"Kenapa harus ada syarat pertama?" tanya Saquyna malu.

"Karena saya laki-laki. Saya nggak menampik jika saya tertarik dengan tubuh kamu apalagi bibir. Makanya saya langsung terobos saja tadi. Maafkan saya."

Saquyna malah semakin malu karena Gusti terlalu terang-terangan. "Lalu alasan untuk syarat kedua?"

"Karena saya laki-laki. Di balik laki-laki sukses, ada wanita di belakangnya."

"Istri kamu?"

Raut wajah Gusti berubah drastis ketika mendengar pertanyaan Saquyna. "Sedang tidak mau diganggu."

Saquyna bingung dengan kalimat itu. Maksudnya apa? "Maaf kalau saya agak lancang."

"Nggak apa-apa. Kita harus terbuka untuk memulai hubungan ini. Kamu pasti penasaran dengan alasan ketiga bukan?" tanya Gusti balik.

Saquyna mengangguk.

"Alasan orang bunuh diri hanya ada dua. Satu, masalah keuangan dan yang kedua, rumah tangga. Kemarin kamu kelihatan linglung dengan tatapan mata kosong. Sorry to say sebelumnya aku kenal dengan teman yang terlilit banyak hutang dan tatapannya persis kamu. Jadi saya simpulkan kamu atau keluarga kamu punya masalah keuangan. Soal keuangan memang nggak cuma soal hutang tapi kalau sampai mengakhiri hidup pasti masalahnya lebih riskan dan menyangkut orang lain," jelas Gusti.

Tepat sekali. Saquyna mulai terpikat oleh kepintaran Gusti. Tidak banyak orang yang bisa mendeskripsikan sejelas itu.

Apa benar tatapan mata Saquyna tampak kosong saat itu?

"Mau tanya apa lagi?" tanya Gusti penuh percaya diri.

"Jujur saya bingung. Saya bisa sampai ke rumah ini saja rasanya seperti mimpi. Apalagi sampai memiliki niat untuk selingkuh. Kenyataannya saya memang terlilit banyak hutang. Jangan salah paham dulu karena bukan saya yang berhutang tapi suami saya. Saya ... tidak tahu harus bicara dengan siapa lagi soal ini. Keluarga saya juga menyalahkan saya karena saya memilih menikah dengan suami saya. Lalu keluarga suami saya sering meminta uang. Saya benar-benar butuh pijakan," jelas Saquyna dengan mata kebingungan. Lagi-lagi dia mengatakan dirinya bodoh karena bercerita pada pria asing yang sudah menciumnya sembarangan.

"Maaf," lirih Saquyna.

"Saya tahu. Jangan sungkan! Anggap saja saya suami kedua kamu jadi kamu bebas berkeluh kesah," ucap Gusti dengan nada bercanda. Suasana di rumah itu terasa lebih menakutkan ketika Saquyna menceritakan kisah hidupnya.

Mendengar tiga kata kunci itu, Saquyna mendongak, "Saya mencintai suami saya."

"Saya juga mencintai istri saya. Lalu apa bedanya?"

"Alasan kamu berselingkuh?" tanya Saquyna penasaran.

Gusti mengangkat bahunya, "Saya butuh kehangatan di atas ranjang. Itu saja."

"Kamu bisa cari wanita di club malam. Banyak yang mau sama kamu kalau kamu bisa membayar mereka."

"Benar. Tapi saya tidak suka berbagi dengan banyak orang. Saya hanya ingin satu wanita yang benar-benar mau menjadi selingkuhan saya dan hanya menjadi teman tidur saya," ucap Gusti santai.

"Siapa bilang hanya menjadi teman tidur kamu kalau kenyataannya saya masih bersuami," cela Saquyna.

"Itulah namanya perselingkuhan. Ada sensasi menegangkan dimana hubungan ini suatu saat bisa diketahui oleh pasangan masing-masing. Pada saat itu terjadi, mungkin saya akan melepaskan kamu dan kembali pada istri sah saya. Hubungan ini hanya sebatas bersenang-senang. Kamu mencoba mencari kesenangan di tengah permasalahan hutang suami kamu dan saya mendapatkan kehangatan yang tidak kunjung saya dapatkan. Simpel kan?"

Ya. Gusti benar. Saquyna tidak perlu pusing masalah nanti karena sekarang dia bisa mendapatkan apa yang dia mau.

"Ini," ucap Gusti ketika dia mengangsurkan kartu berwarna hitam miliknya. "Gunakanlah! Kata sandinya adalah tanggal pertemuan pertama kita di jembatan. Kamu jangan sungkan karena saya ingin membahagiakan kamu lebih dari yang kamu pikirkan."

Membahagiakan? Hati Saquyna sedikit terusik mendengarnya. Dia pernah mendengar kata itu tapi pada akhirnya dia dikecewakan.

°°°

"Dari mana saja kamu? Aku cari di toko tapi katanya kamu nggak masuk," tegur Sunan begitu melihat Saquyna berjalan gontai ke ruang tamu.

"Ke rumah teman," jawab Saquyna singkat. Dia memilih mengambil minuman di dapur ketimbang bicara dengan suaminya. Di perjalanan tadi, dia ingin menjajal mengambil uang dari kartu hitam yang dia terima. Sayangnya dia hanya berhenti di depan pintu penarikan online untuk beberapa saat dan berbalik tanpa melakukan apa-apa.

Merasa tidak pantas mendapatkan uang semudah itu malah membimbangkan hati Saquyna.

Ya Tuhan.

"Teman yang mana?" cerca Sunan. Dia mengekori langkah Saquyna. "Kamu hanya punya teman Mayang. Itupun Mayang ada di toko. Lalu siapa yang kamu temui?"

Telapak tangan Saquyna yang hendak mengambil gelas terhenti. Tarikan napasnya terasa kaku. "Memangnya aku nggak boleh punya teman selain Mayang. Aku begini juga untuk mencari uang, Mas. Aku perlu membayar hutang online kamu yang menumpuk atau kalau nggak rumah ini akan disita. Aku malu kalau sampai tetangga tahu gara-gara hutang, kita nggak punya tempat tinggal."

Mendengar alasan Saquyna, Sunan tidak lagi mengusik wanitanya. Dia justru mengambil gelas dan mengisinya dengan air dingin. "Minumlah! Maafkan suamimu ini ya, Sayang. Aku mana tahu kamu berusaha keras untuk membayar hutang kita. Aku janji, hari ini aku akan melayani kamu dengan baik. Kamu mau dimasakin apa?"

Mata berbinar Sunan justru membuat Saquyna geram. Dia mual. Dia benar-benar tidak suka dengan sikap menjilat suaminya.

"Nggak perlu repot-repot, Mas. Aku bisa masak sendiri," tolak Saquyna.

Sunan tidak habis akal. Semakin Saquyna menolak, semakin Sunan menempel padanya. Melihat tubuh seksi istrinya, dia malah ingin mendapatkan jatahnya.

Dipeluknya istrinya erat, diciuminya bagian leher istrinya sampai memerah. Lalu dia berbisik, "Aku sudah siapkan jamu, Sayang. Malam ini kita bisa sampai pagi. Kamu pasti kangen kan karena sudah lima hari kita nggak tidur bersama?"

Muak! Saquyna justru mendorong suaminya menjauh.

"Kamu pikir aku istri gampangan? Sudah nggak mau menafkahi tapi malah minta jatah sampai pagi. Kamu kira aku robot, Mas?"

°°°

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   53 - Permintaan Yang Terakhir

    "Tante Sinar?" tanya Uty sigap. Dia bergegas bangun untuk menyambut wanita yang sudah dikenalnya sejak lama. "Ngapain, Tan? Mau bertemu Uty?"Sinar menggeleng, "Tunggu sebentar, Ty. Tante mau bicara sama Saquyna." Tatapannya hanya tertuju pada Saquyna di depannya. Saquyna menelan ludah, gugup. Entah gugup karena penjelasan Sinar yang tiba-tiba ataukah karena bertemu dengan ibu dari pria yang menjadi selingkuhannya. "Bisa bicara sebentar?" tanya Sinar to the point. "Mau minum apa, Tan? Biar Uty buatkan," tanya Uty sopan. Terlihat jelas perbedaan sambutan Uty pada Sinar dan Yolan. "Nggak perlu repot-repot, Ty. Tante hanya sebentar. Bisa minta tolong tinggalkan kami?""Tentu saja, Tante. Uty ada di meja kasir kalau tante butuh apa-apa," jawab Uty ringan. Wanita itu berjalan santai menuju meja kasir. Meskipun dia tidak mengkhawatirkan sikap Sinar yang mungkin saja sedikit kasar, tapi dia khawatir dengan reaksi Saquyna. Apakah wanita itu bisa menerima kenyataan pahit yang selama ini te

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   52 - Karena Istri Sahnya Sudah Bangun!

    "Apa, Ma? Lara bangun?" ulang Gusti tidak percaya. Entah reaksi apa yang dia tunjukkan sekarang, yang jelas dia khawatir. Mengkhawatirkan keadaan Saquyna dan hubungan terlarang mereka. "Iya. Cepatlah! Lara, ini mama. Kamu dengar nggak?" pertanyaan itu ditujukan pada orang di seberang sana bukannya Gusti.Pria itu memutuskan panggilannya dan merenung. Banyak yang harus dia pikirkan. Setelah beberapa saat terdiam, Gusti akhirnya bangkit untuk menemui istrinya yang sudah lama tertidur. °°°Dallara menatap polos ke arah Gusti, lalu beralih pada Yolan yang tak henti-hentinya tersenyum sumringah. Sementara mertua kesayangan Dallara berdiri di sisi kiri, tepat di sebelah putranya yang hanya diam menatap sang istri."Untuk saat ini, Ibu Dallara belum bisa menggerakkan tubuhnya karena sudah berbulan-bulan tidak melakukan pergerakan. Jadi, nanti akan dilakukan rehabilitasi untuk mengoptimalkan pergerakan tubuhnya. Ibu Dallara tidak perlu panik jika belum bisa bicara dengan baik. Perlahan selu

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   51 - Gusti, Lara Bangun!

    "Ibu?" suara tercekat Sunan terdengar pelan. Dia tidak menyangka sang mertua akan berkunjung di saat yang tidak tepat. Sinta tidak memperdulikan panggilan Sunan. Wanita itu menatap sinis pada menantunya. "Kamu selingkuh sama Mayang? Mayang yang ibu kenal? Iya?"Saquyna jelas ingin menutupi tapi tidak salahnya jika ibunya mencuri dengar. "Tanyakan pada menantu ibu! Yang jelas aku sudah mengajukan gugatan perceraian kemarin. Aku harap ibu bisa mengerti dan nggak menuntutku untuk membatalkannya.""Bu, ini nggak seperti yang ibu pikirkan!" jelas Sunan menyela.Tanpa babibu, Sinta melayangkan pukulan pada wajah menantunya. "Selama ini ibu selalu diam agar supaya kamu dan Saquyna bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangga kalian sendiri. Tapi kali ini ibu nggak akan meminta anak ibu untuk memaafkan kamu. Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan teman istrimu? Bisa? Enak saja kamu bisa tidur nyenyak selama ini. Benar-benar nggak tahu malu! Selama pernikahan, Saquyna yang membayar hutang-hut

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   50 - TERBONGKAR!

    "Aku sudah mengajukan perceraian ke pengadilan agama, Mas. Tunggu saja sampai suratnya datang," ucap Saquyna tanpa ekspresi. Beberapa hari ini dia mencoba bersikap selayaknya istri yang tidak tahu apa-apa. Melayani suami dengan setengah hati meskipun sikap suaminya jauh lebih baik. Mendengar hal yang tidak disangka-sangka akan keluar dari mulut istrinya, Sunan mendelik. "Tiba-tiba? Kesambet apa kamu, Sa? Kita nggak ada berantem atau apa loh, kok kamu tiba-tiba mengatakan hal gila ini? Siapa yang mendorong kamu untuk punya ide menceraikanku?""Nggak ada."Singkat! Bahkan seorang Sunan pun heran mendengarnya. Bagaimana tidak? Saquyna paling bisa mendebatnya! Kalau sampai wanita itu hanya menjawab satu kata saja, pasti ada sesuatu. "Apa karena kamu udah nyaman sama pria itu?" tanya Sunan curiga. "Siapa?" jawab Saquyna meskipun dia tahu siapa yang dimaksud oleh Sunan. Pasti Gusti. "Siapa lagi kalau bukan Pak Gusti, kakak laki-laki bos kamu."Benarkan? "Kamu menyalahkan aku, Mas? Aku?

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   49 - Aku Yang Akan Mengusahakan Kebahagiaanmu

    "Ada apa, Ra?" tanya Saquyna setengah terkejut. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan teman lamanya. "Aku tahu rahasia antara suamimu dan Mbak Mayang. Bisa kita bicara sebentar?" tanya Rara dengan muka serius. Saquyna mengangguk cepat. Dia membuntuti Rara yang sedang mencari tempat strategis untuk bicara empat mata. Entah apa yang sedang dipikirkan Rara saat ini, Saquyna tidak bisa menebaknya. Sejujurnya Saquyna sangat takut mendengar kenyataan yang ada. Jika memang benar apa yang dia pikirkan terjadi, apa yang harus dia perbuat? "Apa yang kamu tahu, Ra?" tanya Saquyna. "Aku nggak sengaja melihat suamimu keluar dari toko bersama mbak Mayang. Malam-malam waktu semua orang sudah pulang. Sebenarnya aku juga nggak sengaja balik ke toko kalau bukan karena kunci kosku terjatuh di tempat parkir," jelas Rara serius. Wanita itu bahkan bersumpah benar-benar melihat mereka di malam berikutnya. "Kalau ketiga kalinya aku memang sengaja datang untuk membuktikan dugaanku dan ternyata benar. A

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   48 - Saquyna, Bisa bicara sebentar?

    Mampus! Mayang menahan napas melihat Saquyna menenteng kaus kaki milik suaminya. Dia heran kenapa dia tidak melihat benda itu ada di ruangannya. "Masa sih?" tanya Mayang berpura-pura tidak mengetahui. Sejujurnya dia was-was kalau Saquyna mengetahui perselingkuhannya dengan suami temannya sendiri. "Iya. Aku yakin. Soalnya aku yang beli kaus kaki ini, May. Kok bisa ada di sini?" tanya Saquyna bingung. Dia berhak curiga bukan? Kenapa? Karena hal private milik suaminya malah ada di tempat yang tidak seharusnya. Apakah Mayang memiliki hubungan khusus dengan Sunan?Tidak! Tidak mungkin. Mayang bukan orang yang akan melakukan sesuatu yang buruk. Mayang adalah istri yang setia dan juga mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Saquyna hanya salah mengartikan. "Pasti suamiku teledor kan? Maklum sih di rumah dia juga begitu, May," jawab Saquyna santai, seolah apa yang dia lihat bukan apa-apa. Dia kemudian memasukkan kaus kaki tersebut ke dalam tas, lalu pamit pada Mayang. "Aku ingat aku per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status