Share

2 - Niat Untuk Selingkuh

Author: Inthary
last update Last Updated: 2025-08-21 12:18:21

"Kalau mau bunuh diri, jangan merepotkan orang!"

Suara bariton yang menusuk gendang telinga Saquyna terdengar nyaring. Wanita itu seketika membuka matanya. Tatapannya tertuju pada pria berpakaian santai lengkap dengan topi putih dengan logo sebuah merk.

"Siapa yang merepotkan? Saya bunuh diri nggak minta ditolong kan? Lagian kenapa anda repot-repot menarik saya?" sentak Saquyna yang kemudian menjauh dari pelukan ringan pria itu.

Pria itu menghembuskan napas kasar. "Saya juga nggak mau repot dan nggak perlu repot. Tapi karena mbak ada di depan mata saya, mau nggak mau saya menolong. Dikiranya saya yang mencelakai mbak kalau ketahuan diam."

Apa-apaan ini? Kenapa Saquyna harus sial sekali lagi? Bukannya dia melompat untuk melepaskan semua kesialan itu? Ya Tuhan, haruskah Saquyna berterimakasih atau malah mengumpat?

"Maaf," balas Saquyna pelan. Dia menunduk sedih kemudian berbalik. Dia harus kemana? Kembali ke toko jelas bukan pilihan terbaik. Kalau kembali ke rumah pun nasibnya tidak akan berbeda. Lalu?

Saquyna berjalan pelan, sembari berpikir keras. Mungkin hari ini bukan takdirnya untuk meninggal. Dia bisa meminum racun atau menggores lehernya sendiri nanti. Setidaknya tidak akan ada orang yang merasa direpotkan. Tapi ... tanpa dia sadari, dia sangat ingin hidup layak. Bagaimana bisa selama puluhan tahun dia selalu hidup sengsara?

Apa Saquyna perlu mencari pelampiasan lain? Sunan mungkin bukan pilihan yang tepat atau takdir salah yang sudah terlanjur dia pilih. Lalu? Apa dia harus mencari pria lain?

Entahlah. Wanita itu tidak lagi bisa berpikir. Kakinya melangkah tanpa tujuan, namun kemudian berakhir di sebuah bangunan yang selama ini menjadi tempatnya berlindung. Toko grosir Mayang.

Perlahan Mayang memberikan pelukan hangat sebagai teman lama. Lalu Saquyna mulai menangis.

°°°

'Selingkuh bukan tujuan yang baik tapi selingkuh bisa menjadi obat untuk sebuah kebosanan atau kesengsaraan'

Kalimat yang terselip dalam sebuah video singkat membuat Saquyna termenung. Kemarin dia pernah berpikir begitu. Setidaknya sekali dia ingin terbahagiakan oleh seorang pria. Tapi ... bagaimana dengan Sunan? Apakah Sunan akan langsung menalaknya begitu dia ketahuan selingkuh?

Mungkin saja. Saquyna harus memperhitungkan kenyataan itu. Tapi apa pedulinya? Sunan juga sama-sama brengseknya karena membuatnya malu dengan hutang-hutang menumpuk itu. Dia yang kena imbasnya, dia juga yang harus memikirkan pandangan orang lain pada pernikahan mereka yang baru seumur jagung.

Saquyna meremas rambut kepalanya yang acak-acakan. Dia frustasi karena semua hal yang dia lakukan tidak pernah benar.

"Istirahat dulu, Sa," ucap Mayang sembari menyuguhkan teh hangat di depan Saquyna.

Saquyna memperlihatkan ujung bibirnya yang sendu. "Terimakasih. Tapi kalau aku istirahat, aku malah semakin pusing."

"Mau cerita lagi?"

Saquyna menggeleng. Sudah cukup kemarin dia membasahi pakaian Mayang dengan air matanya. Perlahan telapak tangannya menggenggam cangkir teh. Rasa hangat menjalar di tubuhnya. Kemudian pikirannya kembali melayang pada pertengkarannya dengan suaminya pagi tadi.

"Aku minta cerai," ucap Saquyna lantang.

"Nggak bisa. Siapa yang bilang kamu boleh minta cerai? Kenapa sih kamu nggak mau bantu aku sekali ini saja, Sayang? Besok kalau aku punya uang lebih, aku bakalan ganti semua uang yang kami keluarkan untuk membayar hutang-hutangku. Lagi pula hutang yang aku punya juga demi kebaikan kamu, kebaikan kita. Rumah tangga kita, Sayang," elak Sunan. Entah kenapa sikapnya berubah lembut. Apakah ini hanya trik agar Saquyna tidak meminta cerai?

Sunan memeluk Saquyna dengan lembut, lalu pria itu mengendus bau parfum istrinya. "Wangi sekali istriku. Mau berangkat kerja ya? Mau aku antar?"

"Nggak perlu, Mas. Aku bisa sendiri."

"Aku tahu aku salah. Ini terakhir kalinya aku merepotkan kamu. Aku janji akan berubah. Kamu harus ingat kalau aku sayang sama kamu begitu sebaliknya," tukas Sunan lagi. Dia benar-benar membuat Saquyna dilema.

"Hei, malah melamun," sentak Mayang.

Saquyna tersadar. "Aku nggak apa-apa, May."

"Yakin?"

"Iya."

Mayang melihat ke arah depan dimana para karyawannya sedang sibuk melayani pembeli. Dia mendengar ada seseorang yang menanyakan sesuatu. Kakinya hendak beranjak tapi Saquyna menahannya.

"Aku saja." Saquyna memperlihatkan pada Mayang bahwa dia benar-benar bisa bekerja saat ini. Dia butuh kesibukan untuk melampiaskan segala pemikiran buruknya.

Saquyna menarik napas panjang sembari mencari orang yang menanyakan barang tadi. Seorang pria berpakaian sporty yang membelakanginya tengah melihat beragam makanan ringan yang ditata rapi memanjang ke bawah. Mungkin dia?

"Ada yang bisa saya bantu, Pak? Cari apa?" tanya Saquyna seperti biasa.

Pria itu menoleh, kedua alisnya saling bertautan. Saquyna juga sama terkejutnya melihat pria itu.

"Saya mau ada acara khusus untuk anak yatim piatu. Saya mau jajanan ringan dari samping sana sampai sini dan yang di bawah sana juga. Kalau boleh, apa bisa diantarkan ke panti asuhan Bulan?" tanya pria itu tanpa babibu. Dia seolah tidak memusingkan kenyataan bahwa dia dan Saquyna pernah bertemu.

"Maaf, Pak. Di sini tidak ada sistem delivery," ucap Saquyna.

"Oh, begitu? Kalau nggak keberatan boleh saya bicara dengan ownernya?"

Saquyna tidak menyukai sikap keras kepala pria itu. Dia sudah mengatakan dengan jelas bahwa tidak ada sistem delivery. Memangnya kalau bukan ownernya yang bicara, sistemnya bisa berubah?

Saquyna kemudian memanggil Mayang. Dia kemudian beralih ke tempat lain tanpa ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Lalu...

"Sa, Pak Gusti mau borong jajanan ringan kita totalnya ada lima puluh dus. Kebetulan beliau nggak bawa mobil dan sedang terburu-buru. Jadi nanti kamu ikut supir mobil box yang beliau sewa ke panti asuhan ya. Kamu nggak perlu melakukan apapun. Hanya melihat barang itu turun lalu kamu boleh pergi. Gimana? Nggak apa-apa kan? Aku tahu kamu masih kepikiran soal Sunan, aku minta maaf banget kalau kamu harus turun tangan. Soalnya semuanya lagi sibuk," jelas Mayang tidak enak hati. Dia tidak menampik kalau dia senang dengan orderan sebanyak itu. Kalau ditolak rasanya sayang sekali.

Saquyna tahu maksudnya. Dia juga tidak punya alasan menolak. "Iya, aku tahu. Aku nggak punya prasangka apa-apa. Aku siapkan barangnya dulu."

"Terimakasih banyak, Sa."

Saquyna hanya tersenyum singkat lalu sibuk dengan pekerjaannya.

°°°

Sesuai perjanjian, setelah Saquyna selesai mengecek lima puluh dus jajanan tersebut, dia meninggalkan panti asuhan.

Saquyna berniat mencari kendaraan umum di jalan depan. Cukup lama dia menunggu sampai kakinya kesemutan. Ketika dia hendak melangkah lebih ke kanan lagi, sebuah mobil berhenti di depannya.

Kaca jendela diturunkan. Saquyna tidak begitu penasaran siapa pemilik mobil sampai wajah yang tidak asing terlihat.

"Masuk!"

"Terimakasih tapi saya bisa cari kendaraan sendiri."

"Masuklah! Ini sebagai balas budi karena kamu mau mengantarkan pesanan saya. Kalau kamu nggak mau masuk, saya terpaksa memberikan kesan buruk pada bos kamu. Siapa namanya? Mayang. Ya Mayang," ancam Gusti.

Saquyna sedang tidak ingin berdebat. Dia memilih untuk masuk. Lalu dia ingat sesuatu. "Katanya tadi anda sibuk? Kenapa tiba-tiba muncul?"

"Ya, tadinya begitu."

Saquyna hanya mengangguk pelan tanpa ingin menambahkan percakapan lagi. Entah kenapa pemikiran masalah selingkuh terlintas di kepalanya. "Anda pernah berpikir untuk selingkuh?"

"Pernah. Sekarang saja saya sedang berpikir untuk mengajak wanita di samping saya untuk berselingkuh."

Seketika Saquyna menoleh ke arah pria yang tengah menatapnya penuh keinginan. Hah?

°°°

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   53 - Permintaan Yang Terakhir

    "Tante Sinar?" tanya Uty sigap. Dia bergegas bangun untuk menyambut wanita yang sudah dikenalnya sejak lama. "Ngapain, Tan? Mau bertemu Uty?"Sinar menggeleng, "Tunggu sebentar, Ty. Tante mau bicara sama Saquyna." Tatapannya hanya tertuju pada Saquyna di depannya. Saquyna menelan ludah, gugup. Entah gugup karena penjelasan Sinar yang tiba-tiba ataukah karena bertemu dengan ibu dari pria yang menjadi selingkuhannya. "Bisa bicara sebentar?" tanya Sinar to the point. "Mau minum apa, Tan? Biar Uty buatkan," tanya Uty sopan. Terlihat jelas perbedaan sambutan Uty pada Sinar dan Yolan. "Nggak perlu repot-repot, Ty. Tante hanya sebentar. Bisa minta tolong tinggalkan kami?""Tentu saja, Tante. Uty ada di meja kasir kalau tante butuh apa-apa," jawab Uty ringan. Wanita itu berjalan santai menuju meja kasir. Meskipun dia tidak mengkhawatirkan sikap Sinar yang mungkin saja sedikit kasar, tapi dia khawatir dengan reaksi Saquyna. Apakah wanita itu bisa menerima kenyataan pahit yang selama ini te

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   52 - Karena Istri Sahnya Sudah Bangun!

    "Apa, Ma? Lara bangun?" ulang Gusti tidak percaya. Entah reaksi apa yang dia tunjukkan sekarang, yang jelas dia khawatir. Mengkhawatirkan keadaan Saquyna dan hubungan terlarang mereka. "Iya. Cepatlah! Lara, ini mama. Kamu dengar nggak?" pertanyaan itu ditujukan pada orang di seberang sana bukannya Gusti.Pria itu memutuskan panggilannya dan merenung. Banyak yang harus dia pikirkan. Setelah beberapa saat terdiam, Gusti akhirnya bangkit untuk menemui istrinya yang sudah lama tertidur. °°°Dallara menatap polos ke arah Gusti, lalu beralih pada Yolan yang tak henti-hentinya tersenyum sumringah. Sementara mertua kesayangan Dallara berdiri di sisi kiri, tepat di sebelah putranya yang hanya diam menatap sang istri."Untuk saat ini, Ibu Dallara belum bisa menggerakkan tubuhnya karena sudah berbulan-bulan tidak melakukan pergerakan. Jadi, nanti akan dilakukan rehabilitasi untuk mengoptimalkan pergerakan tubuhnya. Ibu Dallara tidak perlu panik jika belum bisa bicara dengan baik. Perlahan selu

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   51 - Gusti, Lara Bangun!

    "Ibu?" suara tercekat Sunan terdengar pelan. Dia tidak menyangka sang mertua akan berkunjung di saat yang tidak tepat. Sinta tidak memperdulikan panggilan Sunan. Wanita itu menatap sinis pada menantunya. "Kamu selingkuh sama Mayang? Mayang yang ibu kenal? Iya?"Saquyna jelas ingin menutupi tapi tidak salahnya jika ibunya mencuri dengar. "Tanyakan pada menantu ibu! Yang jelas aku sudah mengajukan gugatan perceraian kemarin. Aku harap ibu bisa mengerti dan nggak menuntutku untuk membatalkannya.""Bu, ini nggak seperti yang ibu pikirkan!" jelas Sunan menyela.Tanpa babibu, Sinta melayangkan pukulan pada wajah menantunya. "Selama ini ibu selalu diam agar supaya kamu dan Saquyna bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangga kalian sendiri. Tapi kali ini ibu nggak akan meminta anak ibu untuk memaafkan kamu. Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan teman istrimu? Bisa? Enak saja kamu bisa tidur nyenyak selama ini. Benar-benar nggak tahu malu! Selama pernikahan, Saquyna yang membayar hutang-hut

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   50 - TERBONGKAR!

    "Aku sudah mengajukan perceraian ke pengadilan agama, Mas. Tunggu saja sampai suratnya datang," ucap Saquyna tanpa ekspresi. Beberapa hari ini dia mencoba bersikap selayaknya istri yang tidak tahu apa-apa. Melayani suami dengan setengah hati meskipun sikap suaminya jauh lebih baik. Mendengar hal yang tidak disangka-sangka akan keluar dari mulut istrinya, Sunan mendelik. "Tiba-tiba? Kesambet apa kamu, Sa? Kita nggak ada berantem atau apa loh, kok kamu tiba-tiba mengatakan hal gila ini? Siapa yang mendorong kamu untuk punya ide menceraikanku?""Nggak ada."Singkat! Bahkan seorang Sunan pun heran mendengarnya. Bagaimana tidak? Saquyna paling bisa mendebatnya! Kalau sampai wanita itu hanya menjawab satu kata saja, pasti ada sesuatu. "Apa karena kamu udah nyaman sama pria itu?" tanya Sunan curiga. "Siapa?" jawab Saquyna meskipun dia tahu siapa yang dimaksud oleh Sunan. Pasti Gusti. "Siapa lagi kalau bukan Pak Gusti, kakak laki-laki bos kamu."Benarkan? "Kamu menyalahkan aku, Mas? Aku?

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   49 - Aku Yang Akan Mengusahakan Kebahagiaanmu

    "Ada apa, Ra?" tanya Saquyna setengah terkejut. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan teman lamanya. "Aku tahu rahasia antara suamimu dan Mbak Mayang. Bisa kita bicara sebentar?" tanya Rara dengan muka serius. Saquyna mengangguk cepat. Dia membuntuti Rara yang sedang mencari tempat strategis untuk bicara empat mata. Entah apa yang sedang dipikirkan Rara saat ini, Saquyna tidak bisa menebaknya. Sejujurnya Saquyna sangat takut mendengar kenyataan yang ada. Jika memang benar apa yang dia pikirkan terjadi, apa yang harus dia perbuat? "Apa yang kamu tahu, Ra?" tanya Saquyna. "Aku nggak sengaja melihat suamimu keluar dari toko bersama mbak Mayang. Malam-malam waktu semua orang sudah pulang. Sebenarnya aku juga nggak sengaja balik ke toko kalau bukan karena kunci kosku terjatuh di tempat parkir," jelas Rara serius. Wanita itu bahkan bersumpah benar-benar melihat mereka di malam berikutnya. "Kalau ketiga kalinya aku memang sengaja datang untuk membuktikan dugaanku dan ternyata benar. A

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   48 - Saquyna, Bisa bicara sebentar?

    Mampus! Mayang menahan napas melihat Saquyna menenteng kaus kaki milik suaminya. Dia heran kenapa dia tidak melihat benda itu ada di ruangannya. "Masa sih?" tanya Mayang berpura-pura tidak mengetahui. Sejujurnya dia was-was kalau Saquyna mengetahui perselingkuhannya dengan suami temannya sendiri. "Iya. Aku yakin. Soalnya aku yang beli kaus kaki ini, May. Kok bisa ada di sini?" tanya Saquyna bingung. Dia berhak curiga bukan? Kenapa? Karena hal private milik suaminya malah ada di tempat yang tidak seharusnya. Apakah Mayang memiliki hubungan khusus dengan Sunan?Tidak! Tidak mungkin. Mayang bukan orang yang akan melakukan sesuatu yang buruk. Mayang adalah istri yang setia dan juga mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Saquyna hanya salah mengartikan. "Pasti suamiku teledor kan? Maklum sih di rumah dia juga begitu, May," jawab Saquyna santai, seolah apa yang dia lihat bukan apa-apa. Dia kemudian memasukkan kaus kaki tersebut ke dalam tas, lalu pamit pada Mayang. "Aku ingat aku per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status