Share

A Little Bit Jealous

last update Last Updated: 2025-04-11 19:14:05

“Rain!!!” Sydney berteriak kaget saat tiba-tiba lelaki itu menyingkirkan dari atasnya. Ia hampir saja terjengkang ke belakang. “Kebiasaan kamu, Rain!” makinya kesal lantaran hampir mencapai klimaks namun terhenti tiba-tiba.

Rain tidak peduli dan bergerak cepat menyambar ponsel. Menekan answer, menghentikan nada panggilan. Dengan napasnya yang masih terengah lelaki itu pun menyapa.

“Halo, Nda.”

”Kamu habis lari-lari?” Dijawab dari seberang sana.

“Nggak, Nda.”

”Tapi Bunda denger nafas kamu sesak.”

“Ah, masa sih? Perasaan Bunda aja kali.” Rain tertawa disusul dengan berdeham untuk menyamarkan irama napasnya.

“Bukan perasaan, tapi emang beneran Bunda denger kayak gitu,” sangkal Kanayya membantah. “Emang sekarang kamu lagi di mana? Kenapa tadi nggak angkat telfon dari Lady? Telfon dari Bunda kamu juga lama ngejawabnya.”

“Ng, aku—aku lagi di luar, Nda.” Rain gelagapan sambil menggaruk leher belakang kebingungan. Ia sama sekali tidak mengantisipasi kemungkinan itu. Mendingan tadi dimatikanny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
virna putri
kualat Rain ibumu banyak kau bohongi.. hati2 loh kalah ntr pas balapan.. ga nyadar rain km tuh cemburu lihat lady sama cowok lain.. udah ada rasa ya km.. wkwk.. siap2 bertepuk sebelah tangan.. hihi.. si Sydney mau2 nya jd tempat buang isi.. iihhh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tidurlah Denganku

    Setelah mati-matian memaksanya, akhirnya Max ikut juga dengan Giandra. Mereka langsung menuju rumah sakit.Tiba di sana Giandra menemukan wajah-wajah penuh kekhawatiran dari Lady, Rain dan Qey. ”Gimana kondisi Brie, Om?” kejar Giandra tidak sabar.Rain yang terlihat lesu mengembuskan napas pelan sebelum menjawab pertanyaan Giandra. Rain baru belasan menit yang lalu tiba di rumah sakit setelah Lady meneleponnya. Istrinya itu mengatakan jika Brienna tiba-tiba drop lalu pingsan. Padahal rencananya lusa Rain akan mengajak Brienna ke Singapura untuk berobat seperti biasanya.“Dokter bilang sel-sel kankernya berkembang dengan cepat. Sekarang sudah stadium tiga.”“Tapi Brie akan baik-baik aja kan, Om?” kejar Giandra lagi.Rain menggeleng lemah. Bagaimana mungkin ia mengatakan keadaan anak sulungnya akan baik-baik saja sedangkan dokter telah menakar umur Brienna.“Om, gimana?” desak Giandra pada Rain yang tidak menjawab.”Kata dokter kemungkinan Brie tetap hidup hanya tujuh puluh persen. Wak

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kritisnya Kondisi Brienna

    Biasanya Giandra selalu antusias setiap kali ada temannya atau kenalan yang menemukan pasangan hidup. Entah itu menikah atau baru bertunangan. Akan tetapi tidak kali ini.Sekarang Giandra hanya berdiri di depan pintu ballroom tempat acara itu akan diselenggarakan. Kakinya terasa berat untuk melangkah masuk. Sedangkan Alana sudah lebih dulu berjalan di depannya dengan langkah yang jauh lebih ringan.Mau tak mau Giandra akhirnya melangkah masuk. Ia mendapati sederet foto Celine dan David sedang tersenyum bahagia menyambut kedatangannya dan para tamu yang lain. Acara ini lebih menyerupai pesta pernikahan ketimbang pertunangan biasa.Terlalu lama melongo di tempatnya berdiri membuat Giandra kehilangan jejak Alana. Alhasil ia memilih tempat duduk secara random dan duduk di sana.Sedangkan di depan sana pasangan yang tengah berbahagia tampak semringah. Iya, mereka sangat berbahagia. Itu terpancar dari ekspresi wajah keduanya. Celine terlihat cantik dengan gaun bernuansa beige-nya. Sedangkan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Usaha Membatalkan Pertunangan

    "Ap-apa, Gi? Fans garis keras?" kata Swabitha mengulangi ucapan Giandra. Ia tidak terima lantaran laki-laki itu tidak mengakuinya bahwa dulu mereka pernah menjadi sepasang kekasih.Giandra tersenyum lebar, tidak peduli pada ekspresi kesal perempuan di hadapannya. “Faktanya kan emang gitu.”“Tapi kita ka pernah–”"Kamu sendirian?" potong Gindra memutus kata-kata perempuan itu. Sedangkan tangannya tetap melingkari bahu Celine."Iya." Swabitha menjawab lirih. Sedangkan hatinya merasa berkecamuk melihat kebersamaan Giandra dan Celine."Jonas mana?""Gian, aku kan sudah bilang kalau aku dan dia nggak ada hubungan apa-apa. Dia bukan pacarku. Jadi tolong jangan tanya dia lagi." Swabitha memohon dengan muka dibuat sememelas mungkin.Giandra tersenyum sinis. "Memang bukan pacar tapi partner in bed," tudingnya.Swabitha kehabisan kata-kata. Upayanya membela diri dipatahkan Giandra dengan telak."Gini deh. Aku sama cewekku kan lagi makan. Kita lagi laper-lapernya. Jadi kehadiran kamu tuh bikin s

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Calon Versus Mantan

    “Aku pikir kamu udah tamat kuliah,” ujar Celine. Saat itu mereka sedang berada di mobil dalam perjalanan menuju kampus Giandra.Laki-laki itu lalu menoleh pada perempuan di sebelahnya dan mengulas senyum kecil. “Harusnya sih udah, tapi karena sibuk ngeband jadi terbengkalai.” Ia mengemukakan alasan.”Tanggapan orang tua kamu gimana?””Mereka sih oke-oke aja.” Awalnya Alana memang keberatan jika Giandra terlalu sibuk dengan bandnya. Bagi Alana meski bagaimanapun pendidikan harus tetap menjadi nomor satu. Tapi saat itu Ale membela Giandra. Giandra diizinkan dengan bandnya dengan syarat nanti tetap menyelesaikan kuliah.“Beruntung ya punya orang tua yang pengertian,” ujar Celine lagi.Giandra tersenyum lebar. Dirinya memang seberuntung itu. Memiliki orang tua yang sayang padanya, pengertian dan bisa dijadikan teman.”Kalau kamu sendiri gimana?” Giandra balas bertanya.“Apanya?” “Orang tuamu.””Orang tuaku tinggal Mami, Papiku sudah meninggal,” jawab Celine dengan suara mengecil.”Oh, m

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Siapa Yang Harus Mengalah?

    Siksaan buat Brienna pun berakhir ketika mobil yang dikendarai Max berhenti tepat di depan rumahnya.Dua gadis berparas manis itu pun turun setelah mengucapkan terima kasih. “Thanks ya, Max.” Yang dijawab Max dengan senyum kecil.Setelah turun dari mobil, Brienna berjalan duluan masuk ke dalam rumah, sedangkan Qey menunggu sampai mobil Max berlalu dan menghilang dari ruang matanya.Tiba di kamar, Brie langsung hempaskan tubuh di kasur. Ia merasa sangat lelah sekarang. Tadinya sih nggak berasa apa-apa karena ada Max. Akan tetapi setelah euforia itu pergi, sekarang tidak hanya tubuhnya yang remuk namun hatinya juga.Terngiang lagi di telinganya akan percakapan Max dan Qey. Dari kecil Brie tahu jika Max menyukai Qey tapi Brie membutakan diri dan tidak peduli. Ia harap seiring dengan bergulirnya waktu maka Max akan membuka hati untuknya. Nyatanya tidak. Max tetap tidak tersentuh. Brie masih seperti pungguk yang merindukan bulan. Brie juga tidak punya nyali untuk bicara langsung mengakui

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Someone Special

    Celine bersandar di balik pintu kamar. Berdiri di sana sangat lama. Perempuan itu merenung memikirkan apa yang telah dilakukannya tadi. Bagaimana bisa ia mencium pipi Giandra? Bahkan mereka baru kenal hitungan hari. Apa dirinya benar-benar sudah tersihir oleh pesona laki-laki itu?Celine tidak mengerti pada apa yang dilakukannya tadi. Seakan semua terjadi di luar kendalinya dan berada di alam bawah sadarnya. Apa Giandra tadi membiusnya dan membuat Celine blank hingga tidak sadar apa-apa?Bahkan selama berhubungan dengan David ia tidak berani mencium laki-laki itu. Tapi ia melakukannya pada Giandra, cowok slengean yang sangat jauh dari tipenya. Lebih parah lagi Celine mengenal laki-laki muda itu baru dalam hitungan hari.Suara petir yang menggelegar mengagetkan Celine, yang memaksanya untuk beranjak dari belakang pintu. Celine tidak tahu entah sudah berapa lama dirinya berada di sana. Yang ia tahu saat ini di pikirannya hanya ada Giandra.Celine merebahkan diri di kasur sembari memeluk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status