Beranda / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Ada Yang Hilang Tapi Bukan Uang

Share

Ada Yang Hilang Tapi Bukan Uang

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-16 18:19:00

Lady keluar dari kamar karena ingin ke kamar mandi. Di kamar yang ia tempati sekarang tidak ada, sedangkan Lady ingin buang air.

Lady meringis lagi karena merasa kesakitan saat buang air kecil meskipun ia sudah berhati-hati. Entah akan sampai kapan rasa perih itu menderanya.

Ale masih belum pulang hingga sesore ini. Merasa bosan karena terus di kamar, Lady memutuskan duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Ia memeriksa handphonenya kalau saja ada notifikasi baru. Tadi Nia bilang kalau situasi toko sudah aman dan terkendali. Para pencari berita sudah pulang setelah dengan susah payah Nia menghadapinya.

Menikahi publik figur seperti Rain tidak gampang. Dan Lady sudah membuktikannya. Itu baru menjadi istri yang pernikahannya ditutupi, apalagi jika pernikahan mereka diketahui orang banyak.

Perhatian Lady lantas terbagi ketika aroma parfum laki-laki yang maskulin terhirup oleh hidungnya. Ale yang pulang. Laki-laki itu melempar senyum padanya.

“Sorry, Dy, aku nggak bunyiin bel, taku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
eld
masih sedih denis dimatiin kak zizara ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kecurigaan Kanayya

    Sudah selarut ini tapi Ale dan Lady masih berada di ruang tengah menonton televisi. Karena kebanyakan tidur tadi siang akhirnya malam ini Lady tidak bisa memejamkan mata sepicing pun.”Dy, orang rumah nggak kamu kabari?”Ale yang bertanya membuat Lady menoleh padanya. “Orang rumah yang mana, Le?”“Tante Kanayya.”Lady diam saja. Apa ia perlu memberitahu perempuan itu?“Kamu tuh lagi ada masalah sama anaknya, bukan ibunya. Jadi aku pikir lebih baik kamu kabari. Kamu nggak perlu kasih tahu sedang ada di mana sekarang. Tapi seenggaknya Tante Kanayya tahu kalau kamu baik-baik aja,” kata Ale memberi masukan.Lady termenung. Ia memikirkan perkataan Ale. Seharian ini ia tidak berkomunikasi sama sekali dengan mertuanya. Apalagi dengan suaminya.”Maaf ya, Dy, bukan maksudku mengatur kamu, aku cuma kasih saran. Aku khawatir kalau kamu diam tanpa kabar bakal bikin semua orang jadi panik.” Suara laki-laki itu terdengar lagi.“Iya, makasih sarannya. Tapi aku nggak enak nelfon udah tengah malam beg

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Rumor Meresahkan

    Kanayya keluar dari kamar dengan membawa ponsel di tangannya. Ia langsung menuju ruang makan. Tidak menemukan anak laki-lakinya di tempat itu membuatnya bertanya pada Alana, “Na, Rain tidur lagi?””Nggak tahu, Kak,” jawab Alana. “Mau aku cek ke kamarnya?”“Nggak usah, biar aku aja.”Kanayya kemudian melangkah cepat menuju kamar Rain. Di saat tangannya terulur untuk mengetuk pintu ketika itulah pintu dibuka dari dalam. Rain muncul dengan rambut setengah basah. Meskipun sudah mandi namun matanya masih merah, menandakan jika tidurnya masih belum puas.“Rain, Bunda baru cek handphone. Ada chat dari Lady. Katanya kemarin nginep di rumah temennya, ngerjain tugas sekalian belajar bareng karena minggu depan mau ujian.” Kanayya menjelaskan pada Rain sesuai dengan apa yang dibacanya di ponsel tadi.“Tuh kan, Nda, yang dikaba

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Sebuah Permintaan

    Lady tiba di rumah sore itu lebih awal dari biasanya. Mobil Kanayya yang terparkir dengan rapi memberitahu pada Lady bahwa mertuanya itu sudah pulang. Dengan hati-hati Lady membuka pintu dan melangkahkan kakinya dengan pelan memasuki rumah. Ia tidak menemukan siapa-siapa di sana selain dirinya sendiri. Mungkin Bunda sedang di kamar, pikirnya. Membuka pintu kamarnya sendiri, Lady menemukan ruangan tersebut dalam keadaan berantakan. Selimut yang tidak dilipat hingga menjuntai ke lantai, gorden yang belum dibuka serta baju kotor yang menumpuk di lantai. Lady hanya bisa geleng-geleng kepala menyaksikan semuanya. Lady mengganti pakaiannya dengan baju harian. Hal selanjutnya yang ia lakukan adalah merapikan ranjang. Niat itu urung terlaksana ketika fokus perhatiannya tertuju pada sesuatu. Ada bercak berwarna merah cenderung coklat yang telah mengering di tengah-tengah kasur. Sprei berwarna biru muda yang menga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Caps Lock and Bold

    Eh, apa dia bilang? Apa Lady tidak salah dengar?“Maksud kamu apa?” Tubuh Lady tersurut ke belakang. Rain semakin maju dan kian mendesak, membuatnya tersudut.“Gue lagi nanya sama lo, apa lo cuma sayang sama Bunda doang? Sama gue gimana?”Lady tersenyum geli di relung hati. Sungguh tidak mengerti pada laki-laki egois di hadapannya. Rain ini bipolar, berkepribadian ganda atau gimana sih?”Nggak, aku nggak sayang sama kamu, aku hanya sayang sama Bunda. Nggak usah geer, aku ngelakuinnya hanya demi Bunda, bukan karena aku sayang sama kamu.” Lady menjawab lugas tanpa takut sama sekali.Air muka Rain berubah. Sudut hatinya mencelos yang ia juga tidak tahu kenapa. Mungkin karena kejujuran perempuan di hadapannya atau mungkin karena ia mulai menyimpan rasa dan ternyata Lady tidak merasakan hal yang sama.“Permisi, aku mau mandi.” Lady menerobos keluar dari Rain yang sejak tadi mengunci dengan menyandarkan tubuhnya ke dinding.Lady sudah meluncur ke kamar mandi sedang Rain terduduk sendiri mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   The King of Lip Service

    Konferensi pers tersebut diakhiri dengan sesi foto-foto. Bagi Rain bukan lagi hal yang luar bisa. Berbeda dengan Lady. Baginya ini adalah pengalaman pertama. Ia merasa canggung dan risi saat kilatan lampu kamera menerpa wajahnya tanpa henti sedari tadi.“Senyum yang lebar.” Rain berbisik karena awalnya Lady berekspresi datar.Perempuan itu cepat-cepat mengganti rona muka dan memamerkan senyum paling manis.Di saat itu Lady langsung teringat kedua orang tuanya yang sudah berpulang. Jika masih hidup keduanya pasti bangga mengetahui anaknya bersuamikan publik figur sebagaimana yang dikatakan beberapa orang temannya.‘Kamu beruntung banget, Dy, bisa nikah sama Rain. Di saat cewek-cewek mimpiin dia, Rain malah milih kamu.”Lady hanya tersenyum hampa. Orang-orang tidak akan pernah tahu bagaimana perasaannya dan apa yang sebenarnya terjadi.Berakhirnya acara itu membuat Lady menghela napas lega. Bersyukur akhirnya terbebas dari situasi yang tidak disukainya.”Kamu cantik malam ini, Juliet sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pencuri Kecupan

    Rain masih menenggelamkan muka di ceruk leher Lady. Sementara tangannya tidak bergeser sesenti pun dari tubuh perempuan itu, berjam-jam lamanya. Seakan tubuh Lady adalah tempat ternyaman baginya.Lady menepis tangan Rain pelan-pelan. Ia juga menggeser kepala laki-laki itu agar menjauh darinya. Semalaman Rain tidur sambil mendekap Lady. Posisi tubuhnya tidak berubah hingga pagi.Memiringkan kepalanya, Lady menatap Rain yang masih tidur dengan pulas. Rain sama sekali tidak terusik saat tadi Lady menggeser tubuhnya.Saat nyawanya mulai terkumpul bersama dengan ingatannya, Lady merenung. Memikirkan semua perkataan Rain kemarin malam. Sikap dan kata-kata laki-laki itu begitu manis. Tapi sayangnya karena Rain sudah terlalu sering mempermainkannya membuat Lady sudah tidak bisa lagi membedakan kapan Rain serius dan kapan bergurau dengannya. Jadi ia anggap saja kalau kemarin Rain hanya sedang mempermainkannya.Lady memandang Rain lebih lekat. Setiap detail dari bagian wajah laki-laki itu ia re

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   I Choose Her

    Lady duduk di sebelah Ale memerhatikan Rain yang sedang unjuk kemampuan. Tanpa ia sadari, Lady mengagumi Rain di dalam hati. Rain tidak hanya keren dalam kostum balapnya. Lelaki itu juga piawai saat mengedari lintasan di sirkuit.”Rain keren ya?”Lady menoleh ke sebelah, mendapati Ale yang sedang berbicara padanya.“Iya.” Mau tidak mau Lady harus mengakui. Meski selalu berbenturan dengan laki-laki itu, namun Lady masih bisa memisahkan antara urusan hati dan lainnya.“Dari kecil Rain sudah bercita-cita jadi pembalap.” Ale menyambung kalimat dan mulai bercerita tanpa diminta. “Dulu Tante Kanayya nggak setuju dan mati-matian menolak karena trauma. Tapi akhirnya Rain membuktikan kalau nggak main-main.”Lady manggut-manggut.“Bulan depan Rain bakal ikut F3, dan dia satu-satunya dari Indonesia.”“Hebat,” cetus Lady tanpa sadar.Ale tersenyum mendengarnya. “Suami kamu.”“Eh, iya.” Lady jadi salah tingkah. Setiap kali mendengar kata ‘suami kamu’ mengingatkannya bahwa Rain adalah miliknya, pun

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Entah Apa Hikmahnya

    Ale berjalan mondar-mandir sendiri. Sudah sejak tadi hatinya gelisah. Berjam-jam berlalu sejak Rain ditangani, tapi hingga saat ini belum ada kabar apa pun.Tadi, Ale menyusul Rain serta Lady ke toilet. Ia menemukan Rain dan Lady dalam keadaan memprihatinkan. Sementara Sydney berada di sana dengan ekspresi ketakutan.Ale yang lalu mengerti apa yang telah terjadi segera bertindak dengan cepat. Ia membawa Rain dan Lady ke rumah sakit, sedangkan Sydney langsung diamankan petugas keamanan.Lelaki itu kemudian melihat jam tangannya yang entah keberapa kali ia lakukan sejak tadi. Masih belum ada tanda-tanda seseorang dari dalam sana akan keluar dan memberi kabar. Tidak hanya Rain, Lady juga dirawat karena kondisi tubuhnya yang lemah akibat penganiayaan yang dilakukan Sydney. Ale tidak menyangka sama sekali jika Sydney akan senekat itu.Pintu ruangan lalu terbuka, Kanayya muncul dari dalamnya. Raut penuh khawatir tergambar dengan jelas di parasnya. Ale segera menghampiri dan mengejar dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jalan Ninja Yang Ditempuh Rain

    Rumah besar itu semakin sepi karena semua penghuninya sibuk di kamar masing-masing.Kanayya tidak habis pikir pada ide gila yang disampaikan Jacob tadi siang. Entah dari mana pria itu bisa mendapatkannya. Kanayya tidak bisa membayangkan apa tanggapan Jasmine jika mengetahui ide tidak waras suaminya.Kanayya menjangkau ponselnya ketika dentingan notifikasi terdengar. Ada sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Kanayya membacanya pelan-pelan.“Gimana, dokter Kanayya? Apa tawaran saya tadi siang sudah dipikirkan?”-JacobOh, ternyata dia. Kanayya tidak tahu dari mana pria itu mendapatkan nomor ponselnya. Tapi tentu saja bukan hal yang sulit bagi orang semacam Jacob untuk mencari tahu nomor selulernya. Pria itu punya kaki tangan di mana-mana.“Maaf, Pak Jacob, saya tidak bisa.” Kanayya menolak tegas keinginan laki-laki itu.“Anda yakin? Apa Anda sudah pikirkan baik-baik? Saya tahu anda sangat menyayangi Rain dan menantu anda. Tentu anda tidak akan membuat mereka menderita kan?”“Iya,

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Solusi Mengejutkan Yang Ditawarkan Jacob

    Jacob tidak serta merta menjawab permintaan Rain. Pria itu tampak berpikir untuk sesaat. Menimbang-nimbang apa yang diinginkan oleh Rain. Bagaimana baik dan buruknya maupun dampak serta resikonya."Papi, aku pikir nggak ada salahnya Papi kasih Rain kesempatan. Masalahnya ini bukanlah segampang yang kita pikir." Zee yang sejak tadi diam saja membaca situasi kini menyampaikan pendapatnya."Mami nggak setuju, jangan terlalu mudah percaya, Pi, Mami khawatir dia akan kabur. Sedikit pun jangan kasih dia kesempatan untuk lolos, jangan kasih dia celah, kasihan anak kita, nanti Sydney yang akan jadi korbannya." Jasmine bersikeras mempertahankan pendapatnya dan terus memengaruhi suaminya."Rain orangnya nggak kayak gitu, Mi, Pi. Dia nggak akan kabur atau lari. Aku udah lama kenal Rain," ujar Zee lagi."Kenal bukan berarti kamu tahu semua tentang dia, Zee!" Jasmine menyergah dengan keras putri bungsunya."Bener, Mi, tapi Rain–""Sudah! Sudah! Mami nggak minta pendapat kamu. Mending kamu diam aja

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Mencari Solusi

    Rain masih duduk di lantai dengan tubuh lemas. Di sisi kiri dan kanannya ada Lady dan Alana yang mendampingi. Ketiganya sama-sama membisu merenungi takdir hidup sendiri-sendiri.Rain yang baru saja menemukan cinta sejatinya harus diuji lagi dengan cobaan hidup bertubi-tubi. Pun dengan Lady. Ia baru saja akan berbahagia setelah bertahun-tahun hidup menderita. Sedangkan Alana lain lagi ceritanya. Ia mencintai laki-laki yang mungkin tidak pernah menganggapnya ada.Apa pun itu, masalah terbesar mereka saat ini adalah Sydney yang terbukti mengandung anak Rain."Rain, ikut Bunda ke ruangan." Tiba-tiba Kanayya melintas di depan mereka.Rain menengadah dan mendapati raut perempuan itu masih sama seperti tadi. Sedih dan kecewa.Rain cepat berdiri dan mendesak Kanayya dengan pertanyaan yang sama yang berulang-ulang ia cetuskan."Nda, itu semua nggak bener kan? Semua salah kan, Nda? Jujur sama aku, Om Jacob kasih uang berapa ratus juta untuk rumah sakit ini? Berapa miliar, Nda?""Hati-hati kalau

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Hasil Tes DNA

    Keluarga Rain dan keluarga Sydney sudah tiba di rumah sakit sejak lima belas menit yang lalu. Mereka diminta menunggu untuk beberapa saat. Rain dan Lady duduk berdampingan dengan tangan saling menggenggam seakan sedang berbagi kekuatan satu sama lain. Alana yang semula ragu akhirnya memutuskan untuk ikut ke rumah sakit. Sedangkan keluarga Sydney menunggu di sudut lain.Sydney tak henti-hentinya mencuri pandang ke arah Rain. Tatapannya begitu mendamba. Meski Rain tidak sedetik pun ingin menoleh padanya tapi perempuan itu tak peduli. Rain boleh saja bersikap seperti itu sekarang. Rain boleh benci padanya. Yang diyakini perempuan itu Rain pasti akan kembali ke pelukannya cepat atau pun lambat. Ya.Kanayya menghilang dari sisi mereka untuk mengurus segala sesuatunya. Sedangkan Rain sudah semakin tidak sabar. Satu-satunya yang terlihat paling rileks di antara mereka adalah Sydney. Sekarang sang selebgram begitu asyik memeriksa notifikasi sosial media miliknya dan membalas satu demi satu

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Detik-Detik Menegangkan

    Setelah menanti beberapa hari yang benar-benar menguji kesabaran dan ketahanan jantung, maka saat itu pun tiba. Saat di mana mereka akan mengetahui hasil tes DNA yang dilakukan tempo hari. Semua diliputi perasaan harap-harap cemas dan mengencangkan doa di hati masing-masing. Semoga hasil tes DNA yang mereka terima nanti adalah hasil yang paling jujur. Hanya dalam hitungan jam maka mereka semua akan mengetahui bagaimana hasilnya. Tiga hari ini adalah hari terpanjang yang pernah mereka lalui. Selama tiga malam ini pula mereka kesulitan untuk memejamkan mata.”Nggak mungkin! Nggak mungkin! Dia bukan anak aku!” Rain berteriak sekuat yang ia bisa. Ia memandang ketakutan pada Sydney yang berdiri di hadapannya sambil menggendong seorang bayi dan tak henti menyodorkan pada Rain. Perempuan itu menyeringai lebar dan tampak mengerikan.”Rain, ini anak kamu, gendong dia, Rain, ini darah daging kamu.”“Bukan! Dia bukan anakku! Pergi kalian!” Rain kembali berteriak ketakutan. Ia berlari sekencang

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tes DNA

    Lady tiba di rumah tepat lima menit sebelum pukul tujuh malam. Lady langsung masuk ke kamar. Ia disambut oleh dekapan hangat Rain yang terasa begitu lekat di badannya.“Kenapa baru pulang jam segini, Lad? Aku chat kamu tapi pending, aku telfon tapi nggak aktif.””Hp aku mati, tadi low bat.”“Kan udah aku kasih tau bawa power bank ke mana pun kamu pergi. Kalau perlu dikantongin.””Sorry, Rain, aku lupa.”Embusan napas Rain menerpa pipi Lady. Sementara dekapannya melingkar semakin erat. Rain memang paling suka memeluk Lady dari belakang dan menopangkan dagu di pundak perempuan itu.”Hmm… lain kali jangan sampai lupa lagi ya. Aku kan susah mau ngehubungin kamu.”“Ya,” jawab Lady datar.Mengetahui Lady yang berbeda dari biasanya, Rain membalikkan badan perempuan itu agar mengarah padanya. Rain menemukan muka Lady yang lesu. Rain tahu pasti penyebabnya adalah karena memikirkan masalah Sydney.Rain menggandeng Lady, menuntunnya menuju kaca besar setinggi orang dewasa di kamar mereka. Ia kem

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Secepat Itu Tuhan Mengabulkan

    Segaris senyum manis dari pria bermata teduh langsung menyambut ketika Lady baru saja menapaki anak tangga terakhir yang menghubungkan ke lantai dua. Lady membalas senyuman itu dan berjalan mendekat.“Sudah lama?” tanya Lady sembari duduk di kursi seberang Ale, lantas melirik cangkir kopi di atas meja yang tampaknya belum tersentuh.“Baru sepuluh menitan.” Ale menjawab sambil melirik arloji.Ada jeda yang mengisi setelah obrolan pembuka itu. Ale berdeham, memandang Lady lebih dekat dan lekat. Mencoba membaca perasaan perempuan itu melalui ekspresi wajahnya.Nyatanya raut Lady yang datar tidak memberi informasi apa-apa. Apa Lady memang setegar itu atau ia terlalu pandai menyembunyikan perasaannya?Batuk kecil Ale mengantar pada kalimat berikutnya. “Aku lagi ada janji sama kakakku, mungkin sebentar lagi dia datang.”“Dia mau ke sini?””Iya. Nanti dia juga bakal ngomong sama kamu.””Soal apa?” Lady penasaran sekaligus terkejut mengetahuinya.”Kebetulan kakakku mau ada acara, jadi aku re

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Autogila

    Tidak tahu berapa lama Rain berada di kamar Kanayya. Tadi setelah bertangisan, meminta maaf, dan berbicara dari hati ke hati Rain berbaring di samping Kanayya sambil memeluknya hingga keduanya sama-sama tertidur. Saat Rain terbangun, Kanayya masih tidur. Tapi Rain tidak yakin jika Kanayya benar-benar pulas. Sesekali bundanya itu tersentak dan bergerak-gerak seperti sedang mengalami mimpi buruk. Rain harap semoga saja kejadian pahit ini tidak terbawa ke dalam mimpinya.“Maafin aku, Bunda,” pinta Rain sekali lagi sambil mengecup dahi Kanayya. Setelahnya ia keluar dari sana.Rain berpapasan dengan Lady di depan pintu kamar mereka. Istrinya itu sudah rapi. Sebelah tangannya menjinjing kantong besar berisi oleh-oleh yang dibelinya untuk anak toko Cake Palace.“Lad, tadi aku ketiduran di kamar Bunda. Kamu mau ke mana?” tanya Rain.“Mau ke toko.” Lady yakin dengan beraktivitas di luaran pikiran dan perasaannya akan jauh lebih baik.“Pake mobil kamu?”Lady gelengkan kepala. Setelah Ale resig

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kebesaran Hati Lady

    Keluarga Sydney sudah pergi meninggalkan rumah Kanayya sejak lima menit yang lalu. Setelahnya Kanayya langsung masuk ke kamar. Meninggalkan Rain dan Lady berdua di ruang tamu.Lady ikut angkat kaki dari sana, masuk ke dalam kamarnya seperti Kanayya. Pengakuan Sydney dan keluarganya tadi membuat otaknya kosong. Lady tidak dapat berpikir apa-apa.Rain yang baru saja menyadari jika Lady sudah beranjak dari sisinya menyusul ke kamar. Ia dapati istrinya itu sedang duduk sendiri di tepi jendela sambil melamun.Rain berjalan mendekat, menghampiri Lady. Ia ikut duduk di sebelah perempuan itu. Mereka sama-sama terdiam untuk menit yang lama. Rain tidak tahu harus mulai dari mana. Hingga detik ini ia masih mencoba meredakan kecamuk di dadanya.Dalam diam Rain meraih tangan Lady, menguncinya dalam genggaman. Tidak ada penolakan apa-apa dari perempuan itu. Semenit, dua menit, tiga menit, keduanya masih sama-sama diam. Hingga menit kelima Rain tidak tahan untuk tetap bungkam.“Lad, kamu marah?”Lad

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status