Share

Bertemu

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 19:54:09

Sepasang mata Alana melebar sempurna mendengar perkataan Ale barusan. Ada kesungguhan di wajah laki-laki itu. Tapi tetap saja Alana butuh upaya untuk mempercayainya.

"Kamu nggak percaya sama aku, Na?" Ale seakan tahu apa yang ada di pikiran Alana saat ini.

"Bicara bertiga? Kamu yakin kita bisa bicara bertiga?"

"Nggak yakinnya gimana?" Ale balas bertanya, tidak mengerti maksud kata-kata Alana.

"Apa kalau kita bicara bertiga akan ada solusinya? Apa nggak akan sia-sia?"

"Maksudnya sia-sia gimana?"

"Aku nggak mau buang-buang waktu dan energi kalau hasilnya sama saja. Kalau pada akhirnya tetap aku yang salah di mata kamu. Toh selama ini aku nggak pernah bener kan?”

"Makanya itu, Na, kita bicarakan sama-sama, dan perjelas semuanya agar Zee juga mengerti posisinya sekarang."

Alana diam saja, akan tetapi matanya terus memindai wajah gagah lelaki yang hampir saja menindihnya.

"Gimana, Na? Kamu siap?"

"Terserah," jawab Alana. "Tapi tolong awas dulu, aku mau mandi."

"Kenapa sih tiap sama aku baw
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
virna putri
Istri sendiri ga dikasih perhatian.. cuih Rain
goodnovel comment avatar
Priskila Hendi
Lady kalau hamil lagi, pas lahiran jangan kasih Rain pegang anakmu, urusin anak kesayangan masing² aja hahaha. Gedeg banget sama si konyol "HUJAN" ini
goodnovel comment avatar
Priskila Hendi
Ngapain nunggu anak dr Lady Rain? Urusin aja anak kesayanganmu sama Sidney si Brienna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kecelakaan

    Zee memandang lurus ke arah keduanya dengan tatapan yang Ale serta Alana tidak mengerti maknanya. Sorot mata Zee begitu berbeda dan belum pernah mereka lihat sebelumnya.Alana mengeratkan genggamannya di tangan Ale, khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak dinginkan. Alana takut jika Zee tidak terima lalu berbuat nekat. Jujur saja Alana agak ketakutan melihat cara Zee menatap mereka. Pandangan Zee lurus, dalam, tapi seperti menyimpan sesuatu.Sama halnya dengan sang istri, Ale juga merasa cemas jika Zee tidak bisa menerima kenyataan yang berakibat pada kondisi mental dan kejiwaannya. ”Zee, kamu nggak apa-apa?” Ale bertanya dengan hati-hati melihat Zee yang membeku.”I’m okay. Everything gonna be okay,” lirih Zee hampir tak terdengar. Ia bergumam seakan memberi sugesti pada dirinya sendiri.“Kita pulang sekarang yuk!” Ale masih menatap Zee serupa tadi, menelaah setiap inci wajah gadis itu seraya membaca ekspresinya.Tanpa mengatakan apa-apa Zee langsung berdiri dari tempatnya duduk di

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Clear

    Setelah mengendara cukup lama Ale menghentikan mobilnya di sebuah kafe. Kafe tersebut tidak terlalu ramai. Mungkin karena malam ini bukan malam minggu atau malam hari libur.Ale menunjukkan sikap protektifnya pada Alana dengan merangkul pungggung Alana seperti tadi begitu turun dari mobil. Zee menahan perasaannya sendiri melihat kemesraan keduanya. Namun begitu, Zee tidak mau berjalan sendiri di belakang. Zee mensejajari langkah Ale. Jadilah laki-laki itu diapit oleh dua orang wanita jelita. Satu istrinya dan seorang lagi mantan kekasih.“Kita mau makan dulu atau gimana?” Ale bertanya setelah mereka sama-sama duduk di salah satu spot strategis kafe tersebut.Ya ampun, Leeee… Zee sudah geram melihat Ale yang sejak tadi terkesan mengulur-ngulur waktu.”Aku nggak makan, mau minum aja,” putus Zee ingin cepat.”Aku juga.” Alana menyuarakan hal yang sama.”Beneran? Kalian nggak pada laper?” Ale memandang pada kedua perempuan itu secara bergantian.”Nggak,” jawab Zee cepat.”Kalau kamu, Dea

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku, Kamu, Dan Dia

    Sydney dan Zee yang baru saja turun dari mobil langsung disambut oleh tangisan Brienna. Sydney menggegas langkah yang terkesan tidak sabar.“Brie, kamu kenapa, Sayang? Mommy datang kamu malah nangis.” Sydney menatap khawatir pada Brienna. “Bae, Brie kenapa?” tanyanya lagi setelah memindahkan arah pandangnya pada Rain.“Nggak tau, mungkin lagi males ketemu sama lo.””Rain!!!” Sydney membelalakkan matanya.“Buktinya tadi dia anteng tapi setelah tau lo yang dateng langsung nangis kayak gini. Itu baru ngeliat mobil lo doang.””Sini biar Brie sama aku.” Sydney mengambil alih Brienna dari gendongan Rain dan membawa ke dekapannya.Rain tidak menahan Brienna dan membiarkan Sydney menggendongnya. Ia ingin melihat sejauh mana Sydney bisa mengatasi anaknya.”Udah dong, Brie, berhenti nangisnya, Mommy kan udah di sini.” Sydney mengayun badan Brienna dalam gendongannya. Akan tetapi anak itu terus meronta dan menggeliatkan badannya.”Mbak, kenapa diam aja? Bikinin susu sana!” tegur Sydney pada baby

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Bertemu

    Sepasang mata Alana melebar sempurna mendengar perkataan Ale barusan. Ada kesungguhan di wajah laki-laki itu. Tapi tetap saja Alana butuh upaya untuk mempercayainya."Kamu nggak percaya sama aku, Na?" Ale seakan tahu apa yang ada di pikiran Alana saat ini."Bicara bertiga? Kamu yakin kita bisa bicara bertiga?""Nggak yakinnya gimana?" Ale balas bertanya, tidak mengerti maksud kata-kata Alana."Apa kalau kita bicara bertiga akan ada solusinya? Apa nggak akan sia-sia?""Maksudnya sia-sia gimana?""Aku nggak mau buang-buang waktu dan energi kalau hasilnya sama saja. Kalau pada akhirnya tetap aku yang salah di mata kamu. Toh selama ini aku nggak pernah bener kan?”"Makanya itu, Na, kita bicarakan sama-sama, dan perjelas semuanya agar Zee juga mengerti posisinya sekarang."Alana diam saja, akan tetapi matanya terus memindai wajah gagah lelaki yang hampir saja menindihnya."Gimana, Na? Kamu siap?""Terserah," jawab Alana. "Tapi tolong awas dulu, aku mau mandi.""Kenapa sih tiap sama aku baw

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Loser Gonna Be Loser

    Mobil Romy bergerak pergi meninggalkan Graha Cipta. Alana pun melangkah anggun memasuki gedung itu. Sebelum Alana benar-benar tiba di ruangannya, Ale dengan sigap keluar dari mobil dan mengejar sang istri. Ale tidak bisa lagi menunggu hingga nanti. Pagi ini juga semua harus clear.Ale beruntung karena Alana masih terlihat antri di depan lift bersama para pekerja lain yang akan menggunakannya.Alana terkejut ketika seseorang mencekal tangannya dan menarik dari kerumunan orang-orang.“Kamu…,” desisnya ketika mengetahui Ale lah sosok itu.”Aku mau ngomong bentar sama kamu, Na.”“Sorry, tapi aku nggak bisa, aku udah telat.” Alana menolak.“Nanti biar aku yang jelasin semua sama bos kamu.”Alana menerbitkan senyum awkward. “Kamu pikir dengan kekuasaanmu itu bisa untuk mengatur semua orang? Nggak, Le, kamu salah.”“Aku cuma butuh waktu lima menit, nggak bisa?” Ale mempertegas nada suaranya.Melipat kedua tangan di depan dada, Alana balas menatap laki-laki itu dengan sorot yang sama.”Apa la

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Cemburu Menguras Hati

    Ale kembali ke apartemennya sudah sejak berjam-jam yang lalu. Di hari-hari sebelumnya biasanya pada jam segini Ale sudah tidur. Tapi tidak malam ini. Sudah selarut ini tapi sepicing pun matanya tidak bisa dipejamkan.Dari tadi yang dilakukan Ale adalah bolak-balik dengan gelisah di ranjangnya. Ale sudah berkali-kali ganti posisi. Mulai dari tidur telentang, miring kanan kiri hingga tengkurap. Tapi tidak satu pun yang berhasil membuat matanya terpejam.Malam ini begitu berbeda dan ada yang terasa kurang. Mungkin karena tidak ada Alana. Biasanya di saat begini ia sedang memeluk perempuan itu dan Alana balas mendekapnya dengan erat.Ale bangun dari berbaring lantas mondar-mandir sendiri di kamarnya tanpa tahu harus melakukan apa. Ia pikir sebatang rokok akan menjadi sesuatu yang ampuh untuk meredakan kegelisahannya. Nyatanya tidak. Ale malah jadi semakin gundah.Cukup semalam saja begini. Jika malam-malam berikutnya Alana tiada di sisi, mungkin rambutnya bisa rontok karena sakit kepala.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status