Share

Loser Gonna Be Loser

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 10:36:20

Mobil Romy bergerak pergi meninggalkan Graha Cipta. Alana pun melangkah anggun memasuki gedung itu. Sebelum Alana benar-benar tiba di ruangannya, Ale dengan sigap keluar dari mobil dan mengejar sang istri. Ale tidak bisa lagi menunggu hingga nanti. Pagi ini juga semua harus clear.

Ale beruntung karena Alana masih terlihat antri di depan lift bersama para pekerja lain yang akan menggunakannya.

Alana terkejut ketika seseorang mencekal tangannya dan menarik dari kerumunan orang-orang.

“Kamu…,” desisnya ketika mengetahui Ale lah sosok itu.

”Aku mau ngomong bentar sama kamu, Na.”

“Sorry, tapi aku nggak bisa, aku udah telat.” Alana menolak.

“Nanti biar aku yang jelasin semua sama bos kamu.”

Alana menerbitkan senyum awkward. “Kamu pikir dengan kekuasaanmu itu bisa untuk mengatur semua orang? Nggak, Le, kamu salah.”

“Aku cuma butuh waktu lima menit, nggak bisa?” Ale mempertegas nada suaranya.

Melipat kedua tangan di depan dada, Alana balas menatap laki-laki itu dengan sorot yang sama.

”Apa la
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Setelah Tiga Tahun

    “Papa!!!”Giandra tersenyum lebar kemudian membungkukkan badan, mengangkat tubuh mungil Baby ke dalam gendongannya.“Papa bawa apa?” Mata bulat anak perempuan itu melirik tangan Giandra yang menjinjing kantong berisi makanan.“Papa bawa es krim, Baby mau?””Mauuu!!!” Anak itu berteriak senang dalam dekapan Giandra.Giandra menurunkan Baby dari gendongannya dan membuka isi kantong makanan, kemudian mengeluarkannya satu demi satu.Baby langsung mengambil es krim.“Bisa bukanya? Atau mau Papa bukain?”“Bisa, Pa. Biar aku yang buka sendiri.”Giandra tersenyum haru kala melihat Baby membuka bungkus es krim dengan giginya lantas menyeruputnya tidak sabar.Tanpa terasa saat ini Baby sudah berumur tiga tahun. Anaknya itu bertransformasi menjadi anak perempuan yang manis, imut, cerdas, serta menggemaskan.Namun kemudian perasaannya berubah sedih ketika ingat sampai detik ini hubungannya dengan Celine berjalan tanpa komitmen. Mereka berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Keduanya sepak

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Let It Flow

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian itu. Giandra lebih banyak diam merenungkan semua yang telah terjadi. Kedua orang tuanya tidak terlalu banyak berkata padanya karena ingin memberi Giandra waktu untuk berpikir dan menenangkan diri. Namun bagaimanapun Giandra tetap tidak bisa tenang. Baginya dunia seperti sudah berakhir begitu mengetahui jalan mereka untuk kembali begitu terjal.Giandra tidak terima begitu saja. Ia masih berjuang mencari cara agar dirinya dan Celine bisa bersama lagi.Justru sekarang Celinelah yang merasa tidak enak hati terlalu lama berada di rumah Giandra.Celine sedang mengemasi barang-barangnya ketika Giandra bertanya, “Mau ke mana, Lin?”Celine menghentikan kegiatannya dan memandang pada laki-laki yang berstatus sebagai mantan suaminya. “Aku balik ya?””Tapi kamu kan baru sebentar di sini,” protes Giandra keberatan.”Udah lima hari kan?”“Lima hari kan sebentar. Aku masih mau kamu dan Baby ada di sini.”“Nggak enak kalau aku lama-lama di sini.” Celine berdalih.

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Beginilah Akhirnya

    Pagi itu Celine sedang memandikan putri kecil mereka. Tidak hanya sendiri tapi ada Giandra juga yang menemani. Giandra mengamati gerak-gerik Celine sejak tadi dan belajar banyak darinya.Setelah semalam Giandra menggantikan tugasnya, pagi ini Celine merasa jauh lebih segar. Justru Giandralah yang terkantuk-kantuk akibat kurang tidur. Namun semua terbayar saat ia melihat keceriaan putri kecilnya.“Mau gantian?” tanya Celine menawarkan saat Giandra tidak melepaskan mata dari anak mereka yang berada di atas baby bather dan bergerak-gerak pelan.”Boleh.”Celine menggeser posisinya dan memberikan tempat untuk Giandra. Dengan gerakan kaku Giandra menyabuni anak mereka. Giandra khawatir salah-salah akan membuat bagian tubuh Baby yang masih rentan akan cedera.Celine menahan senyum melihat Giandra dan rasa groginya yang sedemikian kentara.”Santai aja, Gi, nggak usah tegang gitu.””Badannya masih lembut banget, takut dia kenapa-kenapa.””Nggak bakal. Udah bener kok kayak gitu.”Rasa haru men

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Sebuah Keputusan Penting

    “Mereka mana? Udah dipanggil?” tanya Ale ketika Alana kembali ke ruang makan hanya sendiri, tanpa Giandra dan Celine.“Kita duluan aja, mereka masih pacaran di luar.” Alana menjawab sambil mengulas senyum lantas duduk di kursi yang bersebelahan dengan sang suami.Ale juga tersenyum penuh pengertian. Giandra dan Celine memang butuh banyak waktu untuk meluruskan segala kesalahpahaman selama ini.“Nanti Kak Celine tidurnya di mana, Ma?” celetuk Xandra tiba-tiba.“Ya di kamar Abang lah, emang di mana lagi?” jawab Sammy menimpali.“Bukan,” bantah Alana.“Jadi di mana, Ma?” tanya Xandra lagi.”Nanti terserah Kak Celine-nya mau tidur di kamar mana. Yang penting bukan di kamar Abang,” kata Ale menegaskan. “Lagian kenapa kalian yang ribet?” sambungnya tertawa.”Pengen tahu aja sih, Pa.””Dasar kepo,” celetuk si bungsu.”Lo yang kepo!” Xandra mendorong kecil kepala Sammy yang duduk makan di sebelahnya.“Sudah, sudah, kalau lagi makan tuh diam, jangan ada suara,” titah Ale menengahi yang sontak

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Bicara Dari Hati Ke Hati

    Baby yang menangis tiba-tiba membuat keduanya saling memisahkan pagutan. Terkejut tentu saja.Giandra memandang Celine dengan tatapan 'Tadi katanya kalau siang dia nggak akan bangun, tapi kok malah bangun?’Giandra dan Celine sama-sama tertawa atas tingkah anak mereka. Keduanya baru saja akan memulai romansa manis, tapi terinterupsi oleh sang pemersatu hubungan.Celine lalu bangkit dari tempatnya dan mendekat ke arah Baby. Ia tersenyum lagi mengingat kejadian barusan."Anak Mama kok tiba-tiba bangun? Masih siang lho ini." Celine menggoda sambil mengoyang-goyangkan tangan sang putri dan tidak seketika memberinya ASI seperti biasa.Giandra ikut bangkit dari berbaring dan duduk di sebelah Celine lalu mengangkat Baby dari kasur dan mendekap di dadanya."Halo cantik, lihat nih kita di mana sekarang? Kita lagi di rumah Oma. Yang betah ya, Nak, ya…” Giandra menggoyang Baby pelan-pelan seakan sedang menunjukkan setiap detail suasana tempatnya berada sekarang.Tangis Baby mereda ketika Giandr

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Hari Yang Membahagiakan

    “Dia kenapa panggil kamu yang, yang gitu?” Nada tidak suka terungkap dengan jelas dalam nada suara Giandra. Saat itu mereka sudah berada di mobil. Tadi Ryan akhirnya pergi setelah drama panjang yang melelahkan. “Aku udah larang, tapi dia nggak mau dengar,” jawab Celine. “Dulu dia memang manggil aku begitu, mungkin jadi kebiasaan sampai sekarang.”“Nggak ngehargain aku banget,” ucap Giandra lagi. Kesal pada Ryan. Sedangkan hingga saat ini Giandra masih memanggil Celine langsung menyebut namanya tanpa ada panggilan kesayangan apapun.“Dimaklumin aja, Gi. Dia orangnya memang gokil.””Tapi kenapa kamu nggak pernah cerita kalau dulu pernah pacaran sama dia?”“Kamu juga nggak nanya kan? Lagian apa gunanya kita mengungkit masa lalu,” ucap Celine bijak. Selama ini mereka memang tidak pernah menyinggung masa lalu masing-masing. Celine tidak pernah menanyakan Giandra pernah berpacaran sama siapa saja sebelumnya. Dan yang Giandra tahu Celine hanya pernah berhubungan dengan David.”Sekarang kala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status