Home / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Kamu Yang Hamil, Aku Yang Muntah

Share

Kamu Yang Hamil, Aku Yang Muntah

last update Huling Na-update: 2025-05-12 13:56:18

”Nggak mungkin aku hamil,” sangkal Lady membantah. Masalahnya saat ini dirinya sedang menstruasi, jadi mana mungkin bisa hamil? Begitu logikanya. Iya kan?

“Kenapa nggak mungkin?”

“Aku kan lagi menstruasi.”

“Bukan, Lad, tapi kamu pendarahan,” kata Rain meluruskan. “Tadi dokter udah jelasin semua sama aku.”

Lady terdiam mencerna kata-kata yang diucapkan Rain. Kemudian setelahnya yang bisa ia loloskan dari mulutnya hanyalah kata, “Bisa gitu ya?”

“Ya bisalah, Lad. Nanti biar Bunda yang jelasin semua sama kamu.”

Lady lalu termangu karena belum sepenuhnya mengerti.

”Dokter tadi bilang kamu bisa jadi kayak gini mungkin karena kelelahan, stres dan banyak pikiran. Kamu harus istirahat total, Lad, kamu harus bed rest. Kandungan kamu lemah.”

“Berarti aku nggak boleh ke mana-mana?”

”Ya, kamu nggak boleh ke mana-mana dan aku juga nggak akan ke mana-mana. Aku akan nemenin kamu dua puluh empat jam.”

”Terus toko gimana? Aku kan juga harus kuliah.” Lady mulai khawatir. Semestinya meskipun sedang hamil
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Saulina Simbolon
rain yg kena ngidamnya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Lelaki Lain Untuk Celine

    “Ini kamu lagi ngomongin apa sih, Gi? Beneran deh Mama nggak ngerti.”“Ya kayak yang aku bilang tadi, Ma. Aku pengen nikahin Celine, kasihan dia, Ma, Pa, dia pasti malu banget diomongin orang-orang. Yang hamil nggak ada suamilah, yang perempuan nggak benerlah. Sekarang memang belum, tapi nanti, Ma, Pa, kalau perutnya udah gede dia bakal jadi bahan gosip. Apalagi dia kan anak sahabat Mama. Bukan maksudku menggurui, tapi Mama pasti lebih tahu dari aku kalau orang hamil tuh nggak boleh stres. Kasihan dia, kasihan anaknya. Aku nggak tega aja ngeliatnya. Coba kalau itu terjadi pada Xandra. Karena aku punya adek perempuan makanya bisa ngerasain. Seenggaknya kalau aku nikahin dia orang-orang jadi tahu kalau Celine punya suami, anaknya juga bakal punya bapak. Jadi nggak ada lagi yang bisa merendahkan dia, Ma, Pa.”Alana menggengam tangan Ale, meminta agar dikuatkan. Alana benar-benar syok mendengarnya. “Dengerin Mama, Gi, kamu jangan aneh-aneh mikirin nikah dan segala macam, apalagi sampai

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tubuh Yang Menyatu

    “Duduk dulu yuk.” Giandra menggandeng tangan Celine, mengajaknya ke sofa.Giandra menyalakan televisi dan mencari saluran yang diinginkan melalui remot. Namun agaknya tidak ada siaran yang menarik dan membangkitkan minat keduanya.Hanya beberapa saat mata mereka tertuju ke layar televisi. Setelahnya Giandra dan Celine saling bertukar pandang. Keduanya lalu menyadari atmosfir di sekitar mereka berubah panas.Jujur saja Celine tahu apa yang diinginkan Giandra saat ini. Tapi ia tidak tahu apa yang ada di pikirannya.Yang Celine tidak tahu lagi adalah jika saat ini Giandra sedang mendata bagian tubuh perempuan itu berdasarkan urutan terfavoritnya.Leher jenjang Celine adalah bagian pertama disusul oleh dadanya. Ya dadanya. Dada Celine tidak terlalu besar, tapi tidak pernah gagal membangkitkan gairahnya. Lalu urutan ketiga adalah bibirnya. Bibir Celine yang tipis dan sensual yang akan ia lumat dalam hitungan detik. Tidak hanya bibir, namun apa pun yang ada pada diri Celine begitu sensual.

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Kalau Udah Sayang Sama Orang Nggak Pernah Setengah 

    “Tadi Tanya ke apotik kamu ngeliat nggak?” tanya Celine begitu teringat lagi kejadian tadi.“Oh, ada dia ya? Aku nggak tahu,” jawab Giandra. “Dia beli obat apa memangnya?” “Cytotec.”“Obat apa tuh?”“Bisa buat aborsi.””Apa?” Giandra sontak memandang ke arah Celine. “Jadi maksudnya Tanya mau aborsi?”“Aku nggak bilang gitu lho, Gi. Tadi kamu kan nanya itu buat apa, makanya aku jawab bisa buat aborsi. Tadi Tanya mau beli obat itu tapi nggak pake resep dokter jadinya aku nggak bisa kasih. Tanya bilang itu untuk temennya, tapi tetap aja aku nggak bisa kasih. Kayaknya dia kesel sih,” curhat Celine.“Ada-ada aja. Tapi dia baik banget ya sampai mau beliin untuk temennya.""Makanya itu aku heran."Lalu keduanya sama-sama terdiam. Larut dalam pikiran masing-masing.Giandra ingat, tempo hari Haris pernah bilang sudah menyiapkan gimmick yang lain untuk mereka. Lebih tepatnya untuk dirinya dan Tanya. Entah settingan model apa lagi yang akan mereka lakoni."Gi, kamu yakin kita ke dokter bareng-b

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Nanti Kangennya Bisa Infeksi

    Beberapa hari berlalu. Brie masih di rumah sakit, Qey sudah diizinkan pulang. Sedangkan Sydney dan Kyle sudah kembali ke Australia.Awalnya Ney tidak mau pergi dan ingin menanti hingga Brie benar-benar sehat dan pulang ke rumah. Akan tetapi Rain mengusir dengan mengatakan bahwa Brie belum tahu kapan sehatnya. Rain akhirnya sampai memberikan uang pada Ney untuk pegangannya beberapa bulan ini hingga Ney kembali mendapat pekerjaan.“Nggak ada gunanya juga lo di sini. Mending lo balik deh, jadi lo bisa ngelanjutin hidup,” kata Rain waktu itu.“Tapi Brie gimana, Bae? Aku nggak akan tenang ninggalin Brie dalam keadaan kayak gini.” Ney bersikeras tidak ingin pergi.“Lo nggak usah pikirin Brie, biar jadi urusan gue. Lagian emangnya lo mau di sini sampai kapan?”Cukup lama Ney terdiam. Banyak yang ada di pikirannya saat itu. Tentang kehidupannya yang tidak mudah serta tentang pekerjaaannya yang telah hilang.“Bae, gimana caranya aku balik?””Gue yang ongkosin lo.”“Terus hidupku gimana? Aku ud

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Setiap Yang Bernyawa Pasti Akan Mati

    ”Ma, Pa, Zee siapa sih?”Ale dan Alana sama-sama terkejut mendengar pertanyaan lugas yang disampaikan Giandra. Nama itu sudah sangat lama tidak mereka dengar. Bahkan keduanya menganggap pemilik nama tersebut tidak ada lagi.”Nanyanya kok gitu? Kamu tahu dari mana tentang itu, Gi?” tanya Alana setelah berhasil meredakan rasa terkejutnya.”Kemarin di rumah sakit Tante Ney yang ngusulin gimana kalau minta bantuan Zee aja,” jawab Giandra memberitahu sesuai dengan apa yng didengarnya. “Emang dia siapa, Ma?”Alana memandang ke arah Ale meminta bantuannya. Alana takut salah-salah bicara dan memberi jawaban.Ale mengumpulkan napas dan membangun kekuatan untuk bicara. Meski bagaimanapun anak-anaknya dan Alana tidak boleh tahu mengenai masa lalu mereka.“Bukan siapa-siapa. Dia saudaranya Sydney.” Ale akhirnya menjawab dengan suara berat.“Aku baru tahu kalau Tante Ney punya saudara, tapi aku kok nggak pernah dengar ya selama ini Om Rain atau Tante Lady cerita tentang dia?” Giandra merasa penasa

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Finally Found You

    Mobil yang membawa Rain serta Chris dan seorang lagi kawannya yang bernama Daniel terus melaju.Kondisi jalan yang mulus dan tidak padat adalah hal yang mereka temui pada awal perjalanan sepanjang New England Highway. Lalu mereka melewati hutan eucalyptus dan pepohonan lain khas Australia, daerah-daerah kecil, peternakan domba dan sapi, hingga perkebunan anggur.Setelah sekitar empat jam perjalanan dari Sydney akhirnya mereka tiba di Tamworth. Tapi perjalanan belum berakhir di sana. Tempat tinggal Ney berada di pedesaan. Sedangkan Tamworth adalalah kotanya.Tamworth menyambut mereka dengan dingin yang menusuk. Pusat keramaian dan jalan di sana sangat sepi. Hanya sedikit kendaraan dan orang yang tampak di sana. Toko-toko pun banyak yang tutup. Di bagian kotanya pohon-pohon peneduh berjejer rapi di trotoar yang terhampar di kedua sisi jalan. Masing-masing tampak nyaris selebar jalanan kendaraan di tengahnya. Walaupun tidak begitu lebar, jalannya terdiri dari dua arah serta terdapat are

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status