Share

Lepas Pil KB

last update Last Updated: 2025-05-07 20:10:43

Surat perjanjian kesepakatan itu akhirnya ditandatangani oleh kedua belah pihak. Keluarga Jacob akhirnya menyetujui meskipun awalnya keberatan dengan beberapa poin perjanjian yang dirasa memberatkan mereka. Namun, Wisnu serta Reno sebagai kuasa hukum berhasil mengatasinya.

Rain dan ketiga perempuan tersayangnya pulang setelah semua tuntas. Namun sebelum itu Wisnu sempat berbisik padanya menanyakan Camry yang Rain janjikan. Pria itu sepertinya khawatir jika kliennya sampai ingkar.

"Pak Wisnu tenang saja, besok Bapak bisa ambil mobilnya. Kalau sekarang saya capek, Pak." Begitu jawaban Rain tadi. Syukurlah sang pengacara mau mengerti dan tidak mendesak.

Mereka pulang ke rumah dengan kepala yang jauh lebih ringan. Satu masalah sudah terselesaikan. Rain harap setelah ini tidak ada masalah lain yang memberati kepalanya.

"Lad, kayaknya aku butuh distraksi." Rain memeluk Lady yang sedang mengganti baju dari belakang. Mereka baru saja tiba di rumah dan sekarang sedang berada di kamar.

Lady mem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Hamil

    “Kamu mau ngomong apa, Qey? Ayo bilang sekarang sama Papa,” kata Rain pada Qey sambil menatap serius pada anaknya itu, menunggu apa yang akan Qey sampaikan.Qey balas memandang pada Rain. Sudah berhari-hari ia merenung dan memikirkan baik-baik hal ini sebelum tekadnya menjadi bulat. “Qey…,” tegur Rain pada Qey yang masih membisu.”Pa, rencananya aku mau pindah dari sini.””Pindah?” Rain mengulang kata-kata Qey dengan dahi berkerut.“Iya, Pa, aku mau tinggal di apartemen aja.”Rain tersenyum geli. “Kamu ini ada-ada aja. Kalau ada rumah kenapa harus tiggal di apartemen?””Iya sih, Pa, tapi rumah kita kan jauh dari kampusku. Jadi aku putusin buat tinggal di apartemen aja yang lebih dekat dengan kampus. Aku juga mau lebih fokus kuliah.” Qey membeberkan alasannya pada Rain dan berharap Rain bisa menerimanya.“Seberapa jauh sih jarak rumah dari kampus kamu? Paling juga berapa kilo.””Tapi tetap aja jauh, Pa, apalagi kalau lagi macet aku bisa telat nyampe di sana. Tolong, Pa, izinin aku bua

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tidak Seperti Dulu

    Qey mengambil soft drink dari kulkas serta segelas air putih dan meletakkan beberapa iris lapis legit ke dalam piring lalu berjalan ke ruang tamu, mengantarnya untuk sang tamu istimewa.Di ruang tamu rumahnya yang besar Qey melihat Max dan Brie duduk berdekatan di sofa yang sama. Qey meletakkan air putih di atas meja tepat di hadapan Brie sedangkan soft drink di depan Max, diakhiri dengan piring berisi lapis legit di tengah-tengahnya.“Silakan,” ucap Qey dengan nada dingin lalu bergerak pergi dari sana.Brie memandangi punggung Qey hingga menghilang dari ruang matanya. Brie merasa heran karena Qey bersikap tidak biasa. Apa ada yang salah? Brie tahu kalau Qey dan Max memang berhubungan dekat dan sangat akrab. Bahkan di ambang putus asanya Brie sempat mengira jika keduanya saling mencintai. Tapi jika memang begitu seharusnya Max menyatakan cintanya pada Qey kan? Bukan pada Brie. Seharusnya begitu kan logikanya?Brie kemudian menatap pada Max dan menemukan wajah kaku Max. Brie tidak tah

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Menagih Janji Maxwell

    Seperti ditampar kesadaran, Giandra tersentak. Apa yang telah dilakukannya? Semua kata-kata dan nasihat dari Ale terngiang di telinganya kini yang membuat Giandra seketika mengusap muka dan mengembuskan napasnya.Celine yang sejak tadi berada di pelukan Giandra melepaskan diri dari laki-laki itu dan dan turun dari ranjang. Dengan tertatih-tatih ia berjalan menuju kamar mandi.Celine bersandar di balik pintu kamar mandi sambil menahan perih yang menggerogoti bagian bawah tubuhnya.‘Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan?’ Ia membatin di dalam hati.Bercinta dengan pria asing yang baru dikenalnya merupakan hal paling bodoh dan tergila yang pernah dilakukannya sepanjang dua puluh enam tahun hidup di dunia.Celine menyalakan shower dan membasahi dirinya dengan air.Seluruh badannya kemerahan. Giandra meninggalkan jejak di mana-mana. Nyaris di sekujur tubuhnya. Bekas kemerahan itu tidak kunjung hilang meskipun Celine sudah menggosoknya sekuat yang ia bisa.‘Duh, kok nggak mau hilang sih?’ kel

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Challenge Achieved

    Celine menoleh ke belakang, hanya untuk mendapati Giandra menatapnya dengan tatapan sendu. Celine kaget dan terheran-heran sendiri. Baru kali ini ada laki-laki yang meminta tidur dengannya dengan sangat sopan. Giandra terpaku di tempatnya. Begitu menyadari apa yang baru saja ia katakan ia sudah menyiapkan diri untuk ditampar atau dimaki-maki.Tanpa diduga Celine memutar tubuh dan berjalan mendekati Giandra dan berdiri tegak tepat di depannya.”Jadi kapan?” tanyanya.”Apanya yang kapan?”“Tadi kamu katanya minta ditemenin tidur kan?””Ah, eh…” Giandra gelagapan.”Aku bersedia tidur sama kamu.” Ucapan Celine berikutnya mengejutkan Giandra.Tadi Giandra yang sudah kehabisan akal akhirnya meloloskan permintaan bodoh itu dari mulutnya sebagai cara untuk menahan Celine agar tidak meninggalkannya. Namun justru ia lebih terkejut lagi kala mendengar perkataan perempuan itu padanya kini.“Ayo, Giandra, tunggu apa lagi?” Di telinga Giandra Celine terdengar seperti sedang menantangnya. Justru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tidurlah Denganku

    Setelah mati-matian memaksanya, akhirnya Max ikut juga dengan Giandra. Mereka langsung menuju rumah sakit.Tiba di sana Giandra menemukan wajah-wajah penuh kekhawatiran dari Lady, Rain dan Qey. ”Gimana kondisi Brie, Om?” kejar Giandra tidak sabar.Rain yang terlihat lesu mengembuskan napas pelan sebelum menjawab pertanyaan Giandra. Rain baru belasan menit yang lalu tiba di rumah sakit setelah Lady meneleponnya. Istrinya itu mengatakan jika Brienna tiba-tiba drop lalu pingsan. Padahal rencananya lusa Rain akan mengajak Brienna ke Singapura untuk berobat seperti biasanya.“Dokter bilang sel-sel kankernya berkembang dengan cepat. Sekarang sudah stadium tiga.”“Tapi Brie akan baik-baik aja kan, Om?” kejar Giandra lagi.Rain menggeleng lemah. Bagaimana mungkin ia mengatakan keadaan anak sulungnya akan baik-baik saja sedangkan dokter telah menakar umur Brienna.“Om, gimana?” desak Giandra pada Rain yang tidak menjawab.”Kata dokter kemungkinan Brie tetap hidup hanya tujuh puluh persen. Wak

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kritisnya Kondisi Brienna

    Biasanya Giandra selalu antusias setiap kali ada temannya atau kenalan yang menemukan pasangan hidup. Entah itu menikah atau baru bertunangan. Akan tetapi tidak kali ini.Sekarang Giandra hanya berdiri di depan pintu ballroom tempat acara itu akan diselenggarakan. Kakinya terasa berat untuk melangkah masuk. Sedangkan Alana sudah lebih dulu berjalan di depannya dengan langkah yang jauh lebih ringan.Mau tak mau Giandra akhirnya melangkah masuk. Ia mendapati sederet foto Celine dan David sedang tersenyum bahagia menyambut kedatangannya dan para tamu yang lain. Acara ini lebih menyerupai pesta pernikahan ketimbang pertunangan biasa.Terlalu lama melongo di tempatnya berdiri membuat Giandra kehilangan jejak Alana. Alhasil ia memilih tempat duduk secara random dan duduk di sana.Sedangkan di depan sana pasangan yang tengah berbahagia tampak semringah. Iya, mereka sangat berbahagia. Itu terpancar dari ekspresi wajah keduanya. Celine terlihat cantik dengan gaun bernuansa beige-nya. Sedangkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status