Home / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Tugasmu Hanya Mengurusku

Share

Tugasmu Hanya Mengurusku

last update Last Updated: 2025-06-02 08:49:48

“Namanya siapa, Pak?” tanya perawat pada Rain menanyakan bayi yang sedang berada di dalam dekapan Lady.

”Bienna,” jawab Rain singkat. Rain tidak tahu siapa nama lengkap anak itu. Ia hanya memberikan nama panggilan.

“Kalau nama orang tuanya?”

“Namaku Rain dan Lady Queenara.”

Lady sontak melirik pada Rain saat namanya disebut. Rain balas memandang dan tersenyum lembut.

Lady yang awalnya merasa gugup karena ini adalah pertama kalinya menggendong bayi pelan-pelan mulai membiasakan diri. Lady memperlakukan Brienna dengan sebaik mungkin. Menjaga agar tidak ada gerakan yang salah demi kenyamanan anak di dalam gendongannya.

Darahnya berdesir saat Brienna berada di dalam dekapannya seperti saat ini. Ada perasaan asing menjalarinya saat melihat anak itu. Tanpa ia sadari senyum kecil terbit dari bibir Lady. Jiwa keibuannya terpanggil yang membuatnya mengecup dahi Brienna detik itu juga.

Hanya dengan menggendong Brienna sudah membuatnya sebahagia ini. Apalagi jika Brienna adalah benar-benar anak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Rahasia Yang Disimpan Zee Selama Ini

    Pagi ini Alana sudah bersiap-siap. Ia mematut diri di depan cermin sambil memindai penampilannya dari puncak kepala hingga bawah kaki. Bajunya yang lama kebanyakan masih muat di badannya. Hanya saja bagian perutnya sudah mulai menonjol."Mau ke mana kamu, Na?" Suara Ale terdengar di telinga Alana. Pria itu pun sama rapi dengannya dan sudah siap untuk berangkat ke kantor."Mau ke kantor temennya Romy. Dia tertarik sama portofolio aku, Romy bilang aku diminta ke sana sekarang sekalian interview," terang Alana menjelaskan. Tadi malam tidak lama setelah mengirim portofolionya Romy menelepon memberitahu hal tersebut. Di saat itu Ale sudah tidur."Baru tadi malam dan sudah ada hasilnya?" respon Ale kurang yakin."Yup, Romy bilang mereka butuh cepat.""Jadi kamu perginya sendiri?""Sama Romy. Aku belum tahu tempatnya, jadi Romy yang anter. Mungkin bentar lagi dia nyampe."Ale menghela napas. Tidak mengerti kenapa Romy begitu gencar mendekati istrinya. Ale merasa keberatan. Tapi jujur saja in

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kamu Jangan Terlalu Dekat Sama Dia

    Alana berdeham, meneguk air mineral yang tinggal separuh untuk menjernihkan tenggorokannya yang mendadak kering. Ia yakin sebentar lagi Romy akan bertanya padanya.Alana mulai menghitung mundur di dalam hati.Sepuluh, sembilan, delapan, tu–”Lana, yang tadi kalau nggak salah temen kerja kamu kan?”Alana menganggukkan kepala. “Namanya Zee, dia anak owner Jacob Property.”“Dia kenal Ale juga?”“Ya, dia mantannya Ale.” Alana tersenyum menutup kalimatnya. Ia tidak tahu apa hingga saat ini Ale dan Zee sudah menjadi mantan atau masih menyambung hubungan mereka. Yang Alana tahu hanya itu jawaban terbaik yang bisa ia berikan.Romy tidak berkata lagi, akan tetapi di dalam hati bertanya sendiri. Ia merasa ada yang aneh saat melihat Zee menggandeng tangan Ale meskipun Ale melepaskannya.“Lana, maaf, bukan saya mau ikut campur, tapi kalau saya boleh tahu apa hubungan kamu dengan Ale baik-baik saja?”“Tentu,” jawab Alana cepat. Senyum terkembang di bibirnya untuk menguatkan pernyataannya.Romy men

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Suami Orang Damage-nya Sampai Ke Tulang

    "Aku nggak sengaja lewat di sini jadi sekalian mampir." Zee memberitahu sebelum Ale bertanya."Ke ATM lagi?"Lalu keduanya sama-sama tertawa begitu mengingat kejadian yang sudah sangat lama berlalu tapi masih terasa hangat di ingatan."Duduk, Zee." Ale mengembangkan tangan mempersilakan.Tanpa disuruh dua kali Zee mengambil tempat di kursi yang berseberangan dengan lelaki itu. Mereka hanya dipisahkan oleh sebuah meja kerja.Zee memindai ruangan dengan matanya. Rasanya baru beberapa minggu yang lalu ia terakhir ke sini, tapi seakan sudah bertahun-tahun. Yang membuat jauh adalah karena saat ini ada tembok pembatas yang tinggi serta jarak yang membentang luas di antara keduanya."Kenapa?" tanya Ale menyadari Zee sedang mengamati ruang kerjanya.Zee menyimpul senyum. "Auranya beda, udah nggak kayak dulu lagi.""Emang auranya gimana?""Mmmm... gimana ya? Susah buat dijelasin." Zee mengangkat bahunya.Ale turut mengedarkan mata menilai ruangannya sendiri. Mencari-cari sesuatu yang berbeda m

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Mengembalikan Cincin Dokter Romy

    “Kondisi kandungannya sehat dan normal. Janin berkembang sesuai dengan usianya. Tapi sepertinya ibunya lagi banyak pikiran. Betul begitu, Bu?”Alana tersipu malu ketika dokter membidiknya tepat sasaran. Wanita dengan snelli putih itu seakan tahu jika saat ini Alana tidak baik-baik saja."Sedikit, Dok," jawab Alana tidak berbohong.Saat ini Alana memang sedang berada di ruang dokter kandungan. Tidak sendiri. Ale bersedia menemaninya. Awalnya Alana ingin pergi sendiri akan tetapi Ale menawarkan diri dan memaksa ikut. Alana pun tidak bisa menolak ketika Ale mengeluarkan senjata andalannya, “Anak itu nggak hanya anak kamu, Na, tapi anak aku juga. Kalau nggak ada aku anak itu juga nggak akan ada.”"Nah. benar kan dugaan saya. Ibu nggak usah kebanyakan pikiran, nggak baik untuk kesehatan janin. Bapak juga ya, Pak, dijaga perasaan Ibu. Orang hamil perasaannya sensitif lho, Pak. Apa-apa langsung dipikirin." Dokter berujar pada Ale.Dan meskipun hanya merespon dengan senyuman tapi Ale menginga

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tugasmu Hanya Mengurusku

    “Namanya siapa, Pak?” tanya perawat pada Rain menanyakan bayi yang sedang berada di dalam dekapan Lady.”Bienna,” jawab Rain singkat. Rain tidak tahu siapa nama lengkap anak itu. Ia hanya memberikan nama panggilan.“Kalau nama orang tuanya?”“Namaku Rain dan Lady Queenara.”Lady sontak melirik pada Rain saat namanya disebut. Rain balas memandang dan tersenyum lembut. Lady yang awalnya merasa gugup karena ini adalah pertama kalinya menggendong bayi pelan-pelan mulai membiasakan diri. Lady memperlakukan Brienna dengan sebaik mungkin. Menjaga agar tidak ada gerakan yang salah demi kenyamanan anak di dalam gendongannya.Darahnya berdesir saat Brienna berada di dalam dekapannya seperti saat ini. Ada perasaan asing menjalarinya saat melihat anak itu. Tanpa ia sadari senyum kecil terbit dari bibir Lady. Jiwa keibuannya terpanggil yang membuatnya mengecup dahi Brienna detik itu juga.Hanya dengan menggendong Brienna sudah membuatnya sebahagia ini. Apalagi jika Brienna adalah benar-benar anak

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jangan Meminta Lebih

    Ale kembali ke ruangannya dua jam setelah melayani tamu yang datang. Di saat itulah ia baru menyadari ponselnya ketinggalan di atas meja.Astaga! Sudah jam empat lewat. Mertuanya pasti sudah berangkat sejak dua jam yang lalu.Ale melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari Alana dalam rentang waktu dirinya menerima tamu tadi. Apa Alana akan marah padanya?Ale pun mengirimi Alana pesan."Sorry, Na, tadi lagi ada tamu, hpku ketinggalan di ruangan, aku nggak tahu kamu nelfon. Papa dan Mama udah berangkat?”Ale duduk menunggu sambil memandangi layar gawai, tapi tidak ada balasan dari Alana hingga bermenit-menit lamanya. Mungkin Alana sedang di jalan atau jauh dari handphone, pikirnya.Ale menyimpan ponselnya kembali dan mengabaikannya. Alana pasti mengerti apa alasannya. Lagi pula tanpa kehadirannya, mertuanya tetap jadi berangkat kan?***Dari bandara Alana pulang ke apartemen setelah mengambil mobil di rumah Kanayya. Rasa kecewa pada Ale masih terbawa hingga saat ini. Seharusnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status