Share

Tidak Ada Jalan

Tanganku terdiam pada batas rok kelabu di paha mulusnya, mengetuk jari bergantian di sana.

Wajahku mundur, menjaga jarak sambil memandangi raut Sara yang terpejam.

Lucu juga.

"Aksa?" Panggilan darinya kembali terdengar dalam nada manja tanpa membuka mata.

Aku menggeleng, tepiskan tawa yang sempat terbit. "Gue masih di sini."

"Ngapain?" Mata kelam Sara terbuka, kembali tunjukkan binarnya.

"Liatin muka lo yang enggak sabaran," ucapku datar, embuskan napas di permukaan pipinya tanpa lekatan.

"Apaan sih, Sa?" Suara Sara terdengar serak.

Kelopak mata kelam itu berkedip lambat seiring desah yang tercipta karena belaian jemariku pada benda di balik rok kelabunya.

"Kenapa?"

"Lo beda kalau dari dekat gini." Lengan Sara yang menggantung di leherku mulai turun.

Kulirik jari-jari lentik berhiaskan pewarna kuku itu bergerak di sepanjang garis kancing seragamku.

"Biasa juga lo udah sering liat gue dari dekat."

Getaran berbeda seolah menyengat permukaan kulit ketika sentuhannya membelai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status