"Angkasa!" Lista berlari mengejar Angkasa yang sedang berjalan menuju parkiran motornya."Angkasa, gue manggilin lo! Nyaut kek." kesal Lista saat langkahnya sudah sejajar dengan pria tersebut.Namun Angkasa cuma diam dan tak mau meladeni.Masa bodoh bagi Lista. Ia hanya perlu memecahkan batu dalam hati Angkasa. Mungkin dengan banyaknya interaksi, batu itu akan pecah.Sudah cukup ia yang kadang maju kadang mundur lalu maju dan mundur lagi. Ia sudah lelah. Dan sekarang, kepalang tanggung semuanya sudah tahu, bahkan Aiden, Heru dan Ririn sudah mendukungnya, ia harus bergerak maju."Semangat Lista!" Ucapnya berbisik untuk dirinya sendiri.Lista kembali menatap Angkasa yang sudah sampai di samping motor pria tersebut. Lista yang kaget, langsung berlari cepat dan langsung mencabut kunci motor Angkasa yang sudah terpasang di posisinya."Eh! Apa-apaan lo! Balikin kunci motor gue!""Akhirnya ngomong juga. Gitu dong. Dari tadi dipanggilin nggak nyaut nyaut. Anterin sampe rumah dong!."Angkasa m
Jika bagimu pelangi itu hanya ada setelah hujan, bagiku pelangi selalu ada setiap aku melihatmu. ***** sebuah mobil Pajero Sport berwarna putih berhenti di depan sebuah gedung sekolah. tak lama dari berhentinya m
Keributan terjadi seketika di dalam kelas saat pak Handoko meminta izin untuk pergi keruang guru sebentar. Memang sudah lumrahnya setiap siswa seperti itu. Jika ada jam kosong saja walaupun hanya lima menit, pasti mereka akan memanfaatkan dengan keributan. Menggosipkan sesuatu yang belum tunta
Suara dentingan sendok dengan piring terdengar di ruang makan keluarga Firmansyah. Dan kebisingan itu dihasilkan dari seorang anak kecil berusia lima tahun yang sedang menyantap nasi goreng buatan bundanya. "Lagi sayang?" tanya wanita itu pada sang anak. Rama, nama anak itu.
Calista dan Ririn baru saja sampai di Alun Alun. Dari rumahnya sampai Alun Alun, Lista memutuskan untuk berlari dengan Ririn. Jadi saat sampai di Car Free Day, ia bisa bersantai sambil duduk duduk di tengah jalan yang sudah disterilkan dari kendaraan bermotor. Lista kini duduk di jalan sedangkan Ririn tengah membeli air mineral.
"Pentas seni?" tanya Firman dengan tatapan tegasnya. Lista mengangguk dengan tegas dan berani. Ia diajarkan untuk tak takut oleh orang tuanya. Jadi demi bisa bertemu Angkasa, ia akan melakukan segala cara. "Angkasa sudah janji mau bantuin Lista. Lista juga sudah batalkan acara rekam pertunjuka
Sesampainya langkah Lista di luar, ia merasa kakinya mendadak lemas. Bahkan Ririn sampai spontan menangkapnya. Begitupun dengan Aiden dan Heru. Sedangkan Angkasa ,cowok itu hanya melihat Lista dengan tatapan yang cukup dalam. "Lo nggak apa-apa?" tanya Ririn khawatir. "Kaki gue lemes Rin. Ya Tu
Pagi ini Lista pergi sekolah dengan kakinya yang masih sakit. Beruntung karangannya dipercayai oleh orang tuanya. Yaitu ia berlari dengan Ririn dan tersandung. Semua ini karena kelalaiannya yang berlari sambil bermain ponsel. Ngomong-ngomong soal ponsel, Saat ia meminta ponselnya diambil waktu terjatuh saat merekam Angkasa manggung, ia mendapati ponselnya rusak dan layarnya selalu hidup mati sendiri.