Share

bab 5

Angel terdiam sesaat, berusaha menata hati dan pikirannya. Jangan sampai di saat genting ini dia tersilap lidah. Bisa hancur karier masa depannya dan juga rekan satu timnya.

“Tiga hari yang lalu, saat tim kami bertugas menjaga kurungan D13, saya melihat ada yang tidak beres dengan salah satu kelelawar yang ada di dalam kurungan itu,” kata Angel membuka pembicaraan.

“Saya sudah mengatakan pada Chen, tetapi dia mengatakan hal itu biasa karena perubahan cuaca yang tiba-tiba dan ekstrem. Selama ini hanya saya yang tidak diberi akses untuk mendekat ke D13. Entah apa alasannya. Hanya James sebagai ketua tim, Chou asisten, dan Chen sebagai dokter hewan yang selalu memeriksa kondisi penghuni D13.”

Angel berhenti sejenak untuk mengambil napas.

“Sehari setelahnya, kecurigaan saya terbukti. Saat jam makan siang, dan saya yang berjaga sendiri, salah satu kelelawar yang hari sebelumnya terlihat aneh, terjatuh. Saya ingin menghubungi rekan-rekan saya, tetapi saya pikir mungkin hanya pingsan dan biasanya hewan itu akan bangun lagi seperti biasa kalau sehabis diinjeksi.”   

Semua mata menatap hampir tanpa berkedip ke arah Angel.

“Setelah saya tunggu selama hampir dua puluh menit, ternyata kelelawar itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Kemudian, saya berinisiatif untuk memeriksanya. Ya, saya tahu itu dilarang. Saya sadar itu bukan wewenang saya, saat itu hanya ingin menyelamatkan si kelelawar ini dari kematian. Karena bila menunggu rekan yang lain, saya tidak yakin mereka akan datang sebelum hewan ini mati.”

Angel memejamkan matanya, sambil menghela napas berkali-kali. Chou menyodorkan sebotol air mineral padanya. Angel menerimanya sambil tersenyum.

“Lantas apa yang terjadi, Nak?” tanya Profesor Kim lembut.

“Tanpa izin saya mengambil kelelawar yang jatuh tadi. Saat saya pegang, tubuhnya masih hangat, tetapi saya tidak mendengar detak jantung. Saya meletakkannya di atas meja praktik, lalu mengambil stetoskop. Hanya semenit saya meninggalkannya. Saya bersumpah tidak lebih dari satu menit saat saya berjalan ke meja Chen, tetapi ...,” Angel seperti berat untuk melanjutkan ceritanya.

“Tetapi apa?” tanya profesor Zangli.

“Seperti yang Anda sekalian lihat di rekaman tadi. Kelelawar itu tiba-tiba terbang tanpa sepengetahuan saya,” lanjut Angel dengan suara lirih penuh sesal.

“Yang menjadi pertanyaan di sini adalah mengapa kau tidak melaporkan kejadian itu pada ketua timmu? Apa sebenarnya rencanamu?” tanya Tuan Xiao dengan wajah sinis.

Angel tidak berani menatap Tuan Xiao. Semua orang tahu siapa dia. Kedekatannya pada penguasa membuatnya diberi wewenang penuh mengawasi semua yang ada di WIV. Sedikit saja kesalahan tertangkap oleh mata Tuan Xiao, sudah dipastikan itu adalah akhir dari karier mereka. Tamat sudah riwayat orang yang bersangkutan di seluruh Negeri Tirai Bambu ini. Angel merasa dia sudah menggiring rekan-rekan satu timnya ke pinggir jurang kehancuran. Karier cemerlang yang menanti mereka sudah dipastikan akan raib tanpa bekas kalau sampai kasus ini tidak dapat diselesaikan.

“Sa-saya tidak ada rencana apa-apa, Tuan Xiao. Saat itu saya hanya berpikir, kelelawar itu pasti masih ada di dalam ruangan. Saya yakin bisa menemukannya. Makanya saya putuskan tidak mengatakan pada rekan yang lain. Maafkan kebodohan saya,” ucap Angel terbata dengan mata berkaca-kaca.

“Kau betul-betul tidak merencanakan untuk menyabotase proyek ini kan?” tanya Tuan Xiao dengan tatapan tajam menghunjam.

“Tuan Xiao, Anda terlalu jauh berpikir. Tidak mungkin anak didikku melakukan sabotase pada proyek mereka sendiri!” sanggah Profesor Lim dengan tegas.

“Demi keuntungan pribadi, tidak ada yang tahu isi hati orang lain, kan, Prof,” sindir Doktor Guan dengan senyum sinis.

“James, sebagai ketua tim, apakah kamu selalu melakukan cek ulang pada laporan tertulis rekan-rekanmu?” tanya Profesor Kim seraya membetulkan letak kacamatanya.

“Biasanya iya, Prof, tetapi kami sudah bekerja sama sejak tahun 2015. Selama ini tidak ada masalah dengan laporan rekan-rekan saya. Semua selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan,” bela James.

Dua jam mereka berdebat dan berargumen. Masa depan dan karier keempat pemuda dan pemudi cerdas dan sangat berbakat di bidangnya ini sedang dipertaruhkan. Salah ucap bisa mengandaskan semua mimpi dan cita-cita mereka. Bahkan, mengubur dalam-dalam prestasi yang pernah mereka ukir.

Keempat anak muda bertalenta itu sebenarnya sudah menyadari semua risiko ketika ditawari terlibat dengan proyek Profesor Lim. Apalagi mereka ditempatkan di Wu Chan Institute of Virology. Sebuah tempat penelitian terbesar dan terlengkap di Asia. Didirikan pada tahun 1956 oleh Chen Huagui dan Gao Shangyin, dengan nama Wu Chan Microbiology Laboratory yang berada langsung di bawah Chinese Academy of Science (CAS). Setelah beberapa kali berganti nama dan setelah berpindah pada beberapa lembaga yang menaunginya, pada Juni 1978 pusat penelitian ini dikembalikan pada CAS dan kembali pada nama Wu Chan Institute of Virology.

Ambisi China untuk menjadi yang terbaik di segala bidang, akhirnya menghasilkan kerja sama dengan tenaga ahli dari Lyon, Perancis. China menggelontorkan dana sebesar 44 juta US Dolar untuk menjadikan WIV sebuah laboratorium Biosafety level 4 (BSL-4) pertama di daratan China. Bahkan, seorang ahli molekuler biologis asal Amerika, Richard H. Ebright mengatakan WIV adalah institusi penelitian terbaik kelas dunia di bidang penelitian virologi dan imunologi.

BSL-4 adalah level tertinggi keamanan dari sebuah fasilitas penelitian yang menyangkut perlindungan hayati yang sangat berpengaruh pada manusia dan lingkungan. WIV adalah salah satu institusi yang sudah meraih predikat terbaik pertama selama bertahun-tahun sejak mendapatkan standar BSL-4 pada tahun 2015. Hasil-hasil penelitian dari WIV sudah menjadi rujukan para ahli di seluruh dunia, termasuk SARS dan MERS.

“Keputusan ini tidak bisa diambil sembarangan, kalian sudah tahu terlalu banyak tentang proyek ini. Kami tidak bisa melepaskan kalian begitu saja, harus ada konsekuensi atas semua kesalahan ini,” ujar Profesor Kim.

“Besok kita berkumpul lagi di sini, kita akan memberi keputusan tentang kalian. Sekarang pulanglah, istirahat, dan tenangkan pikiran kalian. Jangan begadang, karena besok bisa jadi lebih berat dari hari ini,” tutur Profesor yang sudah berusia di ambang delapan puluh tahun itu.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status