Home / Romansa / Senja di ufuk barat / 3. Melanggar Janji

Share

3. Melanggar Janji

Author: Tataya Gamboa
last update Last Updated: 2021-07-03 07:39:12

"Alana, ingat.... Jangan buat masalah.." Ucap Maria sebelum Alana berangkat.

"Iya Bu..." Teriak Alana. "Ya kalau dibutuhkan ya gimana lagi.." gumam Alana pelan dan tersenyum jahil.

Hari itu di sekolah ada praktek olahraga, awalnya murid-murid begitu khidmat memperhatikan guru olahraga.

Namun ketika Anak gendut itu mulai menjahili Alana, semua berubah.

Perkelahian pun terjadi.

"Dasar kau sigung jelek..." ucap Anak gendut itu.

"Dasar kau gendut...!" balas Alana.

"Apa kau bilang ?" Geram si Gendut sambil menyerang Alana.

"Aaaw..." Alana mengerang.

Alana membalas Anak gendut itu dengan jambakan rambut.

Anak-anak lain bersorak ria seakan sedang melihat pertarungan gulat.

"Ayo Kau gendut, jangan kalah sama si Sigung jelek itu....!" seru salah satu murid.

"Ayo Alana... Jangan kalah dengan si Gendut tukang makan yang hanya berisi lemak tak berguna itu..." seru yang lainnya.

Kedua anak itu saling menyerang satu sama lain, yang satu menyerang menggunakan lumpur lapangan, yang satu membalas dengan sampah, jambakan demi jambakan pun terjadi.

Priiiiiiiiiitttttt..... Priiiiiit.... Priiiiiit....

Terdengar peluit dibunyikan, guru olah raga pun tiba.

"Apa ini ? Alana... Peter.... Ikut Bapak ke ruang guru !" ucapnya.

"Kau yang akan di keluarkan dari sekolah" ancam Peter.

"Oh ya, Aku tidak takut.." tantang Alana.

"Kalian masih berani bertengkar dibelakang Bapak ?" ucap guru itu sambil melotot ke arah mereka.

Alana dan Peter tidak bisa menjawab, mereka tertunduk dan mengikuti langkah guru itu.

"Ada apa ini ?" tanya Kepala Sekolah. "Kau lagi Alana...!!" ucapnya kesal. "Ikut ke ruang Kepala Sekolah !" ucapnya lagi.

"Matilah aku.." gumam Alana.

"Kau akan mati hari ini..." tambah Peter.

"Kau yang memulainya anak gendut !" ucapku berteriak kecil.

"Aduuuuhh.... Pak dia menjewerku kencang sekali.." Peter berbohong.

"Dia bohong Pak.. Dasar tumpukan lemak bodoh !!"umpat Alana.

" Diaaaaaaaaaaammmmm ! "hardik Kepala Sekolah." Ini yang terakhir Alana ! Aku akan menelpon Ibumu."ucap Kepala Sekolah itu.

Setengah jam kemudian Maria tiba.

Tok... Tok... Tok...

"Selamat siang Pak.. "sapa Maria.

"Siang, silahkan masuk Nyonya Guvenc.. "ucap Kepala Sekolah.

"Alana..." ucap Maria.

"Maaf Bu... Aku melanggar janjiku.." ucap Alana."Dia yang duluan menyerangku Bu, tidak mungkin aku diam saja..." bela Alana.

"Nyonya Guvenc, anak anda sudah sangat melewati batasnya." ucap Kepala Sekolah. 

"Tapi dia bilang, anak gendut itu yang menyerangnya terlebih dulu.." bela Maria. 

"Namanya Peter Nyonya Guvenc.." Kepala Sekolah itu kesal.

"Maaf..." ucap Maria dengan wajah yang sengaja dia angkuhkan.

"Seharusnya Anda memberikan pengetahuan moral kepada anak Anda sebelum memasuki sekolah ini " ucap Kepala Sekolah. 

"Apa ? Bapak jangan asal berbicara, anak saya sangat tahu dengan apa yang harus dia lakukan, jelas-jelas sekolah ini yang menerima anak-anak yang mempunyai latar belakang penindasan, makanya setiap hari selalu ada beberapa anak yang ditindas, namun hanya Alana yang berani melawan " bela Maria. 

"Apa ? Apa Nyonya sadar dengan apa yang Nyonya katakan ?" 

"Tentu saja saya sangat sadar Pak Kepala Sekolah yang terhormat.." ucap Maria.

"Kalau begitu..."

"Aku berhenti dari sekolah ini..." pukas Alana cepat.

"Kau keluar dari sekolah ini.." ucap Kepala Sekolah itu. 

"Tidak Pak, anak saya yang sudah bilang duluan kalau dia yang keluar dari sekolah ini, jadi bukan Bapak yang mengeluarkannya.." bela Maria.

"Aku yang mengeluarkannya..." ucap Kepala Sekolah itu kesal. 

"Tidak, aku yang duluan berkata keluar dari sekolah jelek ini.." Jawab Alana.

"Ya, Alana yang berkata terlebih dulu.." 

"Nyonya Guvenc......" Kepala Sekolah itu kesal sambil mencoret-coret buku kedisiplinan milik Alana. 

Lalu mereka keluar sambil tertawa-tawa.

"Biarkan Kepala Sekolah jelek itu meras kesal.." ucap Maria.

"Haha.. Ibu bisa juga berbuat nakal ya..." goda Alana. 

"Demi Anakku.." jawabnya lembut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Senja di ufuk barat   19. Tawuran

    "Gila ! Guru konseling kali ini bisa beladiri Bro !" ucap Frans."Santai Bro... 13 guru konseling udah kita usir dari sekolah ini, yang ini juga pasti bisa..." jawab Badar dengan santai."Guru konseling itu...." ucap Erik tidak selesai."Loe kenal ?" tanya Ervan menyelidik."Enggak, gue gak kenal.." jawab Erik.Padahal Erik baru saja kemarin bertemu dengannya, dia yang mengejar Erik waktu itu, ketika ketahuan mencuri di sebuah toko kaset."Sial !" gumam Erik perlahan."Alaaaah ! Cewe kerempeng gitu mah gampang.... Tinggal sentil, mental dah tuh !" ucap Badar menyepelekan.Lalu mereka semua tertawa, kecuali Erik."Gue cabut duluan ya ! Mau cari angin." ucap Erik sambil berjalan meninggalkan mereka."Napa tu bocah ?" tanya Badar."Biarin aja lah...lagi be-te pasti..." jawab Frans."Woooiiii !" Seru Frans sambil melemparkan bantal pada Adam yang sedari tadi hanya bermain game saja di ponselnya."

  • Senja di ufuk barat   18. Hari pertama

    Selesai bertemu dengan klien, Junos menuju rumah Glyn, dia penasaran dengan keadaan Glyn sekarang. Tak butuh waktu lama, Junos sudah tiba di depan rumah Glyn. Dia melihat keadaan rumah yang sepi, Junos memarkirkan motornya terlebih dahulu lalu perlahan Junos masuk dan melihat Glyn yang tengah tertidur di sofa. Dalam benak Junos ada niatan untuk menjahili Glyn. Junos merogoh air yang ada di dalam pot bunga didekatnya, lalu dia mencipratkan air itu ke wajah Glyn. Glyn mengernyitkan wajahnya, didalam mimpinya dia sedang berada ditengah hujan deras dan tiba-tiba keadaan menjadi banjir. "Banjiiir...banjiiir !" teriak Glyn sambil terbangun. Junos tertawa terbahak-bahak melihat Glyn yang bermimpi. "Kau ? Dasar kau !" ucap Glyn sambil melemparkan bantal sofa ke arah Junos dan memukulnya berkali-kali. "Aw..aw...aw..." erang Junos sambil tertawa. Dengan refleks Junos memegang kedua tangan Glyn dan menatapnya. Glyn terdiam dan berkata, "Apa ?" Sambil men

  • Senja di ufuk barat   17. Teman baru

    Pagi ini Glyn berencana untuk mencari pekerjaan, Karena ia tidak mungkin terus merepotkan ayahnya."Aku cari kerja dimana ya ? Apa kira-kira ya ? Aku tidak mau lagi menjadi designer, Aku ingin melupakan itu semua." gumam Glyn sendirian. Mungkin dia bisa membantuku " gumam Glyn lagi dengan berfikir Junos akan membantunya. "Tapi, dimana Aku bisa menemukannya ? Aku tak tahu dia tinggal dimana, huh ! Merepotkan sekali."Baru saja dia berfikir tentang Junos, tiba-tiba terdengar seperti suara motor yang berhenti didepan rumahnya."Apa mungkin itu dia ?." gumam Glyn sambil berlari ke jendela dan melihatnya. "Benar itu dia.." gumam Glyn lagi dengan senang. Lalu dia turun dan menemui Junos."Hai, Aku bawakan sarapan." ucap Junos.Glyn Masih terdiam menatap Junos, karena dia masih berfikir tentang pribadi Junos dan siapa dia."Kenapa kau baik padaku ? Kita tidak saling kenal, Aku tidak mengenalmu sama sekali." ucap Glyn menyelidik."Karena aku

  • Senja di ufuk barat   16. Indonesia

    "Ayah, Aku akan mulai menjalankan rencanaku, aku akan melamar pekerjaan di tempatku dulu bekerja." Ucap Alana. "Baiklah, itu keputusanmu Alana." Jawabnya. "Mulai sekarang, panggil Aku Glyn Ayah..." Ucapnya. Sang dokter tua itu terkejut mendengar pernyataan Alana. Sekaligus senang, akhirnya anaknya benar-benar hidup kembali. "Doaku selalu menyertaimu Nak, semoga jalan yang kau pilih, tidak menyesatkan hatimu.." ucap Ayahnya itu. Perkataan itu sedikit membuat Glyn tidak enak hati. "Ayah tenang saja, Aku akan baik-baik saja." Jawabnya. "Besok pagi, Aku akan pergi pagi-pagi sekali." Tambahnya lagi. "Baiklah, Aku akan siapkan sarapan dimeja besok pagi."jawab Ayahnya. "Terimakasih..." Ucap Glyn Andrea. Malam itu, entah apa yang terjadi pada Glyn, selintas dia berfikir untuk pergi saja dari negara itu. Satu negara yang telah menorehkan banyak Luka untuknya. Negara yang ingin dia tuju, adalah negara kelahira

  • Senja di ufuk barat   15. Identitas Baru

    Pagi itu Alana mulai berhenti memusuhi dokter tua itu."Terimakasih..."ucap Alana pada Pak Tua itu yang sedang membereskan meja makan."Tidak masalah putriku..apapun akan ayah lakukan untukmu.."jawabnya dengan senyum."Siapa nama putrimu ?"tanya Alana padanya.Dokter tua itu, menghela nafas dan kembali duduk di meja makan itu."Maafkan aku karena telah mengubah wajahmu seperti ini, aku hanya ingin melihat wajah putriku yang telah tiada itu kembali, aku melakukan ini karena aku tahu, luka bakarmu yang sangat parah, bagaimanapun juga, wajahmu tidak akan kembali normal, itulah kenapa aku melakukan ini padamu. Tapi sungguh tidak ada maksud lain, tinggalah disini sebagai putriku..."ucapnya sendu dan menahan tangis.Aku masih diam seribu bahasa, namun dalam hatiku, aku paham tentamg perasaan yang dirasakan oleh dokter tua itu. Lalu dia beranjak dari meja makan."Aku harus ke rumah sakit, lakukan apa yang kau mau disini.."ucapnya.Setelah dia pergi

  • Senja di ufuk barat   14. Kebakaran yang di rencanakan

    Selsesainya acara fashion itu, Alana berniat berbicara dengan Patricia tentang kejadian gaun itu.Tok...tok...tok...Pintu ruang Patricia diketuk oleh Alana. Namun Patricia tidak meresponnya."Boleh aku masuk ?"tanya Alana ragu.Patricia hanya menolehnya sebentar, dan dia berpura-pura melihat-lihat buku sketsanya."Dengarkan penjelasanku, aku bersumpah tidak melakukan itu..."ucap Alana bersungguh-sungguh. "Coba pikirkan, untuk apa aku melakukan itu ? Apa untungnya bagiku ?"ucap Alana lagi.Patricia mulai menoleh Alana, dia menarik nafas yang sangat berat."Jika kau ingin branchmu sendiri, silahkan, aku tidak akan melarang, tapi jangan melakukan hal sekotor ini..."ucap Patricia menyelidik."Kau tidak tahu tentang aku, dulu aku mempunyai butik sendiri atas namaku sendiri, aku tidak perlu melakukan hal itu, aku bisa mengenalkan kembali butikku tanpa harus melakukan hal sepicik itu..."jawab Alana.Keras Patricia berfikir, na

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status