Share

3. Melanggar Janji

"Alana, ingat.... Jangan buat masalah.." Ucap Maria sebelum Alana berangkat.

"Iya Bu..." Teriak Alana. "Ya kalau dibutuhkan ya gimana lagi.." gumam Alana pelan dan tersenyum jahil.

Hari itu di sekolah ada praktek olahraga, awalnya murid-murid begitu khidmat memperhatikan guru olahraga.

Namun ketika Anak gendut itu mulai menjahili Alana, semua berubah.

Perkelahian pun terjadi.

"Dasar kau sigung jelek..." ucap Anak gendut itu.

"Dasar kau gendut...!" balas Alana.

"Apa kau bilang ?" Geram si Gendut sambil menyerang Alana.

"Aaaw..." Alana mengerang.

Alana membalas Anak gendut itu dengan jambakan rambut.

Anak-anak lain bersorak ria seakan sedang melihat pertarungan gulat.

"Ayo Kau gendut, jangan kalah sama si Sigung jelek itu....!" seru salah satu murid.

"Ayo Alana... Jangan kalah dengan si Gendut tukang makan yang hanya berisi lemak tak berguna itu..." seru yang lainnya.

Kedua anak itu saling menyerang satu sama lain, yang satu menyerang menggunakan lumpur lapangan, yang satu membalas dengan sampah, jambakan demi jambakan pun terjadi.

Priiiiiiiiiitttttt..... Priiiiiit.... Priiiiiit....

Terdengar peluit dibunyikan, guru olah raga pun tiba.

"Apa ini ? Alana... Peter.... Ikut Bapak ke ruang guru !" ucapnya.

"Kau yang akan di keluarkan dari sekolah" ancam Peter.

"Oh ya, Aku tidak takut.." tantang Alana.

"Kalian masih berani bertengkar dibelakang Bapak ?" ucap guru itu sambil melotot ke arah mereka.

Alana dan Peter tidak bisa menjawab, mereka tertunduk dan mengikuti langkah guru itu.

"Ada apa ini ?" tanya Kepala Sekolah. "Kau lagi Alana...!!" ucapnya kesal. "Ikut ke ruang Kepala Sekolah !" ucapnya lagi.

"Matilah aku.." gumam Alana.

"Kau akan mati hari ini..." tambah Peter.

"Kau yang memulainya anak gendut !" ucapku berteriak kecil.

"Aduuuuhh.... Pak dia menjewerku kencang sekali.." Peter berbohong.

"Dia bohong Pak.. Dasar tumpukan lemak bodoh !!"umpat Alana.

" Diaaaaaaaaaaammmmm ! "hardik Kepala Sekolah." Ini yang terakhir Alana ! Aku akan menelpon Ibumu."ucap Kepala Sekolah itu.

Setengah jam kemudian Maria tiba.

Tok... Tok... Tok...

"Selamat siang Pak.. "sapa Maria.

"Siang, silahkan masuk Nyonya Guvenc.. "ucap Kepala Sekolah.

"Alana..." ucap Maria.

"Maaf Bu... Aku melanggar janjiku.." ucap Alana."Dia yang duluan menyerangku Bu, tidak mungkin aku diam saja..." bela Alana.

"Nyonya Guvenc, anak anda sudah sangat melewati batasnya." ucap Kepala Sekolah. 

"Tapi dia bilang, anak gendut itu yang menyerangnya terlebih dulu.." bela Maria. 

"Namanya Peter Nyonya Guvenc.." Kepala Sekolah itu kesal.

"Maaf..." ucap Maria dengan wajah yang sengaja dia angkuhkan.

"Seharusnya Anda memberikan pengetahuan moral kepada anak Anda sebelum memasuki sekolah ini " ucap Kepala Sekolah. 

"Apa ? Bapak jangan asal berbicara, anak saya sangat tahu dengan apa yang harus dia lakukan, jelas-jelas sekolah ini yang menerima anak-anak yang mempunyai latar belakang penindasan, makanya setiap hari selalu ada beberapa anak yang ditindas, namun hanya Alana yang berani melawan " bela Maria. 

"Apa ? Apa Nyonya sadar dengan apa yang Nyonya katakan ?" 

"Tentu saja saya sangat sadar Pak Kepala Sekolah yang terhormat.." ucap Maria.

"Kalau begitu..."

"Aku berhenti dari sekolah ini..." pukas Alana cepat.

"Kau keluar dari sekolah ini.." ucap Kepala Sekolah itu. 

"Tidak Pak, anak saya yang sudah bilang duluan kalau dia yang keluar dari sekolah ini, jadi bukan Bapak yang mengeluarkannya.." bela Maria.

"Aku yang mengeluarkannya..." ucap Kepala Sekolah itu kesal. 

"Tidak, aku yang duluan berkata keluar dari sekolah jelek ini.." Jawab Alana.

"Ya, Alana yang berkata terlebih dulu.." 

"Nyonya Guvenc......" Kepala Sekolah itu kesal sambil mencoret-coret buku kedisiplinan milik Alana. 

Lalu mereka keluar sambil tertawa-tawa.

"Biarkan Kepala Sekolah jelek itu meras kesal.." ucap Maria.

"Haha.. Ibu bisa juga berbuat nakal ya..." goda Alana. 

"Demi Anakku.." jawabnya lembut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status