Share

2. Mulai Sekolah

Hari ini adalah hari besar untuk Maria, karena hari ini Alana akan masuk sekolah, mendapatkan sahabat baru, lingkungan yang baru, serta pelajaran yang baru.

"Apa kau mau memakai topi ini ?" Tanya Maria.

"Tidak usah Bu, aku akan jadi diriku sendiri.." Jawabnya percaya diri.

"Ingat, jangan membuat masalah, berbaurlah dan..."

"Jangan berkelahi..." Sela Alana ketika Maria belum selesai dengan ucapannya.

"Iya kamu benar.." Ucap Maria sambil mengecup kening Alana.

Alana mulai berjalan memasuki gerbang sekolah.

"Ibu akan menjemputmu nanti..." teriak Maria. "Sampai jumpa.." ucapnya lagi dengan girang.

"Hai..." Sapa Alana ramah.

Namun orang-orang melihatnya dengan aneh.

"Halo..."Sapa Alana lagi sambil berjalan menuju ruang kelasnya.

Tiba-tiba...

"Jangan halangi jalanku sigung kecil..." Ucap lelaki gendut itu kasar seraya menabrak Alana sampai jatuh.

Alana tidak menjawab, dia hanya tersenyum dan berdiri kembali.

"Hai, aku Anita.. Jangan hiraukan mereka.." Ucapnya sambil memegang bahuku.

"Aku tidak akan menghiraukan mereka, tapi mungkin sebentar lagi..." Jawab Alana tersenyum jahil.

Dan benar saja, ketika makan siang tiba, Alana menjahili anak gendut tadi.

Dia sengaja menumpahkan jus jeruk kepadanya.

"Ups.... Maaf, aku tidak sengaja..." Ucapku sambil pergi.

Kurang ajar !!!"Anak gendut itu berteriak.

Alana hanya tertawa mendengar kekesalan anak gendut itu.

Namun ketika pulang sekolah, anak gendut itu membalas Alana, dia menyuruh gengnya untuk menggendong Alana dan menjatuhkannya ke tempat pembuangan sampah dibelakang sekolah.

"Tidaaaaaaaaaak !" teriak Alana kesal.

"Ya Tuhaaaaan..." Maria kaget karena Alana sangat kotor dan bau.

"Anak gendut itu pelakunya..." Ucap Alana.

"Ibu kan sudah bilang, Biarkan saja mereka.. Jangan buat masalah.." Ucap Maria sambil membersihkan Alana.

"Aku tidak bisa seperti Ibu... Jiwaku pemberontak.." Jawab Alana.

"Buang sifat pemberontakmu..." Ucap Maria lagi.

Kring....kring....

Suara telepon berbunyi. Maria Mengangkat telepon itu dan...

"Baik Pak saya mengerti, besok saya akan kesekolah.." Ucap Maria.

"Pasti Kepala Sekolah botak itu.." Sela Alana.

"Tidak boleh begitu sayang..." Kata Maria.

"Kepala Sekolah botak itu memang tidak suka padaku sejak awal Bu..." Ucap Alana seraya pergi.

"Alana..."Ucap Maria pelan.

"Silahkan duduk Nyonya Guvenc.., Puti Anda benar-benar keterlaluan, emosinya harus diberi perhatian lebih.."

"Tapi anak gendut itu yang duluan menyerangku.." Bela Alana.

Kepala Sekolah itu tidak menjawab melainkan menandai buku Alana dengan tinta hitam.

"Buku disiplinmu tercoreng satu" Ucapnya.

"Tapi Pak..."

"Dua..." Sela Kepala Sekolah itu sambil menandai dua Kotak dengan tinta hitam.

Alana pergi keluar dengan kesal.

"Nyonya Guvenc..." Gerutu Kepala Sekolah itu.

"Maafkan saya, saya akan bicara dengannya..." Ucap Maria berpamitan.

"Tiga...." Ucap Kepala Sekolah itu.

Maria agak kesal juga dibuatnya.

"Selamat Siang.." ucap Maria sambil membanting pintu.

"Nyonya Guveeeenc...." Teriak Kepala Sekolah itu dari ruangannya.

Maria seakan tak perduli dengan teriakan itu, dia melangkah dengan bebas menuju gerbang sekolah.

"Ayo Alana kita pulang.." Ajak Maria.

"Kenapa Ibu begitu senang ? Apa yang terjadi di dalam ?" Tanya Alana penasaran.

"Ibu melakukan apa yang seharusnya Ibu lakukan. Memberontak..." Jawab Maria terkekeh.

Maria dan Alana kembali kerumah dengan perasaan senang, mereka melakukan aktifitas mereka seperti biasanya.

"Ingat Alana, besok janji jangan buat masal ah lagi.. Oke...?" Ucap Maria.

Alana tidak menjawab.

"Alana..." Panggil Maria.

"Iya Bu..." Jawab Alana pelan.

"Ibu tidak dengar..."

"Ibuuuuu...."Alana kesal.

"Hahaha.." Maria tertawa senang melihat Alana kesal.

Alana mengerucutkan bibirnya yang merah sambil menggerutu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status