Share

Bab 137

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-01 22:13:55

“Menolak?” Alis Galtero terangkat sebelah. Pupilnya dipenuhi wajah Sofia yang menatapnya penuh kecewa.

“Iya. Kamu.” Suara Sofia bergetar. Bahkan gaun tidurnya itu sudah basah. Mencetak lekat lekuk tubuhnya.

“Siapa bilang menolak, hm?” Tangan panas Galtero merayap di sepanjang kulit tangan Sofia. Berhenti di bahu, dan membelai tali yang bahkan lebih tipis dari spageti.

Sofia menarik napas dalam. Ia berpegangan pada pinggang kekar suaminya. Melingkari tangannya. Matanya terpejam merasakan sentuhan berbahaya ini. Hingga tiba-tiba saja ia tersentak saat gaun tidur itu disobek.

“Aku tidak pernah menolakmu, Sofia … tapi di sini licin,” bisik pria itu. Tangannya mencengkeram rahang Sofia. Menjilat dagu dan bibir agak tebal wanita itu.

“Gal … aku pikir … kamu. Oh, ya ampun …,” desah wanita itu sambil menggeliat kecil seperti kepanasan. Padahal air shower masih mengalir dan suhu di luar sedang dingin.

Tadinya ia ingin menghukum Galtero, tetapi kenyataannya ia yang dihukum oleh pria itu. Galter
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 144

    Di Torres Lumiere.Galtero baru saja mengempas bokongnya pada kursi kerja. Ia yang sudah melepas jas hitamnya, kini membuka dasinya juga. Punggung tegaknya bersandar, tangannya memijat kening.Ia melihat jam tangan, seketika matanya membola. Pikirannya dipenuhi oleh wajah judes Sofia yang makin cantik. Namun, rasa bersalah menggerogoti.Galtero memeriksa ponselnya yang kehabisan daya saat mengunjungi gudang. Ia mengisi baterainya, setelah terisi sedikit, benda itu berdenting beberapa kali.Pesan masuk dari Sofia membuat garis wajahnya yang menegang menjadi lentur.[Gal … apa aku boleh pergi sebentar?]Disusul notifikasi panggilan masuk.Pupil pria itu menegang. Ia langsung melakukan panggilan video. Jemari di sebelah tangannya mengetuk-ngetuk meja.Panggilan pertama tidak diterima. Galtero mencobanya lagi. Barulah di panggilan ketiga, teleponnya tersambung. Ia melihat wajah lelah sang istri yang tengah bersandar pada dinding putih asing. Itu … bukan di Monte Sereno.“Mi Amor … di mana

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 143

    Sofia menghiraukan Jose. Tidak akan ia jelaskan tentang hubungannya bersama Nicolas. Bahkan cukup hanya ia, suaminya, dan Nicolas yang tahu.“Bagaimana kandungannya? Baik-baik saja bukan?” berondongnya tak sabaran. Ia juga membelai perutnya.“Pendarahannya sudah berhenti. Kandungannya bertahan, hanya saja lemah. Dan pasien dalam pengawasan kami.”Sebelum bertanya lagi pada dokter, Sofia menarik napas dalam-dalam. “Apa … aku bisa bertemu dengannya?”“Ya, silakan Nyonya Torres.” Dokter mempersilakan.Staf rumah sakit memperlakukannya dengan baik dan hormat pascaviralnya pengakuan Galtero. Justru ini membuatnya kehilangan privasi. Seperti sekarang, tim medis mengikutinya.“Umm … bisa tinggalkan kami berdua?” tanya Sofia hati-hati.“Mohon maaf, Nyonya. Anda dengan pasien Isela sempat terlibat insiden. Sudah kewajiban kami menjaga siapa pun di dalam sini.”Sofia mengelak.

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 142

    Sofia menghela napas. Asap tipis keluar dari hidung dan mulutnya. Ia meraba tengkuknya yang mendadak merinding. Wajahnya seketika pucat pasi. Jose menyadari itu. Apa pun gerakan Sofia tak luput dari sepasang matanya. “Sofia … kamu baik-baik saja?” Pria itu masih menahan diri tak menyentuh seujung kuku pun. Jose tahu siapa itu Galtero. Ia tak ingin kelak Sofia menuai masalah dengan suaminya itu. Ibu hamil itu tidak menjawab. Ia justru menatap sekeliling seolah ada aura jahat yang mengincarnya. “Sofia?” panggil Jose lagi. Wanita itu terkesiap, lalu mengalihkan pandangan pada Jose, di depannya. “Oh, ya? Kenapa, Tuan?” “Sepertinya kamu kurang sehat. Aku pesankan taksi. Bagaimana?” Jose sudah siap berdiri sebelum wanita itu mengangguk. Ya, Sofia merasa lebih aman jika ia pulang. “Terima kasih, Tuan.” Senyum manis Sofia tertahan, tidak seperti biasanya. “Seharusnya aku yang berterima kasih. Cepatlah, suamimu pasti menunggu. Aku antar sampai taksi.” Jose berdiri tegak di samping Sofi

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 141

    Sepanjang hari ini Sofia menggunakan mantel barunya. Rasanya hangat seperti dari tubuh Galtero yang seolah memeluknya, tanpa melepasnya. Sementara pria itu sudah pergi ke Lumiere sejak pagi.Meskipun masih mengganjal, ia tak banyak bertanya. Jika suaminya itu memusnahkan mantel wol semalam, mungkin … itu yang terbaik bagi hubungan mereka. Bahkan usai ia mencari melalui CCTV dan bertanya pada Mathilda, tidak ada jawaban memuaskan.Sofia terkesiap ketika telepon genggamnya berdering di atas meja rias. Ia meraihnya dengan senyum. Dan senyumnya makin mengembang membaca nama pada layar.“Abuela,” gumamnya. Ia gegas menggeser ikon hijau, menerima panggilan video.“Ya, Ab—” Sapaannya tertahan di tenggorokan. Itu tidak lain karena melihat apa yang sedang nenek mertuanya pakai. Sofia menelan ludah.“Oh. Cucu menantuku. Ternyata benar, anak nakal itu memberi kita mantel yang sama. Tumben.” Abuela terkekeh dan geleng-geleng.“Mantel yang sama, ya?” Sofia mengulangnya.Sofia sempat menatap mantel

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 140

    “Tuan Muda,” panggil Mathilda, sesaat Galtero dan Sofia melangkah masuk ke rumah.Wajah pengasuh tampak tegang. Kelembutan yang biasanya terukir seakan lenyap. Sofia mengerutkan alis, sebab instingnya sebagai wanita merasa ada sesuatu yang salah di sini.Sofia menatap Galtero yang berdiri di sampingnya. Melalui sorot matanya seharusnya Galtero tahu apa yang ia inginkan.Akan tetapi, pria itu melepaskan genggaman tangannya. Suara Sofia tercekat, “Kenapa?”“Tunggu aku di kamar,” titah pria itu. Intonasinya sama sekali tak ada kelembutan. Ia menunjukkan dominasinya, agar wanita patuh tanpa berdebat.Sebelum benar-benar melangkah meninggalkan Galtero dan Mathilda, Sofia menatap tajam pada pengasuh itu. Entah ada rahasia apa di antara keduanya. Pasti ini bukan tentang Carlitos.Usai memastikan Sofia benar-benar masuk kamar, Galtero mengedik dagu. Ia arahkan ke ruang kerjanya.Mathilda mengangguk kecil. Mengikuti Galtero dengan wajah tertunduk.“Katakan!” Suara dingin Galtero terdengar menc

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 139

    Berbeda dengan Marco yang meratapi nasibnya, saat ini tenaga Sofia baru saja dikuras habis. Sejak dalam lift tadi, Galtero langsung mengunci tubuhnya. Menghimpit pada lift. Meraup bibir manis merah muda istrinya yang menggoda. Bahkan pria itu berani menyusupkan tangannya ke balik gaun hamil. Memainkan puncak dada wanita itu. “Lelah, hm?” tanyanya, mencium bahu polos Sofia yang lengket karena keringat. Napas ibu hamil itu masih tersengal. Dekat dengan Galtero benar-benar berbahaya, tetapi justru Sofia ketagihan, bukan menjauh. Pria itu mampu membuatnya menyerahkan diri dengan sukarela. Sofia mencebik sesaat, lalu menjawab, “Ya. Menurutmu? Bukankah ini perbuatanmu juga?” Galtero terkekeh mendengar nada ketus sang istri. Ia makin bersemangat menggoda wanitanya. Tangan panasnya sengaja membelai perut buncit, dan bergerak turun menyentuh area sensitifnya. “Oh. Ya, ampun Galtero,” pekik Sofia. Ia sudah tak sanggup lagi melayani nafsu pria itu. Sambil memanyunkan bibirnya, ia mencubit t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status