Share

137. Terlalu Cepat

Author: LilyLembah03_
last update Last Updated: 2025-12-04 16:06:20

"Kau di sini rupanya ...."

Benji mendengkus begitu menemukan Lily yang tengah duduk di sofa teras belakang rumah yang tepat menghadap taman. Karena malam ini sedang turun hujan lumayan deras disertai angin dan petir, gadis itu jadi tidak bisa duduk di bangku besi taman dekat pohon tabebuya seperti biasa.

"Tuan bawa apa?" tanya Lily terkejut begitu melihat pria sipit itu datang bersama sebuah mangkuk yang tampak mengepulkan uap panas.

"Katanya mau makan ind*mie soto banjar limau kuit," sahut Benji sambil meletakkan makanan yang beraroma wangi itu pada meja di hadapan Lily.

"Wah ... pakai telur juga! Apa Tuan yang masak?" tanya gadis itu antusias.

"Aku minta Ibu memasakkannya untukmu." Dan jawaban Benji sontak menghentikan pergerakan Lily yang nyaris meraih sendok.

"Memangnya Tante Akane mau, Tuan?" tanya gadis itu terdengar tidak percaya.

"Itu buktinya. Kau tanya saja langsung kalau tidak percaya, Ibu atau aku yang masak." Benji menantang yakin.

Melihat keseriusan di wajah sang tuan, L
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
LilyLembah03_
bayangin aja benji jadi botak gimana haha
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
Lily.....JANGAN BEGITU....ga boleh minta Benji jadi tuyul.. gimana nih..dikabulkan ga ya sama Benji???
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   183. Nona Presenter

    Lily baru tiba di Indonesia saat mendapat kabar pengajuannya sebagai news anchor atau presenter diterima. Padahal, sudah nyaris setahun pengajuannya tidak mendapat kabar, meski beberapa jurnalis senior lain tidak jarang merekomendasikan nama Lily meski sebagai presenter cadangan. Namun hari ini, pimpinan redaksi meneleponnya langsung guna membawa kabar baik itu.Seolah ingin menunjukkan pada Lily bahwa impian itu memang menjadi kenyataan hari ini.Dia akan menjadi penyiar berita sesungguhnya. Dia akan tampil di televisi tidak hanya sebentar, tetapi sebagai pembawa acara di studio dan duduk manis sambil membaca prompter.Lily tidak perlu terlalu sering berkeliling untuk mencari berita dan meninggalkan Daisy. Perjuangannya mulai dari reporter yang hanya muncul sekilas dan dulu lebih sering meliput arus lalu lintas terbayar sudah. Setelah lebih dari dua tahun Lily mengidam-idamkan posisi itu."Bunda hari ini benar mau mengantarku ke sekolah, kan?" Daisy yang pagi ini terkejut karena bun

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   182. Aku Membebaskanmu

    "Kenapa lama sekali ke supermarket? Daisy mencarimu dari tadi."Sapaan Kiello tidaks sedikit pun ditanggapi Lily. Perempuan itu kini meletakkan barang belanjaan pada si arsitek tampan kemudian melepaskan mantel hangat nan tebal yang melingkupi tubuh sebelum keluar. "Isy sudah tidur?" Kali ini, perempuan itu bahkan balik bertanya yang diangguki Kiello pelan."Kalau begitu aku kembali ke kamar sebelah dulu. Kau istirahatlah. Barang-barangmu sudah kubereskan, jadi besok bisa kembali ke Indonesia tepat waktu." Menyadari Lily yang tampak linglung mungkin karena kelelahan bekerja, Kiello pun pamit untuk kembali ke kamar hotelnya yang ada di sebelah. Namun, baru saja hendak melewati jurnalis cantik itu, Lily tiba-tiba menahan lengannya. Kiello pun menoleh dengan kernyitan bingung."Kenapa? Ada yang lupa kau beli?" tanya Kiello cepat."Aku mau bicara, Kiello ...."Mendengar nada berbeda dalam ucapan sahabatnya, Kiello pun berbalik dan menghentikan langkah. Si arsitek tampan bahkan menggiri

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   181. Tidak Membutuhkanmu

    "DAISY!"Lily berlari menghampiri putrinya yang malam ini tengah makan taiyaki sambil dipangku ayah kandungnya. Benji yang menyadari kehadiran perempuan di seberang jalan sana, sontak tersenyum puas.Perempuan itu benar-benar datang sendiri padanya.Setelah menyeberang jalan dengan terburu-buru, Lily segera merebut putrinya dan menarik Daisy ke dalam gendongan. Hal yang sontak membuat gadis kecil itu terkejut hingga taiyaki dalam genggaman rapuh nan mungilnya jatuh ke paving trotoar.Daisy pun menangis kencang karena makanan kesukaannya tidak bisa diselamatkan. Namun, Lily tampak tidak cukup iba untuk peduli. Justru, netranya menyorot sang putri kelewat murka seolah gadis kecil itu sudah melakukan kesalahan besar. "Kenapa nakal? Hah?! Kenapa melanggar perintah Bunda?! Bukankah Bunda sudah bilang tidak boleh mau diajak pergi oleh orang asing?!" Lily mengomel pedas yang tentu saja membuat Daisy menangis semakin keras.Bundanya memang jarang marah dan membentaknya sekeras hari ini. Jadi

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   180. Batin yang Terikat

    "Siapa sangka dia akan jadi penyiar berita?"Sore ini, Benji keluar untuk berjalan-jalan saat menemukan beberapa kru media asal Indonesia yang meliput di dekat hotel. Begitu melihat siapa sang pembawa acara dengan kemeja hitam serta rambut sebahu rapi yang kini fokus menghadap kamera, Benji pun memilih berdiri memperhatikan sejak setengah jam lalu.Meski penampilan perempuan itu tampak berbeda dan tingginya sepertinya bertambah beberapa senti, Benji masih mengingat jelas siapa dia. Perempuan yang beberapa tahun lalu selalu membuat Benjamin Kaisar gila oleh lekuk tubuh serta panasnya sesi senggama.Lily Lazuardi."Sejak kapan dia jadi jurnalis? Aku tidak pernah melihatnya di TV. Apa karena aku jarang menonton TV?" gumam Benji lagi sambil tetap memandangi perempuan yang kini tampak menjelaskan persiapan vestifal pembukaan musim dingin malam nanti.Gadis pendek dan cengeng yang dulu Benji kenal sudah bisa bepergian ke luar negeri untuk bekerja seorang diri. Dia bahkan sudah mampu merawat

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   179. Kau Masih Mencintainya?

    "Daisy sudah tidur?"Kiello bertanya pada perempuan yang kini duduk di dekat kaki ranjang hotel sambil mengelusi kepala putrinya. Begitu menyadari kehadiran dan panggilan Kiello, perempuan itu pun tersentak kaget."Kau melamun ...." Kiello berkomentar sambil menghela panjang dan segera duduk di sisi ranjang, tepat di dekat Lily yang kini duduk di lantai."Maaf ...." Ibu beranak satu itu pun berkata lirih sambil menunduk dalam, seolah tidak mau wajah cantiknya dilihat oleh Kiello."Kau memikirkan apa, Lily?" tanya Kiello lembut yang sebenarnya sudah tahu jelas apa yang berputar di kepala perempuan itu saat ini."Tidak. Aku hanya lelah." Dan arsitek tampan itu jelas tahu si jurnalis cantik di hadapannya tengah berbohong.Karena Lily tidak pernah mau mengeluh lelah tentang pekerjaannya. Perempuan itu bahkan pernah bolak-balik ke negara lain dalam satu hari yang sama. Namun, Kiello tidak pernah mendengar Lily mengeluh bahkan hanya sekali.Tapi kini ... dia mengatakan lelah untuk membuat a

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   178. Bukan Urusanmu

    "LILY!"Perempuan dengan jaket hitam tebal serta syal rajut cokelat yang melilit leher itu membeku sesaat panggilan dari arah seberang jalan ia dapatkan. Begitu suara yang begitu familiar meski sudah begitu lama tidak ia dengar tertangkap telinga, tubuh Lily bahkan melemas hingga ia menurunkan sang putri kesayangan dari gendongan.Lily yang sedari tadi menatap Kiello tidak berani lagi menoleh ke depan. Apalagi begitu melihat delikan panik pria itu yang refleks memegangi pergelangan tangan Lily."Lily! Lily! Akhirnya aku menemukanmu!" Bagai dikejar setan, si penyiar berita bahkan termundur begitu si pemanggil kini berdiri nyata di hadapannya setelah berlari mendekat."Kau benar Lily, kan? Kau masih hidup? Kau benar-benar masih hidup?" Benji--pria yang kini berdiri di hadapannya bahkan mulai memegangi kedua sisi bahu Lily dengan pandangan tidak percaya juga netra yang tampak berkaca-kaca.Namun Lily kini menggeliat minta dilepaskan dengan tubuh gemetar entah takut atau mungkin terkejut.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status