Share

Bab 33 Dapat Dukung Ibu

Author: Kak Fonnia
last update Huling Na-update: 2025-05-23 11:26:21
Rajendra baru saja pulang kerja. Dia langsung ke kamarnya.

Melihat Rajendra yang akhir-akhir ini murung di dalam kamar. Rosa pun mengikuti putranya ke dalam kamar.

Ia menghampiri Rajendra yang duduk di tepi ranjang dan menepuk pundak putranya itu.

“Ibu?”

“Ibu lihat kamu akhir-akhir ini kamu murung terus. Apa lagi ada masalah?” ucap Rosa.

“Tidak ada, Bu. Hanya lagi capek dengan pekerjaan saja,” jawab Rajendra berbohong.

Rosa menatap lekat wajah putranya. Disana ia menemukan kebohongan yang ditutupi oleh putranya.

“Mau sampai kapan kamu tutupi semuanya dari Ibu?” ucap Rosa dengan suara lirih.

“Rajendra tidak menutupi apapun dari Ibu,” jawab Rajendra sambil menggenggam erat dua tangan Ibunya.

Rosa tersenyum, senyumannya sangat pahit. Karena putranya itu tak mau berkata jujur tentang Khanza.

“Kehamilan Khanza. Bukankah itu yang sedang kau tutupi dari Ibu?” ucap Rosa.

Rajendra langsung terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tidak tahu harus de
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Ban 61 Rajendra Mesum

    Mendengar suara langkah kaki melangkah ke arah ruangan rawat Khanza, dengan cepat Rajendra bangkit berdiri dan melangkah cepat menuju pintu. Ia tahu yang datang itu adalah Arga.Ia membuka pintu dan mengulurkan tangannya meminta soto ayam yang dibelikan oleh temannya itu untuk Khanza. “Aku mau masuk. Mau aku kasihkan langsung ke Khanza,” ucap Arga. “Sini sotonya, kamu pulang sana.” Rajendra tidak mengizinkan Arga masuk. “Apa-apaan kamu? Kamu siapanya Khanza sampai larang aku masuk?” ucap Arga. “Ya sudah, itu soto ayam kamu buang saja. Biar aku pesan lagi,” kata Rajendra dan menutup pintu. Arga terkekeh, lalu ia berikan soto ayam pada Rajendra dan langsung diambil oleh temannya itu. Setelah mengambil soto ayam, tanpa basa basi lagi ia pun langsung menutup pintu. Tidak akan dia biarkan Arga. Karena kalau sampai temannya itu masuk ke dalam ruangannya hanya bisa membuatnya cemburu dan marah. “Rajendra? Aku mau masuk.” Arga memohon di depan pintu. “Pulang sana. Kamu tidak dibutuhk

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Bab 60 cemburu buta

    “Kamu kemana tadi? Sampai-sampai tidak tahu Khanza kesakitan kayak gitu?” Arga berbicara dengan nada tinggi. “Tadi aku… Aku lagi di kamar Lidya,” jawab Rajendra. Mendengar jawaban Rajendra, Arga tersenyum sinis. Ia semakin tidak percaya kalau Rajendra secepat itu kembali lagi pada mantan istrinya yang licik itu. “Aku tidak percaya kalau kamu memilih untuk kembali bersama mantan istrimu itu,” ucap Arga. “Sekarang kamu pulang. Kasihan Lidya, dia sendiri di rumah. Biar Khanza aku yang jaga,” ucap Arga. “Oh, iya? Demi kesehatan mental dan fisik Khanza, nanti setelah dia keluar dari rumah sakit biar dia ke rumah aku.” “Biar dia tidak jadi pengganggu diantara kamu dan Lidya yang sedang memperbaiki hubungan kalian berdua. Biar Khanza juga tidak terlalu berharap pada kamu,” ucap Arga dengan sangat tegas. Rajendra tidak menjawab. Ia akan tetap akan ada di sana temani Khanza. “Permisi, Pak? Yang mana suaminya Ibu Khanza?” tanya seorang perawat.“Saya,” Serentak Arga dan Rajendra menjawa

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Bab 59

    Rajendra merasa tidak enak di dalam kamarnya. Padahal sudah larut malam, tapi lelaki itu masih belum tidur. Ia pun berjalan keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Khanza. Sesampainya di depan pintu kamar Khanza, ia mengetuk pintu dan memanggil wanitanya itu. “Za? Khanza?” panggil Rajendra. Di dalam kamar Khanza sudah tidur. Bahkan wanita itu tidak mendengar suara ketukan pintu dan juga suara Rajendra yang memanggilnya. “Sayang? Za?” panggil Rajendra lagi. Tidak ada sahutan dari dalam kamar, Rajendra pun mencoba memutar gagang pintu dan ternyata pintu kamar tidak terkunci. Tanpa meminta izin lagi lelaki itu melangkah masuk ke dalam kamar dan tidak lupa ia menutup dan mengunci kembali pintu kamar tersebut. Setelah mengunci pintu kamar, Rajendra melangkah menuju tempat tidur. Ia tersenyum melihat wanitanya yang ternyata sudah tertidur lelap. Dengan pelan ia naik ke atas tempat tidur dan tidur di samping Khanza. Tidak mau wanitanya bangun, Rajendra dengan perlahan menyibak

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   bab 58 Harapan Palsu

    “Tumben tidak pernah ke rumah lagi,” ucap Rajendra pada Arga. “Lagi sibuk,” jawab Arga. “Oh, sibuk deketin Amel?” ucap Rajendra tanpa menoleh ke arah Arga. Sudah dua minggu temannya itu tidak pernah ke rumahnya lagi, tapi satu minggu lalu dia tidak sengaja lihat Arga jalan berdua dengan Amel, sekretarisnya. Arga terkejut mendengar perkataan Rajendra yang tahu kalau dirinya lagi dekat dengan salah satu karyawan di perusahaan temannya itu. Yaitu Amel, sekretarisnya Rajendra. Pantes saja sejak mengungkapkan perasaannya pada Lita, dia langsung menghilang ternyata lagi dekati wanita lain. Padahal katanya dia akan menunggu jawaban gadis itu, tali nyatanya dia ingkar janji dan berpaling ke wanita lain. “Lain kali jangan gantungin perasaan anak gadis orang begitu saja,” ucap Rajendra lagi. “Sudah minta anak orang buat balas perasaan kamu, tapi kamu sendiri pindah ke lain hati.” “Kamu tahu dari mana?” tanya Arga sambil tarik-tarikan kepala yang tidak terasa gatal. “Dari orangnya langs

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Bab 57 Lita Arga

    Khanza menghampiri Lita yang sedang duduk ngobrol berdua dengan Neli. Ia duduk di dekat Adiknya itu. Ada yang perlu ditanyakan pada Adiknya, ada sedikit kecurigaan yang buat dirinya penasaran dengan adiknya itu. “Lagi ngobrolin apa?” tanya Khanza. “Ini Adikmu minta mau cari kerja di luar negeri. Katanya dia sudah bosan disini,” jawab Neli. “Boleh ya, Kak. Nanti Lita belikan barang-barang mahal untuk Kakak dan Tante,” kata Lita. “Tidak. Lebih baik tidak punya barang mahal dari pada Kakak harus izinin kamu ke luar negeri,” ucap Khanza tegas. “Satu tahun saja, Kak. Nanti Lita balik lagi,” kata Lita sambil tersenyum mencoba membujukkannya. “Tidak. Kamu itu masih kecil. Usiamu saja baru 18 tahun, KTP juga belum ada. Jangan aneh-aneh.” Khansa tetap tidak mengizinkan adik kecilnya itu. “Nanti Lita urus KTP, hari ini juga bisa langsung urus KTP dan bisa langsung jadi. Enam bulan Lita magang dulu yayasan, setelah itu berangkat ke luar negeri dan kerja disana.” Lita begitu bersemangat me

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Bab 56 Khanza Lita

    Hari sudah sore dan semua orang-orang juga pada kembali ke rumah mereka masing-masing. Begitu juga dengan Khanza dan Rajendra sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Dua insan itu langsung kembali ke rumah dan tentunya kepulangan mereka disambut hangat oleh Rosa, Neli, Lita, Arga dan juga Rangga. Khanza yang baru saja tiba di rumah langsung temui adiknya dan juga tantenya. Khanza menatap lekat wajah adiknya yang akhir-akhir ini jarang istirahat, padahal adiknya lah yang sakit-sakitan. Tapi tetap memaksakan diri untuk kerja. Bahkan adiknya itu tidak pernah lagi keluar hanya untuk sekedar beli jajan. “Dek?” panggil Khanza. “Iya, Kak. Mau Lita buatkan minuman?” jawab Lita dan menawarkan untuk buatkan minum untuk Kakaknya itu. “Tidak perlu, Dek. Istirahat juga, jangan terlalu capek. Nanti kamu sakit lagi,” ucap Khanza sambil mengelus lembut punggung Adiknya itu. Lita menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada Khanza. Dia tetap tersenyum manis, walaupun tubuhnya sangat lelah. “Kaka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status