Share

22. Yang Benar Saja!

Penulis: MAMAZAN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-24 20:59:15

"I-iya Om.. Kevin mohon om tidak keberatan atas niat baik Kevin.. Dua minggu ini Kevin mengenal Eliza.. Dan Kevin semakin yakin kalau Eliza adalah tambatan hidup Kevin," ucap Kevin serius dan mengungkapkan isi hatinya.

"Hahhhh!! Yang benar saja...!" seru Papa Arif .

Eliza kaget dengan sikap Papanya. Dia merasa sangat sedih.

"Pa..." gumam Mama Vina menenangkan suaminya.

"Bagaimana mungkin Om bisa menolak niat baik kamu Kevin.. Om kagum dengan keberanian kamu!!" Lanjut Papa Arif yang membuat seisi ruangan kaget sekaget kagetnya.

Eliza yang sudah mau meneteskan air mata. Tidak jadi mengeluarkannya dan ikut terbengong.

"Jadi Om terima lamaran Kevin?" tanya Kevin memastikan.

"Tentu saja nak...!" jawab Papa Arif mantap dan menepuk bahu Kevin.

Kevin sungguh senang semua berjalan lancar.

"Tapi gimana kuliahnya Eliza Pa?" sela Mama Vina.

"Oh iya..! Betul juga...!" seru Papa Arif.

"Eliza tetap lanjut kuliah Om.. Tante.. lagi pula tinggal susun skripsi akhir.." tukas Kevin.

"Baiklah.." jawab Pap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sentuhan Panas Berujung Menikah   154. Demi Kamu

    Tian memberikan ciuman terdalamnya di mulut Nita hingga Nita dan dirinya terengah-engah pada saat Tian melepaskan pagutan mereka. Tian menyandarkan keningnya di kening Nita."Itu adalah cap kepemilikan!" ucapnya sambil tersenyum.DegPertama kali Nita melihat senyum yang terukir di wajah Tian. "Manisss...!" batinnya. Wajahnya terasa begitu panas.Ciuman pertama ya dia berikan kepada pria yang baru dia kenal tadi pagi.Tian meraih tangan Nita dan menautkan jemarinya. Kembali Nita hanya menoleh ke arah Tian."See?!" ketus Tian menghadap ke Edward."Aku tidak peduli! Dari dulu sampai sekarang Nita adalah calon istriku!" seru Edward.Nita meremas tangan Tian semakin erat. Seolah tahu dan paham ketakutan Nita. Tian melepaskan tautan tangan mereka. Tian merangkul pinggang Nita dan memeluknya dengan posesif."Hmm... Aku tidak peduli! Selamat bermimpi..!!" ketus Tian cuek dan memutar tubuhnya dan Nita meninggalkan Edward yang seperti patung.Akhirnya mereka tiba di parkiran. Nita pun sudah te

  • Sentuhan Panas Berujung Menikah   153. Dia Kekasihku

    Tian melihat ke jam tangan mewahnya. "Ck! Sudah lebih lima belas menit!" gerutunya.Sebelum ke parkiran, Nita menyuruh Tian untuk duluan ke mobil. Karena dia harus mampir ke toilet wanita.Walaupun dengan wajah kesal, Tian pun menunggu Nita dengan sabar."Sial! Mana aku gak tahu nomornya si bar bar!!" sesal Tian, yang berubah menjadi khawatir karena sudah hampir tiga puluh menit Nita belum kembali juga.Dengan cepat Tian mengunci mobilnya dan berlari ke arah toilet wanita.Terlihat seorang pria sedang berdiri tepat di depan pintu toilet.Tian pun ikut berdiri menunggu Nita, karena tidak mungkin dia menerobos ke dalam.Lima menit...Sepuluh menit..."Sampai kapan kamu mau bersembunyi di dalam!" seru pria di samping Tian, membuat kening Tian berkerut.Dan saat ini ada dua pintu toilet yang tertutup."Sial, apa aku salah tempat!" gumam Tian dan hendak berjalan ke toilet bagian paling ujung, namun pintu toilet tersebut terbuka dan seorang wanita paruh baya yang keluar membuat langkah Ken

  • Sentuhan Panas Berujung Menikah   152. In Paris #3 (21+)

    #Flashback Sebelum Ke Bandara#"Mom... aku titip Celina ya..." pamit Rubi ke Mama Mertuanya."Iya sayang, Celina aman bersama Mommy, lagi pula ada Tian dan Nita yang bantuin Mommy..." balas Margareth dengan senyuman merekah di wajahnya."Dan selamat menikmati hadiah dari Mommy...!" ujar Margareth sambil mengedipkan mata."Hadiah?" beo Ken dan Rubi tidak mengerti."Sudahh... pergi sana... nanti ketinggalan pesawat!" seru Margareth asal."Ok Mom!" patuh Rubi dan Ken kemudian masuk ke dalam mobil.Pasalnya satu bulan lalu, ketika Margareth tahu kalau Rubi menerima lamaran Ken.Margareth memanggil Rubi ke Rumah Sakit untuk melakukan perawatan di bagian kewanitaannya. Dengan dalih perawatan pasca melahirkan. Rubi yang tidak punya pengalaman percaya saja kepada wanita yang sudah dia anggap seperti orang tuanya.Tanpa sepengetahuan Rubi dan Ken. Margareth melakukan operasi selaput dara untuk Rubi.Operasi selaput dara adalah prosedur bedah plastik yang bertujuan untuk memperbaiki atau mereko

  • Sentuhan Panas Berujung Menikah   151. In Paris #2 (21+)

    Di jilatnya dengan perlahan, gerakan memutar di sekitar putingnya membuat Rubi menaikkan mata hitamnya karena sensasi nikmat luar biasa.Hap... uhmmmKen melumat puting Rubi secara bergantian dan di remasnya dengan lembut, digigitnya sedikit untuk memberikan Rubi sensasi yang berbeda. Dan benar saja, Rubi tidak berhenti mendesah dan meliukkan badannya karena sensasi dari permainan lidah Ken di sekitar payudaranya."Ah Ken... Enak banget... more please..." racau Rubi yang membuat Ken tersenyum bahagia karena berhasil membuat Rubi merasa enak.Ken berhenti dan melepaskan semua pakaiannya tanpa sisa. Kini mereka berdua saling menatap kagum dengan tubuh masing-masing.Timun Ken yang sudah tegap ber diri begitu besar. Membuat Rubi meneguk kasar salivanya. Baru kali ini dia melihat milik pria sebesar itu."Can i have you now... My wife...?" suara berat Ken yang kini berada tepat di atas tubuh Rubi."I'm yours my husband..." balas Rubi sambil tersenyum penuh cinta ke arah suaminya.Ciuman da

  • Sentuhan Panas Berujung Menikah   150. In Paris (21+)

    "Titip Celina ya Nita, Tian..." ucap Rubi sebelum masuk ke pintu keberangkatan."Aku aja sudah cukup kok jagain Celina!" ketus Nita tanpa menoleh melihat Tian."Siapa juga yang sudi jagain Celina bareng cewek Bar-Bar! Celina pasti lebih milih Uncle Tiannya yang tampan dan rupawan ini!" sela Tian dengan wajah sengaknya."Idih... Uncle songong iya!" balas Nita.Rubi dan Ken hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Tian dan Nita."Jangan terlalu benci.. Nanti jadi bucin loh!" goda Ken dan tertawa di susul oleh tawa Rubi."AMIT-AMIT!!" seru Nita dan Tian bersamaan."Sudah... sudah... bantuin Mommy ya Tian! Aku percaya sama kamu!" seru Ken dan Tian hanya mengangkat jempolnya ke atas.Rubi dan Ken pun meninggalkan Tian dan Nita yang masih saja beradu argumen."Gak bakal ada masalah sama Nita dan Tian kan?" tanya Rubi khawatir."Kamu tenang saja sayang... Lagi pula ada Mommy, Tian tidak berkutik di depan Mommy..." jawab Ken lembut."Hmm, baiklah..." jawab Rubi dan tersenyum."Mulai sekaran

  • Sentuhan Panas Berujung Menikah   149. Si Penjinak

    "Dasar cowok gilaaa!" kesal Nita hendak mengambil Celina dari tangan Tian."Jangan sentuh-sentuh ponakanku!" seru Tian. Dan menjauh dari Nita. Di angkatnya Celina tinggi-tinggi."What!" kejut Nita.Gigle gigleeeTawa Celina begitu geli, membuat Nita dan Tian terdiam melihat wajah Celina yang begitu menggemaskan karena tertawa."Ehh ponakan! Gak mungkin Celina punya uncle songong kayak kamu! Celina itu ponakanku!" seru Nita dan kembali ingin mengambil Celina yang sudah terdiam.Dan Tian kembali menghindar dan mengangkat Celina kembali.Giggle gigleeCelina kembali tertawa. Membuat Nita dan Tian juga ingin tertawa. Tapi mereka berusaha menahan diri."Celina tidak mungkin punya aunty bar-bar kayak kamu!" ketus Tian tidak mau mengalah."Kamuu!!" seru Nita dan menendang betis Tian."Aohhh! Kamu!" teriak Tian. Dan langsung menyimpan Celina ke ranjangnya.Bugh... Tian melempar bantal ke arah Nita."Kau!"BughNita memukul Tian dengan bantal. Akhirnya mereka berdua saling membalas.Giggle gig

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status