Mag-log inMalam itu, Rania terlihat berbeda. Sejak kembali dari kandang kerbau, ia sudah mondar-mandir di dapur kecil rumah Yetty. Rambutnya diikat seadanya, wajahnya terlihat lelah, tapi matanya berbinar. Sebuah semangat yang tidak ia sadari sendiri dari mana datangnya. Mungkin juga dari hormon kehamilannya yang entah mengapa meletup-letup, seolah kedua janinnya juga ikut bersemangat. "Kau memasak banyak sekali, ada perayaan apa hari ini?" seru Rendy yang baru masuk ke dapur. "Tidak ada perayaan apa-apa, hanya ingin saja. Sana, kau mandi dulu saja! Bau kerbaunya masih tertinggal di bajumu." Rendy langsung mengangkat tangan dan mencium aroma dirinya sendiri. "Mana ada bau kerbau? Aku tidak ikut memegang kerbau. Tapi memang aku berkeringat setelah membereskan sisa hasil panen yang tadi. Tapi Kak Lucas masih memakai kamar mandi, aku menunggu dia selesai." Rania terdiam sejenak mendengar nama itu. Ada sesuatu yang bergejolak dan meloncat di hati dan perutnya. "Oh, kalau begitu, tunggu dia sa
"M-memandikan kerbau?" Lucas benar-benar syok mendengar ia harus memandikan kerbau. Sungguh, ia tidak pernah membayangkan bagaimana cara memandikan kerbau dan haruskah hewan besar itu dimandikan? "Ah, maaf, Bu Yetty, tapi bosku ... dia tidak pernah menyentuh kerbau sebelumnya ...." Surya berniat membela Lucas, tapi Lucas langsung menggeram marah dan meliriknya sampai Surya pun tidak berani bicara lagi. "Ada apa? Kau keberatan?" tanya Yetty tiba-tiba. "Baru saja kau bilang akan menuruti apa pun yang Rania inginkan. Dia itu sedang ngidam. Kalau sebagai pria, kau tidak bisa memenuhi ngidamnya Rania, bagaimana Ibu bisa menyerahkan anak Ibu padamu?" Lagi-lagi ucapan Yetty melecut semangatnya. "Siapa bilang aku keberatan, Ibu? Dan aku bersungguh-sungguh. Itu ... tentu saja aku akan melakukan apa pun untuk memenuhi ngidamnya Rania. Tapi ... apa tidak ada hal lain yang kau inginkan selain ... kerbau?" Lucas menatap Rania penuh harap. Walau sudah berjanji akan menuruti apa pun, tapi tida
"Eh, Rania, di mana Pak Lucas? Bukankah semalam dia menginap? Mengapa rumah kosong!"Surya menunggu Lucas di depan rumah Rania pagi itu. Lucas sendiri sempat menelepon Surya semalam dan memberitahu kalau ia akan menginap. Surya pun disuruh mengantarkan baju untuk Lucas, tapi tidak ada orang di rumah. Sampai Rania muncul di sana dan Surya pun langsung tersenyum lebar, tapi Rania tidak balas tersenyum. "Dia sedang memamerkan aurat pada para gadis desa!" jawab Rania ketus. Surya sampai menganga sejenak mendengarnya. "A-apa maksudnya? Pamer aurat bagaimana?" "Lihat saja sendiri! Dasar pria genit!" geram Rania yang langsung masuk ke rumah. "Eh, tunggu, tapi dia ke mana?" tanya Surya yang tidak dianggap lagi oleh Rania. Surya akhirnya mencoba bertanya pada tetangga dan ia pun diantar ke ladang. Surya sempat kaget dan panik melihat bosnya dengan penampilan yang tidak biasa, baju ketat menempel di tubuh karena keringat. Celana super ketat yang penuh tanah, tangan dan kaki yang juga belep
Lucas berganti baju lagi pagi itu. Lagi-lagi ia memakai baju Rendy dan pagi ini, rasanya makin tidak nyaman. Kaos lengan panjang abu-abu yang dipinjamkan Rendy itu tetap kekecilan, lengannya tidak menutup seluruh lengan Lucas. Celana panjang hitam yang seharusnya pas di Rendy, di Lucas juga menggantung canggung di mata kaki dan bahannya sangat ketat sampai Lucas tidak nyaman. "Rendy, celana ini ketat sekali." "Itu bahannya saja, Kak. Tapi aslinya tidak ketat, kau tetap bisa bergerak bebas." Lucas pun masih terus menarik celananya saat Yetty sudah memanggilnya dari luar rumah. "Ayo cepat! Ibu sudah siap!" panggil Yetty."Bu Yetty mau panen ya?" sapa tiga orang gadis yang mendadak menghampirinya. Tiga gadis itu adalah anak tetangganya yang mendadak kegenitan melihat ada pria tampan datang, apalagi melihat mobil mengkilap yang masih terparkir di depan rumah. "Iya, kami mau panen, aku akan minta bantuan dari teman Rania." "Katanya calon suami, apa itu benar, Kak Rania?" tanya para
Lucas berdiri sambil menghela napas panjang setelah ia mandi malam itu. Ia memakai baju Rendy. Tubuh Rendy masih kurus sehingga bajunya juga seukuran tubuhnya, tapi terasa sangat ketat di tubuh berotot Lucas. Apalagi celananya, celananya panjang. Hanya saja, Lucas lebih tinggi dari Rendy dan membuat celana panjang yang ia pakai saat ini terlihat seperti orang kebanjiran. Rania sampai menahan senyum melihatnya, sedangkan Rendy sendiri langsung tertawa terbahak-bahak. "Haha, bajuku kekecilan! Tapi bagaimana caranya kau membentuk otot ini, Kak? Aku tidak menyangka kau punya otot seperti ini. Saat kau memakai kemeja, ototnya sama sekali tidak terlihat," seru Rendy mengagumi otot Lucas. Saat pertama kali Rendy tahu Lucas bertunangan dan membuat Rania keluar dari Skyline, Rendy sangat kesal pada Lucas yang seolah memberi harapan palsu pada kakaknya itu. Namun, seiring berjalannya waktu, apalagi setelah melihat kesuksesan kakaknya setelah keluar dari Skyline, rasa kesal itu hilang. Mun
Bahkan kalau Rania pergi, Lucas akan mengejarnya sampai ke ujung dunia sekalipun. Itu janjinya. Rania boleh terus pergi, tapi Lucas akan terus mengejar. Lucas akui hatinya sempat sangat kacau dua hari kemarin. Bertengkar dengan Rania membuatnya kesal luar biasa. Ia butuh waktu untuk menenangkan dirinya, tapi bukan berarti ia tidak menginginkan Rania lagi. Karena itu, saat tahu dari Sissy kalau Rania cuti untuk pulang kampung, Lucas langsung menyusulnya. Lucas membawa banyak oleh-oleh dan berniat menjemput Rania, sekaligus langsung bertemu Yetty untuk mengungkapkan kesungguhannya. Lucas tahu Rania tidak yakin padanya. Sekalipun Lucas sudah menunjukkan sikap, wanita itu masih tetap tidak yakin. Karena itu, Lucas akan meyakinkannya melalui keluarga wanita itu. Dan di sinilah Lucas, berdiri di depan pintu rumah Rania, tapi malah dikelilingi para tetangga. Rumah di kampung Rania berjejer dan orang-orang berkumpul santai sambil duduk di berugak depan rumah di malam hari. Saat Lucas d







