Share

Bab 18 s2

Author: Mommy_Ar
last update Last Updated: 2025-11-24 13:41:07

Jam istirahat akhirnya tiba. Bel sekolah berdenting, disusul hiruk-pikuk para siswa yang langsung menyerbu kantin.

Suara tawa, teriakan memanggil teman, dan langkah kaki yang tergesa memenuhi koridor sekolah.

Namun di tengah keramaian itu, Kayla berjalan sendirian tenang, tidak tergesa, seolah dia hidup di dunia yang berbeda dari orang lain.

Tas kecilnya tersampir di bahu, tangan satunya membawa buku yang sejak tadi ia baca.

Ia menuju perpustakaan, tempat yang baginya jauh lebih berharga daripada tempat paling ramai sekalipun.

Tempat itu adalah zona aman; tempat di mana ia tidak merasa asing, tidak merasa “berbeda”.

Ketika masuk, perpustakaan penuh dengan aroma buku lama dan udara dingin dari AC.

Beberapa murid memilih tidur, beberapa sibuk mengerjakan tugas, namun tidak ada satu pun yang benar-benar peduli pada kedatangannya.

Kayla mengambil tempat di meja pojok dekat jendela tempat kesukaannya.

Dari sini, ia bisa melihat halaman sekolah tanpa ha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Mommy_Ar
𝑚𝑎𝑎𝑓 𝑦𝑎, 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑖𝑏𝑢𝑘 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 40 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑚, 𝑛𝑒𝑛𝑒𝑘. 𝑗𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑖𝑏𝑢𝑘 ......... 𝑛𝑎𝑛𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑏𝑢𝑘, 𝑐𝑟𝑎𝑧𝑦 𝑢𝑝, 𝑖𝑛𝑠𝑦𝑎𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑎 ......
goodnovel comment avatar
Bundanya Khaliza
kak sekarang up nya cuma 2 x ya
goodnovel comment avatar
enur .
uwwoow seperti ny Kayla akan menyukai Arion hihihi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 75 s2

    ‘’Apa dia habis makan sesuatu?’’‘’Ah iya Dok, dia baru saja makan buah persik,”“Iya, kemungkina besar, dia alersi buah persik,’’ jawab dokter tenang. “Tapi syukurlah cepat diketahui, jadi bisa segera ditangani.”Kata-kata itu menghantam Marsha begitu keras. Tubuhnya langsung mematung.Buah persik.Tangannya refleks menatap buah yang masih ada di piring kecil di atas meja. Wajahnya pucat, dadanya sesak. Ingatannya melayang jauh ke masa lalu ke ruang UGD lain, ke bau antiseptik yang sama, ke dirinya sendiri yang terbaring lemah bertahun-tahun lalu karena reaksi alergi yang sama.“Alergi… persik…” gumamnya lirih, nyaris tak bersuara.Kenapa sama? Kenapa Kayla memiliki alergi yang sama persis dengannya?Marsha terduduk lemas di kursi. Tangannya gemetar hebat, napasnya tak beraturan. Hatinya berdegup tak karuan, bukan hanya karena panik tapi karena ketakutan yang jauh lebih dalam, lebih mengerikan.Matanya menatap Kayla yang kini mulai stabil, n

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 73 s2

    Di dalam kamar yang sunyi, Miko bersandar pada pintu. Dadanya naik turun, napasnya masih tidak beraturan. Amarah, kecewa, dan rasa sakit bercampur jadi satu, menyesakkan dada.Tangannya gemetar saat merogoh ponsel dari saku celana. Tanpa ragu, ia menekan satu nama yang sejak dulu selalu jadi tempatnya mencari jawaban, Om Edwin.Panggilan tersambung setelah beberapa dering.“Hemm, kenapa Miko?” suara di seberang sana terdengar tenang, tapi ada nada heran.“Om,” suara Miko terdengar berat dan tertahan.Edwin langsung mengernyit, firasat buruk menyelusup. “Kenapa kamu? Suara kamu nggak beres.”Miko mengusap wajahnya kasar. Matanya memerah, bukan hanya karena marah, tapi juga karena rasa dikhianati.“Om… emang dia beneran adik Miko?” suaranya menurun, nyaris berbisik. “Di mana sebenarnya Om nemuin dia?”“Siapa?” Edwin terdiam sejenak. “Mikha?”“Hemm…” jawab Miko singkat.“Kalian berantem?” tanya Edwin hati-hati.Miko tertawa kecil, getir.

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 74 s2

    Hari demi hari berlalu sejak kejadian di hutan itu. Kayla masih terbaring di rumah sakit, menjalani perawatan intensif. Tubuhnya perlahan membaik, tapi bekas kejadian itu masih tertinggal bukan hanya di fisiknya, melainkan juga di hatinya.Hari ini, Marsha akhirnya menyempatkan diri datang ke rumah sakit.Sejak malam pertengkaran dengan Miko, satu kalimat itu terus terngiang di kepalanya: Kayla hampir mati.Entah kenapa, kalimat itu seperti menekan dadanya. Ada rasa sesak yang tidak bisa ia jelaskan. Padahal Kayla bukan siapa-siapa baginya hanya teman sekolah anaknya. Namun rasa khawatir itu terlalu nyata untuk diabaikan.Begitu melangkah masuk ke ruang perawatan, Marsha langsung melihat sosok Kayla yang terbaring pucat di ranjang rumah sakit. Tubuh gadis itu tampak jauh lebih kecil dari yang ia bayangkan. Selang infus terpasang di tangannya, napasnya teratur namun lemah.Hati Marsha langsung terenyuh.“Kayla…” panggilnya pelan, hampir berbisik

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 72 s2

    “Miko!!!” teriak Marsha histeris dari ujung lorong. “Astaga Miko, lepasin Mikha!”Marsha berlari tergesa ke arah mereka, wajahnya pucat karena panik.“Rafiiii! Cepetan naik!” teriaknya lagi dengan suara bergetar.Langkah kaki terdengar cepat dari lantai bawah. Rafi yang mendengar keributan itu langsung berlari naik ke lantai dua, wajahnya penuh kebingungan dan kaget melihat pemandangan di hadapannya.Miko yang dipenuhi amarah, Mikha yang menangis ketakutan, dan Marsha yang hampir kehilangan kendali.Setibanya Rafi di lantai dua Pemandangan di depannya membuat darahnya langsung mendidih.Miko berdiri dengan rahang mengeras, tubuhnya menegang penuh amarah, sementara Mikha terhimpit di sudut tembok, wajahnya pucat, air mata sudah membasahi pipinya.Rafi segera menarik tubuh Miko, berusaha memisahkan keduanya. Namun amarah Miko sudah terlanjur meledak. Tatapannya masih tertuju tajam pada Mikha, seolah menunggu satu pengakuan yang tak kunjung keluar dari bibir adik kembarnya itu.“Miko le

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 71 s2

    Camping itu akhirnya benar-benar berakhir dengan cara yang tak pernah dibayangkan siapa pun.Bukan dengan tawa, api unggun, atau kenangan manis seperti rencana awal melainkan dengan sirene ambulans yang meraung memecah hutan.Tubuh Kayla yang lemah segera ditangani oleh tim medis. Selimut darurat membungkusnya rapat, sementara infus dipasang dengan cepat. Arion tak pernah melepaskan genggaman tangannya sejak mereka ditemukan. Wajahnya pucat, matanya merah, napasnya masih belum stabil antara lega dan trauma yang belum sepenuhnya reda.Ambulans melaju membawa Kayla dan Arion menuju rumah sakit terdekat.Sementara itu, para siswa lain dipulangkan menggunakan bus sekolah.Tak ada yang bersuara.Tak ada yang bercanda.Semua tenggelam dalam pikiran masing-masing.Di kejauhan, lampu ambulans yang membawa Kayla semakin mengecil, hingga akhirnya menghilang dari pandangan.Dadanya terasa sesak.Ada lega karena Kayla selamat.Tapi juga ada rasa bersalah, marah, dan firasat buruk yang terus meng

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 70 s2

    Kayla menangis di pelukan itu. Tangis yang bukan hanya tentang malam tadi, tapi tentang rasa takut kehilangan, rasa malu, rasa tidak berdaya. Namun di antara isakannya, ada satu hal yang tetap ia rasakan Arion tidak menjauh. Tidak pergi. Tidak menghindar. Dan di gua kecil yang dingin itu, di tengah hutan yang masih membungkam mereka, dua hati yang sama-sama terluka hanya bisa saling berpegangan, menunggu hari benar-benar terang dan jawaban perlahan datang. ** Suara itu kembali terdengar, kali ini lebih jelas, memantul di dinding gua dan menyusup di antara pepohonan hutan yang rapat. “Kaylaaaa…!” “Arionnn…!” Kayla yang sejak tadi bersandar lemah di dada Arion, refleks menegakkan tubuhnya meski rasa nyeri langsung menjalar di sekujur badan. Matanya membola, napasnya tercekat. “Itu…” suaranya nyaris tak terdengar, “…itu suara Miko.” Arion ikut menahan napas. Dia memejamkan mata sejenak, memusatk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status