Share

43. SPSG

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2025-08-01 22:28:28

"Duh ... gimana ini," batin gadis itu mendekat. Pelan mulai mengolesi krim di tempat yang Saga tunjuk. Sebenarnya Nada tidak nyaman, tetapi terpaksa melakukan daripada suaminya rewel begini.

"Lebih ke atas lagi, nah situ, agak ditekan, pelan aja sakit," ujarnya memberi arahan. Sudah untung dibantuin, ternyata cerewet sekali.

Nada langsung beranjak mencuci tangannya lalu bergegas ke kamar tanpa sepatah kata pun.

"Lah, aneh banget tuh cewek, cuma disuruh gini doang semengut kaya dunia mau runtuh."

Pria itu sampai beristighfar banyak-banyak kala mendengar pintu yang dikunci begitu saja.

"Seriusan dikunci? Biarpun dibuka selebar pintu juga aku nggak bakalan masuk kali. Memangnya siapa juga yang mau satu kamar denganmu," ujar pria itu terdengar sengak.

Saga langsung ke kamarnya bersiap tidur. Tubuhnya lelah, tetapi kenapa malah matanya tidak mengantuk, apa gegara tadi sempat konsumsi caffeine.

Pria itu kembali keluar, kali ini sembari menenteng rokok di tangannya. Dia b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
jihandwiannisa110
dasar anaknya pak dosen nyebelin poolll
goodnovel comment avatar
Liyan Damiyanti
bucin duluan ini mah kayanya
goodnovel comment avatar
baimibrahim
yang bikin betah bukan kamarnya tapi karena ada nada coba ntar tukeran kamar pasti kamu rusuh balik ke kamar yg ada nadanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 45. SPSG

    "Nad, kenapa diem aja, tolong jangan nangis," ucap Aksa mendekat. Tidak bisa menahan diri untuk membiarkan kekasihnya bersedih. Pria itu mengusap air mata yang membasahi pipinya, tetapi justru itu yang membuat Nada makin terasa lara. Dia sedikit memberi jarak, takut tidak bisa menahan perhatian yang makin membuat hatinya nelangsa. "Katakan sesuatu, kenapa ini bisa terjadi? Musibah apa, Nad? Apa kamu dijodohkan?" tandas pria itu lembut. Berusaha menenangkan Nada yang semakin tergugu. Nada terdiam, tidak mungkin rasanya dia mengatakan aib dirinya. Biarpun itu tidak disengaja dan pyur musibah, tetap saja dia merasa rendah diri. Aksa pasti akan lebih kecewa kalau tahu kejadian yang sebenarnya. Biarlah tetap seperti ini, dia hanya ingin perpisahan secara damai. "Mas, itu ceweknya kenapa dibikin nangis gitu?" tanya seseorang yang kebetulan ada di sekitar sana. Rupanya sangat penasaran dengan pasangan muda mudi itu. Nada yang mendengar itu langsung tersadar bahwa dia sedang di

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 44. SPSG

    "Sama aja sih, punya istri sama tidak punya istri. Apa-apa juga masih ngelakuin sendiri. Ini malah berangkat tidak pamit sama sekali. Nada apaan sih, sengaja kayaknya nih anak bikin aku males sama dia." Pagi-pagi Saga sudah mendumel kesal, sepertinya dia harus laporan sama ibu dan mertuanya kalau ditelantarkan istrinya. Ya, dengan begitu bukan hanya dirinya yang disalahkan. Terutama Mom Zee kalau ada apa-apa suka sekali nyalahin dirinya. Pria itu tumben-tumbenan menelfon, entahlah, hati dan otaknya seolah memerintah tangannya untuk mendial nomor istrinya. *** "Di mana? Lama banget sih cuma angkat telfon doang." "Baru sampai kampus. Ada apa telfon?" "Ya kamu berangkat, berangkat aja, istri macam apa kamu ini. Pulang sekarang nggak mau tahu." "Aku ada kuliah Kak, lagian dalam perjanjian kita nggak ada tuh kegiatan urus mengurusi. Kenapa jadi kaya suami beneran yang mau diurusin istrinya. Kan Kak Saga yang nggak mau." Kenapa Saga bersikap demikian. Mungkin karena dia b

  • Sentuhan Panas Senior Galak   43. SPSG

    "Duh ... gimana ini," batin gadis itu mendekat. Pelan mulai mengolesi krim di tempat yang Saga tunjuk. Sebenarnya Nada tidak nyaman, tetapi terpaksa melakukan daripada suaminya rewel begini. "Lebih ke atas lagi, nah situ, agak ditekan, pelan aja sakit," ujarnya memberi arahan. Sudah untung dibantuin, ternyata cerewet sekali. Nada langsung beranjak mencuci tangannya lalu bergegas ke kamar tanpa sepatah kata pun. "Lah, aneh banget tuh cewek, cuma disuruh gini doang semengut kaya dunia mau runtuh." Pria itu sampai beristighfar banyak-banyak kala mendengar pintu yang dikunci begitu saja. "Seriusan dikunci? Biarpun dibuka selebar pintu juga aku nggak bakalan masuk kali. Memangnya siapa juga yang mau satu kamar denganmu," ujar pria itu terdengar sengak. Saga langsung ke kamarnya bersiap tidur. Tubuhnya lelah, tetapi kenapa malah matanya tidak mengantuk, apa gegara tadi sempat konsumsi caffeine. Pria itu kembali keluar, kali ini sembari menenteng rokok di tangannya. Dia b

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 42. SPSG

    Entahlah rumah tangga seperti apa yang sedang mereka jalani. Tetapi begini keadaanya, mereka sama-sama dihadapkan dalam situasi yang seharusnya belum siap dan terpaksa menjadi calon orang tua. Nada langsung beranjak ke kamar. Lumayan juga dan sepertinya kasur ini nyaman. Pas seperti dugaannya, tidak jauh berbeda di kamarnya. Sejenak perempuan itu menjatuhkan bobot tubuhnya di sana, merebah dengan posisi miring. Kalau tidak menyadari ingin melakukan banyak hal, rasanya ingin tidur saja. Hidup sudah berat, jangan dibikin pusing. Bagi Nada tak ada pilihan menarik, maju kena, mundur sama saja. Kondisinya saat ini memang harus mempunyai suami agar terlihat normal. Biarpun mungkin akan perang batin setiap hari. Saking penatnya hari ini, tanpa sadar Nada terlelap sampai waktu maghrib. Dia langsung bergegas bangun, lalu bersih-bersih. Baru mengeluarkan semua pakaiannya dari koper. Bertahap saja untuk dirapihin ke lemari. Sementara Saga di kamarnya dengan fasilitas lengkap dan ranjang

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 41. SPSG

    "Ya ampun ya ampun ... jadi beneran kamu udah nikah? Lagi hamil? Kok bisa nggak undang kita. Nggak bener ini, gimana ceritanya." Raisa dan Nimas terkaget-kaget. Memang benar kenyataannya begitu, Nada tidak bisa menyembunyikan statusnya, kehamilannya akan tetap terlihat. Daripada nantinya menjadi gujingan orang, dia war lebih dulu sembari mempersiapkan ke depannya. "Ya nggak gimana-gimana, emang itu kenyataannya. Jadi, mungkin kalau ke depannya tidak sebebas dulu harap dimaklumi." "Oke, oke, tapi suami kamu siapa?" tanya Raisa kepo akut. Dia masih menyayangkan perihal hubungannya dengan Aksa. "Hah, dia ... nggak usah disebut deh." "Lih ... pakai rahasia segala. Jangan bilang kamu dijodohin terus parahnya nggak cinta lagi." "Ya emang belum ada rasa. Tapi itu nggak usah dibahas, aku mau fokus sama kehamilan aku." "Nah, nah, bener kan? Terus kenapa bisa hamil?" tanya Raisa lagi cukup valid. Logika saja, kalau belum saling sayang kenapa nggak dipending dulu hamilnya. "Is

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 40. SPSG

    "Balikin kunci motornya, resek banget sih." "Ambil kalau bisa," ujar pria itu mulai pandai bermain-main. Asyik juga ternyata jailin istrinya. Berasa punya hiburan gratis, apalagi melihat wajahnya yang muram. Entahlah sejak kapan Saga mulai tertarik untuk usil. "Kak, tolong dong, ini udah siang. Aku bisa telat," pinta Nada kesal. Apa banget pria satu ini, maunya apa Nada sungguh tidak paham. "Ya udah, bareng kan bisa," ujarnya santai. Memasukan kunci motornya ke saku celana depan. Membuat Nada tidak berani meminta. "Oke, tapi aku nggak mau diturunin di jalan." Capek banget ngadepin si kating resek ini. Dia pikir, semuanya harus menurutinya. Tanpa paham kalau yang bersangkutan tidak senang. "Valid, biar apa? Terus kalau ada yang nanya kamu mau jawab apa? Nggak mungkin kan jawab bareng suami." "Menurut Kakak?" "Ya harusnya jangan lah, takutnya kamu dibully karena bisa jadi kita nggak selevel. Kasihan, kamu lagi hamil jadi harus baik-baik tuh jagain. Jangan sampai stre

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status