Share

Bab 153. SPSG

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2025-10-17 15:58:04

"Pelan sayang, sakit," keluh Saga saat Nada menarik kausnya. Sangat penasaran kenapa suaminya sampai mengaduh.

"Bunda dan ayah lagi ngapain?" tanya Zea langsung membuat keduanya menoleh kaget. Anak kecil itu sudah terduduk menyorot dengan keponya.

"Zea, kamu kok bangun?" Nada urung mengecek luka suaminya. Untung pakaian Saga belum kelepas sempurna, bisa salah paham Zea dikira lagi ngik ngik.

"Em, pipis Bunda," ujar anak itu masih penasaran kenapa ibunya buka baju ayahnya.

Nada langsung menggendong putrinya ke kamar mandi, setelah kembali ke ranjang bukannya bobo lagi malah sibuk menanyakan perihal tadi.

"Bunda kenapa lepasin baju ayah?" tanya anak itu masih penasaran.

"Eh, tadi ayah ngeluh sakit pundaknya, mau bunda cek. Kalau sakit harus diobatin. Kasihan ayah Zea," jelas Nada lembut. Putri kecilnya sedang apa-apa kepingin tahu, jadi harus dijelaskan dengan bahasa yang santun.

"Ayah sakit?" tanya bocah pintar itu kini beralih ke ayahnya.

"Iya, pundak ayah sakit, Zea b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Ziechumaira
hari ini libur atau up kak?
goodnovel comment avatar
Liyan Damiyanti
belum up ya
goodnovel comment avatar
Suryat
mulai nyaman dan terbiasa ya Nad.. semoga bahagia terus kalian...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 163. SPSG

    Orang tua Nada dan Saga pulang sore hari hampir berbarengan. Mereka menitipkan banyak pesan dan wejangan untuk putra-putrinya. "Zea ikut," ajak Mama Zee yang langsung ditolak. "Enggak, mau di rumah ayah," jawab bocah kecil itu sembari memeluk boneka kesayangannya. "Hati-hati Ma, kapan-kapan ke sini lagi." "Ya, baik-baik ya kamu di sini. Ingat, nurut sama suami kamu. Kalau mau apa-apa ngomong, biar Saga ngerti." Menikah itu harus banyak mengobrol, dari hal yang tidak penting menjadi penting. Pokoknya apa pun harus dikomunikasikan berdua. Semoga saja dengan masa lalu mereka yang telah dilewati, ada banyak hikmah di dalamnya. "Ayo Zea masuk!" ajak Nada menuntutnya. Bocah kecil itu mengangguk, lalu berjalan pelan masuk ke rumah. Saga mengekor di belakangnya. Sisanya beres-beres bersama karena rumah sedikit berantakan. "Sayang, biar aku saja, kamu urusin Zea sudah petang." "Iya Mas, ayo Zea mandi!" "Mau sama ayah," ujar anak itu sengaja menunggu bapaknya. "Ya udah bentar

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 162. SPSG

    Duh ... Maka mancing-mancing saja, Nada tidak bisa berkata-kata lagi. Bu Hira dan Pak Arya ikut room tour melihat setiap detail ruangan sembari mengumandangkan adzan. Konon katanya masuk rumah pertama itu harus disambut agar penuh dengan keberkahan yang menghuninya. "Tidak terlalu jauh kan Pa, dari rumah. Bisa banget sesekali mampir nengokin Zea.""Ya, terima kasih Saga, sudah memberikan tempat tinggal yang layak huni. Semoga rumah tangga kalian selalu diberkahi. Rukun-rukun ya, papa cuma bisa mendoakan yang terbaik."Masa lalu yang pernah ada, cukup menjadi pembelajaran hidup yang berharga. Beliau berharap dengan doa tulus untuk kebaikan mereka. Karena baru pertama masuk, belum ada stok makanan apa pun, Saga sengaja sekali memesan makanan untuk makan siang sekaligus menjamu kedua mertuanya. "Belakang sana masih luas sekali Ga, bisa dimanfaatkan untuk kebun belakang," tunjuk Pak Arya melihat-lihat sampai halaman belakang. "Iya Pa, rencananya begitu. Biar bundanya Zea betah tingga

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 161. SPSG

    "Cuma nanya Ma, mengingat kabarnya Raisa mau menikah dengan Aksa," jawab perempuan itu tidak ada apa pun. Kenapa Raisa tidak mengabari lewat telfon saja. Bukankah nomor Nada tidak pernah ganti. Menunggu tanpa komunikasi jelas membuatnya tidak mengerti. Tapi jujur, dia juga ingin bertemu dengan sahabat lamanya itu. Ingin sekedar berkabar, apa pun hubungannya Raisa dengan Aksa, Nada tidak akan andil apa pun. Tentu saja dia mendukung walaupun lumayan surprise juga. "Raisa menikah dengan Aksa?" tanya Mama Hira kaget. Namun, detik itu juga langsung merubah ekspresi wajahnya. Syukurlah kalau mantan terindah anaknya sudah mau berkeluarga. Bukannya beliau tidak suka, tetapi ada Saga dan Zea yang jelas-jelas tengah menjemput kebahagiaan bersama. Bu Hira tidak membenci siapa pun, sikapnya kemarin hanya mengantisipasi saja. Tetiba tahu kalau ternyata sudah mau berkeluarga, tentu saja merasa senang. Mendoakan yang terbaik untuk kedepannya. "Iya, Mama tidak tanya keperluan Raisa apa? Dia

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 160. SPSG

    Wanita memang ahli sejarah, biarpun sudah berlalu memorinya masih menyimpan begitu tajam. Apalagi tentang hal yang tidak mengenakan. Saga harus banyak sabarnya, karena Nada juga pasti bakalan sulit melupakan begitu saja walaupun sudah dipupuk dengan sejuta perhatian baru. Di saat yang bersamaan, Nada dipanggil untuk diperiksa ke dalam. Yang tadinya Saga mau menimpali dengan sabar, atensinya teralihkan langsung berdiri mengekor istrinya masuk. Serangkaian pemeriksaan dijalani Nada ditemani suaminya. Pria itu memperhatikan dengan teliti. Tidak mau ketinggalan info penting sedikit pun. Setelah diperiksa Nada pindah ke meja konsultasi. Perempuan itu ternyata tensinya sangat rendah. Pantesan kaya kliyengan seperti itu. Nada juga melakukan serangkaian test untuk mengetahui hamil atau tidak, ternyata gejala mual yang dideritanya lantaran efek dari pil kontrasepsi. "Hasilnya negatif Ibu, Anda tidak hamil. Darah Anda sangat rendah, ini yang menyebabkan kliyengan." "Alhamdulillah

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 159. SPSG

    Sedari bangun tidur, Nada sudah merasa tidak nyaman. Perutnya eneg, agak mual dan pusing. Persis seperti gejala orang hamil muda. Dia pun sempat bingung kenapa demikian. Padahal jelas-jelas Nada minum pil kontrasepsi. Andai saja hari ini tidak ada urusan ke rumah sakit nganter Zea, Nada memilih tidur lagi karena sangat tidak nyaman. "Kamu kenapa? Dari tadi bolak-balik kamar mandi. Kamu sakit?" tanya Saga mendekat meraih keningnya. Terlihat istrinya sangat tidak bersemangat. "Aku tidak demam, hanya sedikit mual. Sepertinya aku masuk angin," keluh Nada merasa tidak nyaman. "Mual? Masuk angin apa masuk janin?" seloroh pria itu tersenyum. Berjongkok di depannya yang tengah duduk di bibir ranjang. "Jangan ngarang kamu Mas, kita kan berhubungan juga baru. Hamil dari mananya, nggak mungkin lah," sanggah Nada cepat. Membuang muka saat Saga menatap sepenuhnya dari bawah. "Ya habisnya gejalanya mirip, ya sudah nanti sekalian chek ke rumah sakit. Setelah urusannya Zea selesai, kam

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 158. SPSG

    "Ma, Zea mana?" tanya Nada begitu sampai rumah tidak menemukan Zea di kamarnya. "Ketiduran di kamar mama, biarin aja, dia nungguin kalian nggak pulang-pulang sampai bobo." "Yah ... padahal aku udah beliin jajanan banyak kesukaan dia." "Disimpan saja buat besok, jangan dibangunin nanti rewel, kasihan baru lelap." Mama Hira memperingatkan waktu Nada mendekati pintu kamar yang tertutup. "Iya Ma, cuma mau lihat doang," ujar Nada pelan melangkah masuk ke kamar. Duh ... kalau lihat sudah bobo begini, jadi merasa bersalah. Kasihan sekali ditinggal dari siang sampai malam. Nada hanya mendekat, mencium keningnya, lalu membenahi selimutnya sebelum beranjak. Membiarkan Zea malam ini tidur di kamar neneknya. Tidak apa lah, itung-itung memberikan waktu terakhir sebelum pindahan. Mana tahu besok Zea dan dirinya beneran diboyong suaminya ke rumah. Pelan Nada menutup pintunya kembali, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara yang bisa mengusik tidurnya. "Sudah bobo?" tanya Saga tidak ikut ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status