Share

Bab 16. SPSG

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2025-07-03 21:16:27
Puncak hari H yang paling di tunggu, dimulainya acara ospek tahun ini, dan semua panitia sudah harus berkumpul pagi buta.

Nada bahkan sengaja menyetel alarm sebelum subuh agar tidak terlambat. Dia sudah bersiap-siap melajukan motornya dan berjanji berkumpul di depan maskam dengan sesama panitia. Tidak lupa memakai jaket sebelum keberangkatan karena suasana masih begitu dingin.

Beruntung pagi ini kondisi tubuhnya begitu fit walaupun semalam tidak begitu nyenyak tidur. Nada sudah membekali dengan segelas air hangat dan rencana sarapan bersama di kampus.

Gadis itu langsung memarkirkan motornya begitu sampai, lalu beranjak ke masjid kampus guna melakukan sholat bersama. Shyfa kebagian menunggu karena sedang datang bulan.

"Absen?" tanya Nada tak melihat pergerakannya bersiap-siap.

"Ya, aku nunggu di sini sambil menunggu yang lainnya datang."

Sebenarnya Nada juga tengah menunggu-nunggu jatah absen sholat. Tetapi hingga pagi ini tak kunjung datang juga, terhitung dari bulan s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ida Nur
kayaknya kecapek an itu Nad mangkanya ngeflek
goodnovel comment avatar
Liyan Damiyanti
jangan2 keguguran nih
goodnovel comment avatar
Imartin Jamal
trimakasih tor smg cpt up lg sehat dan sukses sll tor,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 104. SPSG

    Sayangnya Saga tidak mempunyai nomor teman-temanya Nada. Dia memang tidak terlalu dekat dengan adik tingkat. Apalagi perihal nomor ponselnya, tentu dia tidak menyimpan kalau yang tidak penting-penting amat. Pria itu terus mencari kontak nomor yang mungkin saja bisa memberikan petunjuk. Salah satu teman Nada pasti tahu keberadaannya. Feelingnya mengatakan, Nada tidak mungkin jauh ke mana-mana mengingat dia sedang hamil dan terikat dengan pendidikannya. "Bagaimana Ga? Apa sudah ada kabar?" tanya Nyonya Hira cemas. Khawatir mengingat beberapa hari ini Nada kena omelan terus. Takutnya malah berontak karena merasa tidak nyaman di rumah. "Saga tidak punya nomor temannya Nada, Ma, ini lagi usaha minta sama teman Saga, mana tahu punya. Mama tenang ya, Saga bantuin nyari sampai Nada ketemu." Saga menghubungi Zian, mana tahu sahabatnya itu tahu nomor telepon Nimas atau Raisa. Mengingat keduanya yang paling dekat dengan Nada. Sayang sekali Zian juga tidak punya. Tetapi pria itu bisa men

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 103. SPSG

    "Kenapa jam segini Nada belum pulang?" tanya Pak Arya khawatir. "Nggak tahu Pa, mungkin sebentar lagi." "Ini hampir petang, memangnya dia tidak mengabari kalau tadi pergi ke mana." Pak Arya khawatir, karena beberapa hari ini hubungan dengan putrinya tidak terlalu baik. Beliau cenderung menasihati bernada marah-marah yang mungkin saja membuat putrinya tidak nyaman. Bukan maksud hati demikian, hanya saja beliau tidak suka masalahnya berlarut. Sebagai orang tua, Pak Arya terus kepikiran akan nasib Nada nantinya. Cita-cita dia sudah berantakan sejak terjadi insiden itu. Dia merasa nama putrinya diselamatkan walaupun Saga jelas pelakunya. Bukan memaklumi, tetapi akhirnya berdamai mengingat Saga juga tidak ada niatan. Keduanya dalam masalah sebab kelalaian menjaga diri dan atas campur tangan orang lain. "Tadi Nada hanya pamit ke kampus, mungkin ada tugas kelompok. Biar mama telfon dulu." Bu Hira tidak sepanik dulu, membuat Pak Arya sedikit menaruh curiga. Biasanya beliau ya

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 102. SPSG

    Bujukan dari kedua orang tuanya tak mampu meluluhkan hatinya yang membatu. Beliau sebenarnya tidak ingin menyaksikan perceraian putrinya. Berusaha mendamaikan sebisa mungkin, asalkan Saga sungguh-sungguh ingin memperbaiki, mereka juga merestui untuk bersama lagi. Dalam sebuah hubungan, pasti ada kesalahan dan masa lalu. Mereka yang mau berjuang, patut diberikan kesempatan. Tidak ada satu rumah tangga pun yang luput dari ujian. Semua pasti akan mengalaminya dengan porsi masing-masing. "Apa yang membuatmu tidak ingin memberikan kesempatan kedua. Selama ini papa perhatikan Saga begitu sabar membujukmu. Malah terkesan kamu yang tidak jelas begini. Pria itu kalau sudah minta maaf, membujuk sampai segitunya, dia rela menurunkan harga dirinya. Tapi kalau kamu bersikap dingin seperti ini terus ya lama-lama bisa capek juga." "Nanti kalau Saga sudah menyerah, tidak mau berjuang lagi, terserah, baru kamu yang akan menyesal." Saking gemas dengan putrinya, Pak Arya sampai mengatakan demikia

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 101. SPSG

    "Ayo keluar, udah dijemput tuh, cie ... yang katanya mau pisah malah bucin." Nimas menyikut Raisa sambil mengerling. Niat sekali menggoda sahabatnya. Habisnya hubungan mereka terlihat tidak seperti orang berantem. "Ish, ngapain sih tuh orang pakai nungguin di sana segala," sahut Nada mencebik kesal. Setelah melongok keluar ternyata Saga benar-benar menunggunya. Sudah dibilangin tidak usah dijemput, ternyata nekat juga. Nada yakin sekali seandainya dia tidak hamil, Saga tidak mungkin berubah seratus delapan puluh derajat begini. Bukannya keluar, Nada malah berdiam di kelas menunggu sampai semua anak keluar. Jujur, dia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Kenapa juga Saga harus mode smooth dan aneh di saat Nada sudah benar-benar muak. "Siang Kak, jemput Nada ya?" sapa Nimas dan Raisa terdengar ramah di telinga Nada. Dia tidak cemburu, lebih ke bodo amat sekarang. Hanya kesal saja kenapa pria ini malah nekat menghampiri. "Iya, Nada masih di dalam kan?" balas Saga belum mendap

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 100. SPSG

    "Kamu aja yang duluan, langsung ke mobil ya," ujar Saga mempersilahkan melangkah dulu. Harus banget seperti ini dulu, padahal orang-orang tahunya sekarang mereka pasangan. Tapi kenapa harus jaga jarak begini, Saga mau protes pun tak kuasa daripada Nada tantrum lagi. Setelah istrinya mendahului beberapa langkah, Saga langsung keluar. Tidak berselang lama dan itu pun masih terlihat seperti jalan bersama. Bedanya Nada dua jengkal lebih cepat di depannya. Beberapa anak yang kebetulan melintas menyapa mereka bersamaan. Yang tentu saja dijawab ramah oleh mereka berdua. Nada tidak langsung ke parkiran, dia lebih dulu berbelok ke maskam untuk melakukan sholat zhuhur. Ibadah dulu sebelum lanjut makan siang. "Mau sholat dulu?" tanya pria itu mengikutinya. Nada mengangguk, tidak banyak kata langsung menuju tempat wudhu wanita. Sementara Saga pun demikian, mengambil wudhu lalu menunaikan sholat bersama. Kebetulan di dalam masjid juga ada beberapa anak yang baru saja menunaikan sholat juga.

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 99. SPSG

    "Iya, kami dijodohkan," jawab Nada terpaksa berdusta. Tidak mungkin sekali dia mengatakan kalau pernikahan mereka berawal dari insiden yang memilukan. Biarpun masalah itu telah terlewat, sebuah aib yang telah tertutup rapat sebaiknya tidak terulang. "Pantesan tidak mau publish. Harusnya nih ya, kamu merasa bangga punya suami seperti Kak Saga. Terus kalian pisah gara-gara apa? Nggak bisa dipertahanin? Kamu kan lagi hamil, Nad." "Tidak cocok, aku bukan kriterianya mungkin. Udah lah, nggak usah dibahas lagi." Nada sudah tidak mood bahas mantan suaminya lagi. "Ikh ... bukan kriterianya kok bisa dihamili. Kalau nggak suka kenapa ditidurin." Nimas berpikir jauh menerawang. Mendadak agak kesel juga dengan Saga kalau alasannya benar. "Sebenarnya aku pakai pil kontrasepsi, nggak tahunya kecolongan juga." "Kamu diperkaos suami kamu?" Cowok memang bisa melakukannya tanpa cinta. Berbeda dengan perempuan yang cenderung menggunakan perasaan. Kecuali karena terpaksa karena adanya ikatan yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status