Share

Bab 55

Author: Millanova
last update Last Updated: 2025-12-05 21:00:59

Sendok Clara jatuh ke lantai.

Semua mata tertuju padanya. Wajah Clara memerah padam, napasnya sedikit memburu. Candaan Dirga sudah melewati batas. Menawarkan pekerjaan pada pembantu di depan majikannya adalah penghinaan, tetapi menawarkan posisi "sekretaris pribadi" pada gadis muda di depan istri simpanannya sendiri? Itu adalah provokasi.

Clara cemburu. Arka bisa melihatnya. Clara tidak cemburu pada Arka, dia cemburu pada Dirga yang terang-terangan menggoda wanita lain di depannya.

"Maaf," gumam Clara kaku. "Tanganku licin."

"Nia, ambilkan sendok baru," perintah Arka tenang, menikmati pemandangan Clara yang kehilangan ketenangannya.

Saat Nia mendekat untuk mengambil sendok yang jatuh, Dirga memundurkan kursinya sedikit, membe

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 111

    Arka meletakkan ponselnya di meja kerja setelah mengakhiri panggilan dengan Dokter Ratna. Tanggalnya sudah ditetapkan."Dua minggu lagi," gumam Arka pada dirinya sendiri.Dokter Ratna menyarankan operasi caesar terjadwal karena posisi bayi yang sungsang atau setidaknya itulah alasan medis yang tertulis di laporan resmi. Arka tidak peduli pada detail medisnya. Yang dia pedulikan adalah dia tahu persis kapan "bom waktu" itu akan meledak: tanggal 14 bulan depan, pukul 09.00 pagi.Arka berdiri, berjalan mengelilingi ruang kerjanya yang kini jauh lebih mewah di gedung bekas milik Dirga. Dia melihat kalender dinding. Dia melingkari tanggal 14 dengan spidol merah."Nia," panggil Arka lewat interkom."Ya, Pak?" suara Nia terdengar jernih."Kosongkan jadwalku tanggal 14 sampai 16. Bilang pada semua klien aku ada urusan keluarga mendesak. Dan pastikan tim legal sudah menyiapkan draf gugatan cerai beserta bukti-bukti yang kita kumpulkan. Aku ingin berkas itu siap cetak begitu hasil DNA keluar."

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   bab 110

    Rumah sakit swasta itu memiliki aroma antiseptik yang bercampur dengan pengharum ruangan lavender mahal. Di ruang tunggu VIP poli kandungan, Clara duduk dengan gelisah. Kakinya mengetuk-ngetuk lantai marmer. Dia terus melirik ponselnya, berharap ada balasan pesan dari Dirga.“Aku mau USG 4D hari ini. Kamu janji mau datang lihat wajah anak kita, kan?”Itu pesan yang Clara kirim dua jam lalu. Centang dua biru. Dibaca, tapi tidak dibalas."Minum dulu, Ra," Arka menyodorkan botol air mineral yang tutupnya sudah dibukakan.Clara menepis pelan tangan Arka, meski akhirnya dia mengambil botol itu. "Lama sekali dokternya. Katanya VIP, tapi antreannya seperti pasar," gerutunya."Sabar. Dokter Ratna sedang menangani operasi darurat sebentar. Dia dokter terbaik, wajar kalau sibuk," jawab Arka tenang. Dia duduk di samping Clara, terlihat seperti suami siaga yang sabar menghadapi istri hamil yang rewel.Padahal, di saku celananya, ponsel Arka baru saja mengirim pesan ancaman pada Dirga: [Jangan ber

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 109

    Jam dinding digital di ruang tengah menunjukkan pukul 23.15 saat Arka membuka pintu depan. Suasana rumah hening, namun lampu ruang tengah masih menyala terang benderang tanda bahaya.Arka melangkah masuk, diikuti Nia di belakangnya yang berjalan dengan bahu merosot sebuah postur tubuh yang sudah mereka latih di mobil tadi agar terlihat kelelahan.Benar saja. Clara duduk di sofa tunggal layaknya ratu yang sedang mengadili rakyat jelata. Wajahnya yang tanpa riasan terlihat sembap, namun sorot matanya tajam menusuk. Di meja, ada segelas susu hamil yang sudah dingin dan tumpukan majalah yang sepertinya dibanting-banting."Jam berapa ini?" suara Clara dingin, memecah kesunyian.Arka menghela napas panjang, melepas sepatunya dengan gerakan lambat. "Lembur, Ra. Aku sudah kirim pesan tadi, kan? Klien minta setup server selesai malam ini juga karena besok mereka grand opening.""Lembur sampai hampir tengah malam?" Clara mendengus. Matanya beralih melewati bahu Arka, langsung menatap Nia dengan

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 108

    Ruangan itu berbau kulit mahal dan parfum maskulin yang menyengat sisa-sisa ego Dirga yang masih tertinggal. Arka duduk di kursi kebesaran yang dulu diduduki pria yang meniduri istrinya. Rasanya... adiktif.Dia memutar kursi itu perlahan, menghadap ke pintu tepat ketika ketukan terdengar."Masuk," perintah Arka singkat.Pintu terbuka. Dirga masuk dengan nampan di tangan. Pria yang biasanya tampil necis dengan jas Italia itu kini hanya mengenakan kemeja putih polos yang lengan bajunya digulung asal-asalan. Dasinya sudah hilang. Kantung matanya hitam dan tebal, bukti bahwa dia tidak tidur semalaman memikirkan utang 200 juta yang diminta Arka atau lebih tepatnya, yang diminta "Clara".Dirga meletakkan cangkir kopi di meja dengan tangan gemetar. Bunyi klanting kecil antara cangkir dan lepek terdengar nyaring di ruangan sunyi itu."Kopi Anda... Pak," ucap Dirga, kata terakhirnya seolah tersangkut di tenggorokan.Arka tidak langsung meminumnya. Dia menatap Dirga dari ujung kaki sampai ujung

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 107

    Arka memarkirkan mobil MPV keluarga yang sederhana di garasi. Di sebelahnya, mobil sport milik Clara terparkir mentereng hadiah ulang tahun dari orang tua Clara, atau setidaknya itu yang Clara katakan dulu. Arka tahu mobil itu sebenarnya dibayar oleh Dirga sebagai "DP" perselingkuhan mereka.Sebelum turun, Arka menarik napas panjang. Dia melepas jam tangan Rolex yang baru dibelinya tadi siang dan menggantinya kembali dengan jam tangan rubber murah yang talinya sudah sedikit getas. Dia juga mengacak sedikit rambutnya agar terlihat lelah dan kusut.Transformasi selesai. Sang CEO yang baru saja meluluhlantakkan harga diri seorang konglomerat kini kembali menjadi suami "numpang hidup".Saat Arka melangkah masuk ke ruang tamu, dia langsung disambut oleh tatapan tajam Clara. Wanita itu duduk di sofa sambil memijat keningnya, perut buncitnya terlihat menyembul di balik daster sutra mahal."Dari mana saja kamu?" sembur Clara tanpa basa-basi. "Aku meneleponmu lima kali! Kamu pikir aku ini apa?

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 106

    "Mulai detik ini, kau adalah anjingku. Secara resmi, di mata publik dan karyawan, kau dipecat sebagai CEO. Tapi aku akan menempatkanmu sebagai 'Konsultan Senior' tanpa wewenang apa pun. Kau akan datang ke kantor ini setiap hari, duduk di kubikel kecil di dekat toilet, dan melihatku memimpin perusahaanmu."Wajah Dirga berkerut. Itu penyiksaan mental."Dan yang paling penting," lanjut Arka, suaranya memberat. "Kau tidak boleh memberitahu Clara siapa aku."Dirga bingung. "Apa? Kenapa?""Karena aku belum selesai bermain dengannya," jawab Arka dengan senyum misterius yang membuat Dirga merinding."Di depan Clara, kau harus tetap berpura-pura menjadi 'Pak Dirga yang Hebat'. Kau harus bilang padanya bahwa perusahaan sedang restrukturisasi biasa. Kau tidak boleh bilang bahwa akulah pemilik barumu. Kau tidak boleh bilang bahwa kau sudah bangkrut.""Tapi... Clara butuh uang! Dia terus meminta uang padaku!" protes Dirga."Kalau dia minta uang, bilang saja kau sedang ada masalah cash flow sementa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status