author-banner
Millanova
Millanova
Author

Novels by Millanova

Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan

Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan

Dalam rumah tangga Arka dan Clara yang retak, hadirnya Nia sang pembantu cantik bagai angin segar. Tapi di balik senyumannya tersimpan dendam terselubung terhadap Clara. Ketika godaan dan kesepian mempertemukan Arka dan Nia di ambang pengkhianatan, siapa yang sebenarnya sedang menjebak siapa? Sebuah kisah tentang cinta, balas dendam, dan pilihan-pilihan yang mengubah segalanya. Akankah Nia berhasil menghancurkan rumah tangga mereka, atau justru jatuh cinta pada suami wanita yang ingin dihancurkannya?
Read
Chapter: Bab 33
"Nia, aku tahu… kita... punya sesuatu."Nia menghela napas, kali ini lebih seperti erangan putus asa. "Apa yang kita punya, Pak? Semua adalah ilusi. Ilusi karena Bapak kesepian dan saya... saya terbawa situasi. Kata-kata Nia menyakitkan karena terdengar sangat masuk akal. Tapi justru itulah yang membuat Arka marah. Marah pada Nia karena menolaknya, marah pada Clara karena baru peduli sekarang, dan marah pada dirinya sendiri karena menginginkan sesuatu yang salah."Jadi itu saja? 'Terbawa situasi'?" gerutnya, suaranya rendah penuh amarah. "Apa semua itu ciuman, desahan, pandangan hanya 'situasi' bagimu?"Nia membeku, bibirnya bergetar namun tak ada kata yang keluar. Matanya yang berkaca-kaca berbicara lebih banyak daripada yang bisa diungkapkannya. Dalam ketegangan yang hampir tak tertahankan itu..."Kalian berdua sedang membicarakan apa yang serius sekali?"Suara Clara yang tiba-tiba membuat mereka berdua terpental seperti anak sekolah yang ketahuan basah. Clara berdiri di ambang pin
Last Updated: 2025-11-16
Chapter: Bab 32
Keesokan harinya, Arka terbangun dengan perasaan yang belum pernah dialaminya dalam beberapa bulan terakhir. Ada semacam harapan baru yang menggelitik di dadanya. Saat turun untuk sarapan, suasana sudah terasa berbeda. Clara, yang biasanya sudah bersiap berangkat kerja pada pukul tujuh pagi, justru duduk di meja makan dengan setelan kasual. Clara tersenyum ketika melihat Arka masuk ke ruangan."Pagi, Sayang," sapaan Clara hari ini terdengar begitu hangat. "Aku sudah menyuruh Nia membuatkan sarapan spesial. Ada omelet dengan truffle yang baru saja kubeli."Arka tertegun. "Kamu tidak berangkat kerja pagi ini?""Sudah kubatalkan meeting pagiku," jawab Clara sambil menyeruput kopi. "Kupikir kita bisa sarapan bersama. Sudah lama tidak melakukan ini."Clara menyentuh tangan Arka dengan lembut ketika Arka duduk di sebelahnya. Sentuhan itu terasa asing, namun akrab. Seperti mengingatkan pada masa-masa awal pernikahan mereka.Nia muncul dari dapur membawa dua piring omelet yang wangi. Mata Ni
Last Updated: 2025-11-16
Chapter: Bab 31
Pagi itu, udara terasa berbeda. Sinar matahari seolah menusuk-nusuk matanya yang berat. Arka terbangun dengan kepala berdenyut dan mulut terasa pahit. Kenangan penolakan Nia semalam masih segar, seperti luka terbuka yang diumbar garam.“Dasar…,” gerutu Arka pelan, bangkit dari tempat tidur dengan gerakan kaku.Arka mandi dengan air dingin, berharap bisa membasuh semua kegelisahan yang menggerogoti pikirannya. Saat turun ke lantai bawah, aroma kopi sudah menyambut. Tapi yang membuat Arka tersentak adalah pemandangan di dapur.Nia berdiri dengan punggung menghadapnya, sedang menuangkan air panas ke dalam French press. Gerakannya lincah dan terampil, tapi kali ini ada kekakuan yang berbeda. Gadis itu mengenakan seragam yang sama kemeja putih dan rok hitam tapi seolah ada tembok tak terlihat yang mengelilinginya.“Selamat pagi, Pak,” sapa Nia tanpa menoleh, seolah memiliki sensor gerak yang mendeteksi kehadiran Arka.Suara Nia datar, profesional, tanpa jejak kehangatan yang biasanya ada.
Last Updated: 2025-11-16
Chapter: Bab 30
Suara lantai kayu berderit dari atas membuat mereka berdua membeku. Tapi sebelum Arka bisa bereaksi, sesuatu yang tak terduga terjadi.Dengan tenaga yang mengejutkan, Nia mendorongnya jauh-jauh. Bukan gerakan lembut atau ragu, tapi desakan kuat yang membuat Arka terhuyung mundur beberapa langkah.“Tidak!” kata Nia dengan suara bergetar namun tegas. Matanya membesar, penuh ketakutan dan penyesalan. “Kita tidak bisa!”Arka tertegun. Dia sama sekali tidak menyangka reaksi ini. Setelah semua momen intim yang mereka bagi, setelah semua isyarat dan ketertarikan yang jelas, penolakan ini terasa seperti tamparan.“Tapi ” Arka mencoba mendekat lagi.“Nanti!” bisik Nia panik, matanya melirik ke atas tangga. “Ibu Clara akan turun! Ibu Clara akan melihat kita!”Suara langkah kaki semakin jelas dari lantai atas. Clara sedang menuruni tangga.Nia dengan cepat merapikan bajunya yang kusut, menyeka air mata yang tanpa disadari mengalir di pipinya. Dalam sekejap, ia berubah dari wanita yang hampir men
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 29
Kata-kata Clara tentang makan malam berdua dengan Pak Dirga langsung menghantui kepala. Arka menatap punggung istrinya, dan dalam sekejap, semua kepingan puzzle itu jatuh ke tempatnya. Kepulangan yang mendadak, sikap dingin yang bermain-main, dan sekarang pengakuan yang sengaja diungkapkan ini. Ini bukanlah kebetulan. Clara sedang mengirimkan sebuah pesan, sebuah peringatan halus bahwa ia juga memiliki kartu untuk dimainkan. Dengan penuh kesadaran, Arka menelan kembali semua pertanyaan dan kecurigaannya. Ia tidak akan memberikan Clara kepuasan melihatnya bereaksi. Perdebatan tidak akan menyelesaikan apa pun malam ini.Arka menghela napas perlahan, seolah-olah hanya lelah, dan meletakkan tangannya kembali di punggung Clara. "Ya, sudah. Aku percaya padamu," ujarnya, suaranya sengaja dibuat datar. Itu adalah kata-kata yang kosong, dan mereka berdua mungkin mengetahuinya, tetapi itu adalah langkah yang diperlukan dalam permainan kata-kata mereka yang berbahaya ini.Clara tersenyum, seb
Last Updated: 2025-11-11
Chapter: Bab 28
Bisikan Clara itu menggantung di telinga Arka seperti sengatan lebah, tajam dan beracun."Majikan yang perhatian." Kata-kata itu bukan pujian; itu seolah seperti tuduhan halus. Darah Arka mendidih, tetapi ia menarik napas dalam-dalam. Bereaksi secara emosional sekarang hanya akan memperburuk keadaan. Arka harus tetap tenang.Arka memilih untuk tidak menanggapi, hanya mengangguk singkat dan membawa kardus deterjen itu ke dalam rumah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Seluruh tubuhnya waspada, seperti kabel yang dialiri listrik.Clara tampak sudah melupakannya. Ia berjalan ke ruang keluarga dan melemparkan tubuhnya ke sofa dengan helaan napas lelah. "Nia," panggilnya tanpa menoleh.Nia, yang sedang menata belanjaan di dapur, segera muncul dengan wajah masih tegang. "Iya, Bu?""Aku lapar. Tolong siapkan makan malam. Aku ingin yang ringan tapi bergizi, pasta carbonara dengan scallop dan tiram segar. Pastikan tiramnya fresh, ya," perintah Clara, santai namun penuh wibawa. Itu adalah permin
Last Updated: 2025-11-11
Agnia dan Cermin Pecah

Agnia dan Cermin Pecah

Seorang penulis bernama Ivan bertemu Agnia, wanita cantik yang datang di malam hujan, melarikan diri dari perjodohan paksa. Mereka berbagi malam yang intim, namun keesokan harinya Agnia menghilang, membuat Ivan ragu. Ketika Agnia kembali, ia menjelaskan semua. Ivan pun menyadari, cinta mereka adalah kenyataan yang jauh lebih indah dari fiksi mana pun.
Read
Chapter: Dunia yang Menyempit
itu adalah teriakan terakhir, penuh dengan kebencian dan keputusasaan yang mutlak. "KAU dan PSIKIATERMU bisa pergi ke neraka!"Koneksi terputus. Bunyi beep yang monoton terdengar di telinga Sarah.Dia berdiri di sana, telepon masih menempel di telinganya, tubuhnya gemetar tak terkendali. Air mata mengucur deras. Rasa sakitnya begitu hebat, lebih dari sebelumnya. Bukan hanya karena penolakannya, tetapi karena kebenaran dalam kata-kata Ivan. Dalam upayanya untuk membantu, dia telah, di mata Ivan, mengkhianatinya. Dia telah menjadi musuh yang bersekutu dengan dunia yang ingin menghancurkan dunianya.Dia telah mencoba untuk menjangkau pria yang dicintainya, tetapi yang dia temui adalah benteng yang dijaga ketat oleh naga bernama Agnia. Dan hari ini, naga itu telah menyemburkan api, membakar habis jembatan terakhir yang menghubungkan mereka.Sementara di seberang kota, Ivan berdiri di tengah-tengah ruang kerjanya yang berantakan. Sebuah vas pecah berantakan di lantai, air dan bunga-bunga k
Last Updated: 2025-10-05
Chapter: Terkunci Rapat
Dua minggu setelah konsultasi pertamanya dengan Dr. Maya, Sarah merasa dipersenjatai dengan sedikit lebih banyak pengetahuan dan strategi. Keputusasaan telah berubah menjadi sebuah tekad yang tenang. Dia telah menghadiri satu sesi lanjutan, dan Dr. Maya telah membantunya menyusun pendekatan yang diharapkan bisa menembus tembok pertahanan Ivan.Strateginya sederhana: lembut, tidak mengancam, dan berfokus pada keprihatinan, bukan tuduhan. Dr. Maya juga mengenalkannya pada seorang kolega, seorang psikiater bernama Dr. Arif, yang dikenal dengan pendekatannya yang hangat dan tidak menakutkan. Rencananya, Sarah akan mengajak Ivan untuk menemui seorang "teman" yang adalah seorang ahli yang bisa membantu orang-orang dengan "kebuntuan kreatif" dan "stres". Kata "psikiater" atau "gangguan jiwa" akan dihindari seperti api.Hari itu, dengan jantung berdebar kencang, Sarah menelepon Ivan. Dia tidak tahu apa yang akan dihadapinya. Apakah Ivan akan mengangkat teleponnya? Apakah dia masih marah?Tele
Last Updated: 2025-10-02
Chapter: Langkah Pertama Menuju Bantuan
Kepergian Sarah dari apartemen Ivan meninggalkan luka yang dalam dan getir. Hari-hari berlalu dengan lambat, setiap detik terasa seperti siksaan. Sarah kembali ke kehidupannya sendiri, ke apartemen kecilnya yang tiba-tiba terasa sangat luas dan sunyi. Barang-barang peninggalan Ivan—sebuah sweter yang tertinggal, buku yang pernah mereka baca bersama—menjadi pengingat yang menyakitkan akan hubungan yang telah hancur.Dia mencoba melanjutkan rutinitasnya: bekerja sebagai perencana event, bertemu teman-teman, bahkan keluar untuk mencoba bersosialisasi. Namun, wajah Ivan selalu hadir di pikirannya. Bukan wajahnya yang marah atau bingung saat pertengkaran terakhir, tetapi wajahnya yang lembut saat mereka berdua tertawa bersama, atau wajahnya yang serius ketika dia tenggelam dalam dunia menulis. Sarah menyadari sebuah kebenaran yang pahit: dia masih mencintai Ivan. Cintanya bukanlah cinta yang buta; dia melihat
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Pelukan Sang Ilusi
Pintu yang tertutup itu bukan lagi sekadar pintu. Itu adalah sebuah pemutus, sebuah pemisahan yang final. Bunyinya yang menggema di apartemen yang tiba-tuta sunyi itu seperti gong yang menandai berakhirnya sebuah babak dalam hidup Ivan. Dia tetap terduduk di lantai ruang kerjanya, punggungnya bersandar pada kaki meja kayu, tubuhnya terasa hampa bagaikan kulit udang yang ditinggalkan isinya.Beberapa menit berlalu, atau mungkin sejam—Ivan kehilangan semua sense of time. Matanya kosong, menatap lurus ke arah buku catatan yang masih tergeletak di lantai, terbuka pada halaman yang mengutuknya. Wajah Sarah, yang digambarkan dengan sempurna namun diisi dengan jiwa orang lain, seakan menatapnya dengan tatapan hampa dari kertas itu. Sebuah pengingat akan pengkhianatannya yan
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: Konflik yang Meruncing
Sudah seminggu sejak pertengkaran terakhir mereka tentang kebiasaan menulis Ivan yang kembali intens. Suasana antara Ivan dan Sarah masih sedikit tegang, bagaikan udara sesaat sebelum badai. Sarah berusaha untuk memahami, benar-benar memahami, bahwa menulis adalah bagian tak terpisahkan dari diri Ivan. Namun, ketakutannya akan kembalinya "sang hantu" selalu hadir di benaknya, seperti bayangan yang mengikuti setiap langkah mereka.Hari itu, Ivan harus menghadiri pertemuan dengan editornya di pusat kota. Sarah, yang jadwal kerjanya lebih fleksibel, memutuskan untuk menyambangi apartemen Ivan setelah dia pulang kerja. Dia ingin mencoba mencairkan suasana. Mungkin dengan memasakan makan malam spesial, atau sekadar menunggu kedatangannya dengan senyum. Itulah cara Sarah menunju
Last Updated: 2025-09-28
Chapter: Retakan Halus
Dua minggu kemudian, hubungan mereka masih terlihat manis di permukaan. Tapi Ivan mulai berubah. Dia menjadi lebih pendiam, lebih sering melamun. Saat bersama Sarah, dia kadang-kadang tidak sepenuhnya "hadir". Pikirannya berada di tempat lain, di dunia tulisannya.Sarah memperhatikannya. Perubahan itu halus, tetapi bagi seseorang yang seobservatif Sarah, itu terlihat."Ivan, apa kau baik-baik saja?" tanyanya suatu sore saat mereka berbelanja bahan makanan. "Kau terlihat... jauh akhir-akhir ini."Ivan tersentak dari pikirannya. "Hmm? Oh, tidak. Aku baik-baik saja. Hanya... ada ide untuk menulis sedikit."Sarah mengangkat alis. "Menulis? Itu bagus!" Tapi ada kekhawatiran di matanya. "Kau masih minum obat, kan?"Ivan merasa sedikit tersinggung, tapi dia berusaha menyembunyikannya. "Tentu saja. Kenapa?""Tidak ada. Hanya... aku senang kau bisa menulis lagi. Tapi jangan terlalu memaksakan diri, ya? Kesehatanmu yang utama."Peringatan Sarah itu wajar, tapi bagi Ivan, itu terasa seperti sebu
Last Updated: 2025-09-27
You may also like
Nathan & Aubree
Nathan & Aubree
Rumah Tangga · Abigail Kusuma
15.5K views
Keluarga Beracun
Keluarga Beracun
Rumah Tangga · Rahayu Triningsih
15.5K views
Kelakuan Papa Mertua
Kelakuan Papa Mertua
Rumah Tangga · Iyustine
15.4K views
Ketika Bertemu Denganmu
Ketika Bertemu Denganmu
Rumah Tangga · Abigail Kusuma
15.4K views
Konten Marriage
Konten Marriage
Rumah Tangga · WarmIceBoy
15.4K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status