Share

BAB 7

Author: Ha Na
last update Last Updated: 2024-06-16 23:03:05

Malam yang dingin terasa panas, keringat yang membasahi tubuh Morgan dan Zimba sudah kelelehan membasmi hasrat-hasrat kerinduan. Morgan hanya tersenyum melihat Zimba yang langsung ketiduran. Morgan memakaikan baju Zimba yang masih telanjang bulat.

Pagi hari yang cerah Zimba hampir terlambat bangun, badanya terasa sangat capek membuatnya malas beranjak dari tempat tidur. Zimba mendengar suara ribut di dapur kecilnya ternyata ada Morgan yang sedang memasak sarapan untuknya. Zimba langsung mendekati Morgan lalu memeluknya dari belakang.

Sebelum berangkat ke kampus Zimba membereskan kostnya karena jam masuk kuliah masih lama lagi. Mulai dari kamarnya sudah seperti kapal pecah Zimba merapikan barang-barangnya, mengganti seprai yang sudah kotor dan juga mengepel.

Morgan yang sudah selesai memasak ikut juga membantu Zimba beres-beres. Mulai dari mencuci piring-piring yang kotor dilanjut membantu Zimba ikut juga mencuci pakaian. Zimba sudah menyuruhnya untuk istrahat saja tetapi Morgan yang sangat perhatian tidak ingin melihat kekasihnya terlalu capek. Setelah semua sudah selesai mereka sarapan.

Zimba langsung mandi kali ini tidak ditemanin Morgan karena waktunya sudah tidak banyak. Zimba mempersiapkan laptop dan buku yang akan dibawa ke kampus. Hari ini Zimba sangat senang tidak biasanya dirinya merias wajahnya dengan make up. Morgan melongo melihat Zimba semakin cantik, aura seksinya semakin terpancar dengan lipstik merah maroon baju yang sedikit ketat.

Morgan tidak memperbolehkan Zimba berangkat ke kampus jika penampilannya seperti itu. Zimba tidak mau karena menganggap riasan dan pakaianya biasa saja dan itu umum di kampusnya. Morgan sangat kesal karena Zimba tidak peka kalua dirinya sedang cemburu. Morgan takut semakin banyak melirik wanitanya.

Morgan cemberut dan berdiam saja di kamar. Zimba sudah mengajak untuk segera keluar berangkat ke kampus. Zimba pun mengganti pakaianya dengan kemeja over size menghapus make upnya. Wajah Morgan kembali tersenyum rasa cemburunya pun kembali reda.

Zimba sengaja meminta Morgan menurunkannya di depan gerbang kampusnya. Zimba malu jika Romi dan teman-temanya melihatnya diantar oleh Morgan pasti akan ada ejekan terhadap Zimba. Morgan juga ikut berpengertian.

Sesampainya di sana Morgan mencium pipi dan bibir Zimba sebelum keluar dari mobilnya. Memberi semangat kepada Zimba. Morgan juga memberikan bekal yang sudah disiapkan dengan rasa cinta dan sayang.

“Semangat kuliahnya sayang. Sampai bertemu lagi.” Ucap Morgan memeluk Zimba. Begitu juga Zimba membalas pelukan dan ciuman Morgan.

Pada saat Zimba berjalan menuju kelasnya ia berpapasan dengan Pak Xasel raut wajah dan tingkah seperti tidak terjadi apa-apa dengan mereka berdua. Entah kenapa jantung Zimba tiba-tiba berdegup kencang saat melihat Pak Xasel.

Mendekati ruangan kelas Zimba mendengar suara-suara jeritan teman-temannya seperti terjadi kegaduhan. Saat Zimba masuk dikagetkan dengan ucapan-ucapan “Cie…..cie…cie….” Zimba hanya cuek saja lalu duduk dikursi. Tiba-tiba Abang senior mereka menghampirinya memberikan bunga dan mengajaknya untuk berpacaran.

Bukan satu dua kali Zimba mengalami hal ini lagi. Zimba kadang muak menurutnya cara mendekati seperti itu sangat alay. Zimba meminta agar segera pergi karena dosen mereka akan masuk.

Abang seniornya tetap bertahan sampai Zimba menerima bunga pemberianya. Demi menjaga kenyamanan kelas, Zimba menerima bunganya tetapi saat mengambil dari tangannya Irwan dan Romi langsung merampasnya.

“Untuk ku saja bang.” Ucap Irwan nada lembut menggoda abang seniornya.

“Kami mau belajar bang. Tolong segera keluar.” Ucap Romi dengan ketus.

Akhirnya kelas Zimba kembali tentram. Romi meminjam laptop Zimba untuk mengerjakan tugas kuliahnya karena laptopnya ketinggalan. Romi membuka laptopnya mencari folder tugas-tugas kuliah Zimba, alasan sengaja ditinggal supaya bisa menyontek. Romi tidak sengaja membuka file video Zimba yang kelupaan dihapus saat menonton bersama Morgan semalam. Romi pikir itu hanya video biasa lalu mengklik yang ternyata bertema adegan panas karena sekilas romi membukanya hanya melihat wajah samar-samar Zimba.

Romi masih tidak menyangka kalua Zimba suka menonton yang gituan. Di sisi lain Romi juga bertanya-tanya dalam hati kalua di video itu mirip Zimba. Romi ingin membuka video itu tetapi takut ketahuan Zimba dan teman-temanya. Romi sengaja berpindah tempat ke belakang beralasan kepada temanya supaya fokus belajar.

Romi menyambungkan kabel data untuk memindahkan video itu ke ponselnya. Jantung yang hampir copot, tangan gemetar menjadi taruhan Romi.

“Jika ketahuan oleh Zimba habislah nyawa ku ini.” Ucap Romi di hatinya.

Peperangan itu pun berakhir dengan selamat video berhasil tersalin. Saat Romi mengembalikan laptop Zimba tabiat gemetaranya masih tergambar dari gerak-geriknya. Untuk menutupi kecurigaan Romi jujur kalua dirinya menyontek tugas Zimba. Romi pun langsung bergegas pergi keluar dari kelas menuju toilet.

Zimba membuka laptonya kembali seperti ada janggal dari sikap Romi. Zimba melihat-lihat semua filenya tidak ada yang mencurigakan. Tersirat di pikiran Zimba tiba-tiba mengingat videonya yang belum sempat dihapusnya tadi malam.

Zimba mencari video itu tidak ada lagi. Zimba membuka file yang terhapus ternyata video itu masih baru dihapus lima menit yang lalu. Kecurigaannya semakin membara Zimba mengecek pengiriman file juga 10 menit yang lalu.

Irwan mengasih tau kalua Romi sedang ke toilet. Zimba menghampirinya ke sana. Untungnya toilet pria itu sepi tidak ada orang hanya ada satu kamar toilet yang tutup. Zimba mengetok pintu dengan sengaja berdeham. Romi sudah menggila di dalam tanganya sudah meremas-remas barang miliknya. Saat melihat Zimba berdiri di depan pintu wajanya tiba-tiba pucat.

Zimba menghentikan Romi melepaskan tanganya lalu mengkancing kembali celana Romi. Setelah keluar dari kamar toilet Zimba memeluk Romi sebagai perminta maafnya karena sudah membuat temannya ikut ternodai oleh videonya.

Zimba menyuruh Romi untuk menghapus video itu dari ponselnya. Romi juga ikut meminta maaf kalua dirinya tidak tau akan hal itu. Zimba tidak banyak berbicara hanya menyuruh Romi juga agar merahasiakannya. Mereka kembali ke kelas ternyata dosen sudah masuk. Entah kenapa pikiran Zimba mengajak Romi untuk bolos.

Tempat mereka bercerita di mana lagi kalua bukan tempat markas biasa. Zimba menceritakan semua kisahnya mulai menyukai seks itu saat dirinya melihat kakak tirinya berhubungan langsung di depan mata telanjangnya. Zimba yang dulu masih polos tidak punya kekasih mencoba mempraktikkan sendiri dengan alat-alat vaginal dilator.

Zimba dulu hanya mencoba sekali dua kali saja. Zimba mulai terjerumus membuat video seksual dirinya semenjak kakak tirinya juga menjual videonya secara ilegal. Awalya Zimba hanya memuaskan hasrat sementara saja, tetapi karena dirinya sudah kehilangan keperawananya dibuat oleh kakaknya yang sengaja membawa pria untuk memperkosanya. Semua itu dilakukan karena sudah membenci dirinya.

“Kakak mu yang pernah kita jumpa waktu di mall?” Tanya Romi.

“Iya. Kok kamu langsung tau sih?” Jawab Zimba menanyakan kembali penasaran.

“Tebak aja sih. Aku pernah sekali jumpa sebelumnya di bar saat menjemput abang ku sedang mabuk.”

Romi juga meminta maaf kembali sudah membuat kegaduhan dan sempat berpikir negatif kepada Zimba. Romi tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa mengajak Zimba bolos kuliah satu hari pergi jalan-jalan ke Mall untuk menghilangkan kepenatan mereka.

........

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 32

    Zimba termenung seandainya Morgan hadir pasti akan semakin seru lagi. Sampai kapan kerinduannya itu terus tertahan. Zimba tidak sadar sudah meminum beberapa gelas sampai kepalanya sudah mulai pusing. Irwan dan Romi masih asyik berjoget. Ini kesempatan besar untuk pria gatal itu menggodanya. Zimba tidak memberontak tetapi tertelan dengan godaan pria licik itu. "Kamu lagi kesepian yah???" Kata pria itu menyodorkan minuman ke Zimba. "Kamu????? Kamu siapa????" Zimba sudah mabuk. "Aku di sini mau menolong mu." Pria itu mengajak Zimba ke tempat lain. "Kita ke mana?" "Ke tempat paling nyaman." Pria itu membawa ke tempat khusus di mana para laki-laki dan wanita sedang mabuk-mabukan dan juga bermain-main kuda-kudaan. Pintu terbuka. Kumpulan mereka sangat terpana, kali ini mangsanya berbeda sangat mulus, cantik dan montok. Zimba diletakkan di tengah para laki-laki untuk menggodanya diajak minum sampai benar-benar mabuk jika bisa sampai pingsan. Berjalannya acara salah sa

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 31

    Zimba merasakan belaian itu di seluruh tubuhnya. Nafsu Zimba sangat berapi-api ia juga membalas belaian itu ke Morgan. Mereka beradu cumbu mesra. Saatnya mereka akan beradu adegan. Bunyi-bunyi itu sangat nyaring terdengar. Zimba membuka matanya ternyata semua itu hanya mimpi. Zimba sangat berharap itu semua nyata. Zimba mengelus-elus wajah Morgan lewat ponselnya untuk melepas kerinduan. Untuk memulai aktivitasnya Zimba mandi terlebih dahulu. Kebiasaan di kostnya dulu setiap hari libur selalu merapikan tempat tidurnya. Zimba sudah terbiasa walau tinggal di rumah Morgan tetap jiwa itu melekat. Pagi yang cerah sangat cocok memasak pancake. Zimba mencari semua bahan-bahan yang dibutuhkan di kulkas dan lemari. Zimba mengerjakan semua dari pada mengajak mereka berdua nanti malah menambah pekerjaan lagi. Sedikit melelehkan tetapi Zimba sangat senang dalam hal memasak. Setelah pencakenya matang Zimba melanjutkan membuat susu. Semua sudah kelar Zimba membangunkan Romi dan Irwan. Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 30

    Ibu Bob sangat berharap Zimba berjodoh dengan anaknya. Sampai sekarang Ibunya masih salah paham terhadap Zimba dan Bob. Ibunya berpikir mereka pacaran. “Kapan kalian berdua minta restu sama Ibu? Selagi Ibu masih hidup.”“Restu apa mama? Tanya Bob.(Ibunya melirik ke Zimba.)“Mama jangan salah paham. Kami hanya sebatas teman saja.”“Ibu sudah ada calon menantu yang lain. He he he he.” Zimba tertawa supaya tidak tegang.“Siapa?”(Bob sudah membuat gerak-gerik untuk tidak diceritakan tentang pacarnya akan tetapi Zimba tetap membahasnya.)“Bob belum mengenalinya sama Ibu?” Lanjut Zimba.“Belum. siapa nak?.”"Ada Bu. Mahasiswa kam..." Bob menyumpal mulut Zimba untuk tidak melanjutkan perkataannya."Yah sudah tidak usah dilanjut." Ibunya menghentikan mereka.Bob masih belum ingin memperkenalkan pacarnya ke orang tuanya. Bob tidak ingin memberikan kekecewaan yang menurut dia itu masih dini untuk diberitahukan. Bob ingin orang tuanya hanya memandang kefokusannya dalam proses kuliah.....Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 29

    “Keren bangattttt.” Irwan tidak sabar membuka kotak kadonya. “Tas Hermes???” Irwan shok.“Yang ulang tahun siapa? Yang unboxing siapa?” Ibunya menarik telinga Irwan.“Iya iya Maaf mama.”“Oh iya. Ini anak pertama tante.” Memperkenalkan ke Zimba.Mereka saling salaman. Romi tidak perlu lagi karena sudah saling kenal. Jiwa kegatalan Zimba merana melihat saudara Irwan juga tak kalah dengan kagantengannya. “Kalian pasti sudah lapar kan? Tante tadi ada masak rendang sama ayam gulai.”“Tidak perlu repot-repot Tan. Kami tidak bisa lama-lama mau pergi ke rumah teman lagi. Orang tuanya lagi datang dari kampung jadi mau silaturahmi juga ke sana. Kamu ikut enggak?” Romi mengajak Irwan.“Ikutlah. Aku sekalian ke rumah Romi lagi nginap yah Ma. Tunggu dulu aku ganti baju” Irwan masuk ke dalam kamarnya.“Kalau begitu tante bungkus saja. Biasanya kamu suka rendang masakan tante.” “Iya. Tidak apa-apa Tan.”Ibu Irwan menyiapkan ke dapur. “Bagaimana pekerjaanya bang? Lancar?” Tanya Romi ke Ari abangn

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 28

    Romi masih tetap membujuk Zimba agar tidak pulang.“Sampai besok saja kamu menemani aku. Nanti sore pekerja pulang karena besok libur.” Romi mengembalikan tas Zimba ke dalam kamar.“Kamu tinggal memerintahkan mereka. Sini tas ku.” Merampas tasnya.“Aku sudah bilang. Tidak perlu merasa bersalah. Pergi bukan jalan satu-satunya melupakan masalah ini. Kamu ngerti enggak??” Romi mengeluarkan sifat dewasanya.“Kamu tidak bisa pergi selama abang ku belum datang.” Tegas Romi lagi.(Zimba menangis.)“Sudah. Kamu tidak usah menangis.” Memeluk Zimba.“Hari ini kita lupakan saja Lebih baik kita memikirkan hari esok saja.” “Tumben kamu dewasa.” Zimba memukul pelan dada Romi.“Kamu istrahat saja. Nanti malam kita pergi ke rumah Irwan sekaligus ke tempat Bob.”“Ngapain ke sana?” “Mau kasih kado buat mama Irwan. Orang tua Bob kan sudah sampai, kita juga harus menyapanya. Aku mau istrahat juga yah.” Romi kembali ke kamarnya.……Sore menjelang malam pun tiba. Romi terbangun karena pembantu menggedor

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 27

    Hari ini hari yang sangat membosankan. Zimba menyuguhkan susu dan roti untuk sarapan mereka. Romi sedang berenang Zimba pun membawanya ke sana. Cuaca yang gerah Zimba ingin ikut melompat ke kolam namun Zimba sedikit trauma dengan tragedi tenggelam.Romi sudah membujuk agar ikut saja nanti akan dibantu. Zimba masih tetap tidak mau. Semakin mendengar deruan air Zimba semakin ingin beranjak. Zimba pun mengganti pakaiannya ke rumah. Zimba hanya berenang di pingir-pinggir kolam yang terdangkal karena semakin ke tengah kolam akan semakin dalam. Romi memegang tangan Zimba melatihnya berenang. Pelan-pelan Romi membawa ke area terdalam kolam. Jika Zimba yang tenang tidak memikirkan hal negatif yang dapat mencelakainya semua bisa dilalui. Zimba heran kenapa dirinya bisa. Romi membanggakan dirinya semua berkat bantuannya. Zimba lagak berani sendiri berenang ehhhh masih belum jauh dirinya hampir tenggelam. Jika Romi tidak cepat menggapai tangannya bisa saja dia nyungsep.“Jangan berlagak pinta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status