Share

BAB 6

Author: Ha Na
last update Last Updated: 2024-06-15 20:23:25

Perjalanan ke kampus Romi mengajak sarapan dulu, Zimba menolak karena sudah makan dari kost. Zimba menyuruh Romi sendiri saja. Romi pun singgah sebentar di mini market untuk membeli roti dan susu.

Pada saat Romi keluar dari mobil, Zimba menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Morgan. Morgan menyuruh Zimba memberikan dompetnya. Morgan melihat isi dompetnya tidak ada sama sekali uang yang dipegang. Morgan mengelus kepala Zimba untuk menenangkan pikiran wanitanya. Morgan meminta Zimba untuk segera mengirimkan nomor rekeningnya.

Romi membeli banyak sekali makanan ringan dan minuman. Zimba mengingatkan Romi jangan dibawa ke dalam kelas karena jajanan yang Romi bawa sering membuat diskusi mereka tidak lancar. Pikiran mereka akan melayang-layang ke makanan bukan ke pelajaran. Teman-teman mereka juga jadi ribut karena berebutan jajanan.

Romi langsung takut dengan peringatan Zimba karena ia sangat trauma tidak ingin mengulang masa itu lagi. Romi pernah kena tabok membuat giginya hampir mau copot. Mengingatnya saja Romi merinding.

Daun-daun yang menari-nari di atas rumput hijau. Kabut yang membasahi bulu mata. Senandung angin sepoi-sepoi menyambut mereka di kampus hijau yang sejuk. Muka lesu Romi seakan ingin meniadakan hari itu. Merah merona tersenyum di wajah Zimba menyambut hari dengan kuliah yang menyenangkan.

Zimba menyuruh Bob dan Irwan mempersiapkan infokus untuk presentase mereka. Ketika Zimba membaca ulang makalah kelompoknya. Vita teman kelasnya menyuruh Zimba menjumpai Pak Xasel ke ruangannya. Zimba sempat bingung untuk apa memintanya ke sana.

Zimba mengetuk pintu Pak Xasel yang sedang sibuk. Pak Xasel hanya menyuruh Zimba untuk memimpin kelas karena tidak bisa masuk mengajar. Zimba keluar dari ruangan itu, sempat merasa khawatir seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Zimba bodoh amat langsung menyuruh teman kelompoknya untuk memulai presentase.

Romi dan Irwan sangat senang karena sudah usai dengan tugas kuliah. Mereka langsung pergi ke kantin. Bob dan Zimba duluan pergi ke markas mereka sering berkumpul saat makan siang. Di bawah pohon rindang Zimba mengeluarkan bekalnya begitu juga dengan Bob.

“Kakak Ratna masih sering mengganggu mu yah?” Tanya Bob.

“Iya. Kok tiba-tiba menanyakan itu?” Jawab Zimba.

“Hari minggu itu kami jumpa di Mall. Dia menceritakan keburukan mu ketepatan di depan pacar ku juga. Aku sih maklum sudah tau sifat Kak Ratna.”

“Tidak usah dipikirkan Bob.” Ucap Zimba.

Sejak kecil sampai sekarang Zimba dan Bob sudah berteman dekat. Mereka berdua satu kampung bahkan tetangganya sendiri. Bob selalu membantu Zimba ketika berpindah kost untuk mengangkat barang-barangnya.

Mendengar cerita tentang kakaknya Zimba tidak selera makan lagi. Bob menghela nafasnya saat melihat Zimba nafsu makanya juga hilang. Bob pun menyuapi makananya kepada Zimba.

Romi langsung meraih sendok itu dari tangan Bob supaya ia yang menyuapi Zimba. Zimba meminta gorengan dan bakso yang mereka bawa. Irwan menolak untuk memberikannya, Zimba pun langsung menarik telinganya. Romi dan Bob tertawa melihat Irwan yang cengeng langsung merajuk.

Makanan yang mereka bawa dari kantin di makan Zimba dan Bob sedangkan bekal yang dibawa Zimba di makan Romi. Romi selalu membujuk Zimba untuk dibuatkan bekal setiap hari karena masakannya sangat enak. Mereka bertiga hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Romi orang kaya tetapi suka dengan masakan sederhana anak kost.

Waktunya sudah sangat santai Zimba membuka ponselnya karena mulai masuk pembelajaran belum ia sentuh sama sekali. Zimba melihat notif rekeningnya saldo masuk 5 juta. Zimba sangat terkejut nilai uang segitu sudah sangat banyak. Zimba hanya meminta dua ratus ribu untuk makan saja menunggu uang bulananny dikirim. Zimba membuka isi pesan WA Morgan memintanya untuk bertemu di kostnya sepulang kuliah.

Jam istrahat sudah selesai. Mereka berempat pergi meninggalkan tempat itu menuju ke kelas. Irwan dan Romi langsung mengantuk mendengar ada dua mata kuliah lagi masuk. Untuk mengeluarkan setan malas dari tubuh mereka berdua Zimba memukul punggung Romi dan Irwan.

Pak Xasel menyuruh Zimba lagi ke ruangannya. Zimba sempat menolak karena mata kuliahnya sudah selesai. Zimba sangat kesal setiap pergantian les selalu disuruh ke ruangannya dengan alasan yang tidak jelas. Emosi Zimba memuncak langsung masuk tanpa mengetuk pintunya lagi. Pak Xasel memberikan kartu untuk menyuruh Zimba bertemu nanti malam di sana.

Zimba melihat isi dari kartu itu milik Hotel Word Beautiful bintang lima. Zimba sudah menduga kalua dirinya akan diajak ke hotel. Sepulang kuliah Zimba langsung menunggu Pak Xasel di parkiran. Zimba memberikan kembali kartu itu kepadanya. Pak Xasel melihat kiri kanan tidak ada orang lalu memaksa Zimba masuk ke dalam mobilnya.

Pak Xasel membawa Zimba ke Hotel yang sudah dipesan sebelumnya. Sesampainya di kamar penginapan. Zimba langsung mengamcam Pak Xasel untuk tidak obsesif dengan dirinya. Pak Xasel hanya memohon sekali saja untuk memuaskan hasratnya. Zimba menyuruh Pak Xasel tidur di atas ranjang membuka seluruh pakaiannya. Untuk mempersingkat waktu mereka hanya bercocok tanam 10 menit.

Pak Xasel belum merasa puas dan ingin diberikan goyangan manja lagi. Zimba langsung mendorong Pak Xasel segera meninggalkan kamar itu. Zimba melihat ponselnya sudah ada lima kali panggilan masuk.

Zimba memesan gojek agar lebih cepat sampai di kost. Zimba meminta maaf sudah membuat Morgan menunggu lama. Zimba membuat alasan kalua dirinya tadi pergi ke perpustakaan setelah pulang kuliah. Morgan memeluk Zimba untuk tidak merasa bersalah lagi. Zimba mengajak Morgan untuk membantunya memindahkan barang-barangnya ke kamar ujung.

Setelah semua selesai mereka istrahat sejenak sebelum mandi. Zimba mengambil minuman dari kulkas untuk diberikan kepada Morgan. Zimba sedikit lega karena kamarnya tersembunyi berharap kakaknya tidak mengetahui keberadaan Zimba. Morgan mengajak Zimba untuk mandi bersama. Zimba yang pura-pura malu menolak rayuan Morgan. Akhirnya Morgan mengangkat Zimba ke pelukannya membawa ke kamar mandi.

Langkah demi langkah tangan nakal Zimba langsung mengocok alat vital Morgan kemudian menjilatnya, jiwa serigala Zimba muncul menggigit bola-bola kehidupan Morgan. Dilanjut dengan Morgan mengarahkan ujung lidahnya ke rawa-rawa milik Zimba. Mereka melakukan teknik nomor 8 agar sama-sama menikmati adegan.

Zimba membisikkan ke Morgan malam ini menginap di kostnya saja. Zimba ingin bermain suster-susteran bersama Morgan. Zimba mengenakan pakaian dinasnya yang sangat seksi. Morgan menelan ludah saat melihat Zimba yang semakin menaikkan gairahnya ingin bercumbu lagi. Supaya Morgan lebih terangsang lagi Zimba membuka laptopnya menonton video adegan Zimba saat dirinya sedang nafsuan. Sebelum Zimba tidur jika ia sedang sange Zimba menggunakan vaginal dilator memuaskan hasratnya. Saat melihat aksi Zimba di video itu secara alami Morgan langsung basah.

Morgan menyuruh Zimba mempraktikkan di hadapanya. Zimba memainkan stetoskopnya pertama memeriksa jantung lalu memeriksa perut. Zimba mempijat-pijat paha Morgan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 32

    Zimba termenung seandainya Morgan hadir pasti akan semakin seru lagi. Sampai kapan kerinduannya itu terus tertahan. Zimba tidak sadar sudah meminum beberapa gelas sampai kepalanya sudah mulai pusing. Irwan dan Romi masih asyik berjoget. Ini kesempatan besar untuk pria gatal itu menggodanya. Zimba tidak memberontak tetapi tertelan dengan godaan pria licik itu. "Kamu lagi kesepian yah???" Kata pria itu menyodorkan minuman ke Zimba. "Kamu????? Kamu siapa????" Zimba sudah mabuk. "Aku di sini mau menolong mu." Pria itu mengajak Zimba ke tempat lain. "Kita ke mana?" "Ke tempat paling nyaman." Pria itu membawa ke tempat khusus di mana para laki-laki dan wanita sedang mabuk-mabukan dan juga bermain-main kuda-kudaan. Pintu terbuka. Kumpulan mereka sangat terpana, kali ini mangsanya berbeda sangat mulus, cantik dan montok. Zimba diletakkan di tengah para laki-laki untuk menggodanya diajak minum sampai benar-benar mabuk jika bisa sampai pingsan. Berjalannya acara salah sa

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 31

    Zimba merasakan belaian itu di seluruh tubuhnya. Nafsu Zimba sangat berapi-api ia juga membalas belaian itu ke Morgan. Mereka beradu cumbu mesra. Saatnya mereka akan beradu adegan. Bunyi-bunyi itu sangat nyaring terdengar. Zimba membuka matanya ternyata semua itu hanya mimpi. Zimba sangat berharap itu semua nyata. Zimba mengelus-elus wajah Morgan lewat ponselnya untuk melepas kerinduan. Untuk memulai aktivitasnya Zimba mandi terlebih dahulu. Kebiasaan di kostnya dulu setiap hari libur selalu merapikan tempat tidurnya. Zimba sudah terbiasa walau tinggal di rumah Morgan tetap jiwa itu melekat. Pagi yang cerah sangat cocok memasak pancake. Zimba mencari semua bahan-bahan yang dibutuhkan di kulkas dan lemari. Zimba mengerjakan semua dari pada mengajak mereka berdua nanti malah menambah pekerjaan lagi. Sedikit melelehkan tetapi Zimba sangat senang dalam hal memasak. Setelah pencakenya matang Zimba melanjutkan membuat susu. Semua sudah kelar Zimba membangunkan Romi dan Irwan. Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 30

    Ibu Bob sangat berharap Zimba berjodoh dengan anaknya. Sampai sekarang Ibunya masih salah paham terhadap Zimba dan Bob. Ibunya berpikir mereka pacaran. “Kapan kalian berdua minta restu sama Ibu? Selagi Ibu masih hidup.”“Restu apa mama? Tanya Bob.(Ibunya melirik ke Zimba.)“Mama jangan salah paham. Kami hanya sebatas teman saja.”“Ibu sudah ada calon menantu yang lain. He he he he.” Zimba tertawa supaya tidak tegang.“Siapa?”(Bob sudah membuat gerak-gerik untuk tidak diceritakan tentang pacarnya akan tetapi Zimba tetap membahasnya.)“Bob belum mengenalinya sama Ibu?” Lanjut Zimba.“Belum. siapa nak?.”"Ada Bu. Mahasiswa kam..." Bob menyumpal mulut Zimba untuk tidak melanjutkan perkataannya."Yah sudah tidak usah dilanjut." Ibunya menghentikan mereka.Bob masih belum ingin memperkenalkan pacarnya ke orang tuanya. Bob tidak ingin memberikan kekecewaan yang menurut dia itu masih dini untuk diberitahukan. Bob ingin orang tuanya hanya memandang kefokusannya dalam proses kuliah.....Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 29

    “Keren bangattttt.” Irwan tidak sabar membuka kotak kadonya. “Tas Hermes???” Irwan shok.“Yang ulang tahun siapa? Yang unboxing siapa?” Ibunya menarik telinga Irwan.“Iya iya Maaf mama.”“Oh iya. Ini anak pertama tante.” Memperkenalkan ke Zimba.Mereka saling salaman. Romi tidak perlu lagi karena sudah saling kenal. Jiwa kegatalan Zimba merana melihat saudara Irwan juga tak kalah dengan kagantengannya. “Kalian pasti sudah lapar kan? Tante tadi ada masak rendang sama ayam gulai.”“Tidak perlu repot-repot Tan. Kami tidak bisa lama-lama mau pergi ke rumah teman lagi. Orang tuanya lagi datang dari kampung jadi mau silaturahmi juga ke sana. Kamu ikut enggak?” Romi mengajak Irwan.“Ikutlah. Aku sekalian ke rumah Romi lagi nginap yah Ma. Tunggu dulu aku ganti baju” Irwan masuk ke dalam kamarnya.“Kalau begitu tante bungkus saja. Biasanya kamu suka rendang masakan tante.” “Iya. Tidak apa-apa Tan.”Ibu Irwan menyiapkan ke dapur. “Bagaimana pekerjaanya bang? Lancar?” Tanya Romi ke Ari abangn

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 28

    Romi masih tetap membujuk Zimba agar tidak pulang.“Sampai besok saja kamu menemani aku. Nanti sore pekerja pulang karena besok libur.” Romi mengembalikan tas Zimba ke dalam kamar.“Kamu tinggal memerintahkan mereka. Sini tas ku.” Merampas tasnya.“Aku sudah bilang. Tidak perlu merasa bersalah. Pergi bukan jalan satu-satunya melupakan masalah ini. Kamu ngerti enggak??” Romi mengeluarkan sifat dewasanya.“Kamu tidak bisa pergi selama abang ku belum datang.” Tegas Romi lagi.(Zimba menangis.)“Sudah. Kamu tidak usah menangis.” Memeluk Zimba.“Hari ini kita lupakan saja Lebih baik kita memikirkan hari esok saja.” “Tumben kamu dewasa.” Zimba memukul pelan dada Romi.“Kamu istrahat saja. Nanti malam kita pergi ke rumah Irwan sekaligus ke tempat Bob.”“Ngapain ke sana?” “Mau kasih kado buat mama Irwan. Orang tua Bob kan sudah sampai, kita juga harus menyapanya. Aku mau istrahat juga yah.” Romi kembali ke kamarnya.……Sore menjelang malam pun tiba. Romi terbangun karena pembantu menggedor

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 27

    Hari ini hari yang sangat membosankan. Zimba menyuguhkan susu dan roti untuk sarapan mereka. Romi sedang berenang Zimba pun membawanya ke sana. Cuaca yang gerah Zimba ingin ikut melompat ke kolam namun Zimba sedikit trauma dengan tragedi tenggelam.Romi sudah membujuk agar ikut saja nanti akan dibantu. Zimba masih tetap tidak mau. Semakin mendengar deruan air Zimba semakin ingin beranjak. Zimba pun mengganti pakaiannya ke rumah. Zimba hanya berenang di pingir-pinggir kolam yang terdangkal karena semakin ke tengah kolam akan semakin dalam. Romi memegang tangan Zimba melatihnya berenang. Pelan-pelan Romi membawa ke area terdalam kolam. Jika Zimba yang tenang tidak memikirkan hal negatif yang dapat mencelakainya semua bisa dilalui. Zimba heran kenapa dirinya bisa. Romi membanggakan dirinya semua berkat bantuannya. Zimba lagak berani sendiri berenang ehhhh masih belum jauh dirinya hampir tenggelam. Jika Romi tidak cepat menggapai tangannya bisa saja dia nyungsep.“Jangan berlagak pinta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status