"haiii.. Andrian.?" terdengar suara wanita yang berusaha mendekatinya.
"masih inget gue kan? gue Maria, gadis yang sempat pacari di malam pensi dua belas tahun silam. Jangan bilang kalau lu ga inget."
Aktivitas Andrian terhenti, ketika Maria menghampiri dan membuka kembali lembaran lembaran masa lalu yang ia coba lupakan. Matanya terbelalak mengarah ke wanita tersebut, pikirannya tenggelam dalam ingatan dua belas tahun yang lalu.
POV Andrian
Aku mengingat kejadian dua belas tahun yang lalu, Maria adalah wanita yang pernah menjadi kekasihku saat itu. Saat ketika malam pensi diselenggarakan. dimana, itu adalah malam terakhir masa SMA yang tidak mungkin dilupakan. Dulu memang aku sempat berpacaran dengannya, namun tidak berlangsung lama kami pun putus, karena ulahku yang dengan berani melakukan hal yang kurang baik kepadanya. Aku berusaha menurutkan nafsuku dengan mencoba meremas dua gundukan kenyal yang ada pada dirinya. Hingga pa
Ternyata Andrian pernah melakukan hal yang tak teduga dengan wanita lain, lalu bagaimana dengan Ryn. Bagaimakah perasaan Ryn nanti, ketika ia tahu. Bahwa suaminya sudah pernah tidur dengan wanita lain. Anda penasaran?, sama saya juga. yukss ikutin kisah selanjutnya, agar kamu berhenti penasaran. cerita ini mengandung unsur dewasa yaa, buat kalian yang belum cukup umur, harap bijak memilah dan memilih novel yang akan kalian baca, stay healt, stay love❤️❤️ -khalisa Aizaa
POV Andrian langsung kubopong tubuh lena yang mungil. ke dalam kamar yang selalu ditiduri oleh Turi. kubisiki tepat di telinganya dengan nada yang sensual. "tenang Lena sayang, aku akan membantumu mengakhiri penderitaan mu itu". Selanjutnya.. ***"ka, apa yang sedang kamu lakukan kepadaku ugghhhh...?". Setelah berada didalam kamar, aku langsung menjatuhkan tubuh lena keatas kasur yang ukuran nya hanya muat untuk satu orang, memanglah terdengar sempit untuk melakukan permainan semacam ini. Namun karena tubuh lena yang mungil dan ditambah badanku yang tidak terlalu besar, kami enjoy saja menikmati semua ini. Setelah tubuhnya terbaring diatas kasur, sejenak aku meloroti pandanganku keobjek tubuhnya dari ujung kaki hingga ke ujung rambutnya, namun pandangan ku terhenti ketika aku melihat ke dua gunung kembar yang telihat sangat montok, Aku tahu usia Lena masih belasan tahun, tapi tidak kusangka Lena memiliki gundukan yang sangat besar, yang tidak sesuai dengan kebanyakan wanita seusia
#kembali ke acara pernikahan.. POV Author Ryn menepuk pelan pundak Andrian, sembari memanggilnya. "Bang,.. abang mikirin apa sihh?", kok dari tadi dipanggilin ga nyaut-nyaut. "hmm.. engga ko Ryn, abang abang ga mikirin apa - apa". Andrian melempar pandangannya kearah Maria, mantan kekasihnya itu. Dan menjawab pertanyaannya. "tentu saja saya masih ingat, dong." setelah ia menjawab pertanyaan Maria. Lalu ia pun berpamitan dan berlalu pergi meninggalkan Maria, dengan menggandeng tangan wanita disampingnya. "ayo sayang. Kita kembali kemeja". Seru Andrian. Mereka pun melangkah menuju meja, yang jaraknya jauh dari tempat teman-temannya berada. Mereka menikmati hidangan yang sudah ada diatas piring, sambil berbincang-bincang. Mata Andrian terus menatap wajah Ryn penuh gairah, dan tidak mampu berkedip sekalipun.. " Ryn.."" iya bang.."" apakah kamu sengaja bersolek seperti ini?." " sengaja mak.. maksud nya?" tanya Ryn. ia berpura - pura polos, dan menanyakan apa yang dimaksud oleh An
"Akkkhhhh....mhhmmm.. Tunggu bangg..." teriakan Ryn menghentikan pertarungan yang sedang berjalan. Membuat Andrian sedikit kebingungan. Apakah Ryn akan menolaknya kembali?, seperti hari dimana Andrian jatuh sakit. Ataukah ada hal penting yang ingin Ryn sampaikan kepadanya.? #Selanjutnya.. ***" Ada apa Ryn?.." perlahan Andrian menghentikan permainannya, dengan mata yang terlihat masih sayu ia menatap kearah Ryn. " Abang, aku ingat sekarang... Aku ingat semuanya bang,.. Aku ingat kalau dulu aku dan abang pernah memiliki perasaan. kita pernah saling cinta, benar kan bang?..." Air mata Ryn mengalir saat mengungkapkan semuanya. Apa yang ia rasakan saat ini membuat dia terharu, karena selama ini dia sudah berusaha untuk mengingat, Tetapi ingatan nya tidak kunjung pulih, namun ketika ia mencium bibir Andrian ia mengingat semuanya. " bahkan kita pernah berciuman. Benar kan abang.? jawab!." Kejadian dua belas tahun yang lalu kini terlintas jelas didalam memori ingatan Ryn. Ingatan Ryn kini
Sore ini Andrian dan Ryn, mengantarkan kepulangan ayah dan ibunya kerumah mereka. disepanjang jalan menuju rumah ayah dan ibu, Andrian dan Ryn senyum senyum bahagia mengingat kejadian semalam. " sayang.." Andrian menggenggam tangan Ryn sepanjang perjalanan. Ayah Wisnu dan Ibu Ratih ikut merasa bahagia karena melihat Ryn kini telah berbahagia hidup e dengan suaminya.sesampainya mereka dirumah ayah dan ibu. Ryn dan Andrian langsung tancap gas untuk kemabali kerumah mereka. " daahh ibu daah ayaahh" Ryn berpamitan kepada ayah dan ibunya. mobil mereka berjalan menuju kembali ke rumah.di perjalanan menuju rumah Ryn dan Andrian saling bercengkrama. suasana hangat dan harmonis terjalin di mobil mereka. " bang.. kalau nanti kita punya anak, abang pengennya punya cewek atau cowok.?" tanya Ryn." kalau abang sih maunya cowok, supaya nanti ketika besar ia bisa menjaga adik adiknya. Tapi apapun nantinya mau cewek atau cowok abang akan tetap bersyukur" ucap Andrian. Andrian terus menggenggam ta
Sudah satu bulan penuh Eyang muda Berada di ruangan isolasi. Gejala yang ia rasakan kini semakin berkurang dirinya pun kini semakin membaik. Namun virus yang bersarang di tubuh eyang muda masih belum lepas, karena ketika di tes swab antigen masih menunjukkan hasil yang positif covid - 19.perawat yang menanganinya selalu meng- update tentang keadaan Eyang muda kepada Ryn dan Andrian, dari keadaanya hingga nafsu makan eyang muda, selalu diperhatikan dan di kabarkan melalui gawai milik Andrian.Semula Ryn, Andrian, ibu Ratih, ayah Wisnu, bibi Hilma, dan juga paman Tomy, mengira bahwa eyang muda akan segera pulang dan kembali bersama mereka, namun takdir berkata lain. Pada akhirnya eyang muda menghebuskan nafas terakhirnya. Dihari ke 14, disaat ia berada di rumah Sakit. Kepergiannya menyisakan luka yang mendalam di hati Ryn dan seluruh keluarga keluarga.Kesedihan Mereka bertambah karena mengetahui bahwa eyang muda akan dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan covid 19. Sehingga merek
" Bagaimana keadaan Andrian nak, apakah dia sudah bisa tenang?." Pertanyaan menyerang secara bergantian dari bibi Hilma, yang sudah sangat lama menantikan kabar Andrian. " Abang.. huftt abang sedang mandi, namun dia sudah baik baik saja, dirinya sudah jauh lebih baik. jadi kalian tidak usah khawatir." Ryn menjawab pertanyaan bibi Hilma sembari menghela napasnya yang sedikit sesak, bayang bayang akan kejadian semalam selalu menghantuinya. " assalamualaikum.." suara ibu dan ayah juga Paman Tomy mereka kembali kerumah setelah pergi dari pasar." sayang.. kamu tidak apa apa? ." Tanya ibu Ratih yang melihat raut wajah Ryn seperti orang yang habis menangis." aku tidak apa apa ibu." jawab Ryn menutupi kesedihan nya." bagaimana dengan Andrian? Apa yang sebenarnya terjadi pada Andrian, mengapa semalam ia bisa semarah itu?." Tanya ayah Wisnu, mereka terus mencecar Ryn dengan pertanyaan pertanyaan. Lalu Ryn pun menyodorkan surat yang ia ambil secara diam diam tanpa sepengetahuan Andrian. " I
Dipagi hari, sang surya mulai menampakkan diri, Sinarnya menyebar keseluruh bumi. Termasuk rumah yang berada di desa Sedangsari, rumah bibi Hilma. Sinar mentari pagi mampu menembus sela sela jendela yang tertutup oleh tirai di kamar mereka. Semilir angin hangat seolah mengajak Ryn untuk bangun dari tidurnya. Ia bahagia karena telah berhasil menemukan alamat rumah Ibu Saswi. Dan berhasil mempersatukan kembali hubungan yang sempat memanas di antara Andrian dengan ibu kandungnya. Ia melihat senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajah Andrian. Namun semua itu tidaklah nyata. Ia perlahan membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. Ia bertanya didalam hati 'apakah aku hanya bermimpi?' sembari menghela nafas panjang seakan merasa kecewa karena itu tidak semua tidaklah nyata. Lalu Ryn melangkahkan kaki menuju jendela. Ia Menikmati hangatnya suasana pagi di dalam desa. Matanya terpanah ketika disuguhkan pemandangan di areal persawahan yang luasnya sekitar 636
Sesampainya didalam mobil ki***g hitam milik paman Tomy. Wajah Ryn lansung mendekat kearah Andrian dan lebih dulu menyambarnya. Bibirnya dengan lugas melumat bibir Andrian yang tadi sudah basah karena ciumannya di bangku taman. Beruntungnya kaca mobil Milik Paman Tomy tidak tembus pandang, jadi mereka aman. Tidak akan ada yang bisa melihat aktifitas mereka dari luar. " hmm bang..." Ryn berdesah pelan. Ia merasa kesulitan karena terhalang pembatas ditengah - tengah antara kursi pengemudi dan kursi penumpang disampingnya. Namun itu tidak menghalangi gairahnya kepada suaminya yang sudah membara. " Bangg... Mmmphhhh aku ingin lebih dari ini bang..akkhh.." Tangan Ryn berusaha menurunkan resleting celana dan kini benda lonjong dan besar itu tampak ketara di balik CD Andrian. Mata Ryn yang terpanah melihat benda itu yang sudah tampak mengacung. Ia melirik ke arah Andrian memberikan kode bertanda meminta izin. Untuk memainkan benda berharga milik suaminya itu. Mata A