Share

Bab 50 Arkavi

“Maafin aku, Re,” ucap Arkavi di bawah bunyi rintik hujan.

Jeruji besi membingkai senyuman samar Arkavi dan punggungnya yang membungkuk di lantai keramik. Alas duduknya hanya selembar tikar tipis dan sebuah bantal lusuh yang sudah mengeras. Hanya dia satu-satunya orang yang ditahan dalam ruangan ini, sementara dua ruangan lainnya dalam keadaan kosong.

Dia kini tidak memiliki apa dan siapa pun, kecuali dirinya sendiri yang dibalut baju tahanan. Tidak ada keluarga dan teman yang menjenguknya. Arkavi tidak lagi terlihat seperti sedia kala yang tampan dan gagah. Dan, caranya memandang sepintas seperti pandangan suaminya Prisha—penyesalan, kesedihan, dan pengharapan berkumpul menjadi satu di sana.

“Kamu enggak seharusnya meminta maaf padaku,” tanggap Raesaka. “Kamu semestinya minta maaf pada Akarsana dan juga yang lainnya. Dan aku,” Raesaka mengusap mulutnya, “sudah dengar kabarnya.”

Arkavi melipat bibirnya, mengangguk samar dan katanya, “Aku tahu ayahku bebas dari segala tuduhan, padaha
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status