Share

3. "Iya"

Penulis: Amie_C.T
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-02 07:27:45

"Sampai kapan kamu akan terus mengabaikan aku?"

Suara seseorang yang sangat Andira kenal membuayarkan lamunannya. "K-kamu..." Andira tak dapat meneruskan kalimatnya saat tiba-tiba ubuhnya di rengkuh dan di peluk sangat erat. 

"Menangislah, jangan pernah memendam masalahmu sendiri. Aku siap untuk menjadi tamengmu saat kamu ingin menangis." Ya, dia adalah Bagas, pria yang selama ini memberi perhatian lebih padanya. 

Entah kenapa, kata-kata Bagas membuat kedua matanya kembali berair. Andira melingkarkan kedua tangannya di pinggang Bagas, membenamkan wajahnya ke dalam dada bidang pria itu. Dia menangis, meluapkan semua sedih dan rasa sakit hatinya di dalam dekapan pria yang tadinya ingin sekali Andira hindari, saat ini justru tengah berada di dekatnya, bahkan memeluknya.

"Benar, menangislah." Ucap Bagas, tangannya membelai lembut rambut hitam panjang Andira yang tergerai sangat indah. "Maaf. Karena aku, kamu jadi begini."

"Apa yang kamu katakan?" Andira melepas pelukannya, lalu menatap dalam pria yang selalu ada di saat kapanpun ia membutuhkan seseorang sebagai sandaran. 

"Aku tahu, pasti ini terjadi karena aku." Seru Bagas yang menundukkan wajahnya.

Andra memberanikan diri untuk menggenggam tangan Bagas."Ini bukan salahmu. Ini semua takdir, jadi kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri seperti ini." Serunya kemudian. Tak dapat dipungkiri jika Andira sebenarnya juga menyukai pria yang ada di hadapannya saat ini, pria yang selalu ada untuknya. 

Perlahan Bagas mengangkat pandangannya, dia menatap kedua mata indah Andira. Sungguh, dia sangat beruntung bisa bertemu dan mencintai gadis sebaik Andira. "Aku janji akan membantumu untuk mencari pekerjaan." Ucapnya yang kemudian diangguki oleh Andira. 

"Terima kasih." Seru Andira tulus.

"Hei, tidak perlu begitu. Apa pun akan aku lakukan untukmu." Bagas memberanikan diri mencubit kedua pipi chuby yang selalu terlihat menggemaskan itu dan hal itu sukses membuat keduanya merona. "Hmm, apakah kamu masih belum siap untuk menjawab pertanyaanku?" 

Andira menautkan kedua alisnya. Pertanyaan yang mana, batinnya. 

Bagas menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal saat melihat wajah kebingungan Andira. Masak iya aku harus mengatakannya lagi. Padahal waktu itu saja sudah berkeringat dingin, batinnya. "I-itu.." Serunya seraya menyatukan kedua telunjuk jarinya. Dari mana aku harus memulainya, pikirnya. Entah kenapa Bagas jadi lupa kata-kata yang akan dia ucapkan, padahal waktu itu dia sangat lantang mengutarakan perasaannya di rumah sakit.

"Iya." Jawab Andira tiba-tiba.

Bagas terkejut, dia membulatkan kedua matanya saat mendengar jawaban dari Andira. "Benar, iyaa?" Tanyanya untuk memastikan dan Andira tentu saja mengangguk. 

"Aargh." Karena sangat senang, Bagas kembali reflek mencubit kedua pipi menggemaskan milik Andira. 

"Eh, eh maaf sayang. Aku terlalu senang saat ini." Bagas gelagapan dan mengelus pipi Andira. Dia bahkan merutuki tangannya yang membuat kekasih barunya jadi kesakitan.

Andira mengangguk. Entah kenapa panggilan sayang yang di sematkan Bagas, membuat kedua pipinya kembali merona.

"Ayo aku antar pulang, nanti keburu hujan." Untuk pertama kalinya Bagas menggengam tangan Andira, meski sebenarnya jantungnya tengah berdisko ria dan membuat kedua otot kakinya serasa melemah.

"Tapi aku bawa motor sendiri." 

Bagas terdiam. Benar juga, batinya. "Tidak apa-apa, yang penting kamu aku antar pulang." Masa bodoh dengan dua motor itu, yang penting aku bisa mengantar kekasihku pulang seperti yang lain, pikirnya. 

"Terus kantor?" Andira kembali mengerutkan keningnya. Padahal ini masih jam kantor, kenapa Bagas sangat ingin mengantarnya pulang. 

"Aku sudah ijin sakit." Jawab Bagas dengan senyum manisnya. 

Andira menggeleng, kenapa Bagas bisa berubah konyol seperti ini. Padahal biasanya dia akan terlihat sangat berwibawa di kantor. Akhirnya kedunya melaju meninggalkan taman dengan motor masing-masing. 

***

Waktu kian cepat berlalu. Selang 3 bulan kabar di pecatnya Andira secara tidak adil pun kian tenggelam. Tapi tidak dengan hubungan Andira bersama bagas, keduanya sudah resmi menjalin hubungan sejak 3 bulan yang lalu dan sebentar lagi Bagas akan menunjukkan keseriusannya untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Andira juga saat ini sudah mendapat pekerjaan baru, dia menjadi sekretaris pribadi di salah satu perusahaan sejak 1 bulan yang lalu. Meski perusahaan itu tak sebesar perusahaan Andira dulu, tapi Andira cukup betah karena dia diperlakukan cukup baik di sana. 

Tari yang sejatinya juga masih memendam perasaan kepada Bagas, tidak dapat menahan amarahnya saat ia mendengar rencana pernikahan Andira dan Bagas yang akan di laksanakan 2 minggu lagi. Meski Tari dan Bagas kini tak saling sapa, tapi Bagas masih menghargai Tari sebagai seniornya dan mau memberikan undangan padanya. Namun Tari tidak terima, dia justru beranggapan jika Bagas tengah memenas-manasi dirinya dengan memberikan undangan tersebut. Terlebih, Bagas yang lebih memilih Andira dari pada dirinya. Tari memutuskan pergi ke sebuah desa yang terletak di pinggiran pantai sebelah timur kota untuk menemui seseorang. 

"Apa yang kamu inginkan?" Tanya mbah Kaji, pria tua yang berumur 65 tahun, dengan keriput yang memenuhi sekujur tubuhnya. Pakaian khas jawa yang melekat di tubuhnya, serta tudung kepala dengan motif batik membuat mbah Kaji terlihat seperti seorang bangsawan di jaman dulu. Dia sedang duduk bersila dengan baskom yang terbuat dari tanah liat yang berisikan arang menyala di dalamnya. Sesekali dia menaburi dupa ke atas arang tersebut hingga bau kemenyan menyeruak keseluruh penjuru ruangan. Tampah bambu berisi tujuh macam jenis bunga dengan berbagai warna, juga tersaji di hadapan mbah Kaji. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ar_key
keren .........
goodnovel comment avatar
Wiselovehope
Ayo lanjut (^^)/
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   133. Akhir yang indah

    Cahaya merah mendadak muncul di atas mobil Bagas, sesosok ular besar yang berkepala manusia pun mendadak muncul dan membelit mobil mereka.Kretek, kretek.Mobil pun terdengar mulai meretak saat sosok ular besar itu melilitnya dengan sangat kuat. Andira pun semakin ketakutan sambil meremas jok mobilnya."Ashadualla ilahailallah, wa ashadu anna muhammadarrasulullah."Andira langsung menoleh saat mendengar suaminya mengucapkan syahadat. Namun tiba-tiba ia langsung terbelalak, ketika cahaya putih yang memancar dari tubuh Bagas perlahan semakin menebal dan semakin melebar."Aaaargh!" erangan mahluk-mahluk itu tiba-tiba menggema di telinga keduanya. Tubuh mahluk-mahluk itu seketika hancur menjadi asap, saat cahaya putih itu mulai menyentuh mereka.***Klotak,klotak.Mbah Kaji pun langsung menghentikan ritualnya saat suara lemparan batu, terdengar di atap rumahnya."Pak Kaji, keluar! Kami tidak ingin punya warga seorang dukun! Keluar! Kalau tidak, k

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   132. Pertarungan gaib

    Perlahan Andira mulai membuka kedua matanya ketika Ia baru saja sadar dari pingsannya. ia pun langsung meringis ketika pusing tersa di kepalanya. Beberapa saat kemudian kedua matanya pun langung terbelalak, saat mendapati dirinya dalam keadaan terikat di atas meja dan di kelilingi taburan bunga."Mmm... Mmm..."Andira pun berusaha meronta dan melepas ikatannya. Namun ikatannya sangat kuat, dia juga tidak bisa berteriak karena mulutnya tersumpal. Seketika Andira langsung menangis ketakutan, ketika puluhan mahluk menyeramkan tiba-tiba mengelilingi dirinya. Meski sebelumnya dia sudah terbiasa dengan mereka, entah kenapa kali ini dia merasa berbeda.Tubuhnya pun langsng gemetar ketika salah satu makluk meyeramkan itu tiba-tiba menjilati bagian perutya, seolah tak sabar akan menikmati makanan yang sangat lezat.Brak!Pintu ruangan tiba-tiba terbuka paksa, bersamaan dengan pintu yang terbuka, semua mahluk menyeramkan itu juga mendadak menghilang seketika. Bagas pu

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   131. Kabar menggejutkan

    "Mereka lagi bahas apa sih! lama amat." keluh Dion kesal. Ya, setelah ia memberikn alamat Andira pada Tari, entah kenapa perasaannya mendadak tidak tenang. Dan seharian ini pun, dia terus mengikuti kemana Tari pergi kalau-kalau dia sampai berbuat sesuatu yang nekat pada Andira.Hingga malam hari tiba, Tari pun akhirnya benar-benar menemui Andira. Namun ketika Dion menunggunya di sudut jalan tak jauh dari rumah Andira, Tari malah tak kunjung keluar dari rumah Andira. Dion pun semakin merasa gelisah, ingin rasanya ia langsung masuk ke sana dan langsung membawa Tari pergi dari sana. Namun semua itu tidak mungkin, karena Andira akan merasa curiga padanya.Hingga sekian lama Dion menunggu, mobil Tari tiba-tiba terlihat keluar dari rumah Andira. Ketika mobil itu melaju dan melewati dirinya, seketika itu juga Dion pun langsung tersentak, saat tanpa sengaja kedua matanya melihat Andira tak sadarkan diri di jok belakang mobil Tari.Dion pun langsung bergegas mengikuti mobil

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   130. Rencana Tari

    Pagi harinya, Tari tiba-tiba memanggil Dion ke ruangannya dan Dion pun dengan sangat terpaksa menurutinya. Dengan langkah kaki yang berat, ia mengikuti langkah kaki Tari yang sedang menuju ruang kerja pribadinya."Duduklah." titah Tari."Tidak perlu basa-basi, cepat katakan apa maumu?" Ketus Dion dengan nada kesalnya.Tari langsung menghentikan langkahnya. "Tolong jaga sikapmu! Ini kantor, jadi hargai aku sebagai atasanmu." ucap Tari yang langsung menatap tajam ke arah Dion.Seketika, Dion pun langsung terbungkam. Meski sebenarnya di dalam hatinya ia masih menggerutu kesal pada wanita yang sedang berada di hadapannya saat ini.Tari mengambil nafas dalam, lalu kemudian ia mendudukkan bokongnya di atas kursi kebesaranya. "Aku ingin tahu tempat tingga Andira yang baru." ucapnya kemudian.Seketika, Diaon langsung mendongak lalu ia menatap tajam ke arah Tari. "Aku tidak tahu!" ketusnya seketika."Hahaha..." Tari pun langsung tergelak, lalu kemudian wajahn

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   129. Nyawa, dibalas dengan nyawa!

    Seketika, penglihatan itu langsung menghilang dan membawa Bagas kembali ke tempat semula."Yang lalu, biarlah berlalu Nak. Sekarang, waktunya untuk kamu memperbaiki segalanya." Bagas langsung menoleh, dan menatap kakek buyutnya. Ia pun bertanya-tanya, apa maksud dari memperbaiki segalanya. "Maksudnya apa Kek? tanyanya kemudian."Kemarilah Nak." sang kakek melambaikan tangan, menandakan agar Bagas semakin mendekat padanya.Bagas pun menurut dan perlahan mulai mendekati kakeknya. Tiba-tiba, tangan kanan sang kakek terangat dan langsung menyentuh pucuk kepalanya. Dan seketika, pucuk kepalanya pun langsung terasa sejuk, di mana semakin lama rasa sejuk itu semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. "Aku titipkan ilmuku padamu, jaga baik-baik dan gunakanlah untuk membatu sesama." titah sang kakek yang kemudian melepaskan tangannya dari pucuk kepala bagas. "Sekarang, bersiaplah. Sesuatu yang besar akan segera terjadi. Segera bersihkan tubuhmu dan langsung ambil w

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   128. Penglihatan

    Malam harinya, Bagas pun bisa bernafas lega saat ia bisa melaksanakan kembali, ibadah yang selama ini dia tinggalkan. Meski di bagian dadanya masih terasa sedikit nyeri dan punggungnya pun juga masih terasa sangat berat, tapi setidaknya ia masih bisa menahannya dan melakukan ibadahnya sampai selesai.Tinggal seorang diri seperti ini, membuat Bagas merasa kesepian. Ia rindu gelak tawa wanita yang selama ini sabar mengahadapinya. Ia rindu semua ocehan yang keluar dari bibir manisnya. Rindu saat dia berteriak kesal, saat ia terus saja mengusili dirinya. Bagas pun tersenyum saat mengingat semua itu.Setelah melaksanakan sholat isya', Bagas hanya menghabiskan waktunya dengan berdzikir dan mengaji. Semenjak ia membuang barang-barang pemberian dari pak Soleh, tidak ada lagi mahluk gaib yang menggangu atau pun menampakkan dirinyanya.Bagas kini bisa melakukan aktifitasnya seperti sedia kala. Hingga jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul dua belas malam, Bagas pun mulai m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status