Share

2. Dipecat

Penulis: Amie_C.T
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-02 06:34:58

2 hari berlalu, hari ini adalah kali pertama Andira bekerja kembali. Beruntung kedua orang tuanya tinggal di desa dan Andira tinggal seorang diri di kontrakan, jadi dia tidak perlu khawatir kedua orang tuanya menanyakan keberadaan dirinya saat dia dirawat di rumah sakit

"Andira, ikut saya ke ruangan!"

Andira menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Fitriyah, atasannya yang memanggilnya. "Baik Bu." Jawabnya dengan sopan. Kemudian dia beranjak dari meja kerjanya dan mengikuti Fitriyah sesuai perintahnya. 

Di ruangan Fitriyah, Andira mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan ternyata di sana juga sudah ada Yeni, kepala ruangannya yang telah menunggu. Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak, batin Andira. Andira merasakan tatapan para atasannya tidak seperti biasanya, sepertinya telah terjadi sesuatu tanpa ia sadari. 

"Silahkan duduk." Titah Fitriyah.

Andira tersentak kaget saat suara Fitrinyah membuyarkan lamunannya. Kemudian dia duduk di kursi yang telah disediakan sesuai arahan atasannya. 

"Kamu tahu, kenapa kamu saya panggil ke sini?" 

Andira menggelengkan kepala, kerena pada kenyataannya dia memang tidak tahu apa yang telah terjadi hingga dia harus berhadapan dengan kedua atasannya saat ini. Entah kenapa, Andira merasa suara Fitriyah kali ini terdengar berbeda, seperti suara orang yang sedang menahan amarah. 

"Baiklah, saya tidak akan bicara panjang lebar. Yang pasti, sikap kamu selama ini telah melukai hati saya!" Sarunya. 

Andira membulatkan kedua matanya, dia bertanya-tanya sikap yang mana yang dia lakukan hingga membuat atasannya merasa sakit hati. "M-maaf bu, saya tidak mengerti." Ucapnya. 

"Tidak perlu banyak bicara, cukup tanda tangan saja di sini." Jawab Fitriyah ketus, dia memberikan selembar kertas lengkap dengan materainya beserta satu buah pulpen. 

Jantung Andira seakan berpacu

 semakin kencang, tatkala mendengar jawaban dari atasannya. Apa lagi dia melihat kertas yang diberikan Fitriyah itu bermaterai. "M-maaf, ini kertas apa bu?" Tanyanya. 

"Bukankah kamu bisa membaca." Jawabnya lagi, dingin. 

Andira mengangguk dan menuruti perintah Fitriah, dia merogoh kertas dan pulpen yang berada di hadapannya. 

"Saya yang bertanda tangan di bawah ini, nama Andira Alishba Beyza, usia 24 tahun, alamat di Jl. Semenanjung Riya Blok A no.1, posisi pekerjaan sebagai karyawan. Dengan ini menyatakan untuk istirahat sampai batas waktu yang tidak ditentukan."

Deg, hatinya bagai tersambar petir. Andira terkejut tatkala tahu atasannya menyuruhnya untuk menanda tangani surat pengunduran diri dari perusahaan. Apa yang terjadi? Kenapa aku harus mengundurkan diri? Apa aku telah melakukan satu kesalahan, kesalahan yang tidak pantas untuk dimaafkan? Banyak pertanyaan yang hadir dalam benak Andira saat ini. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. 

"Cepat tanda tangan!" 

Suara perintah sang atasan membuat Andira kembali tersadar dari lamunanya. Mau tidak mau dia menuruti keinginan atasannya itu. Dengan deraian air mata yang sudah membasahi kedua pipinya, Andira memberanikan diri untuk menggerakkan pupen di tangannya, meski dalam keadaan bergetar kerena menangis. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku mendapat perlakuan berbeda dari yang lain? Andira membatin dalam hatinya.

Selesai menyematkan tanda tangannya di sampaing materai, dia di perintahkan untuk langsung pulang dengan membawa barang-barangnya sekaligus. Saat dia keluar dari ruangan atasannya, banyak teman-temannya yang menanyakan apa yang telah terjadi sampai dia dipanggil ke ruangan Bu Fitriyah. Apa lagi dia keluar dalam keadaan menangis. Andira tak mampu menjawab jika dia mendapat perlakuan yang tak adil di sana, saat ini dia hanya bisa menangis di pelukan teman-temannya. 

Dari kejauhan seorang wanita dengan kulit kecoklatan serta rambut pendek ikalnya, memperhatikan dengan senyum puasnya. "Ini belum seberapa Andira! Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu nanti." Serunya dengan senyum sinisnya. 

Andira menyusuri jalanan ibu kota dengan air mata yang membasahi wajahnya. Beruntung saat dia pergi, dia tidak bertemu dengan Bagas, jadi dia tidak perlu bingung untuk menyembunyikan wajahnya yang terlihat sembab.

Dering ponsel yang sejak tadi berbunyi, tidak ia hiraukan. Dia lebih memilih berkeliling menyusuri jalanan yang di penuhi dengan lalu lalang kendaraan. Lelah menyusuri jalanan ibu kota, kini ia memberhentikan motornya di sebuah pinggiran taman kota. Dia mendudukkan bokongnya di kursi yang berada di bawah pohon yang rindang. Dia menunduk dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, dia menangis sejadi-jadinya meluapkan semua kesedihan dan rasa sakit hati dalam dirinya kerena perlakuan yang tidak adil yang baru saja ia dapatkan.

Dering ponsel kembali terdengar dari dalam tas selempangnya, menggangu luapan kesedihan yang ia tumpahkan. Dengan berat dia membuka tasnya dan mengamit ponselnya. Ternyata Bagas, pria yang baru 1 bulan ini dekat dengannyalah yang telah menelponnya.

Andira kembali mengabaikan panggilan itu, dia tidak ingin Bagas khawatir dengan dirinya. Hingga beberapa saat kemudian, panggilan itupun terputus. Dira menatap layar ponselnya yang terdapat puluhan panggilan tak terjawab serta puluhan pesan yang belum ia baca. Dia membuka kunci ponselnya untuk memeriksa siapa yang mencoba menghubunginya sebanyak ini dan ternyata semua panggilan dan pesan itu dikirm oleh Bagas.

"Haah." Andira menghela nafas, entah apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Andira menatap langit yang terlihat menggelap karena tertutup awan.

"Sampai kapan kamu akan terus mengabaikan aku?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ar_key
paragraf di jeda dikit ya biar gak ngos-ngosan bacanya ...
goodnovel comment avatar
Wiselovehope
Seru (^^)/
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   133. Akhir yang indah

    Cahaya merah mendadak muncul di atas mobil Bagas, sesosok ular besar yang berkepala manusia pun mendadak muncul dan membelit mobil mereka.Kretek, kretek.Mobil pun terdengar mulai meretak saat sosok ular besar itu melilitnya dengan sangat kuat. Andira pun semakin ketakutan sambil meremas jok mobilnya."Ashadualla ilahailallah, wa ashadu anna muhammadarrasulullah."Andira langsung menoleh saat mendengar suaminya mengucapkan syahadat. Namun tiba-tiba ia langsung terbelalak, ketika cahaya putih yang memancar dari tubuh Bagas perlahan semakin menebal dan semakin melebar."Aaaargh!" erangan mahluk-mahluk itu tiba-tiba menggema di telinga keduanya. Tubuh mahluk-mahluk itu seketika hancur menjadi asap, saat cahaya putih itu mulai menyentuh mereka.***Klotak,klotak.Mbah Kaji pun langsung menghentikan ritualnya saat suara lemparan batu, terdengar di atap rumahnya."Pak Kaji, keluar! Kami tidak ingin punya warga seorang dukun! Keluar! Kalau tidak, k

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   132. Pertarungan gaib

    Perlahan Andira mulai membuka kedua matanya ketika Ia baru saja sadar dari pingsannya. ia pun langsung meringis ketika pusing tersa di kepalanya. Beberapa saat kemudian kedua matanya pun langung terbelalak, saat mendapati dirinya dalam keadaan terikat di atas meja dan di kelilingi taburan bunga."Mmm... Mmm..."Andira pun berusaha meronta dan melepas ikatannya. Namun ikatannya sangat kuat, dia juga tidak bisa berteriak karena mulutnya tersumpal. Seketika Andira langsung menangis ketakutan, ketika puluhan mahluk menyeramkan tiba-tiba mengelilingi dirinya. Meski sebelumnya dia sudah terbiasa dengan mereka, entah kenapa kali ini dia merasa berbeda.Tubuhnya pun langsng gemetar ketika salah satu makluk meyeramkan itu tiba-tiba menjilati bagian perutya, seolah tak sabar akan menikmati makanan yang sangat lezat.Brak!Pintu ruangan tiba-tiba terbuka paksa, bersamaan dengan pintu yang terbuka, semua mahluk menyeramkan itu juga mendadak menghilang seketika. Bagas pu

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   131. Kabar menggejutkan

    "Mereka lagi bahas apa sih! lama amat." keluh Dion kesal. Ya, setelah ia memberikn alamat Andira pada Tari, entah kenapa perasaannya mendadak tidak tenang. Dan seharian ini pun, dia terus mengikuti kemana Tari pergi kalau-kalau dia sampai berbuat sesuatu yang nekat pada Andira.Hingga malam hari tiba, Tari pun akhirnya benar-benar menemui Andira. Namun ketika Dion menunggunya di sudut jalan tak jauh dari rumah Andira, Tari malah tak kunjung keluar dari rumah Andira. Dion pun semakin merasa gelisah, ingin rasanya ia langsung masuk ke sana dan langsung membawa Tari pergi dari sana. Namun semua itu tidak mungkin, karena Andira akan merasa curiga padanya.Hingga sekian lama Dion menunggu, mobil Tari tiba-tiba terlihat keluar dari rumah Andira. Ketika mobil itu melaju dan melewati dirinya, seketika itu juga Dion pun langsung tersentak, saat tanpa sengaja kedua matanya melihat Andira tak sadarkan diri di jok belakang mobil Tari.Dion pun langsung bergegas mengikuti mobil

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   130. Rencana Tari

    Pagi harinya, Tari tiba-tiba memanggil Dion ke ruangannya dan Dion pun dengan sangat terpaksa menurutinya. Dengan langkah kaki yang berat, ia mengikuti langkah kaki Tari yang sedang menuju ruang kerja pribadinya."Duduklah." titah Tari."Tidak perlu basa-basi, cepat katakan apa maumu?" Ketus Dion dengan nada kesalnya.Tari langsung menghentikan langkahnya. "Tolong jaga sikapmu! Ini kantor, jadi hargai aku sebagai atasanmu." ucap Tari yang langsung menatap tajam ke arah Dion.Seketika, Dion pun langsung terbungkam. Meski sebenarnya di dalam hatinya ia masih menggerutu kesal pada wanita yang sedang berada di hadapannya saat ini.Tari mengambil nafas dalam, lalu kemudian ia mendudukkan bokongnya di atas kursi kebesaranya. "Aku ingin tahu tempat tingga Andira yang baru." ucapnya kemudian.Seketika, Diaon langsung mendongak lalu ia menatap tajam ke arah Tari. "Aku tidak tahu!" ketusnya seketika."Hahaha..." Tari pun langsung tergelak, lalu kemudian wajahn

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   129. Nyawa, dibalas dengan nyawa!

    Seketika, penglihatan itu langsung menghilang dan membawa Bagas kembali ke tempat semula."Yang lalu, biarlah berlalu Nak. Sekarang, waktunya untuk kamu memperbaiki segalanya." Bagas langsung menoleh, dan menatap kakek buyutnya. Ia pun bertanya-tanya, apa maksud dari memperbaiki segalanya. "Maksudnya apa Kek? tanyanya kemudian."Kemarilah Nak." sang kakek melambaikan tangan, menandakan agar Bagas semakin mendekat padanya.Bagas pun menurut dan perlahan mulai mendekati kakeknya. Tiba-tiba, tangan kanan sang kakek terangat dan langsung menyentuh pucuk kepalanya. Dan seketika, pucuk kepalanya pun langsung terasa sejuk, di mana semakin lama rasa sejuk itu semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. "Aku titipkan ilmuku padamu, jaga baik-baik dan gunakanlah untuk membatu sesama." titah sang kakek yang kemudian melepaskan tangannya dari pucuk kepala bagas. "Sekarang, bersiaplah. Sesuatu yang besar akan segera terjadi. Segera bersihkan tubuhmu dan langsung ambil w

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   128. Penglihatan

    Malam harinya, Bagas pun bisa bernafas lega saat ia bisa melaksanakan kembali, ibadah yang selama ini dia tinggalkan. Meski di bagian dadanya masih terasa sedikit nyeri dan punggungnya pun juga masih terasa sangat berat, tapi setidaknya ia masih bisa menahannya dan melakukan ibadahnya sampai selesai.Tinggal seorang diri seperti ini, membuat Bagas merasa kesepian. Ia rindu gelak tawa wanita yang selama ini sabar mengahadapinya. Ia rindu semua ocehan yang keluar dari bibir manisnya. Rindu saat dia berteriak kesal, saat ia terus saja mengusili dirinya. Bagas pun tersenyum saat mengingat semua itu.Setelah melaksanakan sholat isya', Bagas hanya menghabiskan waktunya dengan berdzikir dan mengaji. Semenjak ia membuang barang-barang pemberian dari pak Soleh, tidak ada lagi mahluk gaib yang menggangu atau pun menampakkan dirinyanya.Bagas kini bisa melakukan aktifitasnya seperti sedia kala. Hingga jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul dua belas malam, Bagas pun mulai m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status