Share

45. Om Dewa, Pa 1

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-20 14:31:10

SETELAH AKU KAU MILIKI

- 22 Om Dewa, Pa

Naima mengusap keringat di pelipisnya, menata loyang berisi roti cokelat ke rak pendingin. Di luar langit tampak mulai mendung.

Dia hanya berdua saja dengan Mak Yem karena dua rekannya yang lain sudah pulang sejak jam dua tadi karena ada acara hajatan di rumah kerabatnya.

"Mbak Nai, ponselnya bunyi tuh," ujar Mak Yem sambil memandang ke arah meja besar mepet dinding.

"Iya, Mak." Naima meraih ponselnya yang berpendar. Dia lupa mengaktifkan suara. Ternyata Emir yang menelepon.

"Halo."

"Mas sudah di depan toko, Nai."

"Iya. Aku masih beresin dapur. Nanti kalau sudah selesai kukabari."

"Zahra ada di belakang?"

"Dia belum pulang ngaji. Udah dulu, Mas. Aku masih repot."

"Tunggu!"

"Ada apa?"

"Boleh aku bertemu Bu Kus. Pintu rumahnya terbuka."

"Nanti saja kuantarkan. Bentar aku beres-beres dulu." Naima menyudahi panggilan dan meletakkan ponsel di meja.

"Siapa, Mbak?" tanya Mak Yem.

"Suami saya, Mak," jawab Naima sambil meraih baskom kotor untuk dicucin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
nai kok masih gitu sich SM mas Emir..yg cuek banget ya..kasihan Lo Mas emirnya
goodnovel comment avatar
Diana Chaniago
terima kasih mbak lis, dikasih up lagi nih ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Setelah Aku Kau Miliki    56. Dilema 3

    Bu Anjar keluar untuk melihat. "Kenapa, Mir?""Aku ajak pulang nggak mau, Ma. Kutinggal di sini juga nggak mau.""Ya, ditemani dulu. Anakmu lagi sakit itu. Seneng banget bikin anak tantrum." Selesai bicara Bu Anjar kembali masuk. Emir menghibur anaknya supaya berhenti menangis. Dibelainya rambut Aurel seraya mengecup keningnya. Bagaimana ia bisa menjelaskan kalau sekarang ini papa sama mamanya sudah tidak boleh tinggal bersama lagi. Ingin langsung jujur mengatakan bahwa mereka sudah bercerai, apa Aurel bisa mengerti. Sementara pikiran Emir tertuju pada Naima. Mereka baru saja bertemu lagi, masih berusaha memperbaiki hubungan ini. Tidak mudah meyakinkan kembali hati yang sudah terluka. Walaupun pagi tadi mereka sudah 'bersama'. Naima tidak menuntut nafkah batin, tapi Emir memang yang meminta haknya. Bagi Naima, mungkin melayani suami di tengah hati yang terluka hanya bentuk kewajiban saja. Walaupun tadi, bahasa tubuh itu tak bisa dibohongi. Naima juga terbawa arus permainannya.Pons

  • Setelah Aku Kau Miliki    55. Dilema 2

    Bu Anjar memperhatikan Emir dengan teliti. Dia harus membantah apalagi kalau Emir sudah bilang kerja. Karena sewaktu Naima masih ada pun, Emir memang sering ke luar kota karena pekerjaan. Anaknya ini memang gila kerja. Berbeda dengan Ezar yang lebih santai.Namun nalurinya tidak bisa dibohongi kalau Emir pasti masih berusaha mencari Naima dan anaknya."Aku mandi dulu, Ma.""Kamu langsung nengokin Aurel kan setelah ini?""Iya." Emir masuk kamar. Air dingin dari shower menetes di kepala Emir, bercampur dengan pikiran yang terus berputar. Ia menatap wajahnya di cermin kamar mandi. Dia harus tetap merahasiakan keberadaan Naima dan Zahra. Ia paham kalau sang mama tahu keberadaan Naima, semuanya bisa berantakan.Setelah berganti pakaian, Emir pamitan pada sang mama. Wanita itu ternyata sudah berganti pakaian juga karena hendak ikut. Mereka menuju rumah Yesi. Mantan istrinya itu tinggal di sebuah perumahan milik keluarganya. Kadang tinggal di sana, terkadang juga pulang ke rumah orang tuany

  • Setelah Aku Kau Miliki    54. Dilema 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI - 25 Dilema "Ada apa, Mas?" tanya Naima tampak ikut khawatir."Aurel sakit, Nai." Emir menunjukkan pesan yang dikirim Yesi. Dada Naima berdesir nyeri. Bukan kecewa karena momen indah mereka terganggu, tapi dia harus siap kalau Yesi akan tetap menghubungi Emir demi anak mereka. Sejak dulu pun dia sudah memahami hal ini. Sebelum memutuskan menerima dan menikah dengan Emir sudah ia pikirkan semuanya. Ada mantan Emir yang akan selalu berhubungan karena anak. Sedangkan dari pihaknya tidak ada. Ayah kandungnya Zahra sudah tiada. Namun ia tak memikirkan kalau Yesi akan mencoba memikat mantan suaminya lagi. Mengingat wanita itu yang dulunya memutuskan meninggalkan suaminya."Mas, pulang saja sekarang. Ayo!" Naima mengenakan jilbabnya dengan cepat, lalu meraih tas. "Tunggu bentar, Nai," kata Emir seraya mencari nomer wali kelasnya Aurel. Dia harus memastikan kondisi Aurel tadi bagaimana. Namun beberapa kali menghubungi tidak dijawab."Pulang saja, Mas. Khawatir kalau

  • Setelah Aku Kau Miliki    53. Dua Jam Saja 3

    Dengan langkah kecewa, Emir mengikuti istrinya. Pagi itu mereka berdua ngobrol dengan Bu Kus cukup lama. Wanita itu menyambut baik keinginan Emir untuk mencarikan tempat tinggal baru buat istri dan anaknya. Dia juga senang karena Emir masih mengizinkan Naima bekerja di toko."Terima kasih, Nak Emir. Kondisi bapak sudah tidak memungkinkan untuk saya tinggal mondar-mandir lagi. Jadi saya percayakan pada Naima untuk mengurus pembukuan toko," ujar Bu Kus.Sepanjang percakapan itu, Bu Kus sama sekali tidak menyinggung tentang hubungan mereka. Tidak ada hak untuk ikut campur. Dia orang luar dan biar suami istri itu menyelesaikan permasalahan mereka sendiri.Jam 8.15 mereka keluar dari rumah Bu Kus. Emir mengajak Naima pergi. "Masih ada waktu dua jam setengah sebelum Zahra pulang sekolah, Nai.""Kita hendak ke mana?" tanya Naima setelah mobil melaju meninggalkan depan toko."Kamu mau beli kebutuhan apa?""Nggak ada. Aku sudah belanja kemarin.""Baiklah. Ikuti mas saja kalau gitu." "Ezar tad

  • Setelah Aku Kau Miliki    52. Dua Jam Saja 2

    "Yeay, Zahra suka." Zahra semakin tersenyum lebar. Kemudian pamitan pada mamanya. Naima memperhatikan sang anak yang lincah melangkah dengan tangan digandeng papanya. Di pundak kanan Emir ada tasnya Zahra.Naima terharu. Mereka begitu dekat. Keinginan Zahra supaya bisa diantar ke sekolah oleh papanya kesampaian juga. Dulu aktivitas pagi seperti ini, Emir melangkah ke garasi dengan menenteng dua tas sekolah milik Zahra dan Aurel. Dua gadis imut itu akan tersenyum riang berjalan mendahului papanya. Dan Naima tidak tahu, bisakah semua itu terulang kembali? Dipihak Aurel ada ibu dan nenek yang selalu menanamkan kebencian untuknya dan Zahra.Langkah selanjutnya juga tidak bisa dianggap mudah. Entah apa yang terjadi setelah mereka tahu kalau Emir kembali bersamanya. Naima menoleh saat ponselnya berdering. Ia menjangkau benda pipih di atas meja. Ada pesan masuk dari Ezar. Pasti Emir yang memberikan nomer itu pada adiknya.[Apa kabar, Mbak Naima? Zahra juga gimana kabarnya?]Naima diam seje

  • Setelah Aku Kau Miliki    51. Dua Jam Saja 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI- 24 2 Jam Saja "Sudah, tidur saja. Katanya besok mau ketemu sama Dewa penolongku itu. Kita nggak bisa ngapa-ngapain juga di sini, Mas. Kalau Zahra terbangun dan melihat, itu lebih berbahaya dari ranjang ambruk," ujar Naima sambil memandang kalem.Namun sekalem apapun itu, serupa siksaan bagi Emir. Ini tidak bisa dibiarkan kalau tak ingin begadang sepanjang malam karena 'urusan' satu ini belum bisa diselesaikan."Kita ke hotel. Biar Mas ambil mobil di depan.""Hujan deras gini, Mas?""Nai, besok pagi suamimu ini bisa gila," gumamnya lirih sambil membenamkan wajahnya ke bantal. Naima hanya tersenyum samar, kemudian memejam. Ia tahu Emir kelabakan. Paham bagaimana seorang lelaki yang sedang 'horny' tapi tak tersalurkan. Bisa dikatakan Emir tidak mengkhianatinya. Yang merupakan satu kesalahan dalam rumah tangga yang membuat sebagian wanita merasa trauma.Sejauh ini Emir tidak pernah berkata kasar, membentak, atau membanting sesuatu untuk melampiaskan kemarahannya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status